Pages

Showing posts with label jurnal penelitian. Show all posts
Showing posts with label jurnal penelitian. Show all posts

Laporan Penelitian: Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Saturday, February 22, 2014

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS MULTIMEDIA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Nopiyanti
Dr, Dedi Rohendi, MT.
Drs. Heri Sutarno, MT.

Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

ABSTRAK
Teams Games Tournament (TGT) [2] adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa sehingga bekerja dalam kelompok. Pembelajaran disertai dengan adanya permainan akademik untuk memastikan setiap anggota kelompok menguasai pelajaran yang diberikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental-semu atau quasi-experimental research. Data dikumpulkan melalui instrumen tes yang berbentuk pilihan ganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji T. Penelitian ini dilakukan pada sampel yang terdiri dari dua kelas masing-masing berjumlah 38 orang, yaitu kelas VIII-E
sebagai kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) berbasis multimedia dan kelas VIII-G sebagai kelas kontrol yang diberi pembelajaran konvensional berbasis multimedia. Dari hasil eksperimen, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT berbasis multimedia lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berbasis multimedia.

Kata Kunci: multimedia, cooperative learning, teams games tournament, matapelajaran teknologi informasi dan komunikasi

1. PENDAHULUAN
Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai cara telah dikenalkan serta digunakan dalam proses belajar mengajar dengan harapan pengajaran guru akan lebih berkesan dan pembelajaran bagi murid akan lebih bermakna. Sejak beberapa tahun belakangan ini teknologi informasi dan komunikasi telah banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, dengan harapan mutu pendidikan akan selangkah lebih maju seiring dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam mengubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Multimedia juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga
bagi pelajar, dengan multimedia diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaimana siswa dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien.

Kemampuan teknologi multimedia yang telah terhubung internet akan semakin menambah kemudahan dalam
mendapatkan informasi yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
hasil belajar peserta didik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbasis multimedia lebih
baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional berbasis multimedia.



2. TGT (Teams Games Tournament)
Menurut Slavin [3] TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu: tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok
( team recognition). TGT [2] adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok,
diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar
secara kooperatif itu menyenangkan.

Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing. Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara.

Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan
membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamendilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan
membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam.

Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang dan pembaca soal. Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca
soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain.
Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh. Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.

Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan ......baca selengkapnya dari sumber aslinya.

Laporan Penelitian: Directed Reading Activity

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

PENERAPAN STRATEGI "DIRECTED READING ACTIVITY" (DRA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI "CONTENT SUBJECT" MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS FKIP UNIVERSITAS RIAU

Oleh; 
Indah Tri Purwanti

Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Riau
Kampus Bina Widya Pekanbaru Riau
Telp. 0761-63267, Fax.0761-62761

Abstract: This classroom action research was conducted to increase students’ ability in comprehending content subject Introduction to Linguistics through the use of Directed Reading Activity strategy. The subjects were the fourth semester students taking Introduction to Linguistics. Before the treatment was conducted, a pre – test was administered and a post test was also held at the end of the treatment. The procedures of applying Directed Reading Activity strategy are : preparation, directed silent reading, and follow up. From the two cycles applied, there was an increase of the mean score form the pre-test (61.43) to the mean score after the first cycle (68.13) in which it still did not achieve the standart competency applied, and to the mean score after the second cycle (73) which was higher than the standard competency (e” 70). ‘t’ test was used to test the effectiveness of the approach by analyzing the difference between the result of pre – test and post – test. The result indicates that the ‘t’ observed value (7.57) is greater than the value of ‘t’ table at the level of significance of 0.5 ( 2.021) and 0.1 (2.704). This means that Directed reading activity strategy is effective in increasing the students’ ability in comprehending content subject Introduction to Linguistics.

Keywords : directed reading activity strategy, and content subject comprehension.

Pendahuluan
Kurikulum Program Studi bahasa Inggris menyajikan 3 kelompok besar mata kuliah, yaitu : MKU, MKDK, dan MKK. Mata kuliah keahlian (MKK) terdiri atas skill courses dan content courses. Skill courses meliputi mata kuliah ketrampilan berbahasa seperti: Listening, Speaking, Reading, dan Writing. Content courses meliputi mata kuliah yang berkaitan dengan ilmu kebahasaan ataupun pengajaran seperti : Introduction to Linguistics, Literature, Psycholinguistics dll. Menurut McKenna dan Robinson (1990:184), untuk meningkatkan pembelajaran mata kuliah-mata kuliah content courses yaitu dengan banyak membaca dan menulis.

Keterampilan membaca atau memahami isi teks adalah sangat penting bagi semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Mempunyai keterampilan membaca yang baik akan membuat seorang mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris mampu memahami teks karena banyak materi perkuliahan terutama content subject disajikan dalam teks. Pada kenyataanya, banyak mahasiswa yang tidak mampu memahami isi teks perkuliahan terutama mata kuliah content courses. Hal ini mungkin disebabkan materi buku teks untuk materi kuliah skill courses isinya lebih bersikap praktikal, sementara isi materi kuliah content
courses memerlukan tingkat pemahaman yang lebih dalam. Sehubungan dengan hal tersebut fenomena yang muncul adalah kemampuan mahasiswa dalam memaparkan materi pada saat diskusi kelas ataupun saat ujian rendah karena kemampuan memahami teksnya rendah sehingga nilai mahasiswa untuk mata kuliah content courses lebih rendah daripada nilai yang didapat dari mata kuliah skill courses. Bahkan mahasiswa yang memiliki kemampuan baik pada mata kuliah skill courses, tidak selalu memiliki kemampuan yang sama pada
mata kuliah content courses. Sebagai pengajar perlu mengembangkan kemampuan literasi dalam content subjects sehingga pembelajar dapat mempelajari content subjects dengan lebih efektif. Untuk mengatasi masalah kurangnya kemampuan memahami teks content courses di atas, penulis mencoba menerapkan strategi Directed Reading Activity dalam pengajaran content subjek Introduction to Linguistics.

