Pages

Showing posts with label Karya Ilmiah Remaja. Show all posts
Showing posts with label Karya Ilmiah Remaja. Show all posts

Contoh KIR Terbaru

Saturday, February 1, 2014

Contoh KIR Terbaru. Saat menyusun karya ilmiah remaja (KIR) sudah pasti kita membutuhkan banyak referensi dan contoh agar hasil kir yang kita susun sesuai dan baik. Untuk kepentingan itu kali ini kita akan share Contoh KIR Terbaru sebagai referensi kita semua.

Daftar Contoh Karya Ilmiah Remaja (KIR)

  1. Pemanfaatan Kulit Pisang
  2. Dampak hp pada kesehatan
  3. Dampak asap rokok pada kesehatan manusia 
  4. Pengaruh globalissasi terhadap masyarakat 
  5. Perilaku gorila terhadap manusia 
  6. Dampak menebang hutan liar
  7. Pengaruh peraturan sekolah terhadap mental siswa
  8. Satpol pp versus pedagang kaki lima
  9. Uang membutakan penegakan hukum di indonesia
  10. Antara "facebook" atau "buku"

Daftar Contoh KIR Terbaru

  1. Dampak facebook terhadap pola belajar pelajar se-indonesia
  2. Ketakutan siswa terhadap un
  3. Seks dikalangan remaja
  4. Koin untuk presiden
  5. Hukuman bisa dibeli
  6. Dampak pergaulan bebas pelajar terhadap norma agama
  7. Pembuatan kue pisang yang berbahan dasar kulit roti tawar
  8. Pemuatan tumis kulit singkong
  9. Biji atau buah mahoni dapat menurunkan penyakit diabetes
  10. Kulit jengkol dapat menurunkan penyakit diaetes
  11. Akar aren dapat menyembuhkan penyakit diabetes 

Daftar Contoh Karya Ilmiah Remaja IPS

  1. Pengaruh dan dampak prostitusi remaja
  2. Dampak negatif internet bagi pembelajaran 
  3. Pengaruh handphone terhadap keinginan belajar siswa 
  4. Pengaruh kegiatan pacaran terhadap perkembangan perilaku negatif siswa 
  5. Larangan membawa handphone di sekolah dan dampaknya terhadap minat belajar siswa 
  6. Budaya lompat pagar dan pengaruhnya terhadap perkembangan mental siswa


    Dengan melihat beberapa contoh diatas semoga penyusunan KIR kita dapat berjalan lancar, tapi ingat, contoh-contoh diatas hanyalah kajian materi bahan karya ilmiah remaja dari orang lain, kita dapat menyusun karya kita sendiri berdasarkan temuan-temuan yang telah dipublikasikan tersebut. Jangan lupa, sebuah karya ilmiah itu haruslah bersih dari unsur penjiplakan alias plagiat. Semoga kita bukan salah satu dari plagiat tersebut.

    Refferensi
    http://kumpulan-tugas-sekolahku.blogspot.com/2013/02/kumpulan-tugas-karya-ilmiah-remaja-ips.html
    http://kirsman83.weebly.com/6/post/2011/01/rumusan-judul-masalah-ipa-ips.html

    Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang

    Tuesday, January 28, 2014

    Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang. Pemanfaatan buah pisang belum diimbangi dengan pemanfaatan limbah kulitnya, untuk itulah perlu diadakan penelitian untuk memanfaatkan limbah kulit pisang ini. Untuk kepentingan itu kali ini bahan kita adalah tentang Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang. Untuk apakah sebaiknya limbah kulit pisang ini? silahkan baca ulasannya berikut.


    Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Untuk Pakan Ternak

    Oleh : SITI QOTIMAH E1C009013
    Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

    ABSTRAK
    Kandungan nutrisi kulit pisang sangat berpotensi sekali sebagai sumber karbohidrat yang baik untuk semua fase kehidupan ternak. Kandungan karbohidrat terutama bahan ekstrak tanpa nitrogen sebesar 66,20 % (Heruwatno, dkk. 1993) dan masih mengandung selulosa dan hemiselulosa sebesar 40 % dari total serat kasar yang dikandungnya (Parakkasi, 1990) dengan kandungan serat kasar kulit pisang sebesar 13 % (Gohl, 1981).

    Hasil analisis kulit pisang yang dilakukan di Laboratorium nutrisi dan makanan Ternak Universitas Brawijaya (Susilowati, 1997) diperoleh komposisi nutrient sebagai berikut : BK = 12,6 %; BO = 80,36%; PK = 8,36 %; gula reduksi = 42,34 % dan gula terlarut = 5,41 %. Kandungan karbohidrat yang besar terutama gula reduksi pada kulit pisang ambon termasuk dalam Readily Available Carbohidrates (RAC) dengan energy bruto sebesar 3724,32 Kcal/kg.

    Beberapa penelitian menunjukkan pemberian pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang dapat meningkatkan produksi ayam kampung dilihat dari pertambahan berat badan, konsumsi pakan, konversi pakan, kadar kolesterol dalam serum darah, daging, hati, feses, dan berat organ pencernaan. Pemberian pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang juga dapat menghasilkan daging ayam broiler dengan kadar kolesterol rendah

    PENDAHULUAN
    Kulit pisang merupakan limbah dari industri pengolahan pisang. Pengolahan pisang akan menghasilkan limbah kulit pisang yang cukup banyak jumlahnya yaitu kira-kira sepertiga dari buah pisang yang belum dikupas (Munadjim, 1983 disitasi oleh Siti Qotimah). Selain menjadi limbah industri pengolahan pisang, kulit pisang juga merupakan limbah rumah tangga yang jika dibuang sembarangan akan mengakibatkan orang lain terpeleset dan mengotori lingkungan sekitar. Oleh karena itu, perlu adanya pengolahan kulit pisang menjadi sesuatu yang bermanfaat.

    Limbah kulit pisang ini dapat dimanfaatkan untuk cuka kulit pisang, nata de banana, wine (anggur), dan pakan ternak. Dilihat dari komposisinya, kulit pisang memiliki kandungan vitamin A sangat tinggi, terutama provitamin A, yaitu beta-karoten, sebesar 45 mg per 100 gram berat kering. Beta-karoten berperan sebagai antioksidan (Elvien, 2010 disitasi oleh Siti Qotimah). Selain itu, kulit pisang juga mengandung karbohidrat terutama bahan ekstrak tanpa nitrogen sebesar 66,20 % (Heruwatno, 1993 disitasi oleh Siti Qotimah), sehingga dapat digunakan untuk mengganti sebagian jagung atau dedak dalam ransum.

    Kandungan nutrisi kulit pisang sangat berpotensi sekali sebagai sumber karbohidrat yang baik untuk semua fase kehidupan ternak. Kandungan karbohidrat terutama bahan ekstrak tanpa nitrogen sebesar 66,20 % (Heruwatno, dkk. 1993) dan masih mengandung selulosa dan hemiselulosa sebesar 40 % dari total serat kasar yang dikandungnya (Parakkasi, 1990) dengan kandungan serat kasar kulit pisang sebesar 13 % (Gohl, 1981). Van Soest (1994) bahwa selulosa dan hemiselulosa merupakan komponen dinding sel tanaman yang masih dapat dimanfaatkan oleh ternak ruminansia. Hasil analisis kulit pisang yang dilakukan di Laboratorium nutrisi dan makanan Ternak Universitas Brawijaya (Susilowati, 1997) diperoleh komposisi nutrient sebagai berikut : BK = 12,6 %; BO = 80,36%; PK = 8,36 %; gula reduksi = 42,34 % dan gula terlarut = 5,41 %. Kandungan karbohidrat yang besar terutama gula reduksi pada kulit pisang ambon termasuk dalam Readily Available Carbohidrates (RAC) dengan energy bruto sebesar 3724,32 Kcal/kg.

    Adanya ancaman kenaikan harga bahan baku pakan, seperti jagung, maka dibutuhkan bahan yang dapat disubtitusi untuk menurunkan biaya pakan. Adanya substitusi sebagian jagung dengan limbah kulit pisang akan dapat mengurangi biaya pakan dan juga berpengaruh dengan biaya produksi yang dikeluarkan peternak.

    Pada beberapa penelitian menunjukkan pemberian pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang dapat meningkatkan produksi ayam kampung dilihat dari pertambahan berat badan, konsumsi pakan, konversi pakan, kadar kolesterol dalam serum darah, daging, hati, feses, dan berat organ pencernaan.

