Pages

Showing posts with label Hikayat. Show all posts
Showing posts with label Hikayat. Show all posts

Contoh Hikayat: Keramat Bujang

Wednesday, February 12, 2014

Contoh Hikayat: Keramat Bujang. Cerita Rakyat yang berjudul Hikayat Keramat Bujang ini disusun oleh Bule Sahib dengan cerita asli dari daerah bangka belitung. Cerita contoh hikayat keramat bujang ini selengkapnya sebagai berikut:

Copy Salin

Contoh Hikayat: Keramat Bujang
Di satu bagian hutan, dikenal dengan nama Ai’ Membiding, Desa Bantan, terdapat dua buah makam, yaitu Makam Tu’ Rangga Tuban dan isterinya dan di Gunung/Bukit Bujang terdapat pula makam, dikenal sebagai Keramat Bujang. Dari dan untuk ketiga tokoh ini diceritakan tentang kehebatan Tu’ Rangga Tuban dan Bujang.

Cerita Rakyat - Hikayat Keramat Bujang
MENURUT cerita yang berkembang di daerah Bantan, Tu’ Rangga Tuban berasal dari Tanah Jawa. Beliau mempunyai dua isteri dan seorang anak angkat bernama Bujang. Kehebatan Tu’ Rangga Tuban ini sangat dikenal dan termasyhur ke seluruh wiayah sekitar Bantan Kecik.

Dalam kesehariannya, di lengan kiri beliau selalu terpasang sebuah batu asah yang dikenakan jika akan bertempur menghadapi musuh-musuh yang datang dari sungai dekat Kampung Bantan, yaitu Ai’ Sapai. Batu asah ini sekarang masih ada dan jika kita akan mengasah parang di daerah tersebut memang parangnya akan cepat tajam tapi selalu mengakibatkan luka bagi pemiliknya atau orang yang mengasah pisau di tempat itu.

Kehebatan lainnya adalah kepandaian Tu’ Rangga Tuban membuat perahu sehingga di daerah Bantan ini ada satu tempat bernama Lemong Perahu, yaitu tempat bekas Tu’ Rangga Tuban membuat perahu.

Satu hari beliau mengadakan perjalanan ke Palembang, menggunakan perahu buatannya sendiri. Di sana Tu’ Rangga Tuban sempat membeli seekor burung puyuh yang sangat lincah. Tu’ Rangga Tuban direpotkan sekali dengan burung tersebut sehingga pada waktu jam tidur tidak bisa sekejap pun hanya untuk menjaga agar burung tersebut jangan lepas ke laut. Akibatnya Tu’ Rangga Tuban baru tidur pada siang hari, sementara penjagaan burung itu diserahkan kepada awak perahunya.

Setibanya di Belitung Tu’ Rangga Tuban pun segera pulang dan langsung mengurus burung puyuhnya. Satu ketika, saat sedang tidak di rumah, burung itu lepas dari sangkarnya. Lalu Tu’ Rangga Tuban pun berusaha untuk menangkapnya kembali. Disusunnya batu-batu besar untuk menghalangi burung itu meloncat dan batu-batu ini sekarang masih ada tersusun sedemikian rupa sehingga burung puyuh tidak bisa melompatinya. Sekarang penduduk setempat masih percaya bahwa orang yang mengencingi batu tersebut akan jatuh sakit. Begitulah di antara kehebatan Rangga Tuban.

Bagaimana dengan kehebatan anak angkatnya, Bujang? Pendek kata semua kehebatan-kehebatan Rangga Tuban diturunkan kepada Bujang, sehingga ia bisa menandingi ayah angkatnya itu. Namun, dasar anak berotot pendekar, dengan berlatih sendiri, kehebatan Bujang kemudian malah melebihi ayah angkatnya.

Melihat hal itu, timbullah rasa takut dan khawatir dalam diri Rangga Tuban. Karenanya muncul niat jahatnya untuk menghabisi Bujang. Apalagi difikirnya toh Bujang bukan anak kandungnya sendiri. Ia hanyalah seorang anak yang diambilnya dari kampung sebelah –yang sebagian penduduknya adalah orang-orang jahat, berhasil dimusnahkannya.

Karena niat buruknya itu Bujang pun mendapat perlakuan lain dari biasanya. Kalau selama ini Bujang benar-benar diperhatikan pergaulannya dengan penduduk setempat, sekarang ia diberi kekebasan sama sekali. Melihat perubahan itu Bujang pun jadi curiga. Setelah mengingat-ingat apa yang telah ia lakukan kepada ayah angkatnya, ia pun merasa tak punya kesalahan apapun. Ia selalu menghormati ayahnya, walau tahu dari ayahnya sendiri ia hanya anak angkat. “Barangkali beliau benci merasa tersaingi dengan kehebatannya dalam ilmu silat atau pun kesaktian lainnya,” begitu dugaan Bujang.

