Pages

Showing posts with label Sejarah Kelas XI. Show all posts
Showing posts with label Sejarah Kelas XI. Show all posts

Munculnya Paham Baru Pergerakan Nasional (Nasionalisme, Demokrasi, Sosialisme, Pan-Islamisme dan Liberalisme)

Thursday, February 13, 2014

Munculnya Paham Baru Pergerakan Nasional (Nasionalisme, Demokrasi, Sosialisme, Pan-Islamisme dan Liberalisme) -  Munculnya kesadaran kebangsaan di kawasan Asia dan Afrika pada masa lalu tidak terlepas dari pengaruh paham baru yang lahir, yakni liberalisme, sosialisme, demokrasi, nasionalisme, dan pan-Islamisme. Faham-faham tersebut mendorong rakyat Asia-Afrika untuk membangun diri dalam kesadaran berbangsa dan bernegara dengan mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan.

1. Nasionalisme

Nasionalisme adalah suatu paham rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air yang ditimbulkan oleh persamaan tradisi yang berkaitan dengan sejarah, agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahan, tempat tinggal dan keinginan untuk mempertahankan dan mengembangkan tradisinya sebagai milik bersama dari anggota bangsa itu sebagai kesatuan bangsa.

Bangsa adalah sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu dan memiliki hasrat dan kemauan bersama untuk bersatu, karena adanya persamaan nasib, cita-cita, kepentingan dan tujuan yang sama.

http://sibarasok.blogspot.com/2012/06/Munculnya-Paham-Baru-Pergerakan-Nasional-Nasionalisme-Demokrasi-Sosialisme-PanIslamisme-dan-Liberalisme.html
Tokoh nasionalisme atau pencetusnya adalah Joseph Ernest Renan, Otto Bouer, Hans Kohn, dan Louis Sneyder. Hans Kohn berpendapat nasionalisme adalah kesetiaan tertinggi individu yang diserahkan kepada bangsa dan negaranya. Munculnya nasionalisme dipengaruhi oleh hal-hal berikut.

a. Magna Charta (1215) di Inggris yang kemudian menjadi akar demokrasi.
b. Adanya Piagam Bill of Right (1689) di Inggris.
c. Revolusi Prancis yang menumbuhkan demokrasi dan nasionalisme yang tercermin dalam semboyan revolusi liberte, egalite, fraternite yang berkembang ke seluruh Eropa.
d. Pengaruh pemikiran dari Renaissance.

Selanjutnya, Hertz dalam bukunya Nationality in History and Policy mengatakan bahwa prinsip-prinsip nasionalisme adalah hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk mencapai kemerdekaan, hasrat untuk mencapai keaslian, dan hasrat untuk mencapai kehormatan.

Adapun negara penganut nasionalisme di Eropa, antara lain,

a. Inggris dengan Magna Charta (1215);
b. Jerman dengan lahirnya semboyan durch blut und eisen (dengan darah dan besi), dikemukakan oleh Otto Van Bismark;
c. Italia dengan tokohnya Camilo Cavour yang didukung oleh Garibaldi yang melahirkan paham Italia Irredenta (daerah Italia yang belum dibebaskan);
d. Prancis yang berhasil menumbangkan absolutisme di zaman Louis XVI oleh rakyat dibantu kaum borjuis.

Nasionalisme berarti pengakuan hak setiap bangsa untuk menentukan nasib sendiri. Pengakuan terhadap nasionalisme harus disertai sikap antidiskriminasi, baik secara rasial, ekonomi, sosial budaya, geografis secara agama, sebab setiap orang mempunyai hak yang sama atas pembelaan negara.

2. Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos, artinya rakyat, dan kratos, artinya pemerintahan. Jadi, demokrasi dalam arti sempit adalah pemerintahan di tangan rakyat. Dalam arti luas, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik baik langsung atau tidak langsung. 

Kondisi yang memengaruhi terciptanya demokrasi adalah adanya kesepakatan bersama dalam masalah yang fundamental dan upaya yang memungkinkan kebebasan politik tumbuh di tengah negara. Demokrasi mula-mula diterapkan di Yunani Kuno, yakni demokrasi langsung, kemudian berkembang ke negara Eropa lainnya, dan akhirnya ke Indonesia.

Seorang cendekiawan dari Inggris yang memperjuangkan demokrasi adalah John Locke (1632 – 1704), dalam bukunya berjudul Two Treaties on Government. John Locke membenarkan perjuangan rakyat Inggris menentang kekuasaan mutlak raja. Menurut John Locke, pemerintah hanyalah alat yang dibentuk untuk menjamin kepentingan rakyat terhadap hak-hak politis, mencakup hak individu, hak politik, hak atas kebebasan, dan hak milik.

Demokrasi merupakan hal yang dinamis dan maju, sebab selain mengurus kepentingan bersama negara juga bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Demokrasi menuntut adanya UUD, pemilu, kemerdekaan pers, kemerdekaan berbicara, berkumpul dan mengemukakan pendapat, serta kemerdekaan beragama.

3. Sosialisme

Sosialisme adalah paham yang menghendaki suatu masyarakat yang disusun secara kolektif agar menjadi suatu masyarakat yang sejahtera/bahagia. Kata sosialisme berasal dari bahasa Latin, socius, artinya kawan. Tujuan sosialisme adalah mewujudkan masyarakat sosialis dengan jalan mengendalikan secara kolektif sarana produksi dan memperluas tanggung jawab negara bagi kesejahteraan rakyat. Tokoh pemikir sosialisme adalah Robert Owen, seorang pengusaha Inggris yang menulis buku A New of Society an Essay on the Formation of Human Character. Ia adalah orang yang pertama menggunakan istilah sosialisme.

Tokoh lainnya adalah Saint Simon, Piere Proudon, Charles Fourier, Karl Marx. Seorang yang dikenal sebagai Bapak Sosialisme adalah Karl Marx dalam tulisannya Das Kapital yang mengatakan bahwa sejarah masyarakat merupakan perjuangan-perjuangan kelas, semboyan mereka "bersatulah kaum proletar sedunia." Titik berat dari paham ini adalah pada masyarakat bukan individu, dan dalam hal ini sosialisme merupakan lawan dari liberalisme.

Ada empat kesepakatan hasil perjuangan kaum sosialis, yakni Chatolic Emancipation Bill (1892), Reform Bill (1832), Factory Act (1833), dan Poor Law (1834). Teori Karl Marx dalam buku Historis Materialisme mengatakan bahwa jalan sejarah ditentukan oleh material secara dialektis (these – antithese – synthese) menuju suatu masyarakat yang sosialis. Untuk mewujudkan masyarakat yang sosialis, Karl Marx menciptakan teori-teori sebagai berikut.

a. Kelebihan harga (mehrwert)

Upah yang diterima oleh kaum buruh tidak sebanding dengan tenaga yang disumbangkannya. Itulah sebabnya, kaum buruh semakin lama semakin miskin dan kaum majikan semakin kaya.

b. Pemusatan (konzentration)

Perusahaan kecil akan mati karena kalah bersaing dengan perusahaan besar, hingga akhirnya tinggal beberapa perusahaan yang besar.

c. Penimbunan (akkumulation)

Semakin lama jumlah kapital semakin menumpuk dan digunakan untuk membeli mesin yang mempunyai kapasitas sama dengan tenaga manusia. Oleh karena itu, banyak kaum buruh yang di-PHK sehingga menambah jumlah proletar.

d. Kesengsaraan (verelendung)

Jumlah kaum proletar yang tidak mempunyai pekerjaan semakin bertambah sehingga kemiskinan pun bertambah. Hal ini terjadi karena penggunaan tenaga mesin semakin banyak sehingga menyebabkan kesengsaraan kaum proletar.

e. Krisis

Sebagian besar rakyat merupakan proletar yang miskin dengan daya beli yang sangat rendah, sehingga barang-barang pabrik tidak habis terjual. Akibatnya, timbul over produksi dan krisis pun terjadi.

f. Keruntuhan (zusammenbruch)

Terjadinya krisis menyebabkan runtuhnya susunan kapitalis sehingga kaum protelar kembali memegang kekuasaan dengan semboyan "bersatulah proletar sedunia."