    Pemberian pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang juga dapat menghasilkan daging ayam broiler dengan kadar kolesterol rendah. Hal ini menunjukkan kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai pakan unggas yang dapat menghasilkan produk yang rendah kolesterol. Kandungan kolesterol yang tinggi akan menyebabkan banyak orang yang menghindari untuk mengkonsumsi produk tersebut demi kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan produk ternak unggas yang sehat dan rendah kolesterol. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan kulit pisang sebagai pakan unggas.

    Analisis Proksimat Kulit Pisang

    Hasil analisis proksimat untuk pengukuran kadar: protein, lemak, BETN, serat kasar, abu, kalsium dan phosphor, ternyata tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0.05) antara pengeringan oven dan jemur, kecuali untuk kadar air dan energi. Hasil analisis kulit pisang di Indonesia menunjukkan bahwa kulit pisang memiliki kandungan – kandungan makanan yang cukup tinggi.

    Dari hasil analisis proksimat diperoleh komposisi nutrient kulit pisang sebagai berikut : BK = 12,6 %; BO = 80,36%; PK = 8,36 %; gula reduksi = 42,34 % dan gula terlarut = 5,41 %. Kandungan karbohidrat yang besar terutama gula reduksi pada kulit pisang ambon termasuk dalam Readily Available Carbohidrates (RAC) dengan energy bruto sebesar 3724,32 Kcal/kg.

    Sifat Fisik Dan Kimia Kulit Pisang

    Pengolahan kulit pisang menjadi produk tepung adalah salah satu upaya menanggulangi limbah kulit pisang, sehingga mempunyai manfaat dan bernilai ekonomi. Menurut penelitian beberapa ahli, kulit pisang dijadikan tepung dengan cara diblender menghasilkan sifat seperti dibawah ini :
    • Sifat Fisika
    - Tekstur tepungnya halus
    - Panjang : 12 – 18 cm
    - Warna : Coklat Tua
    • Sifat Kimia
    - Mudah teroksidasi, dengan ditandai oleh perubahan warna pada kulit pisang.
    - Memiliki nilai gizi yang cukup tinggi

    Analisis Kecernaan Kulit Pisang

    Tingkat kecernaan, konsumsi dan efisiensi penggunaan nutrisi bahan pakan asal limbah atau hasil sisa tanaman dipengaruhi oleh tingkat kandungan berbagai senyawa kimiawi yang bersifat penghambat (inhibitor). Pada bahan pakan asal tanaman pangan faktor penghambat didominasi oleh kelompok senyawa fenolik polimer seprti lignin yang terdapat di dalam dinding sel. Pada batang dan daun pisang kandungan lignin mencapai 12% (ROXAS et al., 1996; QUIROS et al., 1996 disitasi oleh Siti Qotimah). Rendahnya kecernaan bahan kering tanaman pisang (42%) kemungkinan terkait dengan kadar lignin dan tannin.

    Fakta Manfaat Kulit Pisang Untuk Pakan Unggas

    Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui potensi tepung kulit pisang sebagai pakan ayam broiler untuk menghasilkan daging yang mengandung kolesterol rendah oleh Hernawati dkk. Sebanyak 20 ekor ayam broiler digunakan dalam desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ayam broiler diberikan pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang dengan kadar yaitu 30%, 50% dan 70% dalam 100 gram pakan, sedangkan kontrol diberikan pakan buatan tanpa tepung kulit pisang. Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. Pakan buatan diberikan setiap pagi dan sore sebanyak 100 g/ekor, serta air minum diberikan secara ad libitum. Pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang dengan kadar 30%, 50%, dan 70% menurunkan konsumsi ransum, bobot badan, berat karkas, namun meningkatkan konversi ransum. Pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang dengan kadar 30%, 50%, dan 70% tidak mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah, menurunkan kadar kolesterol daging, meningkatkan kadar kolesterol hati dan feses. Pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang dengan kadar serat 30%, 50% dan 70% dapat diterima sebagai alternatif pakan ayam broiler untuk menghasilkan daging dengan kadar kolesterol rendah. Penggunaan tepung kulit pisang sebagai bahan pakan ayam broiler sebaiknya pada kadar 30% atau 50%. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, berat karkas, kolesterol daging menghasilkan nilai yang cukup baik. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa pemberian pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang dapat menghasilkan daging ayam broiler dengan kadar kolesterol rendah.

    Penelitian penggunaan kulit pisang sudah dilakukan di Indonesia. Kulit pisang sebagai pakan basal ternak punya kendala kandungan serat kasar rendah sehingga pemberiannya harus ditambahkan hijauan berserat kasar tinggi. Tetapi karena kulit pisang kaya energy sehingga pemberiaanya bisa dicampurkan dengan nitrogen bukan protein (NPN) seperti urea sebagai sumber nitrogen untuk sintesis protein mikroba (single cell protein). Penggunaan urea dalam pakan sumber protein dianjurkan maksimum sebanyak 1 % dari total bahan kering konsentrat atau sebanyak 5 % dari protein konsentrat. Mengingat urea merupakan bahan kimia menjadi tidak tepat mempunyai banyak kelemahan yaitu terjadinya polusi tanah dan lingkungan serta residu yang berbahaya dalam saluran pencernaan ternak, sehingga penggunaan bahan kimia ini tidak begitu dianjurkan.

    Cara dan Dampak Pemberian Kulit Pisang bagi Ternak

    Dari berbagai macam penelitian yang telah dilakukan dijelaskan bahwa tepung kulit pisang tidak hanya dijadikan sebagai bahan pakan pengganti untuk ternak, tetapi sebagai bahan pakan pelengkap yang dapat melengkapi nutrisi yang belum ada pada pakan utama. Pemberian kulit pisang dapat dicampur dengan pakan utama, tetapi batas pemberiannya hanya 30%-50% dari total ransum yang diberikan.

    Dijelaskan pula dampak dari pemberian ransum dengan bahan campuran tepung kulit pisang pada ternak unggas, khususnya ayam broiler, dapat menurunkan konsumsi ransum, bobot badan, berat karkas, namun meningkatkan konversi ransum. Pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang tidak mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah, dapat menurunkan kadar kolesterol daging, meningkatkan kadar kolesterol hati dan feses.

    KESIMPULAN
    Kulit pisang merupakan limbah buah pisang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, baik diberikan langsung pada ternak maupun melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Kandungan nutrisi pada kulit pisang dapat dimanfaatkan pada setiap fase pertumbuhan ternak. Proses pengolahan kulit pisang dapat dilakukan dengan merubah bentuk kulit pisang menjadi tepung. Hal ini dapat bermanfaat bagi ternak maupun peternakannya. Pemberian tepung kulit pisang dibatasai hanya 30%-50% dari jumlah ransum yang diberikan, dapat meningkatkan konversi pakan dan menurunkan kadar kolesterol dalam daging ayam broiler.

    Pustaka
    Zahera, Rika. 2011.Memanfaatkan Limbah Kulit Pisang untuk Pakan Unggas.http://www.livestockreview.com/2011/05/memanfaatkan-limbah-kulit-pisang-untuk-pakan-unggas/. 28 November 2011.

    Nurfa.2010.Pisang Sebagai Bahan Pakan Alternatif.http://ridanurfa.blogspot.com/2010/11/pisang-sebagai-bahan-pakan-alternatif.html. 28 November 2011. 28 November 2011
    Anonimous. ? . Makalah IPTEK Pengolahan Bahan Pakan.http://blognyaanneke.blogspot.com/2011/04/my-first-entri-makalah-iptek-pengolahan.html. 28 Novembere 2011

    Hernawati, dkk. ?. Potensi Tepung Kulit Pisang sebagai Pakan Ayam Broiler untuk Menghasilkan Daging yang Mengandung Kolesterol Rendah.http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197003311997022-HERNAWATI/FILE_19.pdf. 29 November 2011

    Go organik. ?. Pisang dan Potensi Limbahnya Untuk Pakan Ternak. http://agriculture-go.blogspot.com/2011/12/pisang-dan-potensi-limbahnya-untuk.html. 29 November 2011

    Anonimous. ?. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_056325_chapter1.pdf. 1 Desember 2011

    Nurkholis, Moch. 2005. Evaluasi Kandungan Nutrisi Energi Metabolisme Semu (Ame) Dan Energi Metabolisme Sejati (Tme) Berbagai Jenis Tepung Kulit Buah Pisang PadaAyam Pedaging. http://student-research.umm.ac.id/index.php/dept_of_animal_husbandry/article/view/2535. 1 Desember 2011
    Sumber
    http://livestock-livestock.blogspot.com/2012/02/pemanfaatan-limbah-kulit-pisang-untuk.html

    Contoh Karya Ilmiah Pendidikan Terbaru

    Sunday, March 24, 2013

    Contoh Karya Ilmiah Pendidikan. Salah satu tema contoh karya ilmiah yang umum dijumpai adalah mengenai pendidikan, baik itu yang disusun oleh para pendidik maupun para peneliti yang meneliti secara khusus mengenai bidang pendidikan. Untuk memberikan sedikit informasi terbaru, berikut akan saya ulas mengenai karya ilmiah tentang pendidikan. Silahkan disimak contoh karya ilmiah tentang pendidikan berikut ini.

