Pages

Showing posts with label pbm. Show all posts
Showing posts with label pbm. Show all posts

Enam Cara untuk Meningkatkan Kualitas Komunikasi Nonverbal Guru

Friday, March 7, 2014

Bukan hanya apa yang guru ucapkan di dalam kelas yang penting, tapi Bagaimana cara guru mengucapkannya di dalam kelas juga penting, karena hal tersebut akan dapat membuat perbedaan terhadap siswa. Pesan-pesan nonverbal adalah suatu hal yang sangat esensial di dalam komunikasi guru.

Guru harus memperhatikan tingkah laku nonverbal di dalam kelasnya karena beberapa alasan, di antaranya:
1. Perhatian/kehati-hatian akan perilaku nonverbal akan membuat guru pesan-pesannya dapat diterima oleh siswa dengan lebih baik.
2. Guru akan menjadi pengirim pesan yang lebih baik untuk memperkuat belajar sswa.
3. Penggunaan perilaku nonverbal dalam berkomunikasi di kelas meningkatkan kedekatan psikologis antara siswa dengan guru.

Beberapa hal pokok terkait perilaku nonverbal guru yang harus lebih dieksplorasi adalah:
1. Kontak pandang
2. Ekspresi wajah
3. Gesture (gerak tubuh)
4. Orientasi tubuh dan postur
5. Kedekatan
6. Paralinguistic
7. Humor

Kontak pandang adalah chanel penting pada sebuah komunikasi interpersonal, membantu mengatur arah komunikasi. Dan, sinyal-sinyalnya menarik bagi orang lain. Selain itu kontak pandang antara guru dengan siswa akan lebih meningkatkan kredibilitas guru. Guru yang melakukan kontak pandang dengan siswa telah membuka arah komunikasi dan nenunjukkan minat, perhatian, kehangatan, dan kredibilitas.

Ekspresi wajah:
Senyum adalah isyarat yang dapat menghantarkan:
- Kebahagian
- Persahabatan
- Kehangatan
- Rasa suka
- Afiliasi
Sehingga jika seorang guru tersenyum lebih sering, maka guru akan dianggap: penyuka (mudah menyukai), bersahabat, mudah menerima, dan dapat didekati.

Gesture (gerak tubuh)
Bila guru tak dapat memberikan gesture sementara berbicara, guru dapat saja dianggap membosankan, kaku, dan unanimated. Gaya mengajar yang hidup dan animated akan menangkap perhatian siswa, membuat materi pelajaran menjadi lebih menarik, memfasilitasi belajar dan menyediakan cukup entertainment (hiburan). Anggukan kepala, adalah suatu bentuk gesture , mengkomunikasikan penguatan positif (positif reinforcement) pada siswa dan menunjukkan bahwa guru mendengarkan mereka.

Orientasi tubuh dan posturr
Guru mengkomunikasikan banyak pesan dengan cara berjalan,bicara, berdiri, duduk. Berdiri tegak tetapi tidak kaku, dan bertumpu dengan ringan pada meja guru, menunjukkan bahwa guru dapat didekati, menunjukkan enerimaan, dan bersahabat. Lebih jauh, kedekatan interpersonal antara guru dengan siswa akan tercipta saat kita berbicara face-to-face (berhadapan) satu sama lain.

Bicara dengan memunggungi siswa, atau menatap lantai, harus dihindari. Ini akan mengkomunikasikan ketidakmenarikan kelas anda (guru).

Kedekatan:
Norma-norma cultural (Budaya) dan agama memberikan acuan kedekatan jarak antara guru dengan siswa saat berinteraksi. Guru harus dapa mengenali/melihat tanda-tanda ketidaknyaman siwa karena guru telah menginvasi (memasuki wilayah) nyaman siswa, seperti:
- Siswa menjadi tegang
- Leg swinging
- tapping
- gaze aversion

Paralinguistik, digolongkan oleh para ahli komunikasi sebagai bagian dari komponen komunikasi nonverbal, ini trkait dengan elemen-elemen vocal (suara) guru, seperti:
- tone
- pitch
- rhytim
- timbre
- loudness
- inflection
Untuk keefektifan maksimumpengajaran anda, belajar dan berlatihlah untuk memvariasikan keenam elemen suara/vocal ini. Seringkali seorang guru dianggapkan membosankan ceramahnya karena bersifat monoton. Siswa akan menganggap guru semacam ini membosankan dan menyebalkan.

Siswa melaporkan bahwa mereka lebih cepat berkurang dan kehilangan ketertarikannya pada pembelajaran saat mereka mendengar guru yang tidak memodulasi suaranya.

Humor:
Humor seringkali dianggap berlebihan: sebagai alat mengajar guru. Tawa akan melepaskan stress dan ketegangan baik bagi guru maupun siswa. Guru harus berlatih mengembangkan kemampuan tertawa dan menstimulasi siswa juga untuk melakukannya. Humor membantu membangun lingkungan kelas yang besahabat yang dapat memfasilitasi belajar.

AKTIVITAS EKSTRA KURIKULER UNTUK ANAK KELAS SATU

Aktivitas ekstrakurikuler dan waktu bermain informal juga sangat penting bagi anak kelas satu. Anak
anda biasanya tertarik pada aktivitas setelah sekolah karena ada teman mereka atau karena klub atau olah raga memiliki daya tarik visual. Ketertarikan pada segala bentuk ekstrakurikuler akan membantu anak anda mengembangkan ketertarikan dan kemampuan sosialnya. Jika anak anda memerlukan bimbingan untuk menentukan kegiatan ekstrakurikulernya maka pilih kegiatan yang bisa memperkuat kemampuan yang kurang berkembang.

Berikut ini saran-saran untuk dapat menjadi pertimbangan:
Aktivitas Visual untuk Anak Kelas Satu
Kegiatan visual ideal kelas satu memberi kesempatan untuk pertama kali mengamati dan kemudian mengingat atau meniru, seringkali dengan mengkoordinasikan penggunaan mata dan tangan. Daftar berikut ini merupakan pertimbangan yang baik untuk anak anda :
- Badminton atau ping-pong
- Komputer
- Kerajinan tangan
- Menggambar dan melukis
- Piano, atau instrumen musik lainnya.
- Koleksi perangko, kartu olah raga, atau koin.
- Mengetik

Aktivitas Auditorial dan Bahasa untuk Anak Kelas Satu
Untuk membangkitkan kemampuan auditorial dan bahasa, sebuah aktivitas hendaknya memberi seorang anak kesempatan untuk bersosialisasi, meemimpin sebuah kelompok, mendengar dan belajar atau menunjukkan bakat verbal. Inilah beberapa aktivitas Pendengar yang sangat baik bagi seorang anak kelas Satu.
- Pramuka
- Kelas Keramik
- Pertunjukan anak-anak
- Paduan Suara
- Program kemah atau rekreasi.
- Kelas Drama
- Bercerita di perpustakaan

Aktivitas Motoris Kasar untuk Anak Kelas Satu
Aktivitas motoris kasar yang sempurna bagi anak kelas satu adalah yang memiliki sedikit aturan untuk dilaksanakan dengan cara bertindak, yang mencakup menyentuh dan bergerak, mendorong penggunaan otot-otot besar anak atau yang memungkinkan anak untuk menghabiskan waktu di luar ruang. Program-program berikut ini patut dipertimbangkan:
- Kelas aerobik atau fitnes
- Bersepeda
- Berpetualang dan berkemah
- Mengendarai kuda
- Seluncur es
- Program-program alam
- Berenang
- Tari tap, jazz, balet
Ketika menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler kepada anak kelas satu anda, mohon tanamkan dalam pikiran setiap anak bahwa tanpa memandang model pembelajarannya, mereka memerlukan aktivitas fisik untuk alasan kebugaran dan kesehatan.

Membangun Kemampuan Pendengar Pada Anak Kelas Satu

Kemampuan untuk bercakap-cakap, mengekspresikan diri, dan bersosialisasi merupakan hal yang sangat tidak ternilai bagi siswa-siswa dari semua umur, namun khususnya pada masa sekolah dasar, ketika kepercayaan diri dan sikap seorang anak kepada sekolah mulai terbentuk. Dan tentu saja kemampuan Pendengar juga diperlukan untuk membaca, musik dan aspek-aspek tertentu dari matematika. Apakahanak anda seorang Pengamat, Pendengar atau Penggerak, ia tetap mendapat manfaat dari perkembangan kemampuan auditorial dan bahasa.