Tu’ Rangga Tuban juga selalu mencari-cari seteru dengan anak angkatnya itu. Ada-ada saja yang dilakukannya kepada Bujang. Mulai menyembunyikan parang milik Bujang hingga membuang tombaknya. Namun, Bujang tak pernah marah.

Satu ketika Bujang tidak diberi makan sama sekali oleh Rangga Tuban dan isterinya. Di sinilah kemudian Bujang merasa kalah. Bagaimana pun ia adalah anak penurut dan selalu mengikuti perintah orang tuanya. Misalnya, ia baru akan makan setelah disuruh orang tuanya seusai mereka makan. Tapi, kali itu tidak. Bujang pun kelaparan. Karena tubuhnya melemah, ia pun tertidur sambil menahan lapar.

“Berhasil siasatku,” begitu latah Rangga Tuban. Dengan demikian, pikirnya, semua harta milik Bujang yang ia peroleh dari perahu-perahu yang dikalahkannya akan jatuh ke tangannya. Untuk menyembunyikan niat jahatnya itu, Bujang yang sedang tertidur lelap pun dibawanya ke ume mereka dan ditidurkan di pondok peristirahatan yang ada di ume tersebut.

Malam harinya pondok tersebut dibakarnya. Rangga Tuban pun mengatur seolah-olah pondok itu terbakar tanpa disengaja. Melihat pondok yang terbakar tersebut, berbondong-bondong penduduk sekitar memadamkan api yang makin mengganas.

Setelah api berhasil ditaklukkan, apa yang terjadi dengan Bujang? Begitu api padam, tanpa diduga-duga, Bujang keluar dari puing pondok yang masih berasap. Setelah tahu yang terbakar pondok ume-nya bukan rumah tempat ia tinggal bersama kedua orang tuanya, Bujang pun sadar bahwa ayahnya lah yang membawanya ke pondok itu, lalu membakarnya.

Bujang betul-betul heran dengan sikap ayahnya itu. Yang terfikir olehnya, mungkin ayahnya merasa tak mau dikalahkan siapapun termasuk anaknya sendiri.

Untuk mepercepat kehendak ayahnya itu Bujang pun angkat bicara, “Ayah, sebelumnya aku mohon maaf. Aku sudah tahu sejak lama Ayah menginginkan nyawaku. Tapi, untuk itu, tak akan ada gunanya dengan mengeluarkan semua ilmu milik ayah. Sebab aku baru akan mati jika Ayah menusukkan ujung daun lalang ke jari manisku.”

Tapi, lanjut Bujang, sebelum dilakukan ia meminta agar permohonannya dikabulkan. “Kuburkan aku di antara langit dan bumi bersama-sama dengan hartaku yang ada di rumah. Lalu masukkan lah ke dalam sebuah tajau dan kuburkanlah di sebelah sisi kiriku. Dan, ampunkan semua kesalahanku,” itulah permintaan Bujang.

Setelah mendengar permintaan dan rahasia kelemahan anak angkatnya itu, segeralah Rangga Tuban mengambil ujung lalang lalu menusukkannya ke jari manis Bujang. Setelah itu Bujang pun meninggal dunia.

Sesuai permintaan Bujang, Rangga Tuban pun menguburkannya di atas sebuah bukit bersama-sama dengan tajau (berisi emas) di sisi kirinya. Dengan demikian habislah harapan Tangga Tuban untuk memiliki harta Bujang.

Sekarang tempat dimana Bujang dikuburkan dikenal dengan nama Bukit Bujang dan kuburannya dikeramatkan orang dengan sebutan Keramat Bujang.

Mengenai harta Bujang yang ikut dikuburkan, saat ini, dikenal dengan tempayan Bujang. Pernah suatu waktu, puluhan tahun silam, ada dua orang lelaki berniat meminta harta tersebut. Maka bertapalah kedua orang itu di Keramat Bujang. Setelah tiga hari tiga malam, datanglah roh Bujang menghampiri mereka sambil berkata, “Kau boleh ambil hartaku, tapi harus menyerahkan darah orang yang kau sayangi.” Sekejap kemudian raiblah roh Bujang.

Setelah berfikir sesaat kedua orang itupun kembali ke rumahnya sambil memikirkan apakah mereka harus menyerahkan darah orang yang mereka sayangi atau tidak mendapatkan harta yang mereka idam-idamkan.

Akhirnya, kedua orang ini pun menemukan jalan keluar. Yaitu, memalsukan darah segar dengan pati samak (getah samak yang berwarna merah mirip darah, red.). Untuk melaksanakan rencananya, segeralah mereka menebangi batang samak di sekitar tempat tersebut dan mengumpulkannya dalam sebuah wajan dan segera menyerahkannya ke keramat Bujang.