Directed Reading Activity merupakan strategi yang terdiri atas 3 fase meliputi: preparation, direted silent reading, and follow up. Fase preparation  dimulai dengan mengaktifkan schemata pembelajar, memperkenalkan kosa kata baru, dan menetapkan tujuan-tujuan membaca. Dalam fase directed silent reading, pembelajar membaca teks dalam hati dengan berpedoman dan menjawab tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan pada langkah terakhir fase preparation. Fase Follow-up pengajar memastikan bahwa 1) tujuan yang ditetapkandapat dicapai, dan mengarahkan pembelajar untuk mereview dan menilai sendiri pemahamannya; 2) mengarahkan pembelajar untuk menganalisa atau mereview dan refleksi isi dan
dimotivasi untuk mendiskusikan isi; dan 3) memberikan pengayaan (Eanes, 1997:112-114). Dengan
penerapan strategi ini, diharapkan kemampuan memahami teks content subject Introduction to Linguistics meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penerapan strategi Directed Reading Activity (DRA) dapat meningkatkan kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap content subject Introduction to Linguistics secara signifikan ? “

Keterampilan membaca adalah perolehan makna dari bahan yang tertulis. Dari perolehan makna tersebut, terjadi interaksi antara pembaca dan penulis. Interaksi tersebut merupakan gabungan dari pengetahuan pembaca yang terdahulu dengan informasi tertulis dari penulis; dan gabungan itu menghasilkan pemahaman terhadap pesan yang disampaikan penulis. Harris dan Sipay sebagaimana yang dikutip oleh Reynolds (1982:
25) mendefinisikan keterampilan membaca yaitu merupakan perolehan arti sebagai hasil dari gabungan
antara persepsi tentang simbol-simbol grafis yang mewakili bahasa dan apa yang sudahdiketahui pembaca baik pengalaman verbal maupun nonverbal. Pengalaman ini menjelaskan bahwa melalui membaca seseorang akan memperoleh informasi, dan informasi ini diekspresikan jika bentuk bentuk simbol grafis memberikan arti bagi pembaca. Informasi tersebut dapat berupa pengalaman verbal maupun nonverbal.

Hall, sebagaimana yang dikutip oleh Reynold (1982:25), Gibson (1985:10) menjelaskan bahwa keterampilan membaca adalah suatu proses komunikasi dimana symbol-symbol diproses, sehingga sampai kepada interpretasi yang berarti dari apa yang disampaikan. Selanjutnya, dijelaskan bahwa keberartian interpretasi tersebut tergantung kepada maksud/tujuan pembaca, sikap keyakinan dimana dia mengharapkan para pembaca untuk mengerti. Untuk memahami pesan tersebut, para pembaca harus memiliki keterampilan
dan pengalaman membaca sehingga mereka mampu memahami teks yang mereka baca.

Pendapat tersebut di atas didukung oleh Nuttal (1982:12) yang mendefinisikan kemampuan membaca sebagai suatu interpretasi yang sangat berarti dari simbol-simbol verbal yang tercetak maupun yang tertulis. Hal ini berarti bahwa membaca merupakan suatu interaksi antara persepsi dari simbol-simbol grafis yang menjelaskan bahasa dan kemampuan berbahasa pembaca, kemampuan kognitif, dan pengetahuan tentang
dunia luar. Dalam proses ini pembaca mencoba menciptakan kembali maksud-maksud ataupun.........baca langsung dari sumber aslinya.

Laporan Penelitian Pengembangan: Pendidikan Anak Usia Dini

Friday, February 21, 2014

 Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

MODEL PENDIDIKAN BERWAWASAN KEBANGSAAN BAGI ANAK USIA DINI SEBAGAI SARANA INTEGRASI BANGSA

L. Andriani Purwastuti, Ariefa Efianingrum
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract

The aim of this research was to develop a model of civics education for early childhood as a means of national integration, based on the kindergarten curriculum and early childhood psychology. The curriculum
has been designed by using local material especially coastal area potentials. The syudy was conducted by using the research and development approach/design. Data collection was done by a survey procedure in 14 kindergartens in Yogyakarta Province; namely 5 kindergartens from Kulonprogo District, 4 kindergartens from Bantul District, and 5 kindergartens from Gunungkidul District. Initial results indicated that the curriculum that is currently used in kindergarten is the Competency-based Curriculum (CBC). Several teachers reported a lack in the educative plays at school. Teachers reported their realization that the local potentials as natural resources at the coastal area have not been used optimallty. Civic education in in the curriculum was limited to integration in the “Tanah Air” theme. This study was able to develop a civic eduvation model with the integrative thema of Daily Scenario (SKH) for early childhood education. The study resulted in 3 books: 1) Integrative-Thematic Learning Design, 2) Integrative Thematic Learning
Guidance, and 3) Resources Plays for Thematic Integrative Learning by Using Natural Resources and Local Material. The books were reviewed and validated by experts in early childhood education and experts in
teaching-learning media.

Key words: learning model, civics education, early childhood education, local content, coastal area

Pendahuluan
Berdasarkan sudut pandang medis-neurologis, psikososiokultural, dan edukatif, pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan hal yang sangat esensial.PAUD sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan struktur dan fungsi otak anaksehingga dapat memberikan pengaruh yang menetap terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian anak selanjutnya. Perkembangan anak usia dini telah memberikan berbagai informasi mengenai masa kanak-kanak sebagai salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki karakteristik tersendiri. Pendidikan yang berorientasi kepada perkembangan memungkinkan pendidik untuk merencanakan berbagai pengalaman yang dapat menumbuhkan minat anak usia dini dan merangsang keingintahuan mereka. PAUD adalah investasi yang sangat besar bagi keluarga dan juga bangsa. Merekalah yang kelak membangun bangsa supaya tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain (Suyanto, 2005:2).

Anak usia dini (early childhood) yang bnerusia antara 0-8 tahun merupakan usia emas (golden age) sehingga mereka sangat tepat jika dijadikan komunitas awal pembentukan karakter bangsa. Para ahli menyimpulkan bahwa keberhasilan pada masa ini akan menentukan masa depan anak itu sendiri. Implikasinya, keberhasilan
ini tentunya akan berdampak pada masa depan bangsa.

Pendidikan berwawasan kebangsaan pada anak usia dini diharapkan dapat mempersiapkan mereka kelak sebagai manusia-manusia yang mempunyai identitas di dalam masyarakat lokalnya sekaligus mempunyai visi global untuk membangun dunia bersama dalam budaya global. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah pendidikan wawasan kebangsaan dapat diberikan untuk anak usia dini?

Bruner menyatakan bahwa setiap materi dapat diajarkan kepada setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya. Pada anak usia dini, kunci cara-cara yang paling sesuai adalah merlalui berbagai permainan. Permainan merupakan kata kunci pada pendidikan anak usia dini. Permainan anak sebenarnya mengacu pada kebersamaan, gotong royong, berteman, dan mengurangi rasa egois anak. Kemunculannya akan tampak pada saat mereka bermain yang selalu memerlukan “partner”, walaupun dalam partner tersebut bisa jadi mereka bersaing. Lebih-lebih pada permainan tradisional, sifat kebersamaan ini menjadi sesuatu yang paling diutamakan. Tanpa kebersamaan, permainan tradisional tidak akan pernah terjadi. Berbeda halnya dengan permainan dalam bentuk digital yang lebih bersifat individu, seperti play station. Mereka cukup sendirian berhadapan dengan komputer atau sejenisnya. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan alat permainan yang mampu membangun “pertemanan”, di antara anak-anak sehingga proses humanisasi anak-anak terbangun dengan baik dan sekaligus juga sebagai proses pengembangan wawasan kebangsaan.