4. Pan-Islamisme

Pan-Islamisme adalah paham yang bertujuan untuk menyatukan umat Islam sedunia. Paham ini berasal dari gagasan Jamaluddin al Afgani (1839 – 1897). Ide tersebut sebenarnya secara samar-samar pernah dicanangkan oleh At Tahtawi (1801 – 1873), seorang tokoh pembaharu Islam Mesir. Ia sudah menyebutkan dua ide yaitu Islam dan patriotisme. Ia menegaskan bahwa antara ide Islam dan patriotisme tidak bertentangan. Dua ide tersebut kemudian menjelma menjadi dua bentuk persaudaraan, yaitu persaudaraan (ukhuwah) Islamiah dan persaudaraan (ukhuwah) wathaniah.

Paham tentang perlunya penyatuan dunia Islam yang menjadi inti dari Pan-Islamisme menjadi lebih tegas pada pemikiran Jamaluddin al Afgani. Ide Pan-Islamisme erat kaitannya dengan kondisi abad ke-19. Pada abad ini terjadi kemunduran di negara Islam. Sebaliknya, di negara Barat terjadi kemajuan yang disertai pengembangan kekuasaan (penjajahan). 

Jamaluddin melihat penjajahan terhadap negara Islam ini harus dilawan apabila mereka bersatu, contoh campur tangan Inggris di Afganistan, di Mesir, di Irak, dan di Iran. Hal ini menambah keyakinan bahwa Islam harus bersatu. Upaya penyatuan dunia Islam ini disebut Pan-Islamisme. Pan-Islamisme sebagai ide telah memperoleh dukungan hampir dari semua pemimpin Islam, tokoh intelektual. Pan-Islamisme memberi inspirasi bagi negeri Islam untuk mengadakan gerakan nasional dalam melawan penjajahan.

5. Liberalisme

Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan individu. Istilah liberalisme berasal dari bahasa Latin, libertas, yang artinya kebebasan, sedangkan dalam bahasa Inggris, liberty, artinya kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan individu untuk memiliki tempat tinggal, mengeluarkan pendapat, dan berkumpul.

Di Eropa, liberalisme didukung oleh kaum borjuis dan terpelajar di kota. Bagian terpenting dalam liberalisme adalah individu. Masyarakat harus mementingkan individu, karena masyarakat itu terdiri atas individu-individu dan karena itu masyarakat adalah akibat dari adanya individu. Kemerdekaan individu harus dijamin. Pada hakikatnya, paham liberalisme ini timbul karena reaksi terhadap penindasan yang dilakukan oleh kaum bangsawan dan kaum agama di zaman absolute monarchie. Orang ingin melepaskan dirinya dari kekangan manusia, ini dikemukakan oleh Rousseau dalam bukunya Du Contrat Sosial.

Terhadap kaum bangsawan, liberalisme menuntut kemerdekaan ekonomi, sedangkan terhadap kaum agama liberalisme menuntut kemerdekaan beragama. Dalam lapangan politik, liberalisme menuntut adanya demokrasi (menuntut adanya UUD, pemilu, kemerdekaan pers, berbicara mengemukakan pendapat, dan beragama). Selain demokrasi, liberalisme dalam politik mengutamakan kemerdekaan (nasionalisme) negara atas individu, karena setiap negara harus merdeka, tidak boleh ditindas oleh negara lain. Negara berhak menentukan nasibnya sendiri.

Selanjutnya, liberalisme dalam ekonomi menuntut adanya ekonomi bebas (produksi bebas, perdagangan bebas, hukum kodrat akan menyelenggarakan harmoni dunia) dengan semboyan "Laisser faire, laisser passer, le modne va lui meme."

Dalam bidang ekonomi, dituntut adanya ekonomi bebas tanpa campur tangan pemerintah dan dalam menentukan kebutuhan adalah hak milik swasta. Pahlawan liberalisme adalah ekonom dari Inggris, Adam Smith, dalam bukunya Wealth of Nation (1776). Pendapatnya adalah bahwa kesejahteraan umum dapat dicapai apabila diberikan kebebasan kepada setiap individu untuk berusaha tanpa campur tangan dari pihak pemerintah.

Demikianlah Materi Munculnya Paham Baru Pergerakan Nasional (Nasionalisme, Demokrasi, Sosialisme, Pan-Islamisme dan Liberalisme), selamat belajar.

Timbulnya Kesadaran Nasionalisme Asia

Timbulnya Kesadaran Nasionalisme Asia - Timbulnya kesadaran nasionalisme disebabkan oleh kenangan kejayaan pada masa lampau menggugah kebangkitan melawan penjajah, penderitaan dan kesengsaraan rakyat akibat penjajahan, lahirnya golongan terpelajar yang memelopori gerakan antipenjajahan, pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia 1901-1905, yang memberi kepastian bahwa bangsa Asia mampu mengalahkan bangsa Barat.

Adapun gerakan nasional meliputi tiga aspek.

1. Aspek politik, yakni gerakan nasional menumbangkan dominasi politik kaum imperialis dan menyuarakan keinginan rakyat untuk merdeka.

2. Aspek ekonomi, bahwa gerakan nasional bisa terlihat dengan adanya penghapusan eksploitasi ekonomi asing, yang bertujuan untuk membangun masyarakat baru yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan, sesuai dengan cita-cita keadilan sosial.

3. Aspek kebudayaan, yakni kaum nasionalis ingin menghapus penetrasi kebudayaan asing yang merugikan dan mematikan budaya bangsa dan menghidupkan kembali kebudayaan dan kepribadian bangsa.

Di kawasan Asia, kesadaran nasional baru bangkit sekitar permulaan abad ke-20 untuk melepaskan cengkeraman dari kekuasaan Barat. Misalnya, gerakan nasional India yang dipelopori oleh Mahatma Gandhi, gerakan nasional Cina yang dipelopori oleh Sun Yat Sen, gerakan nasional Turki yang dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasha.

http://sibarasok.blogspot.com/2012/06/timbulnya-kesadaran-nasionalisme-asia.html
Mahatma Gandhi lahir pada tanggal 2 oktober 1869 di salah satu daerah India, Gujarat. Banyak orang di dunia memang lebih mengenal beliau dengan nama Mahatma Gandhi yang dalam bahasa Sansekerta berarti “jiwa agung”, namun nama aslinya adalah Mohandas Karamchand Gandhi. 

Mahatma Gandhi dibesarkan di sebuah keluarga yang memiliki pemikiran konservatif. Keluarganya memiliki hubungan dengan penguasa Kathiawad di India. Beberapa dari mereka bekerja pada pemerintah. Sepanjang hidupnya digunakan untuk menegakkan perdamaian, sayang usaha tersebut harus terhenti pada 30 januari 1948. 

Pada tanggal tersebut, Mahatma Gandhi menghembuskan nafas terakhirnya di New Delhi, India, akibat pembunuhan oleh seorang hindu fanatik yang menganggap beliau terlalu memihak pada kaum muslim. Peristiwa tersebut hanya berselang dua minggu setelah penandatanganan perjanjian damai oleh pihak tentara Inggris dalam upaya membebaskan India dari belenggu perjajahan Britania Raya. Padahal seperti diketahui banyak orang, beliau adalah sosok pengagum dan sangat menghargai berbagai aliran kepercayaan, baik Islam, Hindu, maupun Kristen.

Mahatma Gandhi mengajarkan beberapa hal.

1. Swadesi, yaitu gerakan rakyat India untuk membuat dan memakai bahan buatan dalam negeri sendiri.
2. Ahimsa, artinya melawan tanpa kekerasan (dilarang membunuh) artinya tidak berbuat apa-apa.
3. Satyagraha, artinya gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan penjajah (Inggris) sehingga disebut gerakan nonkooperatif.
4. Hartal, artinya berkabung karena ada kejadian yang menyedihkan. Berkabung sebagai tanda protes (mogok).
5. Purnaswaray, yaitu merdeka penuh. 

Hasil perjuangan rakyat India ialah pada tanggal 15 Agustus 1947 rakyat mendapatkan status dominion dan berhak mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Pada tanggal 26 Januari 1950, negara India mendapat kemerdekaan penuh dengan Nehru sebagai perdana menterinya.

