Pages

Showing posts with label media pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label media pembelajaran. Show all posts

eclipse crossword software media pembelajaran teka teki silang

Saturday, February 8, 2014

Kali ini agak lain yang saya sajikan, yaitu sebuah software yang bisa digunakan untuk membuat teka-teki silang secara mudah bagi seorang guru khusus guru IPS karena biasanya membutuhkan sebuah penugasan yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa. 

Software itu namanya eclipse crossword yang dapat di download disini.

Setelah anda download maka anda bisa mulai membuat sebuah teka-teki silang. berikut adalah tampilan pertama eclipse crossword.
 Kemudian klik "next" dua kali pada bawah tampilan di atas sampai muncul gambar di bawah ini.
 
Isilah "word" untuk kata kunci atau jawaban dan isilah "clue for the word" untuk pertanyaan soal.
kalau sudah selesai semua anda bisa klik Next dan menyimpan TTS yang sudah dibuat tadi.

Ini saya sertakan contoh tugas yang pernah saya buat dengan teka-teki silang yang bisa anda download di bawah ini.

1. Tugas IPS 7 teka-teki silang ATMOSFER download di sini. dan kunci jawabannya download di sini.
2. Tugas IPS 7 teka-teki silang BENTUK MUKA BUMI download di sini.  dan kunci jawabannya download di sini.
3. Tugas IPS 7 teka-teki silang HIDROSFER download di sini. dan kunci jawabannya download di sini.
4. Tugas IPS 7 teka-teki silang KERAJAAN ISLAM download di sini. dan kunci jawabannya download di sini. 





Mengajar IPS dengan Buka Tutup Slide Powerpoint

Tuesday, January 28, 2014

Metode mengajar ini sangat gampang disiapkan dan dilaksanakan. Secara umum metode ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran dengan cepat.

Persiapan.
Mulailah dengan membuat slide powerpoint yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Kemudian buat soal-soal yang berhubungan dengan materi di slide tadi. Usahakan setiap slide mempunyai pertanyaan di slide berikutnya.

Contoh : Slide 1 yang berisi materi
 Contoh : Slide 2 yang berisi pertanyaan

Pelaksanaan.
1. Persiapkan siswa agar tenang dan dalam posisi masing-masing secara benar. Siswa diwajibkan mempunyai peralatan tulis yang lengkap, misalnya : pen dan stipo. Hal ini ditujukan agar siswa tidak meminjam temannya saat pembelajaran berlangsung.

2. Buku paket ditutup agar siswa hanya tertuju pada presentasi yang kita sampaikan dan kemudian membuka buku tugasnya.

3. Kemudian secara bertahap pada slide pertama guru menerangkan materi yang ada di slide tersebut (contoh gambar 1 di atas). Setelah selesai menerangkan materi kemudian lanjutkan pada slide berikutnya yang berisi pertanyaan (contoh gambar 2 di atas).


4. Siswa secara langsung menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan keterangan slide sebelumnya.

5. Ulangi hal tersebut sesuai dengan waktu pelajaran yang akan dilalui, biasanya ada sepuluh pertanyaan yang bisa kita buat untuk 2 jam pelajaran.

6. Setelah selesai semua pertanyaan dijawab siswa maka buku tugas dikumpulkan dan guru dapat menyimpulkan hasil pembelajaran pada saat itu.

Manfaat 
- Dengan metode itu kita bisa membuat siswa tetap fokus dalam pelajaran dan membuat siswa cepat mengingat materi pembelajaran.

Metode Pembelajaran IPS "Mendadak Kliping" (Masa Pra Aksara)

Saturday, January 25, 2014

Penjelasan umum
Kliping adalah kumpulan artikel yang didapatkan dari media massa, misalnya : majalah, koran maupun tabloid. Dalam sebuah pembelajaran biasanya sebuah kliping dibuat oleh siswa di luar kelas atau biasanya manjadi tugas kelompok ataupun pekerjaan rumah. Dalam metode pembelajaran ini kliping dikerjakan di kelas dengan batas waktu tertentu  sehingga guru dapat langsung melihat kinerja siswanya. Makanya dinamakan metode "Mendadak kliping".