Tak lama kemudian datanglah roh Bujang dan memberi petunjuk agar menggali sebelah kiri kuburan tersebut. Sekitar tiga jam menggali tampak tutup tembikar yang tak lain dan tak bukan adalah tutup tempayan Bujang. Mereka pun segera melebarkan galian hingga akhirnya menemukan tempayan yang utuh dan mengikatkannya pada sebuah pikulan agar mudah diangkat. Setelah semuanya beres, dengan bersemangat, mereka langsung turun dari bukit itu.

Setibanya di Tebat Bedong, saking gembiranya, pemikul yang berada di depan berkata, “Eh, rupanya beliau yang di atas itu bisa juga dibohongi. Pakai pati samak pun kita dapat mengambil harta karunnya, tak perlu pakai darah segar segala.”

Sekejap setelah pemikul di depan mengakhiri ucapannya, aneh bian ajaib, pengikat tempayan itu putus dan mengelinding ke atas bukit serta masuk kembali ke tempat semula. Sementara tanah bekas galian bergerak sendiri menutup lobang galian. Hingga saat ini tak satu pun ada yang berani meminta harta keramat Bujang tersebut.

Narasumber: Selimun, 61 tahun (1986), penduduk Desa Bantan Kecik.

Itulah tadi contoh hikayat keramat bujang yang dapat rekan pelajar analisa unsur instrinsik dan ekstrinsik hikayat keramat bujang. Jika rekan memerlukan contoh lain, silahkan lihat juga:

  1. Kumpulan Contoh Hikayat Terkenal
  2. Tugas: Contoh Hikayat

Semoga dengan pembahasan tugas sekolah kali ini rekan pelajar dapat lebih memahami tentang materi hikayat di sekolah.

Sumber
folktalesnusantara

Contoh Hikayat: Tanjung Lesung

Tuesday, February 11, 2014

Contoh Hikayat: Tanjung Lesung. Hikayat Tanjung Lesung merupakan legenda rakyat yang berasal dari daerah banten. Sebagai contoh hikayat, cerita ini sangat populer, mau tahu bagaimana kisah didalamnya? Baca langsung Cerita Hikayat Tanjung Lesung dibawah ini.

Lihat Koleksi

Hikayat Tanjung Lesung
Oleh Suharyanto

SYAHDAN, pada zaman dahulu kala ada seorang pengembara dari Laut Selatan bernama Raden Budog. Suatu hari, setelah lelah bermain di tepi pantai, Raden Budog beristirahat di bawah pohon ketapang laut. Angin semilir sejuk membuat Raden Budog terlena. Perlahan matanya terpejam. Dalam tidumya Raden Budog bermimpi mengembara ke utara dan bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik. Hati Raden Budog terpesona oleh kecantikannya. Tanpa disadarinya, kakinya melangkah mendekati gadis itu yang tersenyum manis kepadanya. Dilihatnya tangan gadis itu diulurkan kepadanya. Raden Budog pun mengulurkan tangannya hendak menyambut uluran tangan gadis itu. Tapi betapa terkejutnya dia... seranting kering pohon ketapang mengenal dahinya. Raden Budog terperanjat dan terbangun dari tidurnya. Dengan perasaan kesal diraihnya ranting itu dan dibantingnya keras-keras. "Ranting keparat!" gerutunya. "Kalau ranting itu tidak jatuh maka aku bisa menikmati mimpi indahku."

Berhari-hari bayangan mimpi itu tidak pernah bisa hilang dari ingatan Raden Budog. Lalu diputuskannya bahwa dia akan pergi mengembara. Raden Budog pun segera menyiapkan perbekalan untuk pengembaraannya. "Cek...cek...cek..., kita akan mengembara, sayang," kata Raden Budog mengelus-elus anjing kesayangannya yang melonjak-lonjak dan menggonggong gembira seolah mengerti ajakan tuannya.

Raden Budog lalu menghampiri kuda kesayangannya. "Kita akan mengembara jauh, sayang. Bersiap-siaplah." Raden Budog membelai-belai kudanya yang meringkik gembira. Kemudian Raden Budog menyiapkan golok dan batu asah yang selalu dibawanya ke mana saja dia mengembara.

Setelah semuanya dirasa siap, Raden Budog segera menunggang kuda kesayangannya, berjalan ke arah utara. Di pinggangnya terselip golok panjang yang membuatnya tampak gagah dan perkasa. Sedangkan tas anyaman dari kulit terep berisi persediaan makanan, terselempang di bahunya. Sementara itu anjing kesayangannya berjalan di depan, mengendus-endus mencari jalan bagi tuannya. Anjing itu kadang menggonggong menghalau bahaya yang mengancam tuannya.