Pendidikan wawasan kebangsaan bagi anak usia dini saat ini mendapat saingan yang berat, yakni berupa alat permainan yang datangnya dari negara lain. Anak-anak selama ini bermain dengan robot, boneka-boneka bule, dan rumah bergaya Eropa. Akibatnya, ia akan membangun konsep diri tentang robot, manusia, dan rumah dari alat permainan tersebut. Tanpa disadari, ia menjadi mengidentifikasi diri derngan pahlawan-pahlawan robot dari luar, orang bule dan rumah bergaya Eropa. Anak yang suka mainan Spiderman, Spongebob, atau Barbie akan mengoleksi dan menggunakan............Baca selengkapnya makalah ini dari sumber aslinya.

Laporan PTK: Pendekatan Proses



PENERAPAN PENDEKATAN PROSES PADA PEMBELAJARAN MENULIS BERBAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR

A. Dahlan Rais
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami Surakarta

Abstract: The aims of this research are to describe: (1) the process approach applied in the learning process of English writing class at SMP Negeri 2 Jaten, (2) the problems faced by the teacher as well as the students, and (3) the actions to solve them. This research belongs to descriptive qualitative research which covers: incidents (the learning process of the writing class), informants (the English teacher and the students of IX grade), and documents (students’ writings and writing-score archives) as the source data. The techniques of data collection used were observation and interview. To validate the data, this researcher used triangulation method and member-check. The interactive model was applied. The results of the research are as follows: the process approach had not been applied in the teaching process of English writing although the teacher had tried to. It is due to the fact that the teacher had not fully understood about the concept of the process approach in learning writing. In addition, the teacher got some difficulties to provide appropriate media and materials. Meanwhile, the students were lack of English competence, interest, and motivation in learning writing. To overcome the problems the teacher should assign the students homeworks and writing exercises both individually and in groups, and send the teacher to attend the up-grading courses. However, there was no significant effort done by the teacher or school committee to solve the problems.

Keywords: process approach, learning writing, and English competence.

Pendahuluan
Untuk meningkatkan mutu kemampuan berbahasa Inggris secara produktif para pelajar perlu dilakukan berbagai pembenahan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Secara formal, upaya pertama yang harus segera dibenahi adalah sistem pengajarannya. Sebagaimana kita ketahui bahwa dewasa ini sistem pengajaran yang berjalanmasih secara tradisional sehingga menghambat para pelajar untuk dapat belajar secara aktif dan kreatif. Sistem pengajaran seperti itu tidak mampu menciptakan hasil didik yang diidam-idamkan, terutama untuk bidang-bidang keterampilan. Dominasi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan tradisional memang lebih menonjol sehingga keterlibatan siswa kurang mendapat tempat.

Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama bidang keterampilan berbahasa, seperti menulis, diperlukan pendekatan pengajaran yanglebih menekankan pada aktivitas belajar dan kreativitas para siswa. Adapun suatu upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar menulis seperti itu adalah dengan menggunakan pendekatan yang menekankan pentingnya proses belajar bagi subjek didik, yakni pendekatan proses, bukan pendekatan tradisional. Ini disebabkan pada pendekatan proses yang menjadi fokus pembelajarannya adalah proses maupun produk menulis, sedangkan pada pendekatan tradisional adalah produknya saja. Karena itulah dalam kurikulum yang berlaku saat ini, bahkan kurikulum sebelumnya pun telah tercantum masalah penerapan pendekatan proses.

Dengan pendekatan tradisional, guru sudah menyiapkan satu atau dua judul karangan untuk para siswanya. Setelah waktu yang ditentukan selesai, guru akan mengumpulkan hasil karangan siswa tersebut dan selanjutnya melakukan koreksi (teacher correction) dan memberi nilai. Seringkali tulisan tersebut membuat guru atau siapa pun .........................Baca makalah lengkap langsung dari sumber aslinya di sini.



Laporan Penelitian Kualitatif: Kelompok Belajar Informal

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI KELOMPOK BELAJAR INFORMAL: Studi Kelompok Informal Siswa SMA di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia

Harsono
Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi
FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102

Abstract: We realized the need of increasing study achievement for the students. School has the obligation for increasing study achievement for all of the students, including students who have serious problem in study. The characteristic of them, such as: passive, irritate, not focus in study, afraid, and avoid the teachers and counselor. The research used ethnography approach, choosinghuman resources and guidance teachers, collecting data used in dept interview. Data analysis model is done with regularly data. The research result shows that students study achievement can be increased by giving a good chance to find out suitable friends, to take a part in school organization, an opportunity to perform, and the need of achievement.

Keywords: achievement and learning informal groups.

Pendahuluan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengamanatkan agar pendidikan nasional dapat berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan diperuntukan semua. Pedidikan dilakukan sepanjang masa. Sepanjang hidupnya, semua warga negara berhak atas pendidikan yang layak bagi dirinya, keluarganya, dan anak-anaknya.

Kualitas suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dengan kualitas individual masing-masing warga negara (Tilaar,2000;32). Warga negara yang berkualitas dapat dipastikan memiliki prestasi akademik yang unggul di sekolahnya. Bila anak yang ber-IQ tinggi, maka untuk pemahaman suatu konsep hanya membutuhkan waktu tidak lama. Nila semakin rendah IQ anak, maka kebutuhan waktu untuk penguasaan suatu konsep makin lama. Meskipun demikian, EQ anak yang tinggi akan bermanfaat pada anak yang ber-IQ rendah dalam mempercepat penguasaan terhadap suatu konsep. Konsep IQ dan EQ dapat dihiraukan, namun kita sadar bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk berprestasi.

Kelancaran komunikasi antara dua orang atau lebih cenderung dipengaruhi oleh kesamaan IQ dan EQ antara dua orang atau lebih yang berkomunikasi. Jika satu orang memiliki IQ dan EQ lebih tinggi dibandingkan yang lain, maka akan terjadi hambatan komunikasi. Hal serupa terjadi juga di depan kelas, jika siswa memiliki IQ dan EQ lebih tinggi ketimbang gurunya, atau sebaliknya, maka akan ada hambatan komunikasi, maka kegagalan dalam proses pembelajaran.

Anak-anak yang gagal ini, jika sekolah tidak memiliki sarana dan kemampuan cukup untuk memahami karakteristik siswa, maka terjadi kecenderungan penempatan siswa sebagai siswayang gagal (Jorissen, 2002:12). Pemberian status sebagai siswa yang gagal akan berakibat fatal pada aspek psikologis, sosiologis siswa, siswa akan stress, minder, terkucilkan dari kelompok, tidak memiliki teman, tidak percaya diri, dan
makin dekat dengan kegagalan (Grant, 2002:319).

Kota Boyolali merupakan salah satu kota di Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini terletak di sebelah barat kota tua Surakarta. Penduduk Boyolali memiliki perilaku yang unik, mudah tersinggung dan mudah marah. Hal itu terjadi, ketika mereka merasa harga diri terganggu. Sifat itu secara naluri berlangsung....l................Baca makalah ini secara lengkap langsung dari sumber aslinya di sini.