Sebagaimana biasanya, Pendengar dangan sendirinya akan sangat reseptif atas semua pengalaman Pendengar yang orang tua berikan. Namun meskipun demikian seorang Pengamat dan Penggerak juga dapat meningkatkan kepandaian verbal dan auditorialnya dengan menggunakan mainan dan teknik yang menggunakan baik kemampuan belajar bawaan lahirnya maupun kemampuan yang anda
harapkan berkembang.

Meningkatkan Kemampuan Pendengar Yang Ada Pada Anak Kelas Satu.
- Mainkan kata kunci, sebuah permainan di mana seorang pemain mencoba memberikan kesempatan pemain kedua untuk menebak sebuah kata tertentu dengan memberikan sinonim dan satu kata petunjuk awal yang lain.
- Ijinkan anak anda untuk menerima panggilan telepon dari keluarga dan teman.
- Ketika anda membaca bersama, bacalah dua buku; satu buku yang anak anda akan dengarkan dan satu buku lain yang anak anda akan bacakan kepada anda.
- Sarankan anak anda agar mulai menulis buku harian atau jurnal dimana ia dapat membuat catatan mengenai peristiwa-peristiwa khusus dalam hidupnya. Dorong penggunaan ejaan inventif sehingga anak anda dapat bereksperimen dengan kata-kata yang lebih menyenangkan.
- Tunjukkan kepada anak berita utama dan foto-foto surat kabar yang berkaitan dengan tiap cerita.
- Sarankan anak anda agar menulis buku ceritanya sendiri. Gunakan waktu bersama dengan membicarakan mengenai cerita, dorong ia untuk menambahkan ilustrasi, dan ketika selesai ikatlah hasilnya dengan pita atau benang.
- Bacakan puisi kepada anak anda, dan dorong ia untuk menulis puisinya sendiri. Bantu ia dengan memberi tema-tema yang memungkinkan.
- Penuhi sisi sosial anak anda memperbolehkannya mengundang seorang teman untuk makan siang atau menginap.

Meningkatkan Perkembangan Kemampuan Pendengar Bagi Anak Kelas Satu Pengamat Dan Penggerak
- Bangun kosa kata anak anda dengan menggunakan gambar-gambar.
- Berikan mikrofon ukuran anak-anak dengan sebuah amplifier yang dioperasikan dengan baterai. Dorong anak anda untuk menggunakannya untuk mengungkapkan sebuah gurauan, menyanyi, atau mengucapkan kata.
- Pada waktu berada di dalam mobil putarlah kaset kesayangannya.
- Mintalah dia untuk menggambarkan sesuatu yang ia sukai- contoh rumah nenek, lapangan, seekor binatang – dan bantu ia untuk membuat sebuah kisah mengenai apapun yang ia gambar.
- Buatlah sebuah papan cerita dengan menggunakan potongan-potongan tersusun yang digunting dari majalah. Anda dan dia dapaat kembali menceritakan sebuah kisah mengenai gambar yang ia pilih.
- Buatlah permainan sinonim. Katakan “ Apa kata lain untuk luas ? …. Rusak?….. mobil?” dan seterusnya.
- Berjalan-jalanlah bersama anak anda, dan gunakan waktu tersebut untuk mempraktekkan kata-kata sajak dan menamai kata-kata dengan arti yang sebaliknya.

Membangun Kemampuan Penggerak Pada Anak Kelas Satu

Anak anda mungkin tidak memerlukan kemampuan Penggerak ketika ia membaca, menulis, atau mengingat fakta-fakta matematika, namun itu tidak berarti bahwa kemampuan Penggerak akan diabaikan. Seorang anak yang memiliki kecepatan dan koordinasi seorang Penggerak juga memiliki rasa percaya diri yang akan tetap ada pada dirinya dalam semua perilaku. Oleh sebab itu, penting untuk mengembangkan kemampuan motoris kasar anak anda, apapun pilihan pembelajaran bawaannya.

Meningkatkan Kemampuan Penggerak Yang Ada Pada Anak Kelas Satu.
- Bermainlah bersama dengan anak untuk membangun sebuah kandang burung, balok keseimbangan atau rumah mainan.
- Doronglah anak untuk menaiki mainan menunggang kuda.
- Ikatlah net atau talli di halaman belakang rumah anda, gunakan untuk sebuah permainan badmintoon atau bola voli.
- Pada hari yang berangin, ajarkan kepada anak anda bagaimana menerbangakan sebuah layang-layang.
- Masukkan anak anda ke kelas tari atau seni bela diri
- Dorong anak anda untuk berpartisipasi dalam sebuah olah raga yang teratur, seperti softball, baseball, atau soccer.
- Perkenalkan anak dengan ski.
- Cari tempat bermain baru dan berbeda, di mana anak dapat bermain.

Meningkatkan Perkembangan Kemampuan Pergerakan Bagi Anak Kelas Satu Pengamat Dan Pendengar
Beberapa tips yang dapat dilakukan oleh anda untuk meningkatkan kemampuan pergerakan bagi anak kelas satu tipe pengamat dan tipe pendengar, misalnya:
- Bawa anak anda ke halaman belakang untuk permainan kejar-kejaran
- Rencanakan petualangan mini bersama anak anda seperti, wisata ke pantai, pergi ke sebuah festival seni, ke sebuah pertunjukan, atau ke dermaga.
- Minta bantuan anak anda untuk menanam dan merawat kebun sayuran atau bunga. Tunjukkan satu bagian dimana dia dapat bereksperimen dan berkreasi.
- Beri saran anak anda, agar mengundang beberapa anak tetangga untuk bermain bola.
- Dirikan sebuah tenda atau unutk sementara dari selimut, dan berkemahlah bersama anak anda.
- Masukkan anak anda ke dalam kelas drama anak-anak.
- Daftarkan anak anda menjadi anggota pramuka.
- Hubungan sekolah anak anda untuk mengunjungi museum science atau IPTEK.
- Bersepedalah bersama anak anda melewati lingkungan yang baru dan berbeda.

Ketika anda mempertimbangkan saran-saran tersebut di atas, janganlah terpaku hanya pada butir-butir yang ada di atas. Kreativitas anda dan dengan menyesuaikan kompetensi anak anda, maka andalah yang paling mengetahui aktivitas apa yang memungkinkan anak berkembang secara seimbang Ketiga kompetensi anak.

Mohon bersabar ketika anda menanti hasilnya. Tingkat kemampuan anak anda yang berusia 6-7 tahun, saat ini berada dalam proses pembentukan. Dan kemajuan mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Meskipun demikiaan, tidak diragukan lagi, bahwa upaya anda akan membawa anak anda menjadi lebih mendapat perhatian anda, dengan membiarkannya menikmati kegembiraan maksimal dan memperoleh banyak peningkatan kemampuan belajar dari waktu yang ia habiskan di rumah.

Meningkatkan Kemampuan Pengamat Yang Ada Pada Anak Kelas Satu

Berikut ini beberapa tips yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan Pengamat pada anak kelas satu:
- Sertakan anak anda dalam permainan tongkat pengungkit.
- Bawa anak anda pada kunjungan galeri seni. Berikan banyak waktu untuk mempelajari, membandingkan dan memperhatikan kembali karya-karya seni yang menurutnya menarik.
- Pelajari peta bersama dengan anak anda. Ia akan senang mengamati kota kecilnya, kota besar , negara.
- Belilah program-program komputer untuk anak kelas satu.
- Dorong anak anda untuk memasangkan model mobil atau pesawat dari kotak-kotak kubus.
- Biarkan anak anda melihat buku-buku gambar mengenai bintang-bintang dan konstelasinya dan kemudian bantu mereka untuk memandang hal nyata dengan memberinya sebuah teleskop atau mengajaknya ke planetarium.
- Kunjungi observatorium terdekat untuk menambah wawasan pengetahuan.
- Dorong ekspresi artistik anak anda, dengan seleksi materi yang banyak – spidol, pewarna, cat air, kertas warna/krep.
- Sembunyikan sebuah ‘harta karun” kecil di dalam rumah atau halaman anda. Kemudian gambar sebuah peta harta karun dengan tanda visual yang dapat digunakan anak anda untuk menemukan benda yang disembunyikan.
- Berikan kertas origami dan cara pembuatan yang sederhana , bimbinglah ia dalam berkarya.
- Beri label perabotan rumah – sebuah tempat tidur, sebuah lampu, sebuah meja- dengan kartu-kartu yang mengejakan nama-nama obyek.