Lima hari perjalanan telah ditempuhnya. Walaupun begitu Raden Budog belum juga mau turun dari kudanya. Dia juga tidak menyadari badannya sudah lemah karena perutnya kosong, begitu pula kudanya. Pikirannya cuma terbayang-bayang pada mimpinya di tepi pantai itu. "Kapan dan di mana aku bisa bertemu gadis itu?" gumamnya dalam hati.

Raden Budog terus memacu kudanya menapaki jalan-jalan terjal dan mendaki hingga tiba di Gunung Walang yang sekarang ini menjadi kampung Cimahpar. Tiba-tiba kudanya roboh. Raden Budog terperanjat, mencoba menguasai keseimbangannya. Namun Budog terperanjat, mencoba menguasai keseimbangannya. Namun karena sudah sama-sama lemah, Raden Budog dari kudanIva berguling-guling di lereng gunung. Anjing kesayangannya menggonggong cemas meningkahi ringkik kuda. Raden Budog segera bangun, sekujur badannya terasa lemah dan nyeri.

**Bersambung**

Yang diatas tersebut merupakan cuplikan dari cerita hikayat tanjung lesung. Agar tidak terlalu panjang saya sengaja melampirkan cerita selengkapnya yang dapat di download melalui link. Yang ingin membacanya silahkan melalui link berikut ini.

Salin Cerita Hikayat Dari:

Jika contoh yang ini belum cukup dan rekan pelajar membutuhkan contoh hikayat yang lain, silahkan rekan lihat-lihat koleksi contoh hikayat yang lain melalui pembahasan sebelumnya mengenai Kumpulan Contoh Hikayat Terkenal. Silahkan lihat juga:
  1. Kumpulan Contoh Hikayat Terkenal
  2. Kumpulan Contoh Hikayat Terbaru
Jangan lupa untuk berkunjung lagi untuk selalu mendapatkan update terbaru yang dapat membantu untuk tugas-tugas sekolah rekan semua.

Mengenal Contoh Hikayat Keris Gandring

Saturday, February 23, 2013

Mengenal Contoh Hikayat Keris Gandring. Sebelumnya Tusek telah membahas Kumpulan Contoh Hikayat Terkenal dan sekarang kita akan mencoba mengenal contoh hikayat keris gandring agar pembahasan mengenai hikayat ini lebih lengkap dengan contoh yang memadai. Silahkan rekan pelajar lihat contoh hikayat berikut ini.

Cuplikan Cerita Hikayat Keris Gandring Dan Terbunuhnya Tunggul Ametung

Agar tidak terlalu panjang Tusek hanya akan memberikan sedikit cuplikan dari hikayat yang kita bahas kali ini, berikut cuplikan cerita dari hikayat keris gandring dan terbunuhnya tunggul ametung.

Hikayat Keris Gandring Dan Terbunuhnya Tunggul Ametung
Malam suram, tiada hadir secerca bintang pun wajah molek bulan. Ken Angrok dengan tubuh kesatria menunggangi kuda hitam, menembus alam tanpa bayangan. Menderu terjang tiada keraguan, seringkikan binatang. Menakut-nakuti kawanan srigala yang biasa bertengger di bukit kapur tua.

Hanya dedaun buta saksi geraknya. Dan angin dingin senafasan tersengal nafsu Angrok. Lewat sentakan kencang, menghabiskan malam panggang tanpa percakapan di tengah perjalanan. Bathin menggerutu nalarnya mendidih. Menguap sekabut pegunungan merapi yang mengepul seasap tobong terbakar.

Sampailah di jalanan pesisir lautan diam, batuan karang terinjak bersimpan dendam. Langkahnya terus maju menerjang, hadirkan nasibnya demi dapati ketentuan. Betapa darahnya bergolak serupa pemuda lajang tercuri hatinya, ditawan bingkai kalbu seorang wanita. Ia masih dihantui wajah cantik yang telah diperistri takdir jahannam.

Telah jauh dari tapal batas kota, pula tinggalkan bencah pasir memasuki gapura dusun. Teramat sunyi, darahnya tambah naik melampaui batas kerinduan sepi. Yang beterbangan setarikan awan-gemawan dijelmakan hujan amarah. Ia hentikan langkah kudanya di depan pendapa Empu Gandring. Sedang rumput-rumput bunga mengitari, awalnya penuh damai.

Tersentak kedatangan sang penakluk. Dengan kaki tegap turun dari kuda tanpa sungkan membuang segan, Angrok menghadap Pu Gandring. Sang Empu sudah tahu gelagat alam kurang sedap. Yang dikabarkan kembang prabusetmata atas sederet alisnya, seperti kumis kucing mengincar mangsa.

Ki Empu mencium musibah kan menimpa, pada dirinya juga pemuda tanggung yang datang tanpa sungkem.