Sun Yat Sen, pelopor gerakan nasional Cina, mengajarkan Sun Min Chu I (tiga asas kerakyatan), yaitu Min Chu (nasionalisme), Min Chuan (demokrasi), dan Min Shen (sosialisme). Gerakan nasional Cina berhasil mengusir Inggris serta melahirkan Republik Cina (1912).

Gerakan nasional Turki dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasha. Sebelumnya, terjadi Gerakan Turki Muda yang bertujuan untuk menyelamatkan Turki dari keruntuhan, mengembangkan rasa nasionalisme, dan membulatkan semangat kebangsaan Turki.

Adapun Gerakan Turki Muda meliputi hal-hal berikut.

1. Modernisasi Turki, yaitu membangun Turki secara modern.
2. Nasionalisme berarti menebalkan rasa kebangsaan Turki sehingga rakyat berjuang mempertahankan Turki dari rongrongan penjajahan.
3. Demokrasi berarti membentuk pemerintahan atas dasar kedaulatan rakyat dengan UUD, sebab keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan memperkukuh negara. 
Selanjutnya, Kemal Pasha mengambil tindakan, antara lain,

1. memproklamasikan Turki menjadi republik pertama dengan Mustafa Kemal Pasha sebagai presidennya pada tanggal 29 Oktober 1923;
2. melaksanakan pemerintahan modern, yakni pengesahan UUD, kota Ankara sebagai ibu kota, modernisasi agama, dipakainya huruf Latin;
3. modernisasi ekonomi dengan cara mengadakan rencana pembangunan lima tahun;
4. modernisasi pertahanan dan persenjataan modern.

Demikianlah Materi Timbulnya Kesadaran Nasionalisme Asia, semoga bermanfaat.

Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia (Pengaruh pendidikan, Diskriminasi dan Pengaruh paham baru)

Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia (Pengaruh pendidikan, Diskriminasi dan Pengaruh paham baru) - Menurut Sartono Kartodirjo, nasionalisme Indonesia merupakan antitesa dari kolonialisme. Maksudnya, lahirnya nasionalisme karena adanya penjajahan oleh Belanda.

Lahirnya pergerakan nasional disebabkan oleh hal-hal berikut.

1. Faktor dari dalam negeri

a. Penderitaan rakyat akibat penjajahan yang memeras kekayaan rakyat.

b. Adanya perbedaan taraf hidup antara penjajah dan terjajah.
c. Adanya perasaan senasib akibat penjajahan sehingga bersama-sama merdeka.
d. Pengaruh kejayaan masa lalu (zaman Sriwijaya – Majapahit).
e. Adanya sikap anti-Eropanisasi.
f. Adanya kaum cerdik pandai (golongan terpelajar) yang memelopori gerakan anti penjajahan.

2. Faktor dari luar negeri

a. Pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia yang membangkitkan keyakinan bahwa bangsa Asia mampu mengalahkan bangsa Eropa.
b. Pengaruh gerakan-gerakan nasional dari negara Asia lainnya, misalnya, India, Cina, dan Filipina serta Afrika, yakni Gerakan Mesir Merdeka.

Ada beberapa yang melatar-belakangi Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia.

1. Pengaruh pendidikan

http://sibarasok.blogspot.com/2012/06/lahirnya-pergerakan-nasional-indonesia.html
Adanya Trilogi Van Deventer, khususnya dalam bidang edukasi, ternyata membawa pengaruh lahirnya sekolah bagi rakyat Indonesia. Walaupun pada kenyataannya, sekolah diperuntukkan anak-anak Barat namun rakyat pribumi juga mendapatkan bagian dari usaha pendidikan tersebut. 

Bagi anak-anak pribumi, sekolah diselenggarakan untuk mencapai lulusan rendah dan diangkat menjadi pegawai rendahan. Namun dalam perkembangannya, sekolah mampu melahirkan kaum cerdik pandai yang pada saatnya akan melahirkan kaum pelopor pergerakan nasional, seperti Dr. Wahidin Sudirohusodo. Pendidikan juga mengubah masa depan bangsa sebagai modernisasi yang mampu mempercepat tumbuhnya nasionalisme bangsa Indonesia.

Hal ini terbukti dengan adanya hal-hal berikut.

a. Tumbuhnya organisasi modern sejak tahun 1908 ditandai lahirnya Budi Utomo.
b. Tumbuhnya golongan terpelajar Indonesia yang dapat melihat tajam akibat penjajahan.
c. Tumbuhnya kesadaran kebangsaan melalui momentum 1908 dan 1920 yang puncaknya 17 Agustus 1945.
d. Adanya perubahan taktik dalam mengusir penjajahan tidak menggunakan kekerasan senjata, tetapi berdiplomasi melalui organisasi modern.

2. Diskriminasi

Perbedaan perlakuan yang dijalankan oleh penjajah terhadap rakyat membuat status sosial rakyat semakin terpuruk. Rakyat pribumi ditempatkan pada golongan terbawah, sedangkan bangsa Belanda menempatkan dirinya pada golongan teratas.

Penggolongan ini berkaitan dengan hak yang dimilikinya. Sadar akan perlakuan semacam ini, para pemuda belajar ke luar negeri dan mengenyam pengaruh ide-ide Barat. Mereka bangkit melawan ketidakadilan penjajah sehingga lahirlah gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pembagian kelas masyarakat
1. Golongan Eropa menempati lapisan teratas.
2. Golongan Timur Asing (Arab, Cina, Jepang) menempati lapisan menengah.
3. Golongan pribumi menempati lapisan terbawah.

3. Pengaruh paham baru

Paham baru yang berkembang di Eropa seperti nasionalisme, demokrasi, dan liberalisme juga masuk ke negara jajahannya di Asia-Afrika. Pengaruh dari paham baru inilah yang membuka pola pikir rakyat untuk menggunakan kemampuannya melawan ketidakadilan dan perampasan hak atas bangsa sehingga ada kebangkitan melawan penindasan penjajah untuk mewujudkan hidup yang merdeka. Selain itu, munculnya kaum cerdik pandai juga mendorong lahirnya organisasi modern di Indonesia untuk melawan penjajah.

Demikianlah Materi Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia (Pengaruh pendidikan, Diskriminasi dan Pengaruh paham baru), semoga bermanfraat.

Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha, Kitab, Prasasti, Yupa, Arca dan Candi

Sunday, January 26, 2014

Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha, Kitab, Prasasti, Yupa, Arca dan Candi - Zaman sejarah dimulai saat manusia mulai mengenal tulisan, sedangkan masa sebelum mengenal tulisan disebut masa prasejarah. Untuk mempelajari sejarah, kita perlu mengetahui peninggalan sejarah yang ada. 

Bangsa Indonesia mempunyai banyak peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sumber lisan, tertulis, dan benda bangunan. Berikut Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha :

http://sibarasok.blogspot.com/2012/12/peninggalan-sejarah-hindu-dan-buddha.html1. Buku-Buku dan Kitab

Pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkembang di Indonesia, kebudayaan dan kesusastraan juga mengalami kemajuan, terutama pada saat Kerajaan Majapahit. Karya-karya sastra peninggalan sejarah tersebut berupa cerita tertulis yang dikarang oleh para pujangga. Beberapa karya sastra di antaranya berupa kitab-kitab berikut ini.

a. Kitab Cilpa Sastra, merupakan peninggalan Kerajaan Syailendra yang berisi dasar-dasar pokok membuat candi.

b. Kitab Arjuna Wiwaha, ditulis oleh Mpu Kanwa pada tahun 1030. Kitab ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Kediri yang berisi tentang perjuangan Airlangga dalam mempertahankan Kerajaan Kediri.

c. Kitab Smaradahana dikarang oleh Mpu Darmaja, pada masa pemerintahan Raja Kameswara I, Kediri.

d. Kitab Bharatayuda dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, Kediri.

e. Kitab Krisnayana ditulis oleh Mpu Triyana.

f. Kitab Hariwangsa ditulis oleh Mpu Panuluh.
g. Kitab Negara Kertagama, ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Kitab ini merupakan sumber sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit. Di dalam kitab ini muncul istilah Pancasila. 

h. Kitab Sutasoma, ditulis oleh Mpu Tantular. Kitab ini berisi tentang hukum dan dijadikan dasar hukum di Kerajaan Majapahit. Dalam kitab ini menekankan prinsip keadilan dan tidak membedakan rakyat biasa dengan bangsawan. Jadi siapapun yang melanggar aturan atau undang-undang harus mendapat hukuman yang sesuai.