    Penggalan Karya Ilmiah Pendidikan: Menumbukan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran 

    Agar dapat memberikan sedikit gambaran mengenai isi dari karya ilmiah pendidikan, berikut saya uraikan penggalan karya ilmiah mengenai “menumbuhkan minat belajar siswa dalam pembelajaran yang biasa disusun oleh para pendidik atau juga dapat disusun oleh sobat pelajar dan mahasiswa. Berikut penggalan karya ilmiah tersebut: (Kumpulan Tugas Sekolahku)

    A. Pendahuluan
    Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar (1985:11) menyatakan bahwa minat dapat juga menjadi kekuatan motivasi. Prestasi seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas minatnya. Minat menimbulkan kepuasan. Seorang anak cenderung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan minat ini dapat bertahan selama hidupnya.

    Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Namun dalam prakteknya tidak sedikit guru Seni Budaya (Kesenian) menemukan kendala di dalam kelas, karena kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya seni rupa. Jika hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

    Berdasarkan pengalaman penulis, pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran. Hanya sebagian kecil saja siswa yang bisa memahami dan mengerjakan tugas dengan semangat. Sebagian besar siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan perasaan terpaksa atau takut. Hal ini menyebabkan tugas yang diberikan hasilnya kurang memuaskan sehingga terkesan asal jadi. Jika mereka ditanya, alasannya mereka tidak mempunyai bakat di bidang seni atau tidak punya bakat menggambar. Dengan kondisi seperti ini, guru perlu mencari upaya bagaimana menumbuhkan minat belajar siswa terutama dalam pembelajaran Seni Rupa.

    B. Konsep Minat Belajar

    Pengertian minat
    Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar. The Liang Gie (1994:28) mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Menurut Slameto (dalam Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Crow and Crow (dalam Djaali 2006:121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

    Pengertian Belajar
    Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, pada umumnya mereka memberikan penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman. Menurut Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Crow and Crow (dalam Sukmadinata 2007:155) mengemukakan bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Sedangkan menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi.

    Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi belajar dikemukakan para ahli, antara lain menurut Di Vesta and Thompson (1970:112) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman. Sedangkan menurut Hilgard (1983:630), mengemukakan bahwa belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang brelatif permanen yang terjadi karena pengalaman.

    C. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
    Minat belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bersumber pada dirinya dan luar dirinya atau lingkungannya antara lain sebagai berikut :

    Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :
    1. Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya minat belajar pada dirinya. (Kumpulan Tugas Sekolahku)
    2. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar. 
    Faktor dari luar siswa, meliputi:
    1. Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga. 
    2. Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolahserta berbagai kegiatan kokurikuler. 
    3. Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal. 
    Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat belajar sisbwa adalah sebagai berikut :

    D. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar
    Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan dismpaikan dengan menghubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di masa yang akan datang. Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita yang sensasional, yang sudah diketahui siswa.

    Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang minat (the laws of interest), yang berbunyi :
    Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu
    Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu.

    Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan selengkap mungkin mengenai mata pelajaran itu, umpamanya arti penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik. Keterangan itu dapat diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik atau berminat pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalanya pada mata pelajaran seni rupa usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar atau melukis. Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap mata pelajaran itu akan tumbuh.

    JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :
    • Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab. 
    • Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang anak untuk belajar 
    • Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik. 
    • Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain. 
    • Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak. (Kumpulan Tugas Sekolahku)
    • Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah. 
    Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar siswa.

    Penutup
    Minat belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa, terlebih dahulu kita harus memperhatikan apa yang menjadi latar belakang yang menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya minat belajar. Setelah itu baru kita mengambil langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa. Dengan demikian upaya untuk menumbuhkan minat belajar sesuai dengan sasarannya.

    Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat belajar pada peserta didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu kondisi fisik dan psikologis siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam penyajian materi pembelajaran. Ketiga, penggunaan media pembelajaran hendaknya dapat merangsang siswa untuk tertarik ikuti serta dalam pembelajaran. Keempat, pahami kondisi lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga kita dapat mencari jalan keluar dalam menumbuhkan minat belajar siswa.

    Rujukan
    Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
    Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
    Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
    Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
    Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
    Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
    Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali.

    Saran Penelusuran Contoh Karya Ilmiah Terbaru

    Untuk dapat memudahkan dalam mencari contoh lain yang diperlukan dalam penyusunan karya ilmiah mengenai pendidikan ini, berikut ada beberapa saran penelusuran yang dapat dicoba untuk mencari alternative referensi lain, berikut sarannya:
    1. makalah karya ilmiah tentang pendidikan 
    2. karya ilmiah tentang pendidikan sekolah dasar 
    3. contoh karya ilmiah tentang pendidikan 
    4. karya ilmiah tentang dalam pendidikan 
    5. karya ilmiah tentang pendidikan bahasa indonesia 
    6. contoh karya ilmiah tentang teknologi informasi 
    7. karya ilmiah tentang pendidikan islam 
    8. karya ilmiah tentang pendidikan anak usia dini 
    Contoh diatas hanya merupakan sumber referensi artikel yang diambil dari pihak lain, untuk menerapkan dan menggunakan pola dan atau hal-hal yang ada didalamnya hendaknya penulis karya ilmiah mempertimbangkan segala sesuatunya sesuai dengan tatanan dan pedoman yang ada.

    Mengingat pentingnya hasil dari sebuah karya ilmiah, ketelitian, kevalid-an, keaslian serta ketepatan sebuah karya ilmiah menjadi hal yang tidak dapat ditawar lagi. Karya ilmiah yang disusun berdasarkan sebuah analisa dangkal dan hasil plagiat tidak akan dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi bidang ilmu pengetahuan apapun. Karena itu, hendaknya sobat semua dapat menyusun kary ilmiah dengan baik, benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

    Kumpulan Tugas – Contoh Karya Ilmiah

    Ada beberapa hal yang ingin saya ulas mengenai kumpulan tugas yang sering kita temukan seperti contoh karya ilmiah yang sedang dipelajari oleh sobat pelajar saat ini. Beberapa informasi tersebut saya uraikan dengan harapan dapat membantu dan memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengerjakan tugas – tugas khususnya mengenai karya ilmiah. Hal ini karena penyusunan sebuah karya ilmiah merupakan sebuah pekerjaan yang tidaklah mudah untuk dilakukan. Demi mencapai tujuan ini mari kita semak uraian penjelasan berikut.

    Tugas Karya Ilmiah 

    Tugas karya ilmiah merupakan tugas yang diberikan oleh pendidik baik itu ditingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Di tingkat sekolah tugas ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan pengetahuan kepada siswa agar kelak mampu menyusun dan membuat sebuah karya ilmiah yang bermutu tinggi dan bebas dari unsur penjiplakan atau plagiat. Sedangkan pada tugas perguruan tinggi, tugas karya ilmiah diberikan selain untuk membantu mahasiswa dalam membuat dan menyusun karya ilmiah juga untuk sarana latihan dan evaluasi tentang kemampuan mahasiswa dalam mengadakan sebuah penelitian dan mempublikasikannya pada sebuah karya ilmiah. (Kumpulan Tugas Sekolahku)

    Tugas karya ilmiah ini biasanya disusun berdasarkan panduan dari pendidik baik itu dari segi tema atau materi yang dibahas maupun standar penulisan yang harus diterapkan. Dengan demikian, sebenarnya tidak ada alasan untuk bingung dalam mengerjakan tugas ini karena pastinya arahan dari pendidik yaitu guru dan dosen dapat membantu dan dijadikan acuan. Sebagai bahan perbandingan berikut ulasan mengenai beberapa macam karya ilmiah:

    Artikel Ilmiah Popular
    Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.

    Artikel Ilmiah
    Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.

    Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.

    Disertasi
    Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.

    Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.

    Tesis
    Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.

    Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.

    Skripsi
    Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi. (Kumpulan Tugas Sekolahku)

    Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

    Kertas Kerja
    Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.

    Makalah
    Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.

    Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.