Meningkatkan Perkembangan Kemampuan Pengamat Pada Anak Kelas Satu Pendengar Dan Penggerak
Berikut ini beberapa tips yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan Pengamat pada anak kelas satu Pendengar dan Penggerak:
- Bantu anak anda mendesain sebuah akuarium atau menggambar sebuah rencana untuk kebun tanaman. Bimbing ia untuk menyelesaikan program tersebut.
- Bawalah anak ke museum iptek dan museum lainnya yang menarik dan membuka wawasan.
- Ajarkan anak anda untuk main petak umpet.
- Mainkan video game bersama dengan anak anda untuk membantu meningkatkan kemampuan berkonsentrasi secara visual.
- Mintalah untuk memainkan puzzle.
- Dorong anak anda untuk menyusun bangunan dari balok-balok atau potongan-potongan balok.
- Ajarkan anak untuk fokus pada detail visual dengan memberikan teropong untuk digunakan di luar rumah atau sebuah mikroskop mainan untuk digunakan di dalam rumah.
- Bacakan anak anda sebuah kisah dalam sebuah ruang gelap, dan minta ia untuk menggambarkan tindakan tersebut. Berilah pertanyaan yang akan menstimulasi gambaran visual seperti: ”Apa yang Cinderella pakai ke pesta dansa ?” dan”Keretanya seperti apa ?’
- Gambarlah /bentuklah dalam bidang persegi kalender untuk menunjukkan peristiwa-peristiwa penting – sebagai contoh ulang tahun, salju pertama, berangakat sekolah, gantung kalender tersebut di kamar anak.

Strategi Pekerjaan Rumah Untuk Ketiga Tipe Anak: Pengamat, Pendengar Dan Penggerak

Dari masa bayi sampai taman kanak-kanak, tujuan melakukan identifikasi model pembelajaran adalah
untuk memberinya sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih berimbang dengan mengembangkan
kemampuan Pengamat, Pendengar, adan Penggerak ketika diperlukan. Tugas orang tua agak berubah
pada saat anak menginjak kelas satu karena anak dituntut untuk memiliki kemampuan akademis. Anda dapat membantu anak kelas satu anda melakukan hal ini dengan mengajarkannya menggunakan cara pembelajaran dominannya untuk membaca, menulis, mengeja, dan mengerjakan matematika yang ia lakukan di rumah maupun di sekolah.

Strategi untuk Pengamat
Seorang anak Pengamat memerlukan ruang kerja yang rapi, yang teratur, dengan semua materi berada dalam tatanan yang jelas. Berikan kotak dan keranjang warna-warni, yang rapi dimana ia dapat
menyimpan pensil, krayon, kertas dan alat-alat lain. Tempatkan sebuah daftar pelajaran dan juga lembaran kertas menarik untuk mencatat tiap tugas yang terselesaikan .Gunakan beragam stiker, bintang dan wajah-wajah cerah sebagai penghargaan karena tekun dengan beban tugas bahasa.

Soal matematika bagi Pengamat akan lebih mudah apabila divisualisaikan mungkin dengan mengelompokkan kelereng atau manik-manik untuk merepresentasikan jumlah yang ia ingin tambahkan atau kurangkan. Anda dapat memberi pena-pena yang gemerlap, dan beri dorongan anak anda untuk menggunakannya mewrnai kata-kata atau nama-nama yang penting dalam bacaannya. Juga gunakan kartu flash yang merupakan sebuah sarana yang sangat baik bagi Pengamat yang memiliki keunggulan dalam ingatan.

Strategi untuk Pendengar
Seorang anak Pendengar jarang perlu diingatkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Perkerjaan akademis begitu mudah baginya sehingga banyak mengerjakan tugas baginya merupakan kesenangan,
bukan sebuah tugas atau beban. Meskipu ia tidak perlu banyak dorongan dari luar, Pendengar tumbuh pada penguatan kerja verbal yang berkembang baik. Sangat membantu bagi seorang anak Pendengar untuk belajar berbicara dengan dirinya sendiri waktu melakukan tugas-tugas yang sulit. Juga doronglah Pendengar untuk menggunakan tape rekaman pada waktu dia memahami sesuatu yang baru seperti rumus matematika, kata-kata dari sebuah lagu, maka ia dapat merekam informasi dan memutar kembali tape sehingga ia dengan mudah mengingatnya.

Strategi untuk Penggerak
Anak-anak Penggerak memerlukan dukungan ketika ia memasuki dunia akademis. Merupakan ide yang baik untuk mempertahankan pendeknya waktu pekerjaan rumah Penggerak. Kehadiran anda secara fisik akan memnatu mempertahankan fokus pada tugasnya. Matikan televisi, matikan telepon, jauhkan dari kebisingan ketika anak berkonsentrasi mengerjakan pekerjaan akademisnya. Memeluk, membalas menepuk sangat memotivasi bagi seorang anak Penggerak. Imbalan yang menarik lainnya bagi anak Penggerak yang selesai mengerjakan tugasnya adalah bermain di luar, membuatkan pizza dan memberikan makanan lainnya seperti keju, jagung atau segelas jus dingin secara periodik akan membuat waktu mengerjakan pekerjaan rumah lebih nyaman

Membangun Kemampuan Pengamat
Kemampuan-kemampuan Pengamat memungkinkan seorang anak untuk memperlihatkan lingkungannya, mengingat apa yang ia lihat, memvisualisasikan konsep, dan mengkoordinasikan mata
dan tangannya. Oleh karena itu anak kelas satu dengan kemampuan pengamatan di bawah rata-rata akan sulit untuk membaca dan menulis, penjumlahan dan pengurangan, soal-soal cerita dan karya seni – yang semua memerlukan kemampuan-kemampuan yang anak belum miliki.

Kemampuan Pengamat seorang anak kelas satu dapat diperluas dan ditingkatkan melalui Pemanfaatan alat permainan dan aktivitas yang dipilih khusus. Anak-anak yang pada dasarnya adalah Pengamat akan menyambut baik usaha orang tuanya untuk memberikan lebih banyak pengalaman visual yang mereka harapkan; Pendengar dan Penggerak mungkin perlu banyak usaha untuk meyakinkan dalam bentuk aktivitas yang sesuai dengan stimulan yang disukainya, baik auditorial maupun kinestetik. Namun apapun model bawaan lahir anak kelas satu anda, ide-ide berikut ini akan membantu anda untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan Pengamatnya.

Hakikat Motivasi Belajar

Tuesday, March 4, 2014

Hakikat Motivasi Belajar

Pada hakikatnya motivasi merupakan suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy) atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.

Motivasi yang tumbuh dan berkembang pada diri seorang pebelajar dapat muncul dengan jalan:
(1) Datang dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik),
(2) Datang dari lingkungan atau di luar individu (motivasi ekstrinsik).


Motivasi instrinsik
Motivasi intrinsik merupakan dorongan yang
sering dikatakan dibawa sejak lahir, sehingga tidak dapat dipelajarai karena seseorang yang terdorong rasa ingin tahu, maka orang itu akan belajar dan pengetahuan serta aktivitas yang disadari oleh motivasi instrinsik ini akan bertahan lebih lama.

Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang melandasi partisipasi individu itu sendiri. Motivasi ekstrinsik dapat berupa penghargaan, pujian, hukuman, hadiah. Dengan sendirinya motivasi ekstrinsik tetap mendukung dan menjadi pendorong yang kuat dalam mencapai tujuan belajar.

Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran, motivasi sebagai faktor yang bisa menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu;
1) kebutuhan,
2) dorongan, dan
3) tujuan.

Kebutuhan terjadi apabila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dan yang diharapkan. Dorongan juga merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh individu.

Beberapa fungsi motivasi belajar, yaitu :
1) Mendorong untuk berbuat,
2) Menentukan arah perbuatan

Pengukuran motivasi belajar, dapat dilakukan dengan membuat sebuah instrumen pengukur yang memiliki rentangan. Rentangan tersebut kemudian diberi nilai secara kontinum dari yang tertinggi sampai yang terendah, berbentuk kode yaitu secara berturut-turut kode, misalnya:
1) SS (Sangat Setuju) dengan nilai 5,
2) kode S (Setuju) dengan nilai 4,
3) kode R (Ragu-ragu) dengan nilai 3,
4) Kode TS (Tidak Setuju) dengan nilai 2,
5) Kode STS (Sangat Tidak Setuju) dengan nilai 1.