Laporan Penelitian: Kompetensi Profesional Guru

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

Risminawati, Risminawati (2007) KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN SLTP MUHAMMADIYAH DI KOTA SURAKARTA. VARIA PENDIDIKAN, 19 (2). pp. 139-155. ISSN 0852-0976

 Abstract: This research aims at knowing: (1) headmasters democratic leadership toward school success, ((2) teachers professional competence toward School Success, and (3) both headmasters democratic leadership and teachers professional competence toward School Success. The subjects of the research were 130 teachers taken from the total population of 197 Muhammadiyah junior high school in Surakarta.The samples were taken by means of the proportional random sampling technique.All the data were collected by means of questioners and the collected data were analized using the multi linier regression analysis technique with the help of the SPSS 10. The result of the research shows that firstly there is a significant contribution of democratic headmasters leadership toward School Success. This can be seen from the finding that t0 4.963 is higher than the t table 1.655. Secondly, there is a significant contribution of Teachers Professional Competence toward School Success, and this can be seen from the finding that the t0 6.006 is higher than the t table 1.655. Thirdly, there is a significant contribution of both democratic headmasters leadership and teachers professional competence toward school success, and this can be seen from the finding that the f0 48.675 is higher than the table f table 3.05. In addition, the contribution of variable democratic headmasters leadership to school success is 11 % and the contribution of teachers professional competence to school success is 32.4 %. This research comes to the conclusion that the democratic style of headmasters leadership and teacher professional competence give significant contribution toward school success.This finding implies that the more democratic the style of the leadership of the headmaster of a school is and the better the professional competence of the teacher is, the more successful the school is.Therefore, this study suggests that in order to create a success in a school the headmaster of the school should improve their democratic leadership and the teacher o the school should improve their professional competence.

Keywords: democratic leadership, teacher’s professional competence, and school success.

Pendahuluan
Salah satu masalah yang sangat serius dalam bidang pendidikan di tanah air saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan. Isu mutu pendidikan akan selalu menarik perhatian karena masa depan bangsa tergantung kepada kualitas pendidikan, terutama di saat memasuki era globalisasi.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, berbagai usaha telah dilakukan pemerintah. Beberapa di antaranya adalah peningkatan pelatihan kependidikan, pengembangan dan perbaikan kurikulum, pengadaan sumber-sumber belajar, dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Meskipun upaya-upaya ini telah dilakukan, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mutu pendidikan masih jauh dari harapan. Tampaknya ada satu faktor yang selama ini belum mendapatkan perhatian yang setara dengan faktor-faktor lain, yaitu manajemen pendidikan.

Salah satu wujud manajemen pendidikan yang cukup penting tetapi masih kurang tersentuh dalam program pembangunan pendidikan adalah kepemimpinan kepala sekolah (Alhadza, 2003:2). Selanjutnya dikemukakan bahwa sebesar apapun input sekolah ditambah atau diperbaiki, outputnya tidak akan optimal, apabila faktor kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan pengelola terdepan tidak memperoleh perhatian serius.

Syafaruddin (2002:49) mempertegas bahwa upaya memperbaiki kualitas dalam suatu organisasi (sekolah) sangat ditentukan oleh mutu kepemimpinan dan manajemen yang efektif. Dukungan dari bawah hanya akan muncul secara berkelanjutan jika pimpinan (kepala sekolah) benar-benar berkualitas.

Kepala sekolah sebagai salah satu komponen sekolah memegang peran sentral dalam menghimpun, memanifestasikan dan menggerakkan secara optimal seluruh potensi dan sumber daya yang terdapat di sekolah menuju tujuan yang ditetapkan.. Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya di harapkan memiliki karakter-karakter dan ciri-ciri khas yang mencakup: kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, diklat dan keterampilan profesional, pengetahuan administrasi dan pengawasan
kompetensi kepala sekolah (Wahjosumidjo, 2002:110). Beberapa karakteristik kepala sekolah yang profesional seperti dikemukakan di atas tampaknya belum sepenuhnya dimiliki oleh kepala sekolah pada umumnya, khususnya SLTP Muhammadiyah di Surakarta.

Wason dalam Eko Suprianto (2003:29) mengatakan bahwa karakteristik kepala sekolah akan mempengaruhi secara signifikan iklim sekolah. Dengan berasumsi bahwa kepala sekolah adalah pemimpin sekolah maka secara kausalitas pengaruh kepemimpinanya akan mewarnai seluruh sistem pendidikan di sekolah. Oleh karena ..................baca Makalah ini secara lengkap langsung dari sumber aslinya di sini.


Laporan PTK Matematika SMP


Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

JUDUL SKRIPSI dengan bentuk PTK (Penelitian Tindakan Kelas):
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI EVERYONE IS ATACHER HERE (PTK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KARTASURA)

Oleh: Dewi Ari Septian Ningrum
(Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Link Halaman Depan
Link Bab I
Link Bab II (terbatas untuk staf UMS saja)
Link Bab III (terbatas untuk staf UMS saja)
Link Bab IV (terbatas untuk staf UMS saja)
Link Bab V (terbatas untuk staf UMS saja)
Link Daftar Pustaka
Link Lampiran-Lampiran (terbatas untuk staf UMS saja)

Anda dapat mendownload bagian-bagian dari laporan PTK matematika SMP di atas melalui link langsung yang diarahkan pada sumber aslinya. Semoga bermanfaat.

Laporan Penelitian: Pengaruh Metode Hypnoteching Terhadap Hasil Belajar Siswa

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

Judul Penelitian:
PENGARUH METODE HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI BEGALON II NO.241 SURAKARTA TAHUN 2011/2012

Jenis Penelitian :
FREE EXPERIMENTAL DESIGN berbentuk ONE GROUP PRE TEST POST TEST DESIGN

Peneliti:
RUDY ARYANTO

Download Bagian-Bagian Laporan Penelitian Free Experimental Design : One Group Pre Test - Post Test Design ini:
Link HALAMAN DEPAN
Link Bab I
Link Bab II (hanya untuk staf UMS)
Link Bab III (hanya untuk staf UMS)
Link Bab IV (hanya untuk staf UMS)
Link Bab V (hanya untuk staf UMS)
Link Daftar Pustaka
Link Lampiran (hanya untuk staf UMS)

Semoga link laporan dari sumber aslinya tentang metode hypnoteaching di SD untuk meningkat hasil belajar tersebut dapat bermanfaat.

Laporan Penelitian Deskriptif Evaluatif tentang MBS

Thursday, February 20, 2014

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di , silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS) DI SEKOLAH DASAR LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Oleh: R.M. Lolowang
Universitas Kristen Indonesia (UKI) Tomohon
Jl. Kakas Kasen III, Kampus Ukit, Kotak Pos 34, Tomohon,

Abstract: This research aims at laping open the Management Implementation of Make-Up Of Quality Based on the School (MPMBS) in Regional SD Branch On Duty P&K Bolaang Mongondow. This Research descriptive evaluative having the character of eksplorative. This research respondent is all headmasters every school is taken as research object. Pursuant to result of inferential solution and research that implementation MPMBS at 9 school blaze the way in region Branch On Duty P&K Bolaang Mongondow enough succeed the core important in transparency, independence, cooperation, accountability and continueing programme, where SD of Private sector of Hang Tuah be at the category very success with the value 94,4%. While if evaluated from background (context), input, process and also output, it hence concluded by that ninth of the school own the potency which enough support the implementation MPMBS.