2. Prasasti

Prasasti disebut juga batu bertulis. Prasasti merupakan peninggalan sejarah yang tertulis di atas batu, logam, dan sebagainya. Prasasti biasanya berisi mengenai kehidupan atau peristiwa penting di daerah setempat. Contoh prasasti sebagai berikut.

a. Prasasti Kerajaan Tarumanegara antara lain Ciaruteun, Kebun Kopi, Tugu, Lebak, Jambu, Muara Cianten, dan Pasir Awi yang semuanya ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.

b. Prasasti di Sumatra Selatan antara lain Kedukan Bukit, Talang Tuo, Kota Kapur, Karang Berahi, dan Telaga Batu. Prasasti ini menggunakan bahasa Melayu dan huruf Pallawa, yang dipahat dan ditulis sekitar abad ke-7 pada masa Kerajaan Sriwijaya. Prasasti yang ditemukan tersebut antara lain berisi tentang peraturan kerajaan dan sanksi apabila melakukan pelanggaran, serta puji-pujian untuk kebesaran dan kemakmuran raja. Selain kelima prasasti tadi, juga ditemukan Prasasti Nalanda yang berisi tentang keturunan Dinasti Syailendra, silsilah Raja Balaputradewa, dan persahabatan dengan Kerajaan India. 

c. Prasasti Muara Kaman, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasasti ini ditulis sekitar tahun 400 Masehi, berisi tentang sejarah Kerajaan Kutai.

d. Prasasti Canggal tahun 732 M, di dekat Magelang. Berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu dengan Raja Sanjaya.

e. Prasasti di Kediri sekitar Sungai Brantas, Jawa Timur, antara lain Prasasti Padlegan, Palah, dan Panumbungan. Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Kediri.

f. Prasasti Dinoyo tahun 760 M, dekat Malang. Prasasti ini berisi tentang sebuah kerajaan yang berpusat di Kanyuruhan.

g. Prasasti Kalasan tahun 778 M, dekat Jogjakarta, memuat tentang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin Raja Rakai Panangkaran.

h. Prasasti Kedu tahun 907 M, berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin Raja Balitung.

i. Prasati Adityawarman, ditemukan di daerah Batusangkar. Prasasti ini memakai bahasa Melayu Kuno bercampur dengan bahasa Sanskerta.

j. Prasasti Mulawarman, ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.

3. Yupa

Yupa adalah prasasti yang dituliskan pada tiang batu. Awalnya, yupa digunakan untuk mengikat kurban, baik hewan maupun manusia yang akan dipersembahkan kepada dewa.

Yupa ditemukan di Kalimantan Timur, pada abad ke-5 yang berisi tentang kisah seorang raja bernama Mulawarman yang baik budiman dan mempunyai kakek bernama Kudungga. Saat pemerintahan Mulawarman, rakyat hidup makmur dan sejahtera. Mulawarman juga memiliki hubungan yang baik dengan kaum Brahmana.

4. Patung dan Arca

Patung adalah tiruan bentuk orang atau hewan yang dibuat dengan bahan batu, kayu, dan lainlain. Adapun arca adalah patung yang dibuat dari batu.

a. Patung Gajah Mada
Patung ini dibuat untuk mengenang jasa-jasa Patih Gajahmada dalam mempersatukan Nusantara di bawah Majapahit. Pada saat diangkat menjadi Mangkubumi atau Perdana Menteri Majapahit, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang bernama “Sumpah Palapa”.

b. Patung Prajna Paramita
Patung Prajna Paramita merupakan patung perwujudan Ken Dedes istri Ken Arok, yang digambarkan sebagai Dewi Kebijaksanaan. Patung yang terletak di Candi Singasari, merupakan peninggalan Kerajaan Singasari dengan pahatan yang sangat bagus.

c. Patung Buddha
Ditemukan di Bukit Siguntang, Palembang pada abad ke-2. Patung Buddha merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya sebagai bukti bahwa agama Buddha berkembang dengan baik. Selain itu terdapat juga patung Buddha di Candi Mendut.

5. Candi

Candi berasal dari kata candika (Dewa Maut). Fungsi pembangunan candi untuk memuliakan raja yang telah meninggal dunia. Saat raja meninggal, semua azimatnya disimpan di dalam peti, kemudian peti tersebut diletakkan di dasar tempat candi tersebut dibangun. Sebagai pelengkap dibuatlah arca yang merupakan perwujudan raja sebagai dewa dan di depannya diletakkan sesaji.

Candi bagi umat Hindu digunakan sebagai makam, sedangkan candi dalam ajaran Buddha berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap dewa. Setiap bangunan candi mempunyai tiga bagian utama sebagai berikut.

a. Kaki candi, berbentuk bujur sangkar melambangkan “alam bawah” yaitu dunia tempat hidup manusia.
b. Badan candi, melambangkan “alam antara” tempat manusia yang sudah meninggalkan semua urusan duniawinya.
c. Atap candi, melambangkan “alam atas”, berbentuk lingkaran dengan tiga teras berundak-undak.

Peninggalan candi Hindu-Buddha di Indonesia antara lain sebagai berikut.

a. Candi Borobudur

Dibangun pada abad ke-9 M atau 824 M (746 Saka), oleh Raja Smaratungga dari Dinasti Syailendra. Borobudur terletak di Muntilan yang dikelilingi Bukit Menoreh, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing. Borobudur berasal dari kata boro yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti candi, biara, atau asrama dan budur yang berarti atas. Jadi, borobudur berarti candi, istana, atau biara di atas bukit.

Candi Borobudur memiliki sepuluh tingkat dengan stupa induk setinggi 7 m dengan garis tengah 9,9 m. Bangunan Candi Borobudur terbengkalai seiring dengan runtuhnya Kerajaan Mataram Hindu dan gempa bumi. Letusan gunung berapi juga turut meruntuhkan sebagian bangunan candi. Pada tahun 1814, H.C. Cornelius bersama penduduk membersihkan lokasi candi. Dan baru pada tahun 1835 bentuk candi terlihat seluruhnya.

Pemugaran Candi Borobudur pertama kali dilakukan tahun 1907-1911 berkat bantuan Th. Van Erp, dan berhasil menyelamatkan Candi Borobudur. Pemugaran kedua dilakukan pemerintah Indonesia dengan bantuan UNESCO. Pemugaran Candi Borobudur selesai pada tahun 1982. Candi Borobudur mempunyai 505 arca Buddha dan pada bagian dinding candi terdapat pahatan atau disebut relief. Relief-relief itu menggambarkan berbagai cerita, antara lain sebagai berikut.

1) Karmawibhangga berisi berlakunya hukum karma (sebab akibat), di mana setiap perbuatan baik dan buruk akan membawa akibat bagi pelakunya.
2) Lalita vistara yang menceritakan tentang kehidupan sang Buddha dari lahir sampai mendapat bodhi (wahyu) tentang hidup sejati.
3) Awadana dan Jataka yang menggambarkan kehidupan sang Buddha di masa lalu (Awadana) dan kepahlawanan orang-orang suci (Jataka).

b. Candi Prambanan

Candi Prambanan disebut juga Candi Roro Jonggrang. Candi Prambanan dibangun pada masa pemerintahan Raja Balitung pada abad ke-9 sebagai simbol Kerajaan Mataram Hindu. Pembangunan Candi Prambanan selesai pada masa pemerintahan Raja Daksa. Candi Prambanan terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Jogjakarta. Candi Prambanan menjadi tempat wisata budaya yang menarik karena di sekitar candi dibangun Taman Wisata dan panggung pentas Sendratari Ramayana. 

Candi Prambanan mempunyai tiga pelataran persegi, yaitu bawah, tengah, dan atas. Pada masing-masing pelataran berderet candi-candi kecil. Dalam kompleks Candi Prambanan juga terdapat tujuh buah candi besar, yaitu sebagai berikut.

1) Candi Brahma

Terletak di sebelah selatan Candi Syiwa dan berukuran lebih kecil. Di dalam Candi Brahma terdapat patung Brahma yang mempunyai empat kepala. Dewa Brahma merupakan dewa pencipta alam semesta. Pada dinding Candi Brahma terdapat relief yang berisi kelanjutan cerita Ramayana di candi induk.