Jika anda tidak ingin repot membuat sendiri, dan  mungkin ingin mencoba menggunakan angket pengukur minat dan motivasi belajar model ARCS yang disadur dari John Keller, 1987 anda dapat mendownloadnya di sini.
==

hakikat motivasi, motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, fungsi motivasi belajar, pengukuran motivasi belajar, instrumen pengukur motivasi belajar













Belajar Aktif: Menciptakan Semangat Belajar Di Dalam Kelas

Wednesday, February 19, 2014


Penelitian telah menunjukkan bahwa metode ceramah tradisional, di mana guru bicara dan siswa mendengarkan, mendominasi ruang kelas. Oleh karena itu penting untuk mengetahui sifat pembelajaran aktif, penelitian empiris mengenai penggunaannya, kendala umum dan hambatan yang menimbulkan resistensi para pendidik untuk menggunakan teknik instruksional interaktif, dan bagaimana sekolah, pengembang, administrator, dan peneliti pendidikan dapat menunjukkan hasil nyata pembelajaran aktif.

APAKAH BELAJAR AKTIF DAN MENGAPA BELAJAR AKTIF ITU PENTING?

Anehnya,penggunaan istilah "pembelajaran aktif" oleh para pendidik kita pada umumnya lebih mengandalkan pemahaman intuitif daripada definisi umum yang semestinya. Akibatnya, banyak sekolah menyatakan bahwa semua belajar secara inheren adalah aktif dan bahwa siswa oleh karena itu terlibat aktif saat mendengarkan presentasi formal di kelas. Analisis literatur penelitian (Chickering dan Gamson 1987), menunjukkan bahwa siswa harus melakukan lebih dari sekedar mendengarkan: Mereka harus membaca, menulis, mendiskusikan, atau terlibat dalam memecahkan masalah. Yang paling penting, untuk terlibat secara aktif, siswa harus terlibat sedemikian rupa pada tingkat tinggi tugas berpikir seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam konteks ini, diusulkan bahwa strategi untuk memicu terjadinya belajar aktif didefinisikan sebagai kegiatan instruksional yang melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan.

Penggunaan teknik ini di dalam kelas sangat penting karena berdampak kuat pada pembelajaran siswa. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa siswa lebih memilih strategi belajar aktif dibanding ceramah tradisional. Studi Penelitian lain yang mengevaluasi hasil belajar siswa telah menunjukkan bahwa strategi belajar aktif lebih unggul bila dibandingkan dengan teknik ceramah dalam mempromosikan penguasaan konten. Selanjutnya, beberapa penelitian kognitif telah menunjukkan bahwa sebagian besar gaya belajar siswa menghendaki teknik-teknik pedagogis selain ceramah.

BAGAIMANA CARA AGAR BELAJAR AKTIF?

Modifikasi tradisional ceramah (Penner 1984) adalah salah satu cara untuk memasukkan pembelajaran aktif di kelas. Penelitian telah menunjukkan, misalnya, bahwa jika seorang guru memungkinkan siswa untuk mengkonsolidasikan catatan mereka dengan menunda sebanyak tiga kali masing-masing selama dua menit selama proses pembelajaran berlangsung, siswa akan belajar jauh lebih banyak tentang informasi yang telah diberikan (Ruhl, Hughes, dan Schloss 1987).

Dua cara sederhana namun efektif lain untuk melibatkan siswa selama KBM adalah memasukkan demonstrasi singkat atau pendek, latihan menulis yang tak perlu diberi nilai dan dilanjutkan dengan diskusi kelas. Alternatif lain yang dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterlibatan siswa adalah: (1) umpan balik, yang dibuat di anatara dua ceramah terpisah dengan sesi-kelompok kecil penelitian, dan (2) panduan, di mana siswa mendengarkan 20 - sampai 30-menit presentasi tanpa membuat catatan, diikuti dengan menulis apa yang telah mereka dengarkan selama lima menit tentang apa yang dapat mereka ingat kemudian melanjutkan sisa waktu pelajaran dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling mengklarifikasi dan menguraikan bahan pelajaran yang baru diberikan.Diskusi di kelas merupakan salah satu strategi yang paling umum untuk memicu belajar aktif. Jika tujuan pembelajaran adalah untuk memicu ingatan jangka panjang informasi, untuk memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut, untuk memungkinkan siswa untuk menerapkan informasi dalam situasi baru, atau untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, maka diskusi adalah yang terbaik (McKeachie et al 1986).

Penelitian telah menunjukkan, bahwa untuk mencapai tujuan ini guru harus memiliki teknik alternatif dan strategi yang baik tentang cara mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi diskusi (Hyman 1980) dan harus menciptakan lingkungan yang mendukung baik secara intelektual maupun emosional agar mendorong siswa untuk berani mengambil risiko (Lowman 1984).Beberapa strategi lain untuk memicu terjadinya belajar aktif yaitu pembelajaran berbasis visual. Pembelajaran berbasis visual memberikan titik fokus yang membantu guru untuk melakukan teknik interaktif lainnya. Dalam kelas, menulis merupakan cara yang sangat baik untuk melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berpikir tentang hal-hal yang mereka lakukan. Dua strategi populer yaitu model pembelajaran berdasarkan masalah dan Desain Terbimbing (Guided Design). Teknik pembelajaran aktif lainnya yang layak digunakan adalah pembelajaran kooperatif, debat, drama, bermain peran dan simulasi, dan tutor sebaya.

Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Bermakna

Pengambilan keputusan tentang pengelompokan siswa dan scaffolding (perancahan) yang akan diberikan saat pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga aktivitas siswa saat pembelajaran yang dilakukan oleh mereka bermakna. Beberapa aktivitas-aktivitas yang bermakna (meaningful activities) bagi siswa yang dapat diberikan oleh guru haruslah bersifat:
  • Dirancang secara tepat
  • Merangsang dan memacu belajar siswa.
  • Otentik
  • Menghubungkan materi pelajaran/aktivitas pembelajaran dengan pengalaman mereka di kehidupan nyata.
  • Adil dan menghargai semua siswa.
Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang bermakna (meaningful activities) dibangun oleh pemahaman baik dari siswa-siswa itu sendiri maupun dari guru-guru yang mempunyai teknik pembelajaran yang baik. Aktivitas-aktivitas pembelajaran seharusnya menggugah siswa sehingga mereka mengeksplorasi, bertanya, menerapkan, dan merefleksikan kembali konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan yang telah mereka peroleh. Untuk ini, siswa-siswa harus mendapat kesempatan untuk:
  • Mengidentifikasi persamaan-persamaan dan perbedaan dua hal (kategori)
  • Mengajukan dan menguji hipotesis
  • Menggunakan isyarat, pertanyaan, dan advance organizer dalam belajar
  • Menggunakan dan membuat representasi visual
  • Meringkas dan membuat catatan

Menerapkan Kegiatan Bermakna dalam Pembelajaran

Seorang guru dapat mempertimbangkan beberapa panduan berikut ini untuk menciptakan aktivitas (kegiatan pembelajaran) yang bermakna dan menghargai semua siswa:
  • Secara eksplisit mendiskusikan tujuan kegiatan pembelajaran kepada siswa dan manfaatnya bagi mereka
  • Menyediakan arahan yang jelas dan harapan yang guru hendaki untuk mengurangi ketidakefektifan, keterkejutan, dan kekecewaan.
  • Menantang semua siswa untuk bekerja (melaksanakan aktivitas pembelajaran) sesuai potensi yang masing-masing mereka miliki.
  • Gunakan profil siswa, pre-tes, dan informasi lainnya untuk membuat aktivitas pembelajaran
  • Antisipasi setiap tantangan atau hambatan untuk proses belajar mereka dan membangun dukungan untuk mengurangi hambatan tersebut
  • Berbagi atau mengembangkan alat asesmen bersama-sama siswa (dalam hal kriteria, rubrik, contoh, dsb) untuk memperjelas apa yang diharapkan oleh guru untuk mereka kuasai
  • Menyediakan sumber belajar yang mungkin siswa butuhkan untuk aktivitas pembelajaran mereka, yang mudah mereka akses, menarik, dan membangun pemahaman
  • Rancang agar aktivitas pembelajaran bersifat efisien dan tetap dapat menjaga momentum sehingga siswa tetap fokus pada pembelajaran
  • Ases dan perbaiki aktivitas-aktivitas dan tugas-tugas pembelajaran yang telah dibuat untuk memaksimalkan pembelajaran yang guru berikan pada masa-masa yang akan datang

Karakter Guru Efektif

Karakter Guru Efektif

Bagaimana sebenarnya karakter guru efektif itu? Nah, kali ini blog ptk dan model pembelajaran akan membahasnya. Setiap guru pasti mempunyai pendapatnya masing-masing tentang apa itu “mengajar”, “belajar”, dan “pebelajar”. Beberapa guru meyakini bahwa tanggung jawab mereka adalah mengajar materi ajar (konten), dan tanggung jawab siswa adalah mempelajari apa yang sedang diajarkan oleh guru. Jika siswa berjuang atau gagal dalam belajar, tanggung jawab itu berakhir pada diri siswa itu sendiri. Benarkah begini?