Persiapan
1. Pada minggu sebelumnya kepada siswa, guru menyampaikan agar siswa membawa peralatan berupa : gunting dan lem kertas. Tugas ini bisa dilakukan untuk tugas kelompok.
2. Guru mencari gambar atau materi di internet khusus lewat mesin pencari "google".
3. Pilih salah satu gambar tersebut yang kemudian dicopy ke program microsoft word yang terdiri atas gambar menhir, dolmen, sarkofagus, punden berundak dan kubur batu seperti gambar di bawah ini.

Pelaksanaan 
1. Print gambar yang kita buat di MS Word tadi. 
2. Sedia beberapa kertas HVS kosong yang nanti diberikan kepada tiap kelompok.
3. Siswa mengunting gambar yang tadi disediakan dan menempelnya ke lembar kertas yang kosong tadi.

4. Tugas untuk isi kliping adalah gambar, nama benda itu dan fungsi gambar tersebut.
5. Semua tugas dikerjakan dengan tulisan tangan deang menggunakan spidol warna-warni agar lebih menarik.

Penyelesaian
Penilaian didasarkan pada ketepatan informasi dalam kliping dan keindahan dari kliping tersebut.
Semoga ini bermanfaat terima kasih.

Media Gambar Dalam Pembelajaran

Media Gambar untuk Pembelajaran

Gambar termasuk media pembelajaran berbasis visual. Telah diketahui bahwa media berbasis visual seperti gambar dapat memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang rumit atau kompleks. Media gambar dapat menyuguhkan elaborasi yang menarik tentang struktur atau organisasi suatu hal, sehingga juga memperkuat ingatan. Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Untuk memperoleh kemanfaatan yang sebesar-besarnya dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran ini, maka ia haruslah dirancang dengan sebaik-baiknya.

Jenis-Jenis Media Gambar dalam Pembelajaran

Media pembelajaran gambar dapat disajikan dalam bentuk : (1) Poster; (2) Kartun; (3) Komik; (4) Gambar Fotografi; (5) Slide; (6) Bagan;dan (7) Diagram.

Poster

Poster adalah media pembelajaran berbentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan, dibuat dengan ukuran besar, bertujuan menarik perhatian, dan isi atau kandungannya berupa bujukan, memotivasi, atau mengingatkan suatu gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu. Gagasan tadi disampaikan dengan kata-kata singkat namun padat dan jelas.
media pembelajaran gambar
Contoh Poster (sumber: ilmugrafis.com)

Kartun

Kartun merupakan sebuah media unik untuk mengemukakan gagasan. Kartun dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat dipakai untuk memotivasi siswa dan memberikan ilustrasi secara komunikatif.Kartun dibuat dalam bentuk lukisan atau karikatur.
media pembelajaran gambar
Contoh kartun

Komik

Komik adalah media pembelajaran berbentuk gambar selain kartun yang juga bersifat unik.Bedanya, pada komik terdapat karakter yang memerankan suatu cerita dalam urutan (rangkaian seri).Komik memiliki keunggulan tersendiri sebagai media pembelajaran dalam bentuk gambar, karena komik sangat akrab dengan keseharian siswa.
media pembelajaran gambar
Contoh komik

Gambar Fotografi

Gambar fotografi merupakan media pembelajaran yang sangat mudah dibuat pada era digital sekarang ini. Berbagai macam gadget yang ada di sekitar kita biasanya dilengkapi dengan fitur kamera yang memungkinkan kita membuat gambar fotografi.Gambar fotografi karena langsung berisi foto nyata objek atau situasi atau peristiwa, maka ia merupakan media pembelajaran gambar yang sangat realistik (konkret).
media pembelajaran gambar
Contoh gambar fotografi

Bagan

Bagan adalah kombinasi media grafis dan foto yang dirancang untuk memvisualisasikan suatu fakta pokok atau gagasan dengan cara yang logis dan teratur.Fungsi utama bagan sebagai media gambar adalah untuk memperlihatkan hubungan, perbandingan, jumlah relatif, perkembangan, proses, klasifikasi, dan organisasi.
Perhatikan contoh media gambar berbentuk bagan berikut:
media pembelajaran gambar
Contoh bagan