Tapi benarkah demikian? Mari diteruskan mengikuti rekamanku kala terjaga. Ini sentakan telak menyadarkan. Bukan alur juntrung menghempas, tapi hakikat hikayat melampaui logika penembusan sejarah. Tanpa kesopanan Angrok berucap:

Buatkan aku sebilah keris terbaik kesaktiannya. Carikan batu granit demi mutu tempaan dalam, sebelum besi baja kau semat dikulitnya. Ciptakan luk tujuh, itu bilangan hari kisah kejayaan dunia. Gagangnya carikan kayu cendana yang tumbuh di tengah malam purnama. Jangan lupa rendam dengan kembang tujuh rupa, disamping taburan garam dari samudera Hindia.

Aku berharap keris tersebut tiada menandingi, setiap orang melihatnya terkesima hingga kaki-kakinya membatu setelah kesemutan. Perhatikan juga jangan lama. Setengah tahun cukup kukira. Rampung tidak aku kemari mengambilnya. Jikalau tak menurut, tentu sudah hafal siapa diriku, dan yang akan kuperbuat demi kemanusiaan kelak. Maka persiapkan keharusanmu, sebelum kunamai pengecut yang mempecundangi bakat luhur abadi.

Ki Empu minta tambahan waktu. Sebab dengan masa sesingkat itu, sebilah keris ampuh belumlah utuh. Namun perbincangan bertelingakan satu. Angrok tetap bersikeras ditepati. Dialog tidak imbang, mencederai telinga pun menjulingkan mata. Takdir berubah cepat. Angrok tinggalkan perkara tidak mudah bagi Empu juga dirinya. Yang teridam hanyalah dendam merebut Ken Dedes ke dalam pelukan.

*** Bersambung*** 

Download Hikayat Keris Gandring Dan Terbunuhnya Tunggul Ametung

Untuk rekan pelajar yang membutuhkan contoh hikayat yang Tusek maksud diatas, rekan pelajar dapat mempelajarinya dirumah atau mungkin membacanya langsung melalui ruangan yang telah disediakan. Silahkan baca dan kenali hikayat ini melalui link berikut.





Saya yakin dengan membaca banyak contoh hikayat seperti ini atau contoh hikayat yang lain rekan pelajar akan lebih mudah dalam memahami topik bahasan tentang hikayat. Jangan lupa jika rekan merasa perlu silahkan berlangganan pembaruan tugas dari Kumpulan Tugas Sekolahku.

Tugas Tentang: Hikayat Talaga Warna, Bogor

Friday, February 22, 2013

Tugas Tentang: Hikayat Talaga Warna, Bogor. Setelah Contoh Hikayat Keris Gandring kali ini kita akan membahas mengenai tugas tentang hikayat telaga warna bogor. Contoh hikayat kali ini merupakan contoh hikayat terkenal dari tanah air yang patut untuk kita baca dan pelajari. Langsung saja silahkan membaca pembahasan tugas sekolah kali ini tentang telaga warna, Bogor.

Cuplikan Tugas Tentang: Hikayat Talaga Warna, Bogor

Agar tidak terlalu panjang berikut dapat kita lihat cuplikan dari cerita hikayat telaga warna yang dapat kita analisa sebagai tugas sekolah.

Hikayat Talaga Warna, Bogor
Zaman dahulu kala, wilayah Puncak, Bogor ini adalah sebuah kerajaan yang makmur. Kerajaan ini bernama Kutatanggeuhan. Dipimpin oleh seorang Raja yang Adil bijaksana, bernama Prabu Suarnalaya dengan permaisurinya bernama Purbamanah. Di bawah kepemimpinannya rakyat hidup sejahtera, karena memang alam yang subur telah memberi kehidupan yang layak buat semua masyarakat.

Di tengah semua kemakmuran dan kebahagiaan rakyatnya, sesunggunya Raja sedang merasa risau dan sedih. Perkawinan nya yang sudah memasuki tahun ke-20 tidak juga di beri keturunan. Berbagai macam cara telah di lakukan oleh semua cerdik pandai di negeri Kutatanggeuhan. Akhirnya mereka semua menyerah dan menyarankan Raja untuk mengangkat anak saja sebagai penerusnya. Namun Raja menolak semua saran ini.

Akhirnya Prabu Suarnalaya memutuskan untuk bertirakat dan bertapa selama beberapa lama di Puncak Gunung Gede. Di hari kedua, datang seorang malaikat menyapanya, “Wahai prabu Suarnalaya, sebaiknya kamu pulang saja, nasib mu sudah di putuskan, tidak akan ada keturunan darimu. Kamu sebaiknya mengangkat anak saja”. Sang Raja sangat marah mendengar ini.” Wahai malaikat, kenapa aku tidak diberi keturunan, bukankah selama ini aku selalu berbuat baik?” serunya. Malaikat tidak memperdulikannya dan segera pergi.