    Kumpulan Contoh Karya Ilmiah Lengkap 

    Setelah saya menguraikan beberapa informasi mengenai contoh karya ilmiah diatas, sekarang sobat dapat melihat beberapa jenis dan kumpulan contoh untuk sebuah karya ilmiah yang secara lengkap saya susun dibawah ini. Kumpulan contoh pertama yang dapat dilihat dan dipelajari adalah untuk contoh karya ilmiah berdasarkan jenjang pendidikan yaitu untuk siswa dan untuk mahasiswa. Contoh-contoh tersebut secara lengkap dapat sobat lihat ulasannya melalui tautan berikut:
    1. Kumpulan Contoh Karya Ilmiah Untuk Pelajar 
    2. Kumpulan Contoh Karya Ilmiah Untuk Mahasiswa 
    Dari dua tautan diatas sobat akan diarahkan untuk membahas beberapa karya ilmiah lengkap yang sering dikerjakan oleh pelajar dan mahasiswa untuk anak-anak sekolah dan perguruan tinggi. Selain dapat dilihat dari kumpulan diatas, untuk sobat pelanggan setia blog ini saya juga telah menyiapkan beberapa contoh untuk karya ilmiah yang paling popular dan sebagai berikut:
    1. Contoh karya ilmiah pendidikan 
    2. Contoh karya ilmiah tentang globalisasi 
    3. Contoh karya ilmiah tentang bahaya merokok 
    4. Contoh karya ilmiah tentang sampah 
    5. Contoh karya ilmiah tentang tumbuhan 
    6. Contoh karya ilmiah tentang obat-obatan 
    7. Contoh karya ilmiah hasil penelitian 
    Untuk kumpulan contoh yang terakhir ini, sobat akan menemukan berbagai karya ilmiah yang dapat digunakan sebagai referensi dalam mengerjakan tugas baik itu untuk pelajar dan juga mahasiswa. Silahkan disimak ulasan untuk masing-masing contoh diatas melalui pembahasan terkait.

    Kumpulan Contoh Karya Ilmiah Remaja Lengkap

    Sunday, March 17, 2013

    Kumpulan Contoh Karya Ilmiah Remaja Lengkap. Untuk kali pertama, contoh karya tulis yang akan kita bahas secara lengkap adalah karya ilmiah remaja untuk adik-adik pelajar. Pembahasan ini akan mengetengahkan kumpulan contoh karya ilmiah remaja (KIR) yang banyak dibutuhkan oleh adik-adik pelajar semua. Untuk mendapatkan contoh karya tulis yang dibahas disini mari kita ikuti pembahasannya berikut. (Kumpulan Tugas Sekolahku)

    Cuplikan Karya Ilmiah Remaja 

    Melalui pembahasan kali ini saya akan membahas lengkap berbagai contoh mengenai karya ilmiah remaja yang dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi adik-adik yang sedang berusaha menyusun karya tulis berupa KIR ini. Sebelum lebih jauh mengupas masalah ini pertama saya akan berikan cuplikan contoh yang dapat dilihat dan dipelajari. Silahkan dilihat cuplikan karya ilmiah remaja berikut ini.

    Cara Mengawetkan Telur Menggunakan Minyak Kelapa

    BAB I PENDAHULUAN

    Latar Belakang
    Daya simpan telur, khususnya telur ayam, amat pendek. Oleh karena itu perlu diperlakukan secara khusus jika ingin telur bisa disimpan lebih lama, apalagi bila menginginkan kondisi telur berada dalam keadaan segar. Salah satu upaya memperpanjang kesegaran telur adalah dengan mengawetkannya. Pengawetan telur segar sangat berguna dalam upaya mengatasi saat-saat harga telur tinggi. Untuk itu dicarilah upaya pengawetan telur yang mudah, sederhana, dan irit biaya. Telur dapat bertahan lama pada suhu yang dingin, misalnya dengan menaruhnya di lemari es.

    Rumusan Masalah
    Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana upaya mengawetkan telur tanpa harus dimasukkan ke dalam lemari es, melalui pemanfaatan bahan-bahan yang ada di kota Dumai dengan tidak mengeluarkan banyak biaya?

    Tujuan dan Manfaat Penelitian
    Penelitian karya ilmiah ini bertujuan:
    1. Mencari upaya lain dalam pengawetan telur, khususnya pada masyarakat yang belum memiliki alat pendingin seperti lemari es 
    2. Mencoba melakukan kegiatan ilmiah sebagai solusi menjawab persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat, khususnya di kota Dumai 
    Adapun manfaat penelitian ini amat berguna bagi masyarakat, karena bisa mengawetkan telur segar lebih lama, tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.

    Sistematika Penulisan
    Karya ilmiah ini terdiri dari 5 bab dan beberapa lembar lainnya. Bab I adalah Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

    Pada bab II dijelaskan tentang Kajian teoritis, yang diuraikan atas penjelasan Kualitas Telur dam Komposisi Telur.

    Bab III berisi Metode Penelitian, sedangkan bab IV dijelaskan tentang Hasil dan Pembahasan, yang diuraikan lagi atas Alat dan Bahan, Cara Kerja, dan Analisis.
    Karya Ilmiah ini ditutup dengan bagian Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran. Sebagai pertanggungjawaban disertakan pula Daftar Pustaka.

    Cuplikan diatas merupakan contoh karya ilmiah remaja yang akan membahas mengenai pengawetan telur dengan judul Cara Mengawetkan Telur Menggunakan Minyak Kelapa. Dengan melihat cuplikan diatas, saya berharap adik-adik memiliki sedikit gambaran mengenai apa itu karya ilmiah remaja yang merupakan salah satu dari karya tulis yang dapat disusun oleh adik-adik pelajar semua. Dari cuplikan diatas, contoh lengkapnya juga dapat adik-adik salin jika adik-adik mengikuti terus pembahasan ini sampai akhir.

    Kumpulan Karya Ilmiah Remaja Lengkap 

    Karena pembahasan kita kali ini menitik beratkan pada topik Kumpulan Contoh Karya Ilmiah Remaja Lengkap maka yang dapat saya sampaikan secara rinci adalah mengenai kumpulan contoh yang dapat digunakan oleh para netter yang sedang berkepentingan dengan contoh KIR ini. Kumpulan untuk karya ilmiah remaja yang lengkap ini akan menjadi pengantar pendek menuju berbagai kumpulan contoh yang dapat kita pelajari lebih dalam lagi secara bersama-sama. Untuk para pengunjung setia blog ini yang sudah tidak sabar dengan isi dari kumpulan lengkap ini silahkan dilihat langsung beberapa koleksi dari kumpulan ini berikut: (Kumpulan Tugas Sekolahku)
    1. Karya Ilmiah Remaja Keren
    2. Karya Ilmiah Remaja Populer 
    3. Karya Ilmiah Remaja 2013 
    Sebenarnya banyak kumpulan lain yang telah dibuat namun untuk sementara kumpulan karya ilmiah remaja lengkapnya hanya akan saya bahas yang sudah disebutkan diatas. Lain waktu tentu saja saya akan membahas kumpulan lengkap lainnya sebagai referensi tambahan. Silahkan dipelajari beberapa kumpulan yang ada diatas.

    Kumpulan Tugas Karya Ilmiah Remaja IPS

    Wednesday, February 13, 2013

    Kumpulan Tugas Karya Ilmiah Remaja IPS. Karena terlalu sibuk sampai lupa kalau referensi karya ilmiah remaja untuk jurusan IPS belum sama sekali saya tambahkan, mumpung sedang ingat kali ini Tusek akan bagikan artikel pembuka mengenai kumpulan tugas karya ilmiah remaja ips. Dari artikel ini kita akan membahas secara lengkap tentang tugas karya ilmiah khususnya jurusan ips, beberapa alternatif judul untuk karya ilmiah tersebut dan juga berbagai kumpulan contoh karya ilmiah yang dapat membantu menambah pengetahuan dan pemahaman kita mengenai cara penyusunan suatu karya ilmiah.

    Tak lupa saya mengingatkan bahwa apa yang akan Tusek share disini merupakan referensi belajar semata yang masih harus dikaji dan dipahami lebih dalam jadi rekan pelajar harus aktif dan kreatif dalam mengembangkan setiap ide yang disajikan dalam artikel ini khususnya dan di kumpulan tugas sekolahku pada umumnya. Langsung saja simak penjelasan berikut.

    Tugas karya ilmiah remaja jurusan IPS

    Tidak hanya siswa jurusan ipa saja yang biasanya mendapat tugas untuk mengerjakan karya ilmiah remaja, siswa jurusan ips pun pastinya kebagian giliran dalam mengerjakan tugas ini. Berbeda dengan anak ipa yang membahas mengenai ilmu alam karya ilmiah yang harus disusun oleh anak ips akan membahas mengenai isu-isu social atau hal yeng berkaitan dengan sosial tentunya. Meskipun dalam penyusunannya cenderung sama tetapi dalam melakukan penelitian dan pengkajian tentu saja sangat berbeda karena anak ipa mengkaji alam sedangkan anak ips mengkaji hubungan sosial.