2) Candi Syiwa

Disebut juga Candi Roro Jonggrang dan menjadi candi utama. Candi ini dinamakan Candi Syiwa karena di dalamnya menyimpan patung Syiwa. Masyarakat Jawa memberikan penghormatan yang tinggi kepada Dewa Syiwa karena selain sebagai dewa perusak, Dewa Syiwa juga dapat menciptakan benda kembali. Pada dinding Candi Syiwa terdapat relief yang menggambarkan tentang cerita Ramayana.

3) Candi Wisnu

Candi Wisnu mempunyai bentuk dan ukuran hampir sama dengan Candi Brahma. Candi Wisnu terletak di sebelah utara Candi Syiwa. Di dalam Candi Wisnu terdapat ruangan berisi patung Wisnu, yang digambarkan sebagai dewa dengan empat tangan yang memegang alat-alat seperti cakra, tiram, dan pemukul. Dewa Wisnu merupakan dewa pemelihara alam semesta. Pada Candi Wisnu juga terdapat relief yang menggambarkan cerita Kresnayana.

4) Candi Apit

Diberi nama Candi Apit karena letaknya terapit oleh dua candi yang berderet dan berhadapan. Candi Apit digunakan sebagai tempat semadi bagi pemeluk agama Hindu.

5) Candi Nandi

Candi Nandi terletak di deretan sebelah timur. Di dalamnya terdapat patung berbentuk seekor sapi jantan besar yang sedang berbaring. Sapi atau nandi tersebut merupakan kendaraan Dewa Syiwa. Di dalam Candi Nandi juga terdapat patung Dewa Surya (matahari) dan Dewa Candra (bulan).

6) Candi Angsa

Candi Angsa berhadapan dengan Candi Brahma. Candi ini berfungsi sebagai kandang binatang yang menjadi kendaraan Dewa Brahma, binatang tersebut adalah angsa.

7) Candi Garuda

Garuda merupakan kendaraan Dewa Wisnu. Candi Garuda terletak di sebelah utara Candi Nandi. Di bagian bawah lantai Candi Garuda terdapat sumur yang berisi tulang manusia bercampur tanah.

c. Candi Portibi

Terdapat di daerah Padan Balok, Gunung Tua, di Provinsi Sumatra Utara. Candi Portibi merupakan peninggalan Kerajaan Panai tahun 1039. Candi ini dibangun oleh para brahmana Indonesia yang berlayar bersama para pedagang-pedagang untuk menyebarkan agama Hindu di Sumatra Utara.

d. Candi Muara Takus

Dibangun pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa, sekitar abad ke 9-10 M. Candi Muara Takus dibangun sebagai tempat pemujaan penganut agama Buddha. Pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa diceritakan bahwa Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya.

Demikianlah Materi Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha, Kitab, Prasasti, Yupa, Arca dan Candi, semoga bermanfaat.

Perkembangan Pergerakan Budi Utomo dan Sarikat Islam

Tuesday, November 26, 2013

Perkembangan Pergerakan Budi Utomo dan Sarikat Islam - Semakin banyak nya putera indonesia yang mengecap dunia pendidikan dan dibarengi dengan munculnya rasa nasionalisme di Asia, hal ini juga memicu bangkit dan berkembangnya rasa nasionalisme putera-putera bangsa. 

http://www.sibarasok.com/2013/11/perkembangan-pergerakan-budi-utomo-dan-sarikat-islam.html
Pergerakan nasional ditandai oleh adanya organisasi yang sudah didukung dan didirikan oleh segenap rakyat di Nusantara. Ciri organisasi pergerakan nasional berbeda dengan pergerakan daerah, hal ini dapat kita bedakan sebagai berikut.

1. Gerakan daerah bercirikan sebagai berikut.

a. Bentuk gerakannya belum diorganisasi, maka menggantungkan kepada pemimpin.
b. Sifatnya kedaerahan, maka bersifat insidental sementara.
c. Mengandalkan kekuatan senjata dan kekuatan gaib.
d. Belum ada tujuan yang jelas.
e. Gerakannya mudah bubar atau berakhir jika pemimpin mereka tertangkap.

2. Gerakan nasional bercirikan sebagai berikut.

a. Gerakannya sudah diorganisasi secara teratur.
b. Bersifat nasional baik wilayah atau cita-cita kebangsaan.
c. Perjuangan menggunakan taktik modern dan organisasi modern.
d. Sudah memiliki tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka.
e. Gerakannya tangguh dan berakar di hati rakyat.

1. Budi Utomo (20 Mei 1908)

Untuk membangkitkan jiwa kebangsaan dan rasa harga diri yang kuat terhadap seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, kaum terpelajar yang dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dan (pemuda) Sutomo mulai menggerakkan para pemuda dan pelajar Indonesia untuk membentuk organisasi yang akan bergerak dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, dan politik. 

Pada tahun 1906, kaum terpelajar tersebut mulai terjun ke daerah-daerah untuk mencari dukungan moral dan material dari kaum bangsawan, para pegawai, dan dermawan agar bersedia secara aktif membantu usaha dalam memperbaiki nasib bangsanya. Dalam ceramahnya di depan para pelajar STOVIA, dr. Wahidin Sudirohusudo melontarkan keinginannya untuk mendirikan badan pendidikan yang disebut studie fonds. Ajakan tersebut mendapat sambutan hangat dari seluruh pelajar. Salah seorang pelajar STOVIA yang bernama Sutomo segera menghubungi kawan-kawannya untuk mendiskusikan mengenai nasib bangsanya. 

Pada hari Minggu, tanggal 20 Mei 1908 Sutomo dan kawan-kawannya di ruang kelas Sekolah Kedokteran STOVIA di Batavia atau Jakarta mendirikan sebuah perkumpulan yang diberi nama Budi Utomo (Budi Luhur). Para pelajar yang aktif dalam pembentukan Budi Utomo tersebut adalah M. Suradji, Muhammad Saleh, Mas Suwarno, Muhammad Sulaiman, Gunawan, dan Gumbreg. 

Pada akhir pidatonya, Sutomo mengatakan, “berhasil dan tidaknya usaha ini bergantung kepada kesungguhan hati kita, bergantung kepada kesanggupan kita bekerja. Saya yakin bahwa nasib Tanah Air di masa depan terletak di tangan kita.” Ucapan itu disambut dengan tepuk tangan yang amat meriah. Budi Utomo setelah terbentuk, para pengurus dan anggotanya segera mempropagandakan mengenai maksud dan tujuan pembentukan organisasi tersebut kepada semua masyarakat, terutama kelompok pelajar, pegawai, kaum priayi, dan pedagang kecil. Propaganda itu ternyata mendapat sambutan hangat.

Berita tentang pembentukan Budi Utomo akhirnya tersiar juga lewat surat kabar sehingga diketahui oleh pelajar-pelajar di berbagai kota. Akhirnya, para pelajar di kota-kota, seperti Yogyakarta, Magelang, dan Probolinggo ikut mendirikan cabang-cabang Budi Utomo. Nama Sutomo sebagai pendiri dan ketua umum Budi Utomo makin populer sekaligus mengundang risiko besar.

Beberapa staf pengajar dan pemerintah Belanda menuduh Sutomo dan kawan-kawannya sebagai pemberontak. Sutomo diancam akan dipecat dari sekolahnya. Akan tetapi, kawan-kawannya mempunyai solidaritas tinggi. Jika Sutomo dikeluarkan, mereka akan ikut keluar juga. Dalam persidangan di sekolah, Sutomo masih dipertahankan oleh pemimpin umum STOVIA, Dr. H.E. Roll sehingga ia dan kawan-kawannya tidak jadi dikeluarkan dari sekolah. Jelaslah bahwa setiap perjuangan pasti mendapat tantangan, rintangan, bahkan ancaman, tetapi mereka tetap tegar.