Keywords: Implementation, MPMBS, and Quality

Pendahuluan
Akhir-akhir ini, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menjadi tren dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, bahkan Mendiknaspun dalam Konaspi IV di Jakarta telah menyetujui untuk diberlakukannya MBS sebagai salah satu pendekatan peningkatan mutu pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan ini, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stake-holders) terhadap bidang pendidikan yakni orang tua (masyarakat), sekolah (lembaga pendidikan) dan institusi sosial lain seperti dunia usaha atau dunia industri.

Peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung oleh kemampuan manajerial para kepala sekolah. Sekolah perlu berkembang lebih maju dari tahun ke tahun. Karena itu, hubungan baik antara guru perlu diciptakan agar terjalin iklim dan suasana pekerjaan yang kondusif dan menyenangkan. Demikian halnya penataan penampilan fisik dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang dapat menumbuhkan kreativitas, disiplin, dan semangat belajar peserta didik.

Dalam kerangka inilah dirasakah perlu adanya terobosan dan konsep baru adalah MBS. Implementasi MBS secara efektif dan efisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaaan dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan.

Wibawa kepala sekolah harus ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja, keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif. Lebih lanjut, kepala........baca Makalah ini selengkapnya langsung dari sumber aslinya.

Laporan PTK : Model Pembelajaran Kooperatif TAI

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TAI (Team Assisted Individualization) DILENGKAPI MODUL DAN PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENENTUAN DH REAKSI SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I

Oleh : Sri Retno Dwi Ariani, Bakti Mulyani dan Fema Yulianingrum
Prodi Kimia P. MIPA FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta

Abstract : The aim of this research was to improve the achievement of student in the determination of ÄH reaktion subject with TAI (Team Assisted Individualization), then completed with module and portofolio assesment. The subject of this experiment was the student grade XI-IA1 SMA Negeri Karangpandan Karanganyar Central Java 2007/2008. This research was a Classroom Action Research (CAR) conducted into two cycles. The steps of each cycle were planning, acting, observing and reflecting. The data were received from observing, interviewing with teacher, researching the difficulty study in chemistry and the student response of chemistry study. This experiment used descriptive qualitative method. The result of the experiment approved that the use of study with TAI method teaching that completed with module and portofolio assesment could improve the achievement of student in the determination of ÄH reaktion subject. This can be proved from initial test, the first cycle and the second cycle. On the initial test the student ability to accomplish the test is about 32% in average and increase to 50.0 % in the first cycle and 66.0 % in the second cycle. The completion of study in initial test was 0.0 %, to increase 37.0 % in the first cycle and 72.0% in the second cycle.

Keywords: Team Assisted Individualization, Classroom Action Research module, and portofolio

Pendahuluan
Sistem pendidikan nasional dewasa ini menunjukkan perkembangan yang cukup pesat seiring dengan era globalisasi. Pendidikan mempunyai peran penting dalam perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa. Pendidikan sebagai proses belajar bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Upaya peningkatan mutu pendidikan telah lama dilakukan, salah satunya adalah dengan mengadakan
perombakan dan pembaharuan kurikulum yang berkesinambungan, mulai dari kurikulum...............baca selengkapnya makalah tentang Laporan PTK model pembelajaran kooperatif TAI ini langsung dari sumber aslinya.

Laporan penelitian Kualitatif: Mata Pelajaran Akuntasi

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

PROFIL PERILAKU KOPING DALAM MENGHADAPI MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA SMK BATIK I SURAKARTA

Sutrisno, Budi and Eprilia, Ummi Hany (2008) PROFIL PERILAKU KOPING DALAM MENGHADAPI MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA SMK BATIK I SURAKARTA. VARIA PENDIDIKAN, 20 (1). pp. 40-49. ISSN 0852-0976
Sebagian isi makalah/jurnal:
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan seting observasi dan wawancara secara mendalam kepada 9 orang siswa kelas 1, dari beberapa siswa yang melakukan koping dalam menghadapi mata pelajaran akuntansi. Penunjukan 9 orang tersebut didasarkan pada pengamatan awal, dan informasi guru mata pelajaran. Wawancara kepada guru akuntansi kelas 1, difokuskan pada aspek materi dan pola pembelajaran yang diterapkan sampai dengan model asesmen dan evaluasinya, termasuk kendala yang sering muncul dalalm pelaksanaannya. Di samping itu obervasi dan dokumentasi, dilakukan untuk pengumpulan data sekunder yang menyangkut profil sekolah.
Analisis data mengunakan model “the constant comparative methode” (Usman & Akbar, 2001 : 32), dengan mengidentifikasi suatu fokus kegiatan siswa di sekolah yang menyangkut perilaku koping dalam menghadapi mata pelajaran akuntansi, seperti “bagaimana masalah itu terjadi, dalam kondisi dan lokasi yang bagaimana, tentang apa, dan kepada siapa, mengapa itu terjadi, serta bagaimana menghadapi kondisi masalah itu” dengan tidak mengabaikan proses trianggulasi sumber.
Pemilihan pendekatan kualitatif berdasarkan pada pertimbangan bahwa gejala dalam penelitian ini merupakan serangkaian proses penerapan strategi koping oleh siswa dalam menghadapi mata pelajaran akuntansi. Pada pendekatan ini, kehadiran peneliti dilaksanakan secara wajar sebagaimana adanya, dan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif (Usman & Akbar, 2001 : 81); Muhajir (2002:75). ..........baca selengkapnya langsung dari sumber aslinya.



Laporan Penelitian: Lesson Study IPA

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di h, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI LESSON STUDY

Parmin, Parmin (2009) AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI LESSON STUDY. VARIA PENDIDIKAN, 21 (1). pp. 1-11. ISSN 0852-0976
Sebagian isi makalah/jurnal/laporan:
Aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi salah satu bagian yang penting dalam proses pembelajaran IPA. Pengamatan awal di dua madrasah. Pembelajaran IPA belum berpusat pada siswa. Strategi pembelajaran lesson study diterapkan. Kegiatan pendampingan dan observasi berlandaskan prinsip kolegalitas dan mutual
learning. Lesson study menjadi pilihan memenuhi kebutuhan siswa. Tahapan refleksi (see) melalui strategi ini akan memberikan berbagai masukan dari observer, tentang pembelajaran yang diarahkan pada bagaimana siswa belajar IPA yang kontekstual.
Belajar IPA yang kontekstual berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis Pembelajaran IPA menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri, dan alam sekitar serta prospek pengembangan kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar
(Depdiknas, 2006: 14).
Konsep IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Penerapan IPA secara bijaksana tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Pembelajaran IPA ada penekanan yang menghubungkaitkan unsur SaLingTeMas (Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana (Binadja, 2000: 8).
Pembelajaran IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses IPA. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat, dan bahan secara baik dan benar dengan mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan dan
tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Pembelajaran IPA dilaksanakan secara ikuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan kerja ilmiah dan sikap ilmiah...........baca selengkapnya tulisan ini langsung dari sumber aslinya di sini.