Tindakan dan Keyakinan Guru Efektif

Seharusnya, prinsip penting yang dipegang oleh seorang guru efektif adalah: pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif hanya dapat dilakukan oleh seorang guru efektif. Lalu bagaimanakah guru yang efektif itu? Guru efektif mempunyai keyakinan dan bertindak sebagai berikut:
  • Menghargai dan menerima keunikan persepsi dari masing-masing pebelajar.
  • Merefleksikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal dan minat siswa saat memilih dan menggunakan teknik dan strategi mengajar tertentu.
  • Meyakini bahwa semua siswanya dapat dan akan belajar.
  • Menciptakan suatu lingkungan belajar yang menantang, tapi tidak membahayakan/menakutkan.
  • Berkomitmen pada belajar dan perkembangan intelektual semua siswanya.
  • Memandang setiap orang sebagai orang yang mampu, dapat diandalkan, dan secara umum positif.
  • Meyakini bahwa seseorang dapat mengajar secara efektif dan pengajaran yang efektif akan membawa dampak pada hasil belajar yang positif.

Perbedaan Mendidik, Mengajar, Membimbing, Dan Melatih

Wednesday, February 12, 2014

Pengertian Mendidik, Mengajar, Membimbing, Dan Melatih

Apa sih pengertian mendidik? Apakah sama mendidik dengan mengajar? Lalu bagaimana dengan melatih dan membimbing? Mungkin perbedaan keempat kata tersebut (yang notabene sangat erat dengan dunia guru, dunia pendidikan) agak kabur dan kurang jelas. Drs. Suparlan, M.Pd. dalam bukunya yang bertajuk Menjadi Guru Efektif telah mendaftar perbedaan-perbedaan antara mendidik, membimbing dan melatih serta mengajar. Berikut perbedaan keempatnya menurut beliau:

Mendidik

Mendidik: Dari segi isi, mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika ditinjau dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama. Kemudian bila ditilik dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih menggunakan keteladan dan pembiasaan.

Membimbing

Membimbing: Jika ditinjau dari segi isi, maka membimbing berkaitan dengan norma dan tata tertib. Dilihat dari segi prosesnya, maka mendidik dapat dilakukan dengan menyampaikan atau mentransfer bahan ajar yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan individual masing-masing siswa. Lalu kalau dilihat dari strategi dan metode yang digunakan, maka membimbing lebih berupa pemberian motivasi dan pembinaan.
perbedaan mendidik mengajar melatih membimbing
Mendidik, mengajar, melatih, membimbing : Membingungkan?

Melatih

Melatih: Melatih bila ditinjau dari segi isi adalah berupa keterampilan atau kecakapan hidup (life skills). Bila ditinjau dari prosesnya, maka melatih dilakukan dengan menjadi contoh (role model) dan teladan dalam hal moral dan kepribadian. Sedangkan bila ditinjau dari strategi dan metode yang dapat digunakan, yaitu melalui praktik kerja, simulasi, dan magang.

Mengajar

Mengajar: Jika ditinjau dari segi isi, maka mengajar berupa bahan ajar dalam bentuk ilmu pengetahuan. Prosesnya dilakukan dengan memberikan contoh kepada siswa atau mempraktikkan keterampilan tertentu atau menerapkan konsep yang diberikan kepada siswa agar menjadi kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Strategi dan metode yang dapat digunakan untuk mengajar misalnya ekspositori dan inkuiri.

Demikian tulisan tentang perbedaan mendidik, mengajar, melatih dan membimbing dari blog penelitian tindakan kelas, semoga bermanfaat buat anda.

    Membuat Siswa Fokus pada Pembelajaran - Aspek Perencanaan

    Tuesday, February 11, 2014

    Pentingnya Fokus Perhatian Siswa pada Pembelajaran

    Perhatian yang diberikan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang dilangsungkan di sebuah kelas amat penting bagi keberhasilan mereka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Salah satu aspek yang cukup menentukan keberhasilan seorang guru dalam membuat siswa tetap fokus pada pembelajaran adalah saat perancangan pembelajaran dilakukan. Rancangan dan perencanaan yang matang akan sangat berpengaruh pada keberhasilan guru meraih dan menjaga agar siswa tetap memperhatikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

    fokus perhatian siswa pada pembelajaran
    Sudah Fokuskah Perhatian Siswa Anda?
    Instrumen untuk Mengevaluasi Rencana Pembelajaran

    Untuk mencek apakah rencana pembelajaran yang guru susun sudah cukup baik dapat digunakan instrumen ceklis yang disusun dalam beberapa pertanyaan berikut:
    1. Apakah pembelajaran yang telah dirancang memfasilitasi siswa untuk menerapkan keterampilan-keterampilan berpikir (thinking skills)?
    2. Apakah materi pelajaran yang telah dipersiapkan untuk disajikan cukup menantang dan menarik sehingga dapat mempertahankan minat mereka terhadap materi tersebut?
    3. Apakah media pembelajaran yang akan digunakan menarik dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, alih-alih membosankan?
    4. Apakah pembelajaran yang telah dirancang akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan kemampuan mereka dalam berbicara dan menulis?
    5. Apakah pembelajaran yang akan dilakukan berdasarkan rancangan pembelajaran itu sesuai dengan usia, tingkat kemampuan, dan budaya?
    6. Apakah tujuan pembelajaran telah sesuai dengan tuntutan kurikulum?
    7. Apakah pembelajaran yang dirancang tersebut akan mampu membentuk siswa menjadi pribadi yang berkarakter pebelajar sepanjang hayat (lifelong learner)?
    8. Apakah pembelajaran yang akan dilaksanakan mengakomodasi kemungkinan untuk dilakukan evaluasi?

    Mengapa Metode Mengajar Harus Bervariasi ?

    5 Alasan Mengapa Metode Mengajar Harus Bervariasi

    Apakah sebagai seorang guru anda selalu berusaha untuk menyajikan pembelajaran dengan metode yang bervariasi? Atau jangan-jangan selama ini, anda monoton menggunakan satu atau dua jenis metode mengajar saja? Mudahan-mudahan saat mengajar, anda tak hanya rutin menggunakan metode mengajar yang itu-itu saja. Mengapa melaksanakan pembelajaran dengan berbagai variasi metode itu sangat penting? Alasannya, simak uraian berikut.

    Jenis Materi Pembelajaran Bervariasi

    Alasan yang pertama, seringkali sebuah metode mengajar hanya cocok untuk suatu jenis materi pelajaran tertentu. Misalnya, jika anda seorang guru IPA, maka anda tidak akan dapat mengajarkan keterampilan proses IPA dengan menggunakan metode ceramah. Untuk mengajarkan keterampilan proses IPA, guru sebaiknya menggunakan metode inkuiri. Nah, sementara di kelas kita ada beragam jenis materi pembelajaran yang harus diberikan kepada siswa.

    Setiap Siswa Memiliki Beragam Gaya Belajar

    Alasan yang kedua, metode mengajar tertentu hanya cocok untuk siswa yang memiliki gaya belajar tertentu. Jika guru hanya menggunakan satu macam metode, maka dapat dipastikan siswa-siswa yang memilki gaya belajar tertentu akan menjadi bosan dan tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Taruh contoh begini, jika guru mengajar dengan metode ceramah dengan menggunakan media pembelajaran berupa presentasi power point, maka siswa yang akan cocok adalah siswa dengan gaya belajar audio-visual. Lalu bagaimana siswa dengan gaya belajar kinestetik? Pastinya mereka akan merasa tersiksa sekali saat mengikuti pembelajaran anda.
    metode pembelajaran yang bervariasi
    Metode Mengajar yang Bervariasi Sangat Penting Bagi Pembelajaran

    Memodelkan Kreativitas Kepada Siswa

    Alasan ketiga, saat guru berusaha menggunakan beragam metode mengajar dengan berbagai variasi, maka guru secara tidak langsung menjadi model yang memiliki jiwa kreatif. Kreativitas guru dan semangat yang terpancar pada saat ia mengajar dengan menggunakan berbagai variasi metode mengajar tadi akan menjadi teladan bagi siswa. Percayalah, siswa juga akan menjadi lebih kreatif.