Sang Raja termenung di pertapaannya. Diapun kembali bersemedi dan berkata dalam hati, aku akan terus bertapa disini sampai ada yang bisa mengabulkan permintaanku, sekalipun itu iblis. Di minggu kedua, Raja sudah hampir menyerah, ketika satu suara membangunkannya. Wahai Raja Katatangeuhan, kulihat kau sangat ingin punya anak? Satu suara tanpa wujud datang dari arah samping nya. Dengan wajah masih diliputi kekagetan sang raja berkata, “Ya benar…, ku tak akan pulang sampai ada yang mampu mengabulkan permintaanku. Siapa anda? Tolong tunjukan wujud mu?”

Hening sesaat…

***Bersambung*** 

Salin Tugas Tentang: Hikayat Talaga Warna, Bogor

Untuk rekan yang berminat membaca atau mempelajari hikayat telaga warna ini, rekan pelajar tidak perlu khawatir karena Tusek telah menyiapkan naskah lengkapnya atau cerita lengkap hikayat telaga warna tersebut. Silahkan baca diruang baca sebelah melalui link yang sudah disediakan.


Melalui link diatas rekan juga dapat menyalin cerita hikayat ini ke flashdisk agar dapat dipelajari dirumah. Jika pembahasan ini berguna silahkan berlangganan email rekan untuk berlangganan pembahasan tugas sekolah lainnya.

Contoh Hikayat Terkenal: Raden Kian Santang

Contoh Hikayat Terkenal: Raden Kian Santang. Pembahasan kita kali ini merupakan lanjutan dari pembahasan tentang Kumpulan Contoh Hikayat Terkenal yang sebelumnya telah kita bahas. Kali ini kita akan membahas salah satunya yaitu hikayat terkenal Raden Kian Santang. Berikut pembahasan selengkapnya.

Cuplikan Contoh Hikayat Terkenal: Raden Kian Santang

Berikut seilahkan dilihat cuplikan dari cerita raden kian santang yang menurut saya sangatlah menarik dan patut untuk dipelajari lebih dalam.

Hikayat Raden Kian Santang
Kian santang adalah Tokoh tasawuf dari tanah pasundan yang ceritanya melogenda khususnya di hati masarakat pasundan dan kaum tasawuf di tanah air pada umumnya.

Tokoh kian-santang ini pertama kali berhembus di kisahkan oleh raden CAKRABUANA atau pangeran walangsungsang ketika menyebarkan islam di tanah cirbon dan pasundan.pangeran cakrabuana adalah anak dari prabu sili-wangi atau jaya dewata raja pajajaran, yang di lahirkan dari permisuri yang bernama nyai subang larang ,subang-larang sendiri anak dari mubaliq kondang yaitu syeh maulana-hasanudin atau terkenal dengan syeh kuro krawang

Mulanya yaitu ,Ketika raden walangsungsang memilih untuk pergi meninggalkan galuh pakuan atau pajajaran ,yang di sbeapkan oleh keberbedaan haluan dengan keyakinan ayahnya yang memeluk agama ”shangyang” , diriwayatkan beliau berkelana mensyi’arkan islam bersama adiknya yaitu rara santang (ibu dari syarif hidayatullah atau ”sunan gunung jti”).dengan membuka perkampungan di pesisir utara yang menjadi cikal-bakal kerajaan cirebon atau kasunanan cirebon yang sekarang adalah ”cirebon”

Logenda kian-santang sendiri diambil dari referensi kisah nyata, dari tanah sunda tempo dulu yang ceritanya pada waktu itu tersimpan rapi di perpustakaan kerajaan pajajaran.

Karena pajajaran adalah yang menyatukan kerajaan ”galuh” dan kerajaan ”pakuan”,yang dimana kerajaan galuh adalah pecahan dari kerajaan ”sundapura” tempo dulu , dan sunda pura sendiri adalah pecahan kerajaan taruma negara, yang di masa prabu PURNA-WARMAN yaitu raja ketiga dari kerajaan taruma negara yang di pecah menjadi dua yaitu tarumanegara dan sundapura. yang secara historic pajajaran masih menjadi pewaris dari taruma negara

Di mana di kisahkan pada waktu itu yaitu abad ke 4m atau tahun 450m pernah terdapat putra mahkota yang sakti mandraguna bernama GAGAK LUMAYUNG yang dalam ceritanya ”di tataran suda dan sekitarnya, tak ada yang mampu mengalahkan ilmu kesaktiannya .hingga suatu saat datang pasukan dari dinasti TANG yang hendak menaklukkan kerajaan tarumanegara. namun berkat gagak lumayung ,pasukan TANG dapat di halau dan tunggang-langgang .

semenjak itu raden gagak lumayung di beri sebutan ”KI AN SAN TANG” atau ”penakluk pasukan tang”

Di ceritakan sang kiansantang ini karena saking saktinya hingga dia rindu kepingin melihat darahnya sendiri.