Laporan PTK: Pendidikan Agama Islam

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

Sumber:
Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam
Volume 01, Nomor 01, Juni 2010
H a l a m a n 1 - 1 0

Meningkatkan Kompetensi Belajar Membaca Al-Qur’an melalui Metode Uji Performance pada Siswa Kelas III MI Nur Rohman Sambibulu Taman Sidoarjo Tahun Pelajaran 2009/2010

Oleh :
Achsanun Nasich
MI Roudlotut Tholabah, Tuban

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan menerapkan metode yang akurat dalam memacu siswa untuk meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) sebanyak dua putaran atau siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam wujud proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap yakni, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Sasaran penelitian adalah siswa kelas III MI Nur Rohman Sambibulu Taman Sidoarjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, performance test dan lembar observasi dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis bahwa kompetensi belajar membaca Al-Qur’an siswa mengalami peningkatan mulai dari pra siklus sampai siklus dua yaitu pra siklus 57’14% , siklus I (71,42%) dan siklus II (85,71%). Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan refleksi terhadap kegiatan siklus II, maka penulis menyimpulkan tidak melanjutkan pada putaran siklus berikutnya dan metode uji performance berpengaruh positif pada pembelajaran membaca Al-Qur’an.

Kata kunci: Kompetensi, Belajar, Metode Uji Performance

PENDAHULUAN
Disadari bahwa anak sebagai generasi dan pewaris perjuangan masa depan perlu dibekali ilmu pengetahuan dan ditanamkan akhlakul karimah guna melindungi dan membentengi diri dari kehidupannya agar tidak tersesat dalam arus globalisasi dan informasi yang menyesatkan.

Dalam rangka mempersiapkan serta membekali para generasi muda islam agar kualitas maupun kuantitas, generasi yang dimaksud mampu menghadapi tantangan zaman, terlebih lagi di masa yang akan datang, kita tidak kehilangan satu generasi yang Qur’ani...........baca jurnal Meningkatkan Kompetensi Belajar Membaca Al-Qur’an melalui Metode Uji Performance pada Siswa Kelas III MI Nur Rohman Sambibulu Taman Sidoarjo Tahun Pelajaran 2009/2010 selengkapnya langsung dari sumber aslinya di sini.



Laporan PTK: Pembelajaran Kooperatif STAD

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin)

Sumber:
Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam
Volume 01, Nomor 01, Juni 2010
H a l a m a n 1 1 - 2 4

Judul:
Meningkatkan Prestasi Belajar Akidah Akhlak melalui Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Division pada Siswa-Siswi Kelas V/b SD Darul Ulum Bungurasih Waru Sidoarjo Tahun Pelajaran 2009/2010


Oleh:
Imam Zarkasyi
MI Al-Hidayah, Mojokerto

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Akidah Akhlak siswa-siswi kelas V-b SD Darul Ulum Bungurasih Waru Sidoarjo melalui cooperative learning tipe STAD (Student Team Achievement Division), serta untuk mengetahui respon siswa terhadap materi Akidah Akhlak dengan metode cooperative learning tipe STAD (Student Team Achievement Division). Rumusan masalahnya adalah a) apakah pembelajaran cooperative learning model STAD dapat meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlak?, b) bagaimana respon siswa dalam menerapkan metode pembelajaran cooperative learning model STAD?. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan (action research) sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V-b SD Darul Ulum Bungurasih Waru Sidoarjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu siklus I (61,78%, siklus II (71,79%, siklus III (71,42%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode cooperative learning model STAD berpengaruh positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus.

Kata kunci: Pembelajaran Akidah Akhlak, Kooperatif model STAD

PENDAHULUAN
Guru mempunyai tanggung jawab besar terhadap keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sebagai komponen langsung yang terjun di dunia pendidikan guru mempunyai kewajiban yang tidak ringan di dalam mendidik siswa-siswinya di sekolah. Karena sesuai tugas dan peranan guru. (Slavin, Robert E, 2008;34).

Dengan berkembangnya kebudayaan yang meliputi teknologi, perkembangan jumlah anak yang memerlukan pendidikan disertai dengan keinginan manusia untuk serba cepat dalam segala hal membawa pengaruh pula atas tugas dan peranan guru. Natawidjaja juga menyatakan dengan semakin bertambahnya isi pengetahuan yang harus diberikan guru ditambah lagi dengan bertambahnya jumlah murid, bertambahnya tugas guru baik karena alasan sosial dan ekonomis maka harus ada jalan keluar. Salah satu jalan keluar itu adalah penggunaan metode cooperative learning model Student Team Achievement Division (STAD) untuk keperluan proses pengajaran. ..............baca selengkapnya malakah/jurnal penelitian/laporan penelitian Meningkatkan Prestasi Belajar Akidah Akhlak melalui Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Division pada Siswa-Siswi Kelas V/b SD Darul Ulum Bungurasih Waru Sidoarjo Tahun Pelajaran 2009/2010 ini langsung dari sumber aslinya di sini.


PEMBELAJARAN MOTIVASI BERPRESTASI DALAM MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DENGAN GAME TOURNAMENT

Wednesday, February 19, 2014

PEMBELAJARAN MOTIVASI BERPRESTASI DALAM MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DENGAN GAME TOURNAMENT

Oleh: Tejo Nurseto
(Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY)

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin)

Abstrak
Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi akan berusaha melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja mandiri dan optimis, tidak cepat puas atas hasil yang diperoleh serta mempunyai tanggung jawab yang besar atas perbuatan yang dilakukan sehingga seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan lebih berhasil dalam kehidupannya dibandingkan dengan mereka yang memiliki motif berprestasi rendah. Menurut McClelland motif berprestasi ialah keinginan untuk berbuat sebaik mungkin tanpa banyak dipengaruhi oleh prestise dan pengaruh sosial, melainkan demi kepuasan pribadinya, dorongan ini akan lebih nampak dalam suasana rivalitas-kompetitif. Teori ini cenderung individualistik, sementara saat ini untuk meraih kesuksesan yang lebih tinggi dan lebih besar diperlukan kerjasama dalam sebuah tim dari pada sekedar bersaing dengan orang lain. Oleh karena itu motivasi berprestasi dalam sebuah tim adalah “Menerapkan standar kinerja dan standar kesempurnaan tim yang tinggi, mendorong anggota tim yang lain dan diri sendiri untuk berprestasi, mencapai, bahkan melebihi sasaran. Masalahnya motivasi berprestasi tidak bisa dibelajarkan dengan sekedar menyampaikan teori-teori motivasi, tapi yang lebih penting adalah bagaimana menginternalisasi motivasi berprestasi ke dalam diri setiap mahasiswa sehingga setiap peserta didik akan memiliki motivasi berprestasi yang cukup besar untuk meraih kesuksesan mereka di masa yang akan datang. Oleh karena itu pembelajaran harus dibuat dan dirancang sedemikian rupa sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik buat mahasiswa. Dengan game tournament dalam pembelajaran motivasi berprestasi mahasiswa dapat merasakan langsung pengalaman berusaha meraih prestasi bersama timnya, mahasiswa dapat mengkonstruksi sendiri makna motivasi  berprestasi dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan akan lebih lama diingat oleh mahasiswa.