    Siswa akan Memiliki Pemahaman yang Mendalam

    Alasan yang keempat, penggunaan berbagai variasi metode mengajar yang sesuai dengan materi pembelajaran akan membuat siswa memililiki pemahaman yang lebih mendalam tentang materi tersebut. Mereka tak hanya sebagai manusia penghafal, tapi kemungkinan besar juga akan mampu mengaplikasikan pengetahuannya pada kehidupan nyata. Melalui hal tersebut siswa akan memiliki pengalaman belajar yang lebih bermakna (meaningful learning)

    Mendorong Siswa Agar Lebih Aktif

    Alasan kelima adalah, siswa akan terbantu mengekspresikan berbagai perasaan mereka saat guru menggunakan beragam metode mengajar. Mengekspresikan perasaan akan dapat siswa lakukan dengan berbagai cara, sebagai dampak dari penggunaan metode mengajar yang bervariasi. Ini akan membuat siswa mengikuti pembelajaran dengan sukarela dan bersemangat untuk berpartisipasi aktif. Mereka akan berpikir secara mandiri, dan secara tanpa sadar mereka telah tenggelam dan terlibat aktif dalam pembelajaran anda.

    Ciri-Ciri Kelas dengan Suasana Positif Yang Mendukung Pembelajaran

    Saturday, February 8, 2014

    Tinjauan Umum Ciri-Ciri Kelas dengan Suasana Positif Yang Mendukung Pembelajaran

    Pada tulisan sebelumnya, blog penelitian tindakan kelas ini telah mempublikasikan cara untuk menciptakan suasana positif dalam kelas. Sebagaimana semua guru telah ketahui dan maklumi, kelas dengan suasana positif sangat penting bagi pembelajaran. Kelas semacam ini akan memberikan perasaan yang nyaman bagi siapapun yang berada di dalamnya: semua siswa yang sedang belajar dan guru yang sedang mengajar. Kelas dengan suasana positif ini mempunyai ciri-ciri khusus, yang sekilas saja kita bisa merasakannya. Ciri-ciri khusus ini bukan seperti ruangan sejuk ber-AC, meja guru dan siswa yang bening  dan licin, atau lantai ubin yang mengilap .

    Ciri-ciri kelas dengan suasana positif

    Lalu, apa saja ciri-ciri kelas dengan suasana positif yang mendukung untuk pembelajaran ini? Berikut beberapa di antaranya:

    Ciri-Ciri Kelas dengan Suasana Positif Yang Mendukung Pembelajaran
    bagaimana Ciri-Ciri Kelas dengan Suasana Positif Yang Mendukung Pembelajaran?

    Senyum dan jabat tangan.

    Mungkin anda tersenyum saat membacanya: Senyum dan jabat tangan. Seberapa pentingkah ini? Tentu saja sangat penting. Adanya senyum dan keramahtamahan serta jabat tangan menunjukkan bahwa kelas tersebut secara emosional berada dalam kondisi baik. Pembelajaran akan sangat membutuhkan suasana emosional yang baik, sehingga dapat berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai.

    Hubungan positif. 

    Aspek penting lain yang menunjukkan bahwa sebuah kelas mempunyai suasana positif adalah adanya hubungan positif antar komponen atau anggota kelas, termasuk guru. Siswa akan merasa sangat nyaman apabila guru menunjukkan bahwa ia yakin siswa mampu belajar sesuai harapannya. Demikian pula guru, akan menjadi lebih merasa nyaman, apabila siswa tampak antusias dalam mengikuti pembelajaran.

    Fokus terhadap pembelajaran. 

    Suasana kelas yang baik juga dapat dilihat dari bagaimana siswa memfokuskan diri pada kegiatan pembelajaran. Apabila seluruh komponen kelas bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran, maka pencapaian tujuan pembelajaran adalah hal yang amat mudah untuk diperoleh.

    Kesalahan dalam belajar adalah hal lumrah. 

    Berapa banyak siswa yang menyoraki siswa lain apabila ia melakukan kesalahan dalam belajar di kelas Anda? Perlu dicatat, kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam belajar adalah hal yang amat lumrah dan manusiawi. Apabila sebuah kelas justru mempermalukan siswa yang sedang belajar, maka dapat dipastikan bahwa kelas tersebut bukanlah tempat yang nyaman untuk belajar.

    Tertantang dan didukung untuk mengembangkan intelektualitas. 

    Apakah siswa di dalam kelas tampak tertantang dengan tugas yang diberikan? Apakah guru memberikan dukungan untuk mengembangkan intelektualitas? Sebuah kelas dengansuasana positif akan menunjukkan betapa tertantang dan bersemangatnya siswa mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan.

    Disiplin. 

    Disiplin adalah sebuah kunci menuju keberhasilan. Jika sebuah kelas menunjukkan terbentuknya disiplin secara nyata dalam setiap detik waktu pembelajaran, maka dapat keberhasilan pembelajaran hanya langkah kecil yang harus dicapai.

    Kolaborasi. 

    Tampakkah kolaborasi antara siswa di dalam kelas? Kolaborasi memungkinkan mereka secara bersama mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang satu saling bantu dengan siswa yang lain. Tujuan pembelajaran akan lebih dicapai, jika kelas menunjukkan adanya kolaborasi yang nyata.

    Kegembiraan. 

    Belajar dengan hati sedih atau keterpaksaan? Tentu bisa dibayangkan bagaimana hasilnya. Buatlah kegembiraan senantiasa hadir di dalam kelas untuk menciptakan suasana positif. Kelas yang di dalam penuh dengan siswa-siswa berhati riang akan lebih mudah belajar. Bukankah demikian?

      Tips Sukses Presentasi untuk Guru

      Guru dan Presentasi

      Guru mana coba, yang tidak pernah melakukan presentasi? Pasti setiap guru harus melakukan presentasi, walaupun tidak dilakukan pada setiap pembelajaran yang dilaksanakannya. Presentasi adalah aktivitas yang cukup sering dilakukan dalam kegiatan sehari-hari guru saat menjalankan tugasnya. Nah, mengingat pentingnya presentasi atau keterampilan melakukan presentasi bagi seorang guru, maka tak ada salahnya jika blog ini mencoba memaparkan beberapa tips sukses presentasi untuk guru yang dapat diikuti oleh guru saat akan dan saat melakukan presentasi.

      Tips 1:

      Lakukan persiapan yang matang sebelum melakukan presentasi. Presentasi yang terencana dengan baik akan memberikan gambaran bagaimana nantinya guru akan tampil secara efektif di hadapan siswanya.

      Tips 2 :

      Pahami dengan baik materi yang akan dipresentasikan. Kan gak lucu jika guru sendiri memberikan sesuatu yang tidak dipahaminya dengan baik kepada siswanya. Jika perlu sebelum presentasi,kaji ulang secara mendalam lagi materi tersebut, meskipun anda merasa bahwa hal tersebut sudah ada di luar kepala anda.
      Tips Presentasi untuk Guru
      Tips Presentasi untuk Guru

      Tips 3:

      Sebelum menulis presentasi di slide, terlebih dahulu tetapkan tujuan (pembelajaran) yang ingin dicapai melalui sesi presentasi itu. Hal ini dimaksudkan agar presentasi yang dibuat oleh guru tidak melenceng ke sana ke mari.

      Tips 4:

      Ingat KISS (Keep It Short Simple)! Bila guru membuat presentasi dengan menggunakan power point, misalnya. Maka  tips yang ke 4 ini wajib diingat saat guru mulai menyentuh tuts keyboard. Keep it short and simple (Buatlah presentasi yang pendek dan simple). Jika anda pernah mengikuti sebuah presentasi dengan slide yang penuh kata-kata dan panjang, saya yakin, saat itu anda pasti merasa amat bosan dan tidak berminat mendengarkan si presenter atau memolototi slide-slide itu.

      Tips 5:

      Manfaatkan visual, dapat berupa simbol, gambar, grafik, foto, tabel atau apapun. Tapi perlu diingat pula, visual yang disajikan memang diperlukan dan mendukung materi yang akan disampaikan. Bukan visual tanpa makna yang justru nantinya akan membuat konsentrasi siswa dan fokus mereka pada materi terganggu.