Budi Utomo berkembang makin besar sehingga perlu menyelenggarakan kongres. Untuk keperluan itu, mereka mempersiapkan segala sesuatunya atas usaha sendiri. Dr. Wahidin berkampanye keliling daerah untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dari semua pihak. Kongres Budi Utomo yang pertama berhasil diselenggarakan pada tanggal 5 Oktober 1908 di Yogyakarta. Dalam kongres dihasilkan beberapa keputusan penting, seperti:

1) merumuskan tujuan utama Budi Utomo, yaitu kemajuan yang selaras untuk negara dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik dan industri, ilmu pengetahuan dan seni budaya bangsa Indonesia;
2) kedudukan pusat perkumpulan berada di Yogyakarta;
3) menyusun kepengurusan dengan Ketua R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar (Jawa Tengah);
4) kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan kebudayaan
5) wilayah gerakannya difokuskan di Jawa dan Madura
6) BU tidak ikut mengadakan kegiatan politik.

Penyerahan pimpinan pusat organisasi oleh Sutomo kepada kaum tua tersebut mempunyai tujuan strategis berikut:

1) menghargai kaum tua yang lebih berpengalaman;
2) mengajak kaum tua untuk ikut memikirkan dan memajukan pendidikan rakyat lewat Budi Utomo;
3) Sutomo dan kawan-kawannya masih harus menyelesaikan pendidikannya lebih dahulu di STOVIA, Jakarta. 

Pada tahun awal berkembangnya Budi Utomo dapat menjadi tempat penyaluran keinginan rakyat yang ingin maju dan tempat mengabdi tokoh-tokoh terkemuka terhadap bangsanya. Tokoh-tokoh yang pernah menjabat Ketua Budi Utomo, antara lain R.T. Tirtokusumo (1908–1911), Pangeran Aryo Noto Dirodjo dari Istana Paku Alam (1911–1914), R.Ng. Wedyodipura atau Radjiman Wedyoningrat (1914–1915), dan R.M. Ario Surjo Suparto atau Mangkunegoro VII (1915). Oleh karena pemimpin Budi Utomo umumnya berasal dari kaum bangsawan, banyaklah dana yang disumbangkan untuk kemajuan pengajaran. Dengan demikian, lahirlah badan bantuan pendidikan atau studiefonds yang diberi nama Darma Wara. Hal inilah yang dicita-citakan oleh dr. Wahidin.

Sejak tahun 1908 hingga tahun 1915, Budi Utomo hanya bergerak di bidang sosial dan budaya terutama pada bagian pengajaran. Namun, setelah tahun 1925 itu Budi Utomo ikut terjun ke dunia politik. Perubahan haluan ini terjadi karena adanya pengaruh dari organisasi pergerakan lain yang bercorak politik, seperti Indische Partij dan Sarekat Islam. Tujuan Budi Utomo berpolitik adalah untuk mendapat bagian dalam pemerintahan yang akan dipegang oleh golongan pelajar pribumi. 

Kegiatan Budi Utomo dalam bidang politik, antara lain sebagai berikut.

1) Budi Utomo ikut duduk dalam komite Indie Weerbaar yang dikirim ke Negeri Belanda untuk membahas pertahanan Hindia Belanda pada tahun 1916–1917.
2) Budi Utomo juga mengusulkan pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat) bagi penduduk pribumi, ketika wakilnya dalam Comite Indie Weerbaar (Panitia Ketahanan Hindia Belanda) berangkat ke Negeri Belanda.
3) Budi Utomo berpartisipasi dalam pembentukan Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota Volksraad.
4) Budi Utomo berpartisipasi aktif sebagai anggota Volksraad, bahkan menempati dua dalam hal jumlah anggota di antara anggota pribumi.
5) Budi Utomo mencanangkan program politiknya berupa keinginan mewujudkan pemerintahan parlementer yang berasas kebangsaan.
6) Pada tahun 1927, Budi Utomo memprakarsai dan bergabung dalam Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) .
7) Dokter Sutomo banyak mendirikan studieclub yang dalam praktiknya juga dapat membahas soal-soal politik. Pada tahun 1935 Indonesisch Studie Club di Surabaya bergabung dengan Sarekat Madura menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI), kemudian PBI digabung dengan Budi Utomo menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra).

Budi Utomo dalam bidang politik meskipun kalah progresif jika dibandingkan dengan Sarekat Islam, Indische Partij, dan PNI, tetaplah sebagai pembuka jalan dan pelopor Pergerakan Nasional Indonesia. Karena peranan dan jasanya yang besar itulah, tanggal kelahiran Budi Utomo, 20 Mei, ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional dan diperingati setiap tahun oleh bangsa Indonesia.

2. Sarekat Islam

Pada tahun 1911 di Laweyan, Solo berdiri organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) dengan ketua Haji Samanhudi. Keinginan untuk menyaingi pedagang-pedagang Cina mendorong banyak orang ingin menjadi anggota Sarekat Dagang Islam. Tujuan Sarekat Dagang Islam semula adalah memajukan perdagangan untuk menyaingi pedagang-pedagang Cina. Namun pada akhirnya, selain memajukan perdagangan, Sarekat Dagang Islam juga ingin memajukan agama Islam. 

Oleh karena itu, atas anjuran H.O.S. Cokroaminoto, nama Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam pada tahun 1912. Sarekat Islam mempunyai beberapa tujuan, yaitu mengembangkan jiwa dagang, membantu para anggota yang mengalami kesulitan dalam usaha meningkatkan derajat, memperbaiki pendapat yang keliru mengenai agama Islam, hidup menurut perintah agama.

Pada tahun 1913, Sarekat Islam menyelenggarakan kongres pertama di Surabaya dan menghasilkan beberapa keputusan, yaitu Sarekat Islam bukan partai politik, Sarekat Islam tidak bermaksud melawan Belanda, memilih HOS Cokroaminoto sebagai ketua Sarekat Islam, dan menetapkan Surabaya sebagai pusat Sarekat Islam.

Pernyataan demikian itu, sebenarnya hanyalah di atas kertas saja dengan maksud agar tidak dicurigai oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada praktiknya, Sarekat Islam sering membahas masalah-masalah politik, memperjuangkan nasib rakyat, mendesak pemerintah agar dibentuk volksraad, dan menyebarluaskan cita-cita mencapai pemerintahan sendiri. Tentu saja hal itu menyebabkan aktivitas Sarekat Islam selalu diawasi secara ketat oleh pemerintah kolonial Belanda. 

Sarekat Islam tetap tegar dan terus maju pantang mundur sebab Sarekat Islam dipimpin oleh orang-orang yang berjiwa merdeka dan sangat militan, seperti H.O.S Cokroaminoto, H. Agus Salim, H. Samanhudi, Abdul Muis, H. Gunawan, Wondoamiseno, Sosrokardono, dan Suryopranoto. Mereka juga pengurus besar Central Sarekat Islam

Kongres kedua Sarekat Islam diselenggarakan di Surakarta. Kongres menegaskan bahwa Sarekat Islam hanya untuk rakyat biasa, pegawai pamong praja tidak boleh menjadi anggota. Pegawai pangreh praja dilarang menjadi anggota karena dikhawatirkan mereka tidak akan berani menyuarakan aspirasi dan memperjuangkan nasib rakyat. Bahkan, bisa jadi mereka akan memata-matai kegiatan Sarekat Islam.

Karena bersifat kerakyatan, Sarekat Islam cepat mendapatkan anggota. Akibatnya, Gubernur Belanda A.W.F. Idenburg ragu dan khawatir terhadap Sarekat Islam, sehingga permohonan izin pengesahan Sarekat Islam ditolak. Oleh karena itu, Sarekat Islam menyiasati hal tersebut dengan mendirikan Central Sarekat Islam (CSI) di Surabaya yang diakui Belanda.

Setelah Central Sarekat Islam berhasil dibentuk di Surabaya (18 Maret 1916), SI segera mengadakan kongres ketiga di Bandung pada tanggal 17–24 Juni 1916. Kongres itu disebutnya sebagai Kongres Nasional Sarekat Islam dengan alasan sebagai berikut.

1) Kongres tersebut dihadiri oleh 80 cabang Sarekat Islam lokal di seluruh Indonesia. Jumlah anggota SI pada saat itu telah mencapai 800.000 orang.

2) Sarekat Islam bercita-cita menyatukan seluruh penduduk pribumi sebagai satu bangsa berdaulat. Kongres ini memang sengaja digunakan sebagai sarana unjuk kekuatan kesatuan umat Islam menuju kesatuan seluruh penduduk pribumi.