Kata Kunci: Motivasi Berprestasi
Login/register dulu di sini sebelumnya untuk :
Membaca makalah ini selengkapnya langsung dari sumber aslinya di sini.

Laporan PTK: Active Learning Tipe Team Quiz

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

Sumber:
Jurnal Ekonomi & Pendidikan (JEP) Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY Volume 7 No. 2 tahun 2010.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUIZ TEAM PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI DI SMK NEGERI 1 BOGOR

Oleh:
Maisaroh, S.E.,MSi.
Rostrieningsih, SPd

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team pada mata pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi.Dengan menggunakan sample siswa kelas XAP-1 di SMK Negeri 1 Bogor pada mata pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan dua siklus tindakan. Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara berulang dengan mengikuti tahapan siklus yang telah ditetapkan sehingga tercapainya tujuan dari metode pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team melalui penilaian kelompok dan individu. Indikator dari peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengalami proses kegiatan belajar dengan menggunakan metode pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team. Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team telah memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Active learning, Quiz team

A. Pendahuluan
Nilai hasil belajar adalah salah satu indicator yang bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar seseorang. Nilai hasil belajar mencerminkan hasil yang dicapai seseorang dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dalam proses belajar mengajar, ada banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian nilai hasil belajar siswa, baik yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari lingkungan luar (eksternal).

Faktor internal terkait dengan disiplin, respon dan motivasi siswa, sementara factor eksternal adalah lingkungan belajar, tujuan pembelajaran, kreatifitas pemilihan media belajar oleh pendidik serta metode pembelajaran. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi satu sama lain dan merupakan satu kesatuan yang mendasari hasil belajar siswa.

Dari semua faktor yang ada, metode pembelajaran yang dipilih oleh seorang pendidik menjadi sumber dan berkait dengan faktor yang lain. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan membawa suasana belajar yang menyenangkan dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreatifitas. Suasana belajar yang menyenangkan akan membawa dampak pada motivasi belajar dan disiplin yang meningkat.Motivasi belajar yang tinggi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang terbaik..........baca selengkapnya laporan PTK/makalah/jurnal ilmiah PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUIZ TEAM PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI DI SMK NEGERI 1 BOGOR ini langsung dari sumber aslinya di sini. Sebelum dapat mendownload halaman tersebut, anda terlebih dahulu harus register di sini.

Laporan PTK: Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Head Together) SD

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

Sumber:
Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam
Volume 01, Nomor 01, Juni 2010
H a l a m a n 2 5 - 3 6

Penerapan Metode Kooperatif NHT (Numbered Head Together) untuk Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur’an Hadits Siswa-Siswi Kelas IV A SD Darul Ulum Bungurasih



Oleh:
Firman Kailani
MI Riyadul Badi'ah, Kediri

Abstrak: Pelajaran Qur’an Hadits adalah pelajaran agama yang membentuk nilai spiritual agama, sehingga perlu adanya upaya untuk menumbuhkan minat terhadap pelajaran ini. Salah satu cara adalah dengan jalan penerapan pembelajaran cooperatif learning NHT dalam proses pembelajaran. Penelitian ini berdasarkan permasalahan, “Apakah melalui metode cooperatif learning NHT dapat meningkatkan minat, prestasi belajar serta respon terhadap materi surat Al-Lahab bagi siswa-siswi kelas IV A SD Darul Ulum Bungurasih? ”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat, prestasi belajar, dan respon siswa-siswi terhadap materi surat Al-Lahab melalui pendekatan cooperatif learning NHT. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV A SD Darul Ulum Bungurasih tahun pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis belajar terdapat peningkatan yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa-siswi dalam setiap siklus, yaitu siklus I (73,68%), siklus II (86,05%.). Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui pendekatan metode cooperatif learning NHT dapat berpengaruh positif terhadap minat, prestasi belajar serta respon siswa-siswi kelas IV A SD Darul Ulum Bungurasih Sidoarjo tahun pelajaran 2009/2010.

Kata Kunci: Qur’an Hadits, NHT (Numbered Head Together), Minat belajar.

PENDAHULUAN
Jika berbicara masalah pendidikan, maka tidak akan lepas dari sosok seorang guru. Kemampuan tiap guru tidak sama, hal ini dikarenakan adanya perbedaan tingkat pendidikan, intelektual dan kondisi sosial masyarakat, sehingga berdampak ketika guru mengajar di dalam kelas baik mengenai metode yang digunakan, alat peraga, penguasaan kelas dan sebagainya. Meskipun demikian, ada prinsip yang harus tetap diperhatikan oleh seorang guru dalam mengajar yaitu menciptakan situasi proses pembelajaran yang benar-benar dapat meningkatkan minat anak didik dalam belajar. Hal ini bisa dilakukan dengan cara penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, media pembelajaran yang menunjang, dan penyampaian materi yang sistematis.

Untuk mencapai hasil belajar yang optimal salah satu cara adalah dengan melakukan pendekatan secara emosional yang kuat antara guru dan siswa-siswi dalam pembelajaran, maka akan membantu guru dalam mencapai hasil pembelajaran yang seoptimal mungkin. Selain mengetahui karakteristik masing-masing siswa-siswi, guru juga harus menguasai langkah-langkah dalam memberikan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Qur’an Hadits merupakan salah satu pelajaran yang penting dalam kaitannya untuk mengembangkan spiritual anak, akan tetapi karena pelajaran ini tidak termasuk dalam ujian nasional sehingga menjadikan pelajaran Qur’an Hadits dianggap tidak terlalu penting oleh anak, yang dapat mengakibatkan mengurangi minat anak terhadap pelajaran ini...........baca selengkapnya laporan penelitian/makalah/jurnal ilmiah tentang Penerapan Metode Kooperatif NHT (Numbered Head Together) untuk Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur’an Hadits Siswa-Siswi Kelas IV A SD Darul Ulum Bungurasih langsung dari sumber aslinya di sini.