      Tips 6:

      Lakukan kontak pandang dengan siswa. Hm.., sepertinya ini bukan hal yang asing bagi guru bukan? Melakukan kontak pandang dengan siswa akan menjamin bahwa mereka memperhatikan presentasi yang anda sampaikan. Dan tentu saja, sekalian sebagai bentuk pengelolaan kelas.

      Tips 7:

      Sediakan waktu bagi siswa untuk bertanya atau menanggapi presentasi yang anda berikan. Buat komunikasi banyak arah (guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa). Melakukan presentasi bukan berarti guru satu-satunya aktor di dalam kelas.

      Tips 8:

      Setelah presentasi selesai (pembelajaran selesai), lakukan refleksi terhadap kegiatan yang baru saja anda lakukan tsb. Bila menurut anda, sebagai guru anda belum dapat melakukan presentasi sebagaimana yang anda harapkan atau rencanakan, rileks saja. Cari di mana kekurangannya. Jika anda meresa presentasi sudah sebagaimana yang anda inginkan, pertahankan. Bahkan, kalau perlu cari di bagian mana kekuatan-kekuatan anda. Jadikan semuanya sebagai pengalaman untuk menjadi semakin baik di presentasi yang akan datang.
      Nah, itulah delapan tips sukses presentasi untuk guru yang dapat diberikan kali ini, semoga aplikatif dan berguna.Sampai jumpa pada artikel berikutnya di blog ptk dan model pembelajaran ini.

      Cara Mengetahui Pengetahuan Awal Siswa



      Saya yakin semua guru pasti tahu betul pentingnya kemampuan awal siswa dalam proses pembelajaran. Bila guru memolakan dan mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa sebelum mengikuti suatu pembelajaran, maka tentunya apa-apa yang akan dilakukan guru saat memfasilitasi proses pembelajaran itu akan menjadi lebih efisien.

      Strategi atau Cara yang Dapat Digunakan Untuk Mengetahui Kemampuan Awal Siswa

      Ada beberapa strategi/cara yang dapat guru lakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, misalnya:
      1. Asesmen Kemampuan Awal Siswa Berbasis Kinerja /Asesmen pengetahuan awal siswa
      2. Asesmen Kemampuan Awal Mandiri (Self Assessment) /Asesmen pengatahuan awal mandiri
      3. Peta Konsep / Concept map
      kemampuan awal
      Penting bagi guru untuk mengetahui pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa
      Berikut penjelasan masing-masing cara tersebut:

      Asesmen Kemampuan Awal Siswa Berbasis Kinerja 

      Cara paling reliabel dalam melakukan asesmen ini adalah dengan memberikan sebuah tugas, dapat berupa kuis, atau bentuk lain, yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diberikan, yang dalam pengerjaan tugas tsb akan memerlukan penggunaan pengetahuan awal yang telah mereka miliki sebelum mengikuti pembelajaran anda. Tentunya, saat merancang kuis atau tugas tersebut, terlebih dahulu guru mengidentifikasi pengetahuan prasyarat atau keterampilan prasyarat apa yang diperlukan untuk pembelajaran yang akan dilakukan.

      Asesmen Kemampuan Awal Mandiri (Self Assessment) 

      Untuk melakukan cara yang kedua ini, guru dapat membuat sebuah angket singkat untuk evaluasi mandiri (evaluasi diri) setiap peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran. Cara ini sebenarnya relatif mudah dilakukan, karena angket yang dibuat sederhana saja. Berikut contoh angket untuk asesmen kemampuan awal mandiri:
      Beberapa Contoh Angket Sederhana Untuk Mengetahui Kemampuan Awal Siswa
      Contoh 1
      Seberapa luas pengetahuanmu tentang fotosintesis:
      1. Saya belum pernah mendengar istilah itu.
      2. Saya tahu pada organisme apa fotosintesis terjadi dan apa tujuannya.
      3. Saya tahu pada organisme apa fotosintesis terjadi, tujuannya, reaksi kimianya, bahkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
      4. Saya pernah melakukan percobaan mengenai fotosisntesis dan memahami dengan baik pada organisme apa fotosintesis terjadi, tujuannya, reaksi kimianya, bahkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
      Contoh 2 Seberapa akrab kamu dengan "Uji-T"?
      1. Apa ya? Saya belum pernah mendengar tentang "Uji-T"
      2. Pernah mendengar, tapi tidak tahu sama sekali apa itu "Uji-T"
      3. Sedikit sekali yang saya tahu tentang "Uji-T", pemahaman saya tidak begitu jelas tentang itu.
      4. Saya tahu apa itu "Uji-T" dan apa kegunaannya.
      5. Saya tahu apa itu "Uji-T', kapan harus digunakan, dan bagaimana menggunakannya.
      Contoh 3 Seberapa dalam pengetahuanmu tentang photoshop?
      1. Saya tak pernah menggunakannya, pernah mencoba tapi tak tahu harus bagaimana caranya.
      2. Saya dapat melakukan pengeditan sederhana dengan menggunakan photoshop.
      3. Saya dapat memanipulasi gambar dan membuat efek-efek yang saya inginkan dengan menggunakan photoshop.
      4. Saya dapat membuat gambar-gambar dengan efek-efek yang saya ingin dengan mudahnya bila menggunakan photoshop.

      Peta Konsep

      Ternyata peta konsep dapat dijadikan alat untuk mengecek pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Caranya, tuliskan sebuah kata kunci utama tentang topik yang akan dipelajari hari itu di tengah-tengah papan tulis. Misalnya "Fotosintesis". Berikutnya guru meminta siswa menyebutkan atau menuliskan konsep-konsep yang relevan (berhubungan) dengan konsep fotosintesis dan membuat hubungan antara konsep fotosintesis dengan konsep yang disebut (ditulisnya) tadi. Seberapa pengetahuan awal yang dimiliki siswa dapat terlihat sewaktu mereka bersama-sama membuat peta konsep di papan tulis. Cara lain misalnya dengan memberikan sebuah peta konsep yang hanya berisi konsep utama, sementara itu siswa harus mengisi kotak-kotak kosong yang telah disediakan pada peta konsep itu dengan konsep yang relevan.Seberapa banyak kotak kosong pada peta konsep yang tidak lengkap itu dapat diisi oleh siswa, adalah indikasi seberapa pengetahuan awal yang mereka miliki.

      Demikian tulisan tentang cara-cara yang dapat digunakan oleh guru untuk mengukur atau mengetahui kemampuan awal/pengetahuan awal/prior knowledge siswa dari blog ptk dan model pembelajaran. Semoga bermanfaat.




      Menentukan Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran

      Saturday, February 1, 2014

      Bagaimana Cara menentukan strategi, metode, pendekatan, dan teknik pembelajaran?

      Kegiatan guru saat merancang pembelajaran amatlah krusial. Salah satu bagian dari kegiatan merancang pembelajaran ini adalah menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Apabila guru memilih pendekatan, metode, strategi, dan teknik yang tidak tepat dapat dipastikan bahwa pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Sementara bila guru berhasil memilih dan menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan baik, dapat diasumsikan bahwa pembelajaran yang akan dilakukannya kemungkinan besar akan berjalan efektif.

      Nah, untuk menentukan atau memilih pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sesuai, maka guru harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa hal, seperti:

      • Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan tujuan pembelajaran. 

      Tidak semua pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran cocok dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran seringkali punya kompatibilitas tertentu dengan tujuan pembelajaran tertentu. Taruh contoh mudah, bila tujuan pembelajaran adalah: Siswa dapat merakit sebuah PC, maka metode ceramah atau diskusi tidak akan dapat mencapai tujuan pembelajaran ini, sebaliknya mungkin metode pembelajaran aktif akan berhasil.

      • Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan materi pembelajaran

        Sudah barang tentu materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa sangat mempengaruhi pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Ada materi-materi yang hanya cocok diberikan melalui pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran tertentu dan tidak cocok jika diberikan melalui pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang lainnya. Misalnya jika materi pembelajaran berupa fakta maka ceramah dapat dipilih dan berfungsi dengan baik. Sedangkan materi seperti pengetahuan prosedural seperti langkah-langkah membuat kue donat cocok diberikan dengan pembelajaran langsung.
      •  Ketersediaan media, alat, bahan, dan sumber belajar.