    Jika anak ipa mengalami kesulitan dalam menyusun karya tersebut, anak ips pun tentunya sama saja membutuhkan bantuan dan sumber referensi yang sama lengkapnya dengan anak ipa. Oleh karena itulah disini dibahas juga mengenai karya ilmiah remaja ips.

    Alternatif judul karya ilmiah remaja jurusan IPS

    Banyak sekali kajian yang dapat dilakukan untuk menyusun kir bagi anak ips ini, mulai dari hal ringan sampai dengan hal kompleks yang memerlukan penelitian yang lebih mendalam. Jika kita melihat beberapa literature di internet ada banyak ide yang sudah disumbangkan guna membantu rekan jurusan ips. Meskipun demikian akan lebih mudah jika kita membuat sedikit ringkasan mengenai beberapa alternatif judul yang mungkin dapat kita pertimbangkan dalam penyusunan karya ilmiah remaja ini. Untuk itulah berikut ini beberapa alternatif kajian yang dapat dipertimbangkan menjadi sebuah karya ilmiah remaja ips.
    1. Pengaruh dan dampak prostitusi remaja
    2. Dampak negatif internet bagi pembelajaran 
    3. Pengaruh handphone terhadap keinginan belajar siswa 
    4. Pengaruh kegiatan pacaran terhadap perkembangan perilaku negatif siswa 
    5. Larangan membawa handphone di sekolah dan dampaknya terhadap minat belajar siswa 
    6. Budaya lompat pagar dan pengaruhnya terhadap perkembangan mental siswa

    Kumpulan contoh karya ilmiah remaja jurusan IPS

    Jika rekan pelajar berniat melihat atau mencari contoh karya ilmiah model ini sebenarnya sudah banyak ditemukan di internet jadi rekan tinggal membaca contoh yang dikehendaki. Mengingat begitu banyaknya informasi yang ada di internet maka untuk mencari contoh atau kumpulan contoh karya ilmiah jurusan ips memang sedikit sulit. Tetapi rekan pelajar tidak usah khawatir karena Tusek juga akan membagikan contohnya sekalian agar rekan pelajar dapat cepat membaca dan mempelajarinya dirumah.

    Untuk contoh- contoh karya ilmiah remaja jurusan IPS ini Tusek tidak dapat secara langsung membagikannya di halaman ini karena itu akan sangat memakan waktu dan tidak efesien. Tetapi tetap saja Tusek akan memberikan kumpulan contoh tersebut melalui ruangan terpisah yang sudah disediakan, jadi jangan ragu untuk membacanya.


    Lihat Kumpulan Contoh 



    Demikianlah artikel pembuka kita yang khusus saya bagikan untuk rekan pelajar sma jurusan ilmu pengetahuan alam (ips). Semoga dengan ini dapat menambah referensi rekan semua dan membantu dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

    Contoh KIR IPS: Dampak dan Pengaruh Prostitusi Remaja

    Contoh KIR IPS: Dampak dan Pengaruh Prostitusi Remaja. Sebagai lanjutan dari pembahasan Tusek mengenai Kumpulan tugas karya ilmiah remaja IPS maka kali ini akan dibahas mengenai salah satu contoh kir jurusan ips mengenai dampak dan pengaruh prostitusi remaja. Untuk rekan pelajar sma jurusan ips silahkan simak satu contoh kir dibawah ini sebagai acuan dan referensi bagaimana menyusun sebuah karya ilmiah remaja sesuai dengan jurusan ilmu pengetahuan alam.

    Salin Copy

    Cuplikan KIR dampak dan pengaruh prostitusi remaja

    Tusek tidak akan panjang lebar menerangkan sesuatu yang tidak perlu maka langsung saja berikut ini Tusek sajikan petikan atau cuplikan contoh kir yang akan dibahas. Lihat cuplikannya berikut ini.

    Mengatasi Segala Macam Kegiatan, Dampak, dan Pengaruh Prostitusi Remaja di Kota Madiun

    Bab I Pendahuluan

    A. Latar Belakang
    Dari segi manapun prostitusi merupakan hal beruk dan tak pantas Dilakukan terutama bagi kaum hawa.keg ini biasa dilakukan oleh sebagian kaum hawa dengan alasan keterbatasan ekonomi.itu pula yang Dijadikan alasan oleh sebagian remaja yang terjaring razia dikawasan Kota madiun. selain hal itu menurut beberapa psikologi kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua merupakan hal yang mempengaruhi para remaja kota madiun melakukan prostitusi Semakin banyaknya remaja kota madiun terjerumus kedalam kegiatan keji ini.menggerakkan kami selaku siswa-siswi KIR untuk membhat makalah ini.

    B. Rumusan Masalah
    Berbagai masalah pertanyaan dari bagaimana hingga mengapa banyak dilontarkan masyarakat di media masa.untuk itu kami mengambil rumusan masalah sebagai berikut;
    1. Bagaimana cara mengatasi kegiatan prostitusi remaja di kota madiun? 
    2. Bagaimana cara mengatasi dampak prostitusi remaja di kota madiun? 
    3. Bagaimana cara mengatasi pengaruh pada remaja di kota madiun? 
    C. Objek Penelitian
    Dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas kami mencoba untuk meneliti pelaku prostitusi di kota madiun.terutama pelaku prostitusi yang masih di bawah umur atau para remaja yang terdapat dikawasan kota madiun

    Bab II Kajian Teori

    A. Pengertian Prostitusi
    Prostitusi dalam bahasa diartikan sebagai pelacur atau penjual jasa seksual atau disebut juga sebagai pekerja sek komersial. Menurut istilah prostitusi di aertikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri atau menjual jasa kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapatkan upah.

    Prostitusi atau pelacuran sebagai salah satu penyakit masyarakat mempunyai sejarah yang panjang (sejak adanya kehidupan manusia telah diatur oleh norma-norma perkawinan, sudah ada pelacuran sebagai salah satu penyimpangan dari pada norma-norma perkawinan tersebut) dan tidak ada habis-habisnya yang terdapat di semua negara di dunia. Walaupun prostitusi sudah ada sejak dulu, namun masalah prostitusi yang dulu dianggap tabu atau tidak biasa. Namun masa jaman sekarang prostitusi oleh masyarakat Indonesia dianggap menjadi sesuatu yang biasa.

    Norma-norma sosial jelas mengharamkan prostitusi, bahkan sudah ada UU mengenai praktek prostitusi yang ditinjau dari segi Yuridis dalam KUHP yaitu mereka menyediakan sarana tempat persetubuhan (pasal 296 KUHP), mereka yang mencarikan pelanggaran bagi pelacur (pasal 506 KUHP), dan mereka yang menjual eprempuan dan laki-klaki di bawah umur untuk dijadikan pelacur (pasal 297 KUHP). Dunia kesehatan juga menunjukkan dan memperingatkan bahaya penyakit kelamin yang mengerikan seperti HIV / AIDS akibat adanya pelacuran di tengah masyarakat.

    *** Bersambung ***

    Contoh Lain KIR IPS

    Selain contoh diatas yang dibahas dalam kumpulan tugas sekolahku, Tusek juga tentunya akan terus melengkapi contoh-contoh lainnya dengan harapan rekan pelajar dapat lebih leluasa mempelajari beragam referensi yang ada.


    Lihat Pelajari 


    Di pembahasan kita kali ini hanya contoh itu yang dapat Tusek sajikan tetapi seperti yang saya ungkapnya sebelumnya contoh-contoh tersebut akan selalu ditambah dan diperbarui agar lebih bervariasi. Jika rekan ingin melihat contoh lainnya silahkan dilihat-lihat melalui jendela yang sudah sengaja Tusek buka, hee e e e….. Sampai disini semoga bermanfaat.

    Karya Ilmiah Remaja: Pemanfaatan Daun Pepaya

    Karya Ilmiah Remaja: Pemanfaatan Daun Pepaya. Tugas sekolah kali ini akan memperbanyak referensi mengenai karya ilmiah remaja khususnya tentang pemanfaatan daun pepaya. Kali ini kita akan mengupas mengenaik beberapa alternatif kajian dengan bahan daun pepaya agar dapat dimanfaatkan secara lebih optimal karena selama ini daun pepaya tidaklah memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

    Tugas karya ilmiah remaja: pemanfaatan daun pepaya

    Berbeda dengan karya ilmiah pemanfaatan umbi gadung, kali ini kita akan mendalami mengenai daun pepaya. Tujuan penulisan dan pembahasan artikel Tusek kali ini adalah untuk memperkaya dan menambah referensi bacaan guna membantu rekan pelajar dalam menyelesaikan tugas penelitian dan penyusunan sebuah karya ilmiah khususnya yang mengenai pemanfaatan daun pepaya. Dengan pembahasan kita kali ini diharapkan rekan pelajar akan lebih mudah dan mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan tujuan diberikannya tugas tersebut. Apa yang dibagikan ini bukan merupakan bahan contekan tetapi sebuah bahan rujukan dan perbandingan saja, jadi reka sekolah diharapkan mampu menyusun dan menyelesaikan tugas sekolahnya dengan usaha sendiri.