Pada tahun 1917, Sarekat Islam mengadakan kongres keempat di Batavia. Dalam kongres itu, SI kembali menegaskan tujuan pembentukan organisasinya, yaitu ingin memperoleh pemerintahan sendiri (kemerdekaan). Dalam kongres itu, SI juga mendesak agar pemerintah membentuk volksraad. Untuk itu, SI mencalonkan H.O.S. Cokroaminoto dan Abdul Muis sebagai wakil yang akan duduk dalam Volksraad.

Jumlah anggota SI terus meningkat, pada tahun 1919 telah mencapai 2.250.000 orang. Akan tetapi, sangat disayangkan karena sebelum kongres keempat Sarekat Islam dilaksanakan, organisasi itu telah tersusupi ideologi sosialis kiri yang dibawa oleh Semaun, Ketua Sarekat Islam lokal Semarang. Semaun sebenarnya adalah tokoh ISDV berhalauan Marxisme. Tujuannya menyusup ke dalam tubuh SI adalah untuk menyebarkan paham sosialis kiri yang sangat radikal.

Sehubungan dengan keadaan itu, pada tahun 1921 Central Sarekat Islam menerapkan disiplin organisasi dengan melarang anggotanya untuk merangkap menjadi anggota organisasi lain. Akibatnya, Semaun beserta pengikutnya dipecat dari Sarekat Islam. Pada tahun 1923 lewat kongresnya di Madiun (17–20 Februari 1923) Sarekat Islam mengubah namanya menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sarekat Islam Merah pimpinan Semaun juga mengubah namanya menjadi Sarekat Rakyat yang kemudian bergabung dengan Partai Komunis Indonesia pada tahun 1923.

Demikianlah Materi Perkembangan Pergerakan Budi Utomo dan Sarikat Islam, selamat belajar. 

Perlawanan terhadap Kolonial Belanda (Pattimura, Padri, Diponegoro, Aceh, Sisingamangaraja, Antasari dan Patih Jelantik)

Monday, November 4, 2013

Perlawanan terhadap Kolonial Belanda (Pattimura, Padri, Diponegoro, Aceh, Sisingamangaraja, Antasari dan Patih Jelantik)

1. Perlawanan Kapitan Pattimura (1817)

Tindakan Belanda yang sewenang-wenang dan monopolinya yang merugikan menyebabkan Pattimura berkewajiban membebaskan rakyat Saparua Maluku. Residen Van den Berg menolak membayar harga perahu menurut kesepakatan. 

Perlawanan Terhadap Belanda
Hal ini berakibat menambah kemarahan rakyat. Pattimura yang juga dikenal dengan nama Thomas Matulessi menyerbu benteng Duurstede dan berhasil menguasainya dan residen Van den Berg terbunuh. Penggantinya ialah Letkol Groot yang berpolitik licik serta berusaha memecah belah. Banyak pemimpin yang ditangkapnya sehingga kekuatan semakin lemah.

Maka dalam pertempuran selanjutnya, Pattimura beserta kawan-kawannya tertangkap dan pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung di benteng New Victoria. Perjuangannya dibantu Christina Martha Tiahahu.

2. Perlawanan Padri (1821-1837)

Gerakan padri didirikan oleh tiga orang ulama, yakni Haji Miskin, Haji Piobang, dan Haji Sumanik sepulang dari Tanah Suci. Ketiga ulama tersebut sangat kecewa melihat kebiasaan masyarakat Minangkabau yang telah sangat jauh dari ajaran Islam. Usaha mereka untuk memengaruhi masyarakat mendapat perlawanan keras kaum adat hingga timbullah peperangan. Berikut sebab-sebab timbulnya perang.

a. Adanya perbedaan pendapat antara kaum ulama/padri dengan kaum adat. Kaum ulama terpengaruh gerakan wahabi menghendaki ajaran agama Islam berdasarkan al-quran dan Hadis.
b. Kaum ulama ingin memberantas kebiasan buruk yang dilakukan kaum adat, seperti berjudi, menyabung ayam, dan mabuk.
c. Perebutan pengaruh antara kaum adat dan kaum ulama.

Pertempuran semula terjadi pada tahun 1825 di Minangkabau antara kaum adat dan kaum ulama. Kaum ulama dipimpin oleh Imam Bonjol. Kaum adat kemudian minta bantuan Belanda. Namun Belanda sedang terdesak, akibat perang menghadapi Pangeran Diponegoro. Maka, Belanda mengajak berunding saja dan mengakui batas wilayah kekuasaan kaum padri.

Sesudah tahun 1830, Belanda mengobarkan perang antara kaum adat melawan kaum padri, dalam hal ini Belanda membantu kaum adat. Semula pertempuran itu terjadi, tetapi setelah kaum adat sadar akan bahaya Belanda, mereka bergabung dengan kaum padri melawan Belanda sejak tahun 1832. Belanda di bawah Van den Bosch menggunakan Sistem Benteng Stelsel dan dikirimlah bantuan di bawah pimpinan Sentot Ali Basa Prawirodirjo yang kemudian memihak kepada kaum padri. Sentot pun dibuang ke Cianjur. Kemudian Belanda menyerang kota Bonjol dan mengadakan Perjanjian Plakat Panjang (1833), yang isinya:

a. penduduk dibebaskan dari pembayaran pajak atau kerja rodi,
b. Belanda akan menjadi penengah jika timbul perselisihan antarpenduduk,
c. perdagangan dilakukan hanya dengan Belanda, dan
d. penduduk boleh mengatur pemerintahan sendiri.

Dengan siasat Benteng Stelsel, Belanda mengepung benteng Bonjol pada tanggal 25 Oktober 1937 sehingga Imam Bonjol tertangkap dan dibuang ke Cianjur. Pada tahun 1854, Imam Bonjol wafat di Manado.

3. Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830)

Sejak awal abad ke-18 Belanda memperluas daerah kekuasaannya dan berhasil menguasai sebagian besar wilayah Mataram pada tahun 1812. Pengaruh Belanda mulai menyebar di kalangan istana dan mengancam kehidupan agama Islam. Sebagai salah seorang pemimpin negara dan pemuka agama, Pangeran Diponegoro tergerak untuk melakukan perlawanan.

a. Sebab-sebab umum

1) Rakyat menderita akibat pemerasan Belanda dengan menarik pajak.
2) Kaum bangsawan merasa dikurangi haknya, misalnya, tidak boleh menyewakan tanahnya.
3) Adanya campur tangan Belanda di istana, misalnya dalam pengangkatan sultan, mengubah tata cara istana, sajian sirih dihapus, dan orang Belanda duduk sejajar dengan sultan.

b. Sebab-sebab khusus

Pembuatan jalan melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro tanpa seizin di Tegalrejo dianggap merupakan penghinaan sehingga Pangeran Diponegoro mengangkat senjata pada tanggal 20 Juli 1825.

c. Jalannya perang

Pembantu-pembantu Pangeran Diponegoro adalah Kiai Mojo, Sentot Ali Basa Prawirodirjo, dan Pangeran Mangkubumi. Pusat pergerakan ialah di Selarong. Sistem yang dipergunakannya adalah perang gerilya dan perang sabil.

Pangeran Diponegoro juga dianggap penyelamat negara dan seorang pemimpin yang besar sehingga mendapat julukan "Sultan Abdul Hamid Erucokro Amirulmukmin Syayidin Panotogomo Kalifatulah Tanah Jawa". Pada saat itu, Belanda dipimpin Jenderal De Kock yang mempergunakan cara:

1) siasat Benteng Stelsel, di setiap daerah yang dikuasai didirikan benteng yang mempersempit gerilya Pangeran Diponegoro sehingga pasukannya terpecah-pecah;
2) mengangkat kembali Sultan Sepuh agar tidak dibenci oleh rakyat Mataram;
3) mempergunakan politik devide et impera.

Melihat sistem Belanda yang cukup berbahaya ini, Pangeran Diponegoro memindahkan markasnya ke Plered, Dekso, dan Pangasih. Daerah Pacitan dan Purwodadi juga berhasil dipertahankan. Serdadu Belanda terus digempur oleh pasukan Diponegoro sehingga 2.000 orang tentara Belanda tewas. Pada tahun 1828 – 1830 Pangeran Diponegoro menghadapi kesulitan-kesulitan berikut.