Laporan PTK: Metode Two Stay Two Stray

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

Sumber:
Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam
Volume 01, Nomor 01, Juni 2010
H a l a m a n 3 7 - 5 2

Judul:
Upaya Peningkatan Keterampilan Berargumentasi Pendidikan Agama Islam dengan Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas XI di SMA Al-Muniroh Ujung Pangkah Gresik


Oleh:
Ita Qomariyah - Lailatul Badriyah
SMA Al-Muniroh, Gresik

Abstrak: 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berargumentasi siswa setelah diterapkan pembelajaran two stay two stray. Adapun permasalahan yang dikaji adalah “Bagaimanakah upaya peningkatan keterampilan berargumentasi siswa dengan diterapkannya pembelajaran Two Stay Two Stray?.” Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan sebanyak dua siklus. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMA Al-Muniroh Ujung Pangkah Gresik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket, dan tes (pre-test dan post-test). Dari hasil analisis didapatkan bahwa ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I ketuntasan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran 6,2%, pada siklus II ketuntasan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran 8,6%, sedangkan untuk penerapan pembelajaran Two Stay Two Stray termasuk kategori cukup baik, dengan persentase sebesar 49,3% dan keterampilan berargumentasi siswa sebesar 41,7%. Simpulan dari penelitian ini adalah metode Two Stay Two Stray berpengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan berargumentasi PAI siswa kelas XI di SMA Al-Muniroh Ujung Pangkah Gresik.

Kata kunci: Peningkatan Keterampilan Berargumentasi, PAI, Metode Two Stay Two Stray.

PENDAHULUAN
Dalam pembukaan UUD 1945 (Mendikbud, UUD 1945: 45) disebutkan bahwa cita-cita bangsa Indonesia salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Cita-cita tersebut terealisir dengan ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 31 ayat 3 “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang”.

Untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut, diperlukan seorang figur guru yang berpotensi. Selain dibekali konsep untuk mencerdaskan otak dan rasionya (aspek kognitif), anak didik juga diarahkan pada pembentukan aspek afektif dan psikomotorik yang meliputi: pola sikap, pola laku, dan berfikir yang berlandaskan agama.

Pendidikan Agama Islam menjadi sangat penting dan mempunyai peranan yang lebih besar dibanding pendidikan pada umumnya yang hanya menitik beratkan pada aspek kognitif semata. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi (Sardiman, 2006;143). Realita menunjukkan bahwa dorongan dan motivasi bagi anak didik untuk mempelajari agama secara mendalam semakin berkurang dengan disertai melajunya IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin berkembang, anak didik cenderung untuk menekuni bidang-bidang studi yang sesuai dengan bakat dan tuntutan zaman, terutama menuntut pengembangan yang lebih lanjut pada aktualisasinya.

Keterampilan berargumentasi diajarkan di sekolah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara individu maupun kelompok. Salah satu kemampuan berargumentasi..............baca selengkapnya laporan penelitian/jurnal ilmiah/makalah tentang Upaya Peningkatan Keterampilan Berargumentasi Pendidikan Agama Islam dengan Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas XI di SMA Al-Muniroh Ujung Pangkah Gresik ini langsung dari sumber aslinya.

Laporan Penelitian Kualitatif: Pembelajaran Pendekatan Aktif Learning

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

Sumber:
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Volume 6 Nomor 2, November 2009

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AKTIF LEARNING DALAM PELAJARAN EKONOMI PADA SMU NEGERI DI YOGYAKARTA

Oleh: Tejo Nurseto
(Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta)

Sebagian isi jurnal/makalah:
...........Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar mahasiswa maupun mahasiswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.

Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,
2. Mahasiswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah,
3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi kuliah, 4. Mahasiswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi,
5. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap mahasiswa sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills.

Dalam pembelajaran aktif learning dapat digambarkan seperti dibawah ini: ............baca selengkapnya PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AKTIF LEARNING DALAM PELAJARAN EKONOMI PADA SMU NEGERI DI YOGYAKARTA langsung dari sumber aslinya di sini. Untuk dapat membaca.mendownload halaman tersebut, terlebih dahulu anda harus register di sini.

Laporan Penelitian Pengembangan: Pembelajaran Kooperatif Berwawasan Wirausaha

Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

Sumber:
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, UNY, Volume 6 Nomor 2, November 2009

STRATEGI MENUMBUHKAN SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF YANG BERWAWASAN KEWIRAUSAHAAN

Oleh: 
Endang Mulyani
(Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta)

RINGKASAN
Penelitian dengan judul pengembangan model pembelajaran kooperatif yang berwawasan entrepreneurship ini dilakukan dengan tujuan jangka panjang adalah untuk menumbuhkan sikap dan perilaku wirausaha siswa SMK. Tujuan jangka pendek dari penelitian ini adalah untuk menemukan model pembelajaran kooperatif yang berwawasan entrepreneurship. Untuk mencapai tujuan tersebut rencana kegiatan yang dilakukan dibagi menjadi dua tahap. Tahap I dilakukan penelitian tentang: 1) karakteristik siswa SMK dilihat dari sikap dan perilaku wirausahanya, 2) model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat mengajar. Pengembangan model pembelajaran kooperatif yang berwawasan entrepreneurship dalam penelitian ini menggunakan four-d model (Thiaragajan et.al, 1994). Dari penelitian tahun pertama, berdasarkan analisis data dari instrumen sikap dan perilaku wirausaha, diperoleh hasil bahwa dari 120 responden yang menjadi sampel penelitian sebagian besar sikap dan perilaku wirausahanya termasuk kategori sedang dan rendah (101 siswa termasuk kategori sedang dan 19 siswa termasuk kategori rendah). Dilihat dari hasil observasi tentang metode pembelajaran yang digunakanguru menunjukkan bahwa sebagian besar guru mata pelajaran ekonomi dan kewirusahaan masih menggunakan model pembelajaran ceramah sedikit divariasi dengan tanya jawab dan sedikit praktik untuk mata pelajaran kewirausahaan. Hasil penelitian tahun kedua menunjukkan bahwa: 1) sebelum kegiatan pengembangan model pembelajaran kooperatif yang berwawasan  kewirausahaan diuji coba, peneliti telah mengembangkan lembar penilaian model pembelajaran yang berwawasan kewirausahaan melalui validasi pakar. Dari hasil penilaian para ahli tersebut, lembar ini  dinyatakan valid dengan kategori nilai baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi, 2) dilihat dari hasil pengembangan instrumen model pembelajaran kooperatif yang berwawasan kewirausahaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari enam instrumen yang telah dikembangkan, hasil penilain pakar menunjukkan hasil yang baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi, 3) dilihat dari sikap dan perilaku wirausaha sesudah diberi intervensi model pembelajaran kooperatif yang berwawasan entrepreneurship, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 36 siswa sebagian besar sikap dan perilaku wirausahanya termasuk kategori tinggi (68,7%).4) implementasi model pembelajaran yang berwawasan kewirausahaan di kelas dapat berjalan dengan lancar dan baik.

Kata kunci: Sikap, Perilaku, Wirausaha, Pembelajaran, Kewirausahaan

Baca selengkapnya laporan penelitian dalam bentuk jurnal ilmiah yang berjudul STRATEGI MENUMBUHKAN SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF YANG BERWAWASAN KEWIRAUSAHAAN ini langsung dari sumber aslinya di sini,dengan terlebih dahulu register di sini.



 

Most Reading