    Kumpulan ide karya ilmiah remaja: pemanfaatan daun pepaya

    Pemanfaatan daun pepaya agar memiliki nilai jual atau nilai ekonomi yang lebih tinggi merupakan salah satu ide yang sangat menarik untuk dikembangkan dan dilakukan penelitian lebih lanjut. Hal ini mengingat selama ini daun pepaya hanya dimanfaatkan untuk makanan pendamping yang tidak begitu diminati oleh banyak kalangan. Selain itu mudahnya dan banyaknya tumbuhan ini dijumpai di lingkungan kita merupakan asset berharga sebagai bahan dasar yang berlimpah sehingga jika mampu dimanfaatkan lebih lanjut akan sangat menguntungkan. Agar memberikan gambaran ide apa saja yang berkaitan dengan pemanfaatan daun pepaya ini berikut akan Tusek bagikan beberapa saran ide yang dapat kita kembangkan dan kita uji dalam sebuah penelitian karya ilmiah remaja. Ide judul kir pemanfaatan daun pepaya adalah sebagai berikut:

    Pemanfaatan daun pepaya sebagai bahan dasar pembuatan kerikip

    Dewasa ini banyak sekali macam-macam kripik yang dibuat dari bahan-bahan yang tidak seperti biasanya. Sebagai contoh sudah banyak beredar keripik dari daun mantang yang berbahan dasar daun mantang, ada juga keripik yang terbuat dari bahan dasar buah dan lain-lain. Dengan alasan itu tidak ada salahnya jika kita mengkaji apakah daun pepaya yang mempunyai rasa pahit ini dapat digunakan menjadi keripik yang memiliki rasa yang khas dan diterima dipasaran.

    Pemanfaatan daun pepaya sebagai bahan campuran obat herbal

    Sebenarnya sudah jelas bahwa daun pepaya ini, menurut beberapa sumber, banyak mengandung zat yang bermanfaat sebagai obat. Meski demikian tetap saja kita harus melalukan pengkajian atau penelitian yang mendalam apakah daun ini dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan obat herbat. Dengan penelitian dan kajian yang lebih mendalam kita dapat mengetahui seberapa besar daya gunanya dan atau efek sampingnya jika dikombinasikan dengan bahan obat lainnya.

    Pemanfaatan daun pepaya sebagai bahan alternatif pengusir nyamuk

    Dengan rasanya yang pahit itulah kita dapat menganalisa apakah daun pepaya dapat kita gunakan untuk menyusir serangga khususnya nyamuk.

    Itulah mungkin beberapa ide kajian yang dapat diperhitungkan untuk dikembangkan lagi menjadi sebuah penemuan yang bermanfaat. Ide-ide tersebut hanya merupakan gagasan mentah yang masih harus dikaji kebenarannya sebelum diterapkan dalam kehidupan jadi sangatlah cocok untuk rekan pelajar yang sedang menggarap sebuah karya ilmiah remaja.

    Contoh karya ilmiah remaja: pemanfaatan daun pepaya

    Sebagai perbandingan saja Tusek juga akan memberikan satu contoh karya ilmiah remaja pemanfaatan daun pepaya ini sehingga rekan pelajar dapat menganalisa pokok-pokok apa saja yang mungkin dapat dikaji lebih dalam lagi. Perlu diingat bahwa yang akan dibagikan berikut ini hanya sebagai contoh dan gambaran saya yang kebenarannya mungkin masih perlu banyak kajian yang lebih serius dan mendalam.

    Lihat Contoh 



    Demikianlah tambahan referensi yang Tusek bagikan kali ini mengenai karya ilmiah remaja, semoga dapat membantu dan memberikan informasi dan inspirasi positif guna memperlancar proses belajar.

    Karya Ilmiah Remaja: Pemanfaatan Umbi Gadung

    Friday, February 8, 2013

    Karya Ilmiah Remaja: Pemanfaatan Umbi Gadung. Pemanfaatan umbi gadung dalam kehidupan sehari-hari masih sangat minim karena itu kita dapat mencoba untuk melakukan penelitian dan menyusun karya ilmiah tentang pemanfaatan umbi gadung ini agar dapat menggali informasi lebih dalam apakah umbi gadung dapat dimanfaatkan dalam kehidupan kita. Diharapkan dengan menyusun karya ilmiah remaja pemanfaatan umbi gadung kita dapat mengetahui beberapa kemungkinan tentang pemanfaatan umbi gadung.



    Lihat Contoh

    Ide Pemanfaatan Umbi Gadung Untuk Karya Ilmiah Remaja

    Melakukan penelitian melalui karya ilmiah remaja tentang pemanfaatan umbi gadung merupakan hasil dari pengamatan yang menyatakan bahwa pada kenyataannya sangat jarang sekali masyarakat memanfaatkan umbi gadung untuk kebutuhan atau keperluan sehari-hari padahal masih banyak kita jumpai umbi gadung disekitar kita. Dengan banyaknya ketersediaan umbi gadung ini dan minimnya pemanfaatan maka sudah pasti akan menarik jika kita mencoba menggali dan membuktikan ide pemanfaatan umbi gadung dengan menyusun karya ilmiah dan penelitian.

    Penelitian Untuk Pemanfaatan Umbi Gadung

    Sebagai langkah awal kita dapat mencoba melakukan sebuah penelitian sederhana mengenai umbi gadung ini. Kita dapat mencari dan meneliti kandungan yang ada pada umbi jenis ini dan memutuskan bagaimana kira-kira kita dapat memanfaatkan umbi gadung ini. Secara sederhana kita mungkin dapat melakukan penelitian untuk memanfaatkan umbi gadung sebagai:
    1. Sumber bahan makanan alternatif 
    2. Bahan tambahan pembuatan obat 
    3. Bahan campuran pembuat pembasmi hama, dll 
    Dengan melakukan penelitian sederhana saja kita dapat menyimpulkan apakah umbi gadung layak untuk dijadikan bahan makanan alternatif, bahan tambahan pembuatan obat atau bahan campuran pembuatan pembasmi hama.

    Contoh Karya Ilmiah Remaja: Pemanfaatan Umbi Gadung

    Setelah menatapkan ide dan melakukan penelitian sederhana kita akan segera tahu bagaimana kita menyusun karya ilmiah pemanfaatan umbi gadung ini. Dengan menetapkan ide dan memilik jenis penelitian yang akan kita lakukan kita dapat langsung memulai menggarap tugas penyusunan karya ilmiah remaja tentang pemanfaatan umbu gadung. Sebelum itu akan lebih baik juga kalau kita mencari dan mempelajari beberapa contoh penelitian dan contoh karya ilmiah yang berkaitan dengan ide yang telah kita pilih ini. Dengan melihat contoh yang sebelumnya sudah disusun kita akan tahu dibagian mana yang harus kita tekankan dalam penelitian kita dan hal ini juga dapat menghindarkan kita dari menyusun suatu karya ilmiah yang sudah pernah dilakukan penelitian serupa yang sama persis.


    Salin Copy Contoh



    Karya ilmiah remaja pemanfaatan umbi gadung menurut Tusek adalah salah satu karya ilmiah yang bagus untuk dikembangkan. Selain ide yang kreatif kegunaan dari penelitian dalam karya ilmiah tersebut juga akan sangat penting dan berguna jika kita dapat membuktikan secara ilmiah tentang bagaimana memanfaatkan umbi gadung yang masih jarang dimanfaatkan oleh masyarakat.

    Contoh KIR - Bab I

    Thursday, January 24, 2013

    Contoh KIR - Bab I. Bab pertama yang akan kita bahas untuk contoh kir disini adalah tentunya bab i yaitu pendahuluan. Bagaimana cara menyusun dan informasi apa saja yang ada pada bab i pendahuluan ini? Silahkan simak langsung contohn nya berikut.