1) Tahun 1838 Kiai Mojo mengadakan perundingan dengan Belanda di Mangi, tetapi gagal. Kiai Mojo ditangkap dan diasingkan ke Minahasa dan tahun 1849 wafat lalu dimakamkan di Tondano.
2) Tahun 1839 Pangeran Mangkubumi menyerah karena sudah tua.
3) Tahun 1829 Sentot Prawirodirjo mengadakan perundingan dengan Belanda. Ia bersedia menyerah, asalkan menjadi pemimpin pasukan.
4) Tahun 1830 Pangeran Dipokusumo menyerahkan putra Pangeran Diponegoro.

Kenyataan tersebut tidak melemahkan Pangeran Diponegoro. Ia terus berjuang, bahkan Belanda sampai mengeluarkan sayembara: Apabila ada yang berhasil menyerahkan Pangeran Diponegoro akan mendapat uang 20.000 ringgit. Namun, tidak ada yang bersedia.

Akhirnya Belanda berhasil menangkap Pangeran Diponegoro pada tanggal 28 Maret 1830 dan dibawa ke Batavia dengan kapal "Pollaz", terus diasingkan ke Manado. Pada tahun 1834 dipindahkan ke Makassar dan akhirnya wafat pada tanggal 8 Januari 1855. Perang Diponegoro yang panjang membawa akibat sebagai berikut.

1) Wilayah Mataram Yogyakarta dan Surakarta menjadi sempit, PB VI yang ikut melawan Belanda akhirnya dibunuh di Ambon (1830).
2) Belanda memperoleh daerah Surakarta – Yogyakarta sebagai daerah yang diperas kekayaannya.
3) Adanya sebagian cukai yang dihapus untuk mengurangi kerusuhan.

4. Perlawanan Aceh (1873-1904)

Perang Aceh meletus pada tahun 1873 ketika terjadi pertentangan kepentingan politik dan ekonomi antara Kesultanan Aceh dan pemerintah kolonial Belanda. Belanda sudah memiliki keinginan untuk menguasai Aceh sejak tahun 1824, saat itu Aceh terkenal sebagai penghasil separuh persediaan lada di dunia. Kesempatan diperoleh ketika Inggris membiarkan Belanda menguasai Aceh daripada jatuh ke tangan Amerika Serikat atau Prancis.

a. Sebab-sebab umum

1) Belanda melaksanakan Pax Nederlandica.
2) Aceh merupakan daerah yang strategis bagi pelayaran dan perdagangan yang menolak campur tangan Belanda.
3) Inggris tidak akan menghalangi jika Belanda memperluas daerah ke Sumatra.

b. Sebab khusus

Aceh menolak terhadap penguasaan Belanda atas Sumatera, walaupun secara sepihak Belanda telah mengeluarkan Traktat Sumatra (1871) (yang memberi hak Belanda dapat berkuasa di Sumatera). Untuk menghadapinya, Aceh bersahabat dengan Turki dan Amerika Serikat.

Di Aceh terdapat dua kelompok pemimpin rakyat.

1) Golongan bangsawan yang berjiwa nasionalis (golongan teuku): Teuku Umar, Dawotsyah, Panglima Polim, Muda Bae'et, dan Teuku Leungbata.
2) Golongan ulama (golongan tengku) dipimpin Tengku Tjik Di Tiro.

c. Jalannya perang

1) Masa permulaan (1873-1884)

Belanda menyerang di bawah Kohler, tetapi Kohler sendiri tewas sehingga Belanda menarik pasukannya. Pimpinan pasukan diganti oleh Van Swietten yang berusaha membentuk pasukan jalan kaki (infateri), pasukan berkuda (kavaleri), dan pembangunan militer (genie). Semangat rakyat Aceh tidak kendor, bahkan Jenderal Van der Heyden tertembak sehingga buta (jenderal buta).

2) Masa konsentrasi stelsel (1884-1896)

Pada masa ini, Tengku Tjik Di Tiro gugur. Karena itu, Teuku Umar mengubah cara dengan berpura-pura menyerah kepada Belanda (tahun 1893). Belanda memberi penghargaan berupa uang $18.000, 800 senjata, 250 tentara, dan Teuku Umar diberi gelar Teuku Johan Pahlawan. Hal itu hanya merupakan siasat saja, Teuku Umar kembali menyerang Belanda bersama istrinya Tjoet Nja'Dien. Belanda merasa sulit menundukkan Aceh sehingga memanggil Dr. C. Snouck Hurgronje untuk meneliti budaya Aceh. Tersusunlah buku yang berjudul De Atjeher.

3) Masa akhir perlawanan (1896-1904)

Pada tahun 1899 di Meulaboh, Teuku Umar gugur. Perjuangannya dilanjutkan Tjoet Nja' Dien yang terus bergerilya. Karena Aceh sudah tidak berdaya, Belanda mengeluarkan Plakat Pendek yang isinya:

a) Aceh mengakui kedaulatan Belanda di Sumatra,
b) Aceh tidak akan berhubungan dengan negara asing, dan
c) Aceh akan menaati perintah Belanda.

5. Perlawanan Sisingamangaraja XII dari Tapanuli (1878-1907)

Sisingamangaraja XII melawan Belanda di daerah Tapanuli di tepi Danau Toba. Penyebab perlawanan ini adalah daerah Batak diperkecil oleh Belanda. Belanda melaksanakan Pax Nederlandica. Tahun 1878 Sisingamangaraja XII menyerang Belanda di Tarutung (tahun 1894). Belanda menyerang dan membakar daerah pusat kerajaan Tapanuli (1907). Sisingamangaraja XII gugur bersama putra-putrinya sehingga berakhirlah perjuangannya.

6. Perlawanan Banjar oleh Pangeran Antasari (1859-1863)

Pertempuran ini terjadi karena Belanda banyak campur tangan di istana, banyak perkebunan yang dikuasai Belanda, Belanda berusaha menguasai Kalimantan, dan disingkirkannya pewaris takhta, Pangeran Hidayatullah, membawa kemarahan rakyat yang terus berusaha melawan Belanda di bawah pimpinan Pangeran Antasari. Namun perlawanan ini tidak berlangsung lama, perjuangannya dilanjutkan oleh putranya yang bernama Muhamad Seman.

7. Perlawanan Patih Jelantik dari Bali

Patih Jelantik adalah patih Kerajaan Buleleng yang melawan Belanda. Sebab-sebab perlawanan sebagai berikut.

a. Hukum tawan karang adalah hak Raja Bali yang akan dihapus Belanda.
b. Raja harus melindungi perdagangan Belanda di Bali.
c. Belanda diizinkan mengibarkan bendera di Bali.

Adanya aturan-aturan yang ditetapkan Belanda tersebut membuat Raja Bali merasa diinjak-injak kekuasaannya oleh Belanda. Maka, dikobarkanlah perang anti-Belanda Jalannya perang sebagai berikut.

a. Perang Buleleng 1846

Ini terjadi karena Raja Buleleng merampas kapal Belanda sehingga terjadi pertempuran dan Buleleng jatuh ke tangan Belanda. Kemudian raja menyingkir ke benteng Jagaraga bersama Patih Jelantik.

b. Perang Jagaraga 1848

Dalam pertempuran ini, Patih Jelantik bertahan di benteng tersebut. Tetapi, akhirnya ada salah satu bagian yang berhasil dikuasai Belanda, namun Patih Jelantik tetap bertahan.

c. Perang Jagaraga II

Belanda dipimpin Michiels menyerang Kerajaan Klungkung. Jembrana, dan Buleleng sehingga benteng Jagaraga berhasil direbut Belanda. Para raja lari ke daerah selatan. Raja Karangasem dan Raja Buleleng akhirnya mengobarkan perang puputan. Kerajaan Tabanan mengadakan pertempuran tahun 1906 yang disebut Balikan Wongaya. Akhirnya, Bali dikuasai Belanda.

Demikianlah Materi Perlawanan terhadap Kolonial Belanda, Pattimura Padri Diponegoro Aceh Sisingamangaraja Antasari dan Patih Jelantik, semoga bermanfaat.
 

Most Reading