Sampailah di suatu ketika sa’at dia mendapat wangsit di tapabratanya bahwah di tanah arab terdapat orang sakti mandraguna

Konon : dengan Ajian Napak Sancangnya Raden Kian Santang mampu mengarungi lautan dengan berkuda saja.

***Bersambung*** 


Menarik bukan cerita hikayat terkenal ini, nah makanya untuk rekan yang ingin membaca cerita ini sampai selesai silahkan baca di ruang baca yang telah disediakan melalui link berikut.




Rekan pelajar juga dapat melihat koleksi contoh hikayat lainnya yang telah dibahas sebelumnya yaitu:
  1. Tugas: Contoh Hikayat 
  2. Hikayat Hang Tuah
Semoga dapat membantu menambah referensi belajar rekan semua. Jangan lupa untuk selalu berkunjung melihat tugas-tugas sekolah yang lainnya.

Tugas: Kumpulan Contoh Hikayat Terkenal

Tugas: Kumpulan Contoh Hikayat Terkenal. Untuk tugas sekolah kali ini merupakan tugas contoh hikayat yaitu kumpulan contoh hikayat terkenal. Pembahasan ini sengaja dibuat untuk membantu rekan pelajar yang membutuhkan contoh hikayat untuk dipelajari maupun untuk tugas sekolah yang diberikan oleh guru. Karena sebelumnya Tusek telah membahas beberapa contoh hikayat maka kali ini Tusek akan membuat sebuah kumpulan contoh hikayat terkenal yang dapat dipelajari, berikut selengkapnya.

Beberapa koleksi contoh hikayat terkenal

Untuk rekan pelajar yang membutuhkan cerita hikayat, berikut ini beberapa koleksi contoh hikayat yang sebelumnya telah kita bahas. 

Beberapa koleksi contoh hikayat Terbaru

Tusek sengaja menambahkan beberapa koleksi terbaru untuk contoh hikayat agar materi dan referensi bacaan mengenai hikayat dapat lebih beragam. Silahkan simak beberapa koleksi terbaru contoh hikayat yang ada.
  1. Hikayat Raden Kian Santang 
  2. Hikayat Talaga Warna, Bogor 
  3. Hikayat Keris Gandring Dan Terbunuhnya Tunggul Ametung
Semoga beberapa contoh hikayat diatas dapat menambah perbendaharaan bacaan yang diperlukan oleh rekan pelajar guna mempelajari materi tentang hikayat. Untuk mendapatkan pemberitahuan lewat email silahkan sobat pelajar berlangganan artikel terbaru Tusek (Tugas Sekolah) yang lain.

Tugas: Contoh Hikayat

Tugas: Contoh Hikayat. Saat belajar bahasa Indonesia terkadang kita mendapat tugas untuk memberikan contoh hikayat dan bahkan terkadang kita diminta untuk menganalisis contoh hikayat. Untuk mengerjakan tugas yang ini, rekan pelajar pastinya akan kesulitan jika tidak mempunyai cukup bahan tentang tugas contoh hikayat tersebut. Oleh karena itu Tusek pada kesempatan ini akan mencoba berbagi beberapa contoh hikayat yang dapat analisa untuk tugas sekolah kita. Berikut rangkuman contoh-contoh yang dapat kita cari bahannya.


Salin Copy

Koleksi contoh hikayat tertua

Untuk tugas penyusunan contoh hikayat rekan dapat mempertimbangkan untuk melihat koleksi contoh hikayat tertua yang ada, jadi dalam hal ini rekan pelajar dapat mulai hunting cerita-cerita hikayat yang tergolong tua atau lama.

Mungkin memang sedikit sulit, namun jika kita mampu menemukan contoh cerita ini tentunya akan sangat membantu sekan semua dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Sebagai catatan, untuk mengetahui contoh hikayat tertua kita dapat mencari informasi tentang masa terkenalnya cerita tersebut.

Daftar contoh hikayat terbaru

Selain yang pertama tadi, rekan pelajar juga dapat mencari daftar contoh yang termasuk hikayat terbaru. Jika tidak mungkin kita juga dapat mengumpulkan daftar nya saja sehingga kita mempunyai gambaran cerita hikayat apa saja yang dapat kita pilih atau kita analisa untuk tugas kita nanti.

Dengan memiliki daftar contoh hikayat terbaru sobat akan lebih leluasa dalam menentukan cerita mana yang akan diambil.

Kumpulan contoh hikayat terkenal

Yang paling mudah sebenarnya adalah mencari kumpulan contoh dari hikayat yang terkenal atau mungkin hikayat yang rekan pelajar ketahui. Kita dapat menemukan lebih dari satu hikayat yang terkenal jika kita benar-benar mencari contohnya.