      Beberapa pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran mungkin sangat ideal untuk dipilih, tetapi sebelum benar-benar memilihnya, guru kembali harus memperhatikan ketersedian media pembelajaran, alat, bahan, dan sumber belajar. Apakah guru dapat melaksanakan suatu pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran bila alat, bahan, sumber, dan media yang diperlukan tidak tersedia?
      menentukan strategi, metode, pendekatan, dan teknik pembelajaran
      Bagaimana menentukan strategi, metode, pendekatan, dan teknik pembelajaran?
      • Kemampuan Siswa.

      Dalam menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran tertentu, seringkali guru juga harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa. Ada pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang mudah untuk diterapkan pada berbagai kemampuan/jenjang pendidikan/tingkat/kelas siswa. Tetapi adapula pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sulit diterapkan pada siswa di kemampuan/jenjang pendidikan/tingkat/kelas tertentu. Contohnya: di suatu sekolah yang sering melakukan kegiatan laboratorium, metode inkuiri atau penemuan terbimbing mungkin dapat dengan mudah dilaksanakan, tetapi pada sekolah tertentu yang sama sekali tidak pernah melakukan kegiatan di laboratorium dan berlatih keterampilan proses sains, maka metode inkuiri dan penemuan terbimbing mungkin akan sulit dilaksanakan.

      • Gaya belajar siswa.

      Setiap siswa mempunyai gaya belajar masing-masing yang mungkin berbeda satu sama lain. Oleh karena itu guru harus mempertimbangkan hal ini agar pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang dipilihnya dapat mengakomodasi semua siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda.

      • Ketersediaan waktu.

      Kadangkala waktu adalah faktor pembatas yang sangat penting dalam pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran kadangkala dalam penerapannya memerlukan waktu yang banyak, sementara pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang lain hanya membutuhkan sedikit waktu.

      • Jaminan adanya variasi.

      Guru juga harus mempertimbangan bahwa ada jaminan variasi dalam penggunaan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak bosan dan mengakomodasi berbagai gaya belajar dan jenis kecerdasan yang dimiliki siswa.

      • Jaminan adanya interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa.

      Interaksi antar anggota kelas, dalam hal ini antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan interaksi sesama siswa dalam pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Semakin banyak interaksi yang terjadi, dan berlangsung dari berbagai arah, maka akan semakin besar proses pembelajaran yang terjadi pada siswa. Guru hendaknya mempertimbangkan aspek ini saat menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang akan digunakannya.


      Selain itu untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran yang dilaksanakannya, ada baiknya guru rajin untuk membaca berbagai literatur terkait berbagai pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sedang berkembang dan banyak digunakan dewasa ini.

      Memperbaiki Suasana Pembelajaran Melalui Masukan Siswa

      Perbaiki Suasana Pembelajaran Anda

      Pernahkah anda berpikir untuk membuat suasana kelas pada pembelajaran yang anda ampu menjadi lebih nyaman bagi siswa? Jika itu memang pernah terlintas di benak anda, ada baiknya anda melakukannya. Mulailah sekarang, misalnya dengan terlebih dahulu mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dapat membuat suasana kelas menjadi lebih baik. Caranya, dapat dengan meminta masukan dari siswa. Anda dapat meminta masukan tentang hal-hal apa yang mereka suka saat berada pada pembelajaran anda, penggunaan waktu, atau cara-cara anda memberikan tugas atau pertanyaan terkait pembelajaran.
      suasana pembelajaran
      Bagaimana suasana pembelajaran di kelas anda?

      Instrumen untuk Meminta Saran Siswa

      Meminta masukan dari siswa dengan mudah dan sederhana dapat dilakukan oleh guru dengan menggunakan instrumen seperti berikut:
      Nama : ............................(boleh tidak diisi)
      Kelas : .............................
      Petunjuk: Isilah titik-titik berikut sesuai dengan pendapat/perasaan/kesan kamu masing-masing terhadap suasana pembelajaran yang telah dilaksanakan pada mata pelajaran.................................. selama ini.

      • Saya suka mengikuti pelajaran ini karena............................................................................ 
      • Saya akan lebih menyukai pelajaran ini jika saja.......................................................................... 
      • Selama pelajaran ini, saya ingin waktu digunakan lebih............................................................. 
      • Pada pelajaran ini, saya paling suka ketika guru.............................................................................
      • Hal yang mengasyikkan pada pelajaran ini adalah.................................................................... 
      • Saya merasa diistemewakan ketika guru............................................................ 
      • Saya bangga pada pelajaran ketika.............................................................................. 
      • Saya ingin kami semua pada pelajaran ini meningkatkan............................................................ 
      • Bila saya mengikuti pelajaran ini,biasanya saya merasa...........................................................
      • Ketika jam pelajaran ini berakhir, biasanya saya merasa..........................................................
      • Saya merasa bosan pada pelajaran ini saat guru........................................................................... 
      • Saya merasa guru bersikap tidak adil pada pelajaran ini saat.....................................................
      • Kegiatan yang paling saya sukai pada pelajaran ini adalah pada saat............................................ 
      • Peristiwa terlucu yang pernah terjadi di kelas ini adalah ketika.................................................
      • Saya merasa tertantang mengerjakan tugas apabila..................................................................... 
      • Saya paling tidak suka jika ada siswa lain yang........................................................ 
      • Saya mungkin akan mendapat nilai lebih baik bila pada pelajaran ini.............................................. 
      • Pada pelajaran ini saya ingin meraih............................................... 
      • Saya yakin guru pada pelajaran ini menginginkan kami....................................................... 
      • Menurut saya, guru paling suka jika saya.................................................. 
      • Saya menjadi kehilangan semangat pada pelajaran ini bilamana.................................................... 
      • Satu hal yang paling ingin saya lihat diubah pada pelajaran ini adalah..............................................

      Keterlibatan Siswa dalam PBM

      3 Jenis Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran (PBM)

      Sebagaimana telah diuraikan dalam tulisan sebelumnya di blog http://penelitiantindakankelas.blogspot.com ini beberapa waktu yang lalu tentang kondisi dan asas tentang belajar, bahwa keterlibatan siswa dalam belajar adalah salah satu aspek penting dalam proses belajar mereka. Karenanya, guru perlu merancang pada tingkatan mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakannya. Pada dasarnya, ada 3 (tiga) jenis keterlibatan siswa dalam suatu proses pembelajaran, yaitu:

      Interaksi aktif siswa dengan guru

      Pada jenis interaksi ini, guru dapat menyiapkan pertanyaan yang akan digunakan di berbagai kesempatan selama penyajian lisan;  guru mendorong dan mengarahkan siswa untuk menjawab dan berdiskusi dengan seluruh anggota kelas. Guru menentukan kapan menghentikan sementara penyajian visual (sering pada akhir sebuah bagian, atau akhir dari informasi yang disajikan tentang suatu konsep), lalu mengajukan pertanyaan untuk mengukur pemahaman dan mendorong terjadinya diskusi.
      keikutsertaan siswa dalam PBM
      Bagaimanakah siswa anda ikut serta dalam PBM?

      Kerja di tempat

      Pada jenis keikutsertaan ini, guru mendorong siswa untuk mencatat sehingga mereka akan menangkap butir-butir penting dalam penyajian guru. Dapat pula guru menyediakan lembaran-lembaran berisi hal-hal penting untuk acuan yang dapat langsung mereka pakai. Guru dapat pula memberikan lembaran kerja mengenai pokok bahasan yang sedang disajikan, lalu siswa diminta mengisi suatu isian berupa garis besar tentang bahan ajar itu. Bentuknya dapat berupa menyelesaikan diagram, menuliskan jawaban berbagai pertanyaan, memecahkan masalah, dan menerapkan bahan ajar dan konsep selama penyajian berlangsung. Siswa dapat pula diminta mengerjakan latihan atau ujian kecil yang dapat diperiksa sendiri oleh siswa yang mencakup bahan yang disajikan.

      Kegiatan berpikir lain

      Pada jenis tingkatan ini guru dapat mendorong siswa berpikir bersamanya dengan membantu menjawab pertanyaan retorik atau pertanyaan langsung dan memecahkan masalah yang diajukan oleh guru atau siswa lain. Siswa juga dapat diminta oleh guru untuk merumuskan pertanyaan mereka sendiri yang berhubungan dengan bahan yang sedang disajikan yang akan digunakan saat bekerja bersama kelompoknya nanti.
       

      Most Reading