    DOWNLOAD CONTOH

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Pisang adalah tanaman yang mudah ditanam di wilayah Indonesia, karena Indonesia adalah negara beriklim tropis dan kondisi tanah yang mengandung banyak humus. Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang, misalnya: Sumatra Barat (Padang Pariaman, Pesisir Selatan, dan Lima Puluh Kota), Jawa Tengah (Demak, Blora, Wonogiri, dan Sragen), DI Yogyakarta (Bantul, Gunung Kidul, dan Sleman), Jawa Timur (Banyuwangi, Trenggalek, Pacitan, dan Jombang), Bali (Buleleng dan Jembrana), Nusa Tenggara Barat (Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Bima) sampai Sulawesi Selatan (Gowa, Bone, Pinrang, dan Wajo).

    Pisang dikategorikan menjadi tiga golongan, yakni pisang yang enak dimakan, pisang yang hanya diambil pelepah batangnya sebagai serat, dan pisang liar yang dipergunakan sebagai tanaman hias. Khusus untuk pisang yang enak dimakan, dibedakan lagi menjadi dua, yakni pisang meja dan pisang olah.

    Pisang meja adalah buah pisang yang dapat langsung dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu, dan umumnya disediakan sebagai buah segar. Contoh, pisang ambon putih, pisang ambon lumut, pisang raja, pisang emas, pisang susu, pisang badak, pisang badak raksasa, dan sebagainya.

    Sementara pisang olah adalah buah pisang yang baru dapat dimakan setelah terlebih dahulu diolah, seperti direbus, digoreng, dikukus, atau dipanggang. Yang masuk kategori pisang olah adalah pisang kepok, pisang nangka, pisang kapas, pisang tanduk, pisang raja uli, pisang raja siem, pisang bangkahulu, pisang lempenang, pisang ampiang, pisang udang, dan sejenisnya sesuai nama daerahnya.

    Pisang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, antara lain: mampu menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan retina mata dan jantung, dan mampu memperlancar pengiriman oksigen ke otak.

    Sayangnya biasanya pisang hanya dimanfaatakan buahnya saja, sedangkan bagian-bagian yang lain jarang dimanfaatkan. Padahal bagian-bagian yang lain dapat dimanfaatkan, seperti: kulit buahnya dapat digunakan untuk membuat selai, cuka, nata, roti, kripik, dan lain-lain; batangnya dapat digunakan untuk membuat tali, kertas daur ulang, dan berbagai kerajinan tangan; dan lain sebagainya.

    Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil judul “ Pemanfaatan Kulit Pisang Untuk Selai di RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang”.

    Adapun alasan penulis mengambil judul tersebut diatas, karena berdasarkan pengamatan bahwa selama ini masih banyak masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang yang membuang kulit pisang tanpa mengolahnya terlebih dahulu, padahal banyak masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang yang sering mengolah buah pisang. Sehingga timbul ide untuk memanfaatkan kulit pisang menjadi selai.

    1.2 Rumusan Masalah
    1.2.1 Mengapa masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang cenderung membuang kulit pisang setelah makan buahnya?
    1.2.2 Bagaimana cara memanfaatkan kulit pisang menjadi selai?
    1.3 Tujuan Penelitian 
    1.3.1 Untuk mengetahui faktor penyebab masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang cenderung membuang kulit pisang setelah makan buahnya.
    1.3.2 Untuk mengetahui cara memanfaatkan kulit pisang menjadi selai.

    1.4 Manfaat Penelitian
    1.4.1 Dapat diketahui faktor penyebab masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang cenderung membuang kulit pisang setelah makan buahnya. Dapat diketahui cara memanfaatkan kulit pisang menjadi selai.




    LIHAT KOLEKSI

    Contoh KIR - Bab II

    Contoh KIR - Bab II. Ini merupakan contoh bab ii dari kir, bagi sobat pelajar yang masih kesulitan dan belum tahu isi dari bab ini silahkan disimak pembahasan kita kali ini mengenai bab ii untuk karya ilmiah remaja. Ada beberapa materi yang harus ada pada sebuah kajian pustaka bab ii, selengkapnya lihat contohnya berikut.



    DOWNLOAD DAN PELAJARI


    BAB II
    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Pustaka
    Berdasarkan judul penelitian yang oenulis ambil yaitu tentang “Pemanfaatan Pisang Untuk selai di RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang” maka diperlukan penjelasan tentang sejarah awal mula ditemukan pohon pisang, jenis-jenis pisang, pemanfaatan pisang:

    2.1.1 Pohon Pisang
    Pisang (Musa paradisiacal L) adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Kata pisang berasal dari bahasa Arab, yaitu maus yang oleh Linneus dimasukan ke dalam keluarga Musaceae, untuk memberi penghargaan kepada Antonius Musa, yaitu seorang dokter pribadi kaisar Romawi (Oktaviani Agustinus) yang menganjurkan untuk memakan pisang. Itulah sebabnya dalam bahasa latin, pisang disebut sebagai Musa paradisiacal L.

    Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama Islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah.selanjutnya pisang menyebar ke seluruh dunia, yang meliputi daerah tropis dan subtropis. Negara-negara penghasil pisang yang terkenal diantaranya adalah: Brasilia, Filipina, Panama, Honduras, India, Equador, thailand, Karibia, Colombia, Mexico, Venezuela, dan Hawai. Indonesia merupakan negara penghasil pisang nomor empat di dunia.

    Di Indonesia, terdapat lebih dari 230 jenis pisang, tetapi yang umum dijual di pasaran dan umum dikonsumsi: pisang barangan, raja, raja sareh, raja uli, raja jambe, raja molo, raja tahun, raja bulu, kepok, tanduk, mas, ambon lumut, ambon kuning, susu, nangka, kapas, kidang, lampung, pisang tongkat langit, dan lain-lain.

    2.1.2 Macam-macam pisang
    1. Pisang yang enak dimakan, dibagi menjadi dua, yaitu:
    a. pisang yang dimakan buahnya tanpa diolah
    b. Pisang yang dimakan setelah diolah

    2. Pisang yang yang hanya diambil pelepah batangnya sebagai serat.
    3. Pisang liar yang digunakan sebagai tanaman hias.
    2.1.3 Pemanfaatan pisang

    Pemanfaatan adalah suatu proses atau cara memanfaatkan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003, hal 711). Jadi pemanfaatan kulit pisang merupakan suatu proses atau cara memanfaatkan kulit pisang menjadi sesuatu yang lebih berguna.

    Pisang merupakan sampah organik yang mudah hanucur oleh tanah, sehingga pisang sangat cocok untuk pembuatan pupuk kompos. Pisang juga sangat cocok untuk pakan ternak khususnya kambing atau sapi.

    Akan tetapi ternyata pisang juga dapat diolah menjadi selai yang rasanya enak. Selai kulit pisang ini juga bernilai ekonomi tinggi jika dijual, selain itu pemanfaatan kulit pisang menjadi selai ini juga dapat mengurang penumpukan sampah yan gsemakin hari kian menumpuk.

    Selain kulit buah pisang beberapa bagian buah pisang juga dapat dimanfaatkan, seperti:

    1. Batang: dapat dibuat rakit, tali, dan kertas daur ulang, juga berbagai kerajinan tangan.
    2. Daun: dapat dipakai sebagai alas atau bungkus makanan
    3. Jantung: Dapat diolah menjadi sayur


    LIHAT KOLEKSI

    Contoh KIR - Bab III

    Contoh KIR - Bab III. Berikut ini merupakan contoh untuk bab iii dari sebuah karya ilmiah remaja atau kir. Perlu diingat bahwa ini hanyalah sekedar contoh untuk referensi saja. Silahkan dipelajari dan diambil manfaat dari contoh bab iii ini.



    UNDUH LANGSUNG


    BAB III
    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
    Penelitian dilakukan di wilayah RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang.
    Waktu penelitian: Penelitian diadakan pada tanggal 20 Februari 2011 sampai dengan 17 April 2011

    3.2 Metode yang digunakan
    Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode yang ada kaitannya dengan objek yang diteliti antara lain:

    3.2.1 Metode Observasi
    Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sistematis terhadap obyek yang diteliti. Alasan penulis menggunakan metode observasi:

    1. Untuk mengetahui secara langsung masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang cenderung membuang kulit pisang setelah makan buahnya.
    2. Untuk mengetahui secara langsung cara memanfaatakan kulit pisang menjadi selai.

    Instrumen-instrumen yang digunakan penulis dalam metode observasi adalah sebagai berikut:
    o Kamera: digunakan penulis untuk mendokumentasi obyek secara jelas.
    o Buku pencatatan dan alat tulis: Digunakan penulis untuk menulis hal-hal penting saat melakukan observasi.