Jika rekan pelajar menemukan yang satu ini saja, saya rasa sudah cukup untuk melengkapi kebutuhan bahan guna menyusun tugas yang diberikan oleh bapak guru di sekolah. Atau, jika rekan pelajar sedikit ragu untuk mencarinya, berikut ini Tusek berikan beberapa gambaran pencarian yang dapat rekan pelajar lakukan. Silahkan diamati dan dicari contoh hikayat mana yang rekan inginkan.
  1. Tugas Contoh Hikayat
  2. Kumpulan Contoh Hikayat Terkenal
  3. Contoh Hikayat Tanjung Lesung
  4. Contoh hikayat melayu klasik 
  5. Contoh hikayat sri rama 
  6. Contoh hikayat melayu klasik asli 
  7. Contoh hikayat terkenal 
  8. Contoh hikayat asli 
  9. Contoh hikayat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsiknya 
  10. Contoh hikayat abu nawas 
  11. Contoh hikayat asli melayu 


Download Aja



Sudah pasti selesai tugas kali ini jika rekan pelajar membaca dengan seksama beberapa ide yang Tusek (Kumpulan Tugas Sekolahku) paparkan diatas, setidaknya harapan saya demikian.

Tugas: Contoh Hikayat Hang Tuah

Monday, February 11, 2013

Tugas: Contoh Hikayat Hang Tuah. Baru sedikit sekali tugas mengenai contoh hikayat yang Tusek bagikan di blog ini, karena itu kali ini contoh hikayat hang tuah sengaja Tusek paparkan untuk melengkapi bahan belajar dan tugas-tugas yang mungkin sedang rekan pelajar kerjakan. Menarik atau tidak cerita hikayat yang satu ini silahkan ikuti pembahasan Tusek berikut.

Contoh Analisis hikayat Hang Tuah

Seperti cerita-cerita lain, hikayat hang tuah ini juga dapat kita analisis untuk melatih pemahaman kita mengenai cerita hikayat. Dengan menganalisis hikayat hang tuah kita dapat menggali lebih dalam mengenai unsur instrinsik hikayat hang tuah dan juga mungkin unsur ekstrinsik hikayat hang tuah.

Pesan moral juga dapat kita pelajari lebih dalam jika kita melakukan analisis pada contoh hikayat yang kita bahas kali ini. Jika rekan berniat melakukan analisis maka analisis tersebut dapat berupa:
  1. Analisis unsur instrinsik hikayat hang tuah 
  2. Analisis unsur ekstrinsik hikayat hang tuah 
  3. Analisis tokoh dan penokohan hikayat hang tuah 
Untuk lebih jelasnya silahkan lihat contoh analisis berikut:

Unsur Intrinsik “Hikayat Hang Tuah”
Tema : Tentukan tema untuk hikayat hang tuah ini 
Alur : bagaimana alur cerita dari hikayat ini
Tokoh : siapa saja tokoh yang terlibat
Perwatakan : bagaimana perwatakan tokoh-tokoh dalam cerita hang tuah
Latar : tentukan latar tempat, waktu
Sudut Pandang : bagaimana cerita ini diceritakan (missal: orang ketiga serba tahu)
Amanat : pesan yang terkandung dalam cerita

Cuplikan Cerita hikayat Hang Tuah 

Agar rekan dapat mempertimbangkan akan mengambil hikayat ini atau tidak untuk tugas yang akan dikerjakan maka berikut ini Tusek berikan cuplikan cerita hikayat hang tuah untuk dibaca. Setelah rekan membaca cuplikannya dan merasa ingin membaca keseluruhan, maka rekan dapat dapat menyalin hikayat ini melalui ruang sebelah yang sudah saya sediakan.



Salin Copy

Hikayat Hang Tuah

Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak Hang Mahmud. Mereka bertempat tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di Sungai Duyung mendengar kabar teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu,”Ayo kita pergi ke Bintan, negri yang besar itu, apalagi kita ini orang yang yang miskin. Lebih baik kita pergi ke Bintan agar lebih mudah mencari pekerjaan.”

Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmudpun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu pun langsung memandikan dan melulurkan anaknya. Setelah itu, ia memberikan anaknya itu kain,baju, dan ikat kepala serba putih. Lalu Dang Merdu member makan Hang Tuah nasi kunyit dan telur ayam, ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk mendoakan selamatan untuk Hang Tuah.
***

Hanya sebatas pembahasan diataslah Tusek dapat menghantarkan bahan-bahan yang mungkin bermanfaat untuk membantu rekan pelajar dalam menyelesaikan tugas dari guru di sekolah. Semoga tugas contoh hikayat hang tuah dapat bermanfaat dan meningkatkan pemahaman dan nilai rekan pelajar semua. Jangan lupa untuk berlangganan dengan email rekan semua
 

Most Reading