Diagram

Diagram adalah gambar yang digunakan untuk media pembelajaran dalam bentuk gambaran sederhana yang dibuat dengan tujuan memperlihatkan bagian-bagian, atau hubungan timbal balik, biasanya dengan menggunakan garus-garis dan keterangan bagian atau hubungan yang ingin ditunjukkan.
media pembelajaran gambar
Gambar diagram


Grafik

Grafik adalah media gambar untuk tujuan penyajian data berupa angka-angka. Grafik memberikan informasi inti suatu data, berupa hubungan antar bagian-bagian data. Adabermacam-macam bentuk media gambar grafik yang dapat disajikan sebagai media pembelajaran kepada siswa, misalnya grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik bergambar. Setiap jenis grafik mempunyai kekhususan dalam hal jenis data yang ditampilkan.
media pembelajaran gambar
Contoh grafik


Media Pembelajaran Berbasis Teks Cetak (Print Out)

Tuesday, October 22, 2013

Media Pembelajaran Berbasis Teks Cetak (Print Out)


Contoh Media Pembelajaran Berbasis Cetak

buku teks adalah salah satu bentuk umum dari media pembelajaran berbasis cetak
buku teks adalah salah satu bentuk umum dari media pembelajaran berbasis cetak
Media pembelajaran berbasis teks cetak (print out) adalah berbagai media penyampai pesan pembelajaran di mana padanya terkandung teks (bacaan) dan ilustrasi-ilustrasi pendukungnya. Berbagai bentuk media pembelajaran jenis ini contohnya: buku teks pembelajaran, majalah, buku kerja, LKS, guntingan koran; majalah, leaflet, brosur, dan sebagainya.

Penelitian dan karakteristik media pembelajaran berbasis cetak yang baik

Berbagai penelitian telah dilakukan tentang penggunaan media pembelajaran berbasis teks cetak (print out) ini meliputi penggunaannya dalam kaitan dengan desain yang material yang digunakan, tampilan fisik (warna, bentuk, dsb), hingga rancangan konten yang ada di dalamnya. Berdasarkan berbagai penelitian-penelitian tersebut telah ditentukan karakteristik media pembelajaran berbasis cetak (print out) yang baik meliputi:
  • Pengorganisasian, meliputi struktur dan format dengan pengurutan tertentu dan memiliki kejelasan (clarity).
  • Isyarat dan petunjuk, meliputi struktur dan format media pembelajaran yang harus dapat membantu pembaca (dalam hal ini siswa) untuk mengantisipasi konten yang dimuat di dalamnya sehingga dengan cepat dapat menemukan informasi yang diperlukan.
  • Keterbacaan, di mana konten ditulis dengan cermat sehingga sesuai dengan tingkat umur, pengetahuan, dan tahapan perkembangan siswa.
  • Kecepatan/pace, yaitu jumlah konten yang dihadirkan atau dipresentasikan dalam sebuah media pembelajaran berbasis cetak/teks/print out sehingga memungkinkan siswa terfasilitasi dalam memahami dan menyerap informasi yang diberikan.
  • Ketepatan, di mana konten yang disajikan benar dan akurat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pengembangan media berbasis cetak dan keberagaman siswa

Dalam pengembangan media pembelajaran berbasis cetak/print out dalam bentuk teks dan ilustrasi ini perlu diperhatikan keberagaman siswa, di mana siswa mungkin saja memiliki perbedaan dalam kemampuan berbahasa, sehingga media pembelajaran yang dibuat akan bersifat lebih user friendly (mudah digunakan dan dipahami siswa). Penggunaan struktur tertentu, menambahkan berbagai kegiatan (aktivitas belajar), ilustrasi, gambar, foto, peta konsep, kuis, permainan, atau grafik organiser, akan mengakomodasi perbedaan gaya belajar yang mungkin ada sehingga siswa lebih dapat mengikuti pembelajaran dengan media ini secara lebih baik.

"Pegangan guru"

Untuk membantu dan mempermudah guru, seringkali media pembelajaran berbasis cetak (print out) ini dilengkapi dengan bahan lain dalam bentuk “ pegangan guru” yang tentu saja bersesuaian dengan berbagai komponen dalam media pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Pada “pegangan guru” seringkali dilengkapi dengan alternatif kegiatan (aktivitas pembelajaran) untuk siswa, teknik-teknik bertanya dan memancing keterlibatan siswa dalam pembelajaran, contoh-contoh lain selain yang telah disediakan untuk siswa, hingga kunci jawaban pertanyaan dari bahan (media) yang diberikan kepada siswa.