    3.2.2 Metode Wawancara
    Metode wawancara adalah pengamatan yang dilakukan melalui tanya jawab yang dilakukan seseorang dengan narasumber untuk memperoleh data atau informasi, tentang permasalahan yang dibahas. Alasan penulis menggunakan metode wawancara:
    1. Untuk mengetahui secara langsung dari narasumber penyebab masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang cenderung membuang kulit pisang setelah makan buahnya.
    2. Untuk mengetahui secara langsung dari narasumber cara pembuatan selai kulit pisang.
    Instrumen-instrumen yang digunakan penulis dalam metode wawancara adalah sebagai berikut:
    o Tape recorder: Digunakan penulis untuk merekam pembicaraan penulis dan narasumber selama wawancara.
    o Buku pencatatan dan alat tulis: digunakan penulis untuk mencatat hal-hal penting saat melakukan wawancara.
    o Kamera: Digunakan penulis untuk mendokumentasi.

    Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber adalah sebagai berikut:
    1. Menurut anda, di wilayah ini banyakkah orang yang suka makan (mengolah) pisang?
    2. Setelah memakan (mengolah) pisang, apa yang anda lakukan pada kulitnya?
    3. Mengapa kulitnya dibuang?
    4. Tahukah anda manfaat dari kulit pisang?
    5. Setujukah anda jika diwilayah inidiadakan sosialisasi tentang cara pemanfaatan kulit pisang?
    6. Tahukah anda cara pembuatan selai kulit pisang?
    7. Setelah tahu cara pembuatan selai kulit pisang, maukah anda menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?
    8. Apakah di wilayah ini sudah membudidayakan selai kulit pisang?
    9. Dari segi ekonomi, apa manfaat dari pembuatan selai kulit pisang?
    10. Dari segi sosial, apa manfaat dati pembuatan selai kulit pisang?
    3.2.3 Metode Demonstrasi

    Metode demonstrasi adalah peragaan / petunjukan tentang cara pembuatan sesuatu. Alasan penulis menggunakan metode demonstrasi:

    1. Dapat mengetahui secara langsung cara pembuatan selai kulit pisang.
    2. Dapat memeragakan secara langsung cara pembuatan selai kulit pisang.



    LIHAT KOLEKSI

    Contoh KIR - Bab IV

    Contoh KIR - Bab IV. Yang akan kita bahas ini hanya merupakan contoh kir untuk bab iv saja. Dengan melihat ini diharapkan rekan pelajar dapat menyusun bab iv dari sebuah karya ilmiah remaja (kir).



    DOWNLOAD



    BAB IV
    PEMAPARAN DAN ANALISIS DATA

    4.1 Penyajian Data
    Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis membuat rencana penelitian dengan jadwal sebagai berikut.

    Observasi
    Wawancara I kepada 3 narasumber
    Wawancara kepada 7 narasumber

    Memeragakan cara pembuatan selai kulit pisang

    Dari penelitian diatas, penulis memperoleh data sebagai berikut.

    4.1.1 Data Observasi
    Dari observasi yang penulis lakukan pada tanggal 20 Februari 2011 di wilayah RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang. Banyak warga RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang, yang gemar mengolah pisang menjadi berbagai jenis olahan. Akan tetapi kulitnya dibuang sia-sia tanpa dimanfaatkan terlebih dahulu, padahal kulit buah pisang dapat diolah kembali menjadi selai.

    Tetapi sebagian warga membuang kulit pisang di dalam lubang yang telah digali terlebih dahulu, sehingga jika ditumpuk dengan sampah organik lain dan juga tanah dalam jangka waktu agak lama, akan menjadi pupuk kompos yang menyuburkan tanah di sekitar lubang tersebut.

    4.1.2 Data Wawancara
    4.1.3 Langkah-langkah demonstrasi yang dilakukan
    o Alat:
    - Kompor.
    - Penggorengan
    - Sodet.
    - Sendok.
    - Wadah.
    - Blender.
    o Bahan:
    - 4 buah Kulit pisang
    - 4 sendok makan Gula
    - 100 cc Air
    - Sepucuk sendok teh Benzoate
    - Sepucuk sendok the Asam sitrat

    o Proses:
    1. siapkan alat dan bahan.
    2. Kerok bagian dalam kulit pisang dengan menggunakan sendok.
    3. Tambah 100 cc air.
    4. Haluskan kerokan kulit pisang dan air dengan blender.
    5. Tuangkan dalam penggorengan.
    6. Masak dengan api sedang.
    7. Tambahkan gula, benzoate, dan asam sitrat.
    8. Aduk hinggga mengental.
    9. Setelah kental matikan api, diamkan hingga dingin.
    10. Masukkan ke dalam botol selai (cup).
    11. Hidangkan sebagai olesan roti / atau kue lainnya.

    Bahan-bahan yang digunakan
    Alat-alat yang digunakan
    4.2 Analisis Data
    Berdasarkan paparan data tersebut diatas, maka penulis melakukan analisa data secara menyeluruh,terpadu (komprehensif):
    4.2.1 Hasil Obsevasi
    Dari Observasi yang dilakukan penulis di wilayah RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang dapat dijelaskan bahwa sebagian warga RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang yang belum tahu cara pemanfaatan kulit pisang, hal ini dapat dilihat dari banyaknya kulit pisang yang dibuang di tempat sampah tanpa diolah terlebih dahulu. Selain itu adanya anggapan bahwa kulit pisang adalah sampah yang kotor dan tidak bergunan yang harus dibuang. Dan sangat disayangkan apabila kulit pisang tersebut tidak dimanfaatkan.

    Salah satu upaya yang dapat dilakukan uantuk menghilangkan anggapan tersebut adalah memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan kulit pisang dan kandungan-kandungan yang terdapat pada kulit pisang.

    4.2.2 Hasil Wawancara
    Berdasarkan hasil wawancara dalam penyajian data dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak warga RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang yang mengukai buah pisang. Akan tetapi mereka membuang kulitnya sia-sia tanpa memanfaatkannya terlebih dahulu, karena mereka beranggapan bahwa kulit pisang adalah sampah kotor dan tidak berguna yang harus dibuang. Mereka juga belum tahu cara pembuatan selai dari kulit pisang.

    4.2.3 Hasil Demonstrasi
    Demonstrasi cara selai kulit pisang dilakukan untuk membuktikan bahwa sebenarnya kulit pisang yang dianggap sampah yang kotor dan tidak berguna yang harus dibuang, ternyata masih bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis.


    LIHAT KOLEKSI

    Contoh KIR - Bab V

    Contoh KIR - Bab V. Berikut ini merupakan contoh kir untuk bab v yaitu bab penutup. Untuk rekan pelajar yang ingin melihat contoh kir bab v ini silahkan ikuti artikel ini. Jika dibutuhkan coba juga lihat kumpulan contoh kir yang ada untuk diunduh.



    DOWNLOAD


    BAB V
    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan
    Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

    Faktor penyebab masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang cenderung membuang kulit pisang setelah makan buahnya:

    1. Kurangnya pengetahuan tentang pemanfaatan kulit pisang.

    2. Adanya anggapan bahwa kulit pisang merupakan samppah yang kotor dan tidak terpakai yang perlu dibuang.

    Cara memanfaatkan kulit pisang menjadi selai.

    o Alat:
    - Kompor.
    - Penggorengan
    - Sodet.
    - Sendok.
    - Wadah.
    - Blender.

    o Bahan:
    - 4 buah Kulit pisang
    - 4 sendok makan Gula
    - 100 cc Air
    - Sepucuk sendok teh Benzoate
    - Sepucuk sendok the Asam sitrat

    o Proses:
    1. siapkan alat dan bahan.
    2. Kerok bagian dalam kulit pisang dengan menggunakan sendok.
    3. Tambah 100 cc air.
    4. Haluskan kerokan kulit pisang dan air dengan blender.
    5. Tuangkan dalam penggorengan.
    6. Masak dengan api sedang.
    7. Tambahkan gula, benzoate, dan asam sitrat.
    8. Aduk hinggga mengental.
    9. Setelah kental matikan api, diamkan hingga dingin.
    10. Masukkan ke dalam botol selai (cup).
    11. Hidangkan sebagai olesan roti / atau kue lainnya.

    5.2 Saran
    Pengolahan kulit pisang menjadi selai memiliki berbagai manfaat, oleh karena itu perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, agar dapat mengurangi pembuangan sampah rumah tangga dan menambah nilai ekonomi kulit pisang tersebut.

    Ibu-ibu rumah tangga hendaknya diberi sosialisasi tentang cara pengolahan kulit pisang menjadi selai, dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dalam pembuatan selai kulit pisang.
    Penulis berharap adanya karya ilmiah ini agar masyarakat mengetahui cara pembuatan selai kulit pisang dan manfaatnya, serta mau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
     

    Most Reading