Tulisan lainnya tentang media pembelajaran:

Media Gambar Dalam Pembelajaran

Prinsip-Prinsip dalam Memilih Media Pembelajaran

3 Ciri Media Pembelajaran Menurut Gerlach dan Ely

10 Fungsi Media Pembelajaran

Model Perencanaan dan penggunaan Media Pembelajaran 

Peranan Media Belajar dalam KBM Di Kelas

Media Audio dalam Pembelajaran di Kelas

Media Pembelajaran Audio – Visual

 

 

 

 

 

 

 

Media Pembelajaran Audio – Visual

Media Pembelajaran Audio Visual: Gabungan dari unsur media yang dilihat dan didengar
Media Pembelajaran Audio Visual: Gabungan dari unsur media yang dilihat dan didengar

Media Pembelajaran Audio – Visual

Media pembelajaran audio visual merujuk kepada media pembelajaran yang padanya mengandung komponen (unsur) berupa visual (pemandangan/gambar/dilihat) dan audio (suara/didengar). Jadi media pembelajaran audio visual adalah perantara atau penyampai pesan pembelajaran yang mengandung komponen visual dan suara. Karena menggunakan lebih dari satu indera dalam pemanfaatannya, maka media audiovisual seringkali juga dimasukkan ke dalam kelompok multimedia.

Media pembelajaran audio visual terdiri dari beragam bentuk. Jika kita menengok ke beberapa dekade yang lalu maka kitapun sudah mengenal media pembelajaran audio visual tradisional seperti:
  • Media pembelajaran audio visual jenis taktil (sentuh) seperti globe (bola bumi), beragam bentuk peta dan relief, serta berbagai bentuk media pembelajaran manipulatif lainnya.
  • Media pembelajaran visual seperti slide, foto-foto, film, dan rekaman video.
  • Media pembelajaran audio seperti rekaman pita kaset, CD (Compact Disc), dan sebagainya.

Perkembangan Jaman dan Media Pembelajaran Audio Visual

Perkembangan jaman telah membawa revolusi besar dalam pengembangan media pembelajaran yang digunakan di kelas-kelas. Beragam produk digital telah memperkaya dan memfungsikan media pembelajaran lebih dari sebelumnya. Sekarang ini sangat mudah kita temui dan bahkan dibuat langsung oleh guru, beragam media pembelajaran audio visual modern untuk digunakan bersama-sama alat elektronik dan gadget seperti CD ROM, DVD (digital video disc), audio book, video klip, dan CD musikal. Media-media pembelajaran berbasis web dan software-software (perangkat lunat) pun merambah masuk ke kelas-kelas untuk memaksimalkan pembelajaran. Para penerbit (dalam skala industri) bahkan bersaing untuk memperoleh keuntungan dari perkembangan media digital berbasis audio visual ini dengan meluncurkan beragam produk. Para penerbit dan produsen ini merancang media-media audio visual dengan sangat menariknya.

Produk Media Audio Visual dan Kebutuhan Pembelajaran

Karena itulah, perlu seleksi yang ketat apabila guru dan sekolah menggunakan produk-produk yang dihasilkan oleh para produsen media pembelajaran ini, karena seringkali mengacu pada penggunaan dana yang cukup besar ditambah begitu cepatnya perkembangan kemajuan dan inovasi yang ditawarkan. Apabila direncanakan untuk membeli produk-produk media pembelajaran audio visual yang ditawarkan tentu sebaiknya direview terlebih dahulu seberapa cocokkah konten yang dihadirkan dan seberapa efektif dan efisienkan produk media pembelajaran audio visual itu bila digunakan dalam pembelajaran. Pembelian produk-produk ini dapat dilakukan jika guru belum mempunyai kemampuan dalam merndesain dan memproduksi sendiri media audio visual sejenis. Alangkah lebih bagusnya apabila guru sendiri mampu merancang dan membuat media pembelajaran berbasis audio visual modern untuk digunakan di kelas yang diampunya sehingga bersesuaian dengan kebutuhannya sendiri. Guru sangat penting untuk mampu membuat media pembelajaran audio visual sendiri, karena pada era sekarang beragam konten yang bersifat gratis dan terbuka untuk digunakan secara bebas tersedia dengan melimpah di berbagai website (internet). Guru tinggal memadukan, memodifikasi, atau mengadaptasi sesuai keperluannya dalam pembelajaran. Guru dapat memadukan beragam gambar, video klip, suara, musik, dan teks dalam format power point atau flash. Guru bahkan dapat membuat media pembelajaran berbasis audio visual yang bersifat interaktif sehingga dapat meningkatkan beragam aktivitas belajar siswa.

Aspek yang Perlu Diperhatikan

Bila guru ingin mengembangkan dan membuat sendiri media pembelajaran audio visualnya, maka tentunya ia harus memperhatikan beberapa aspek seperti kejelasan informasi dan konten yangtersaji di dalam media pembelajaran tersebut, tidak memicu terjadinya miskonsepsi (kesalahan konsep), serta mudah digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya di kelas maupun oleh siswa siswa ia harus menggunakan media pembelajaran itu secara mandiri, misalnya ketika mengulang pembelajaran itu di rumah.

Beberapa Tulisan Lainnya tentang Media Pembelajaran

Pengembangan Materi Pembelajaran dari Internet

Media Audio dalam Pembelajaran di Kelas

Peranan Media Belajar dalam KBM Di Kelas

Model Perencanaan dan penggunaan Media Pembelajaran 

10 Fungsi Media Pembelajaran

3 Ciri Media Pembelajaran Menurut Gerlach dan Ely

Mind Map, Cara Mudah Mengorganisasi Materi Pembelajaran

 

 

 

 

 

 

Pengembangan Materi Pembelajaran dari Internet

Wednesday, September 18, 2013

Pengembangan Materi Pembelajaran / bahan ajar dari Internet
Pengembangan Materi Pembelajaran dari Internet

Mengembangkan Materi Pembelajaran (Bahan Ajar) dari Internet

Blog Penelitian Tindakan kelas dan Model-Model Pembelajaran.Keberhasilan siswa dalam belajar merupakan tujuan dari setiap proses pembelajaran. Motivasi belajar siswa dalam kaitan ini merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Titone (dalam Altman: 1981) menyebutkan bahwa motivasi, dan bakat serta waktu yang disediakan untuk belajar adalah faktor-faktor signifikan yang mengacu pada pembelajaran baik. Jadi mengingat begitu pentingknya motivasi belajar dan pencapaian belajar siswa, guru harus bekerja optimal untuk meningkatkannya.

Materi pembelajaran adalah salah satu bagian yang penting sebagai stimulus yang dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Materi pembelajaran yang baik dan menarik akan mampu menarik minat siswa. Kebalikannya, bila materi pembelajaran yang disajikan guru tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, maka tentu saja siswa tidak akan memiliki motivasi yang cukup untuk mempelajarinya. Materi juga mempengaruhi isi, kualitas dan efisiensi program pembelajaran. Adalah hal yang penting sekali di mana guru dapat memilih, merancang dan menyajikan materi pembelajaran dengan baik.

Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menyajikan materi pembelajaran yang berkualitas adalah dengan memanfaatkan Internet dalam pembuatan bahan ajar. Kontribusi Internet terhadap pembelajaran antara lain adalah dalam membantu guru untuk mengakses materi, serta kontak dan sumber-sumber lain terkait profesionalisme guru. Internet merupakan sumber (resource) penyedia materi pembelajaran terbesar yang lebih cepat diakses, lebih mudah, dan acapkali lebih murah dibanding sumber-sumber lainnya. Melalui pemanfaatan Internet dalam menyiapkan bahan pembelajaran, berarti ada beberapa keuntungan yang dapat diraih sekaligus, yaitu:

Materi pembelajaran yang disajikan kemungkinan besar tidak akan terasa membosankan. Internet adalah media yang sangat populer di dalam keseharian siswa serta memiliki berbagai macam topik dan materi yang sesuai dengan minat, keinginan dan kebutuhan mereka. Hal ini tentu akan memotivasi mereka sehingga kegiatan belajar siswa akan menjadi lebih meningkat.

Dengan memanfaatkan Internet maka akan dapat mereduksi ketergantungan guru kepada buku teks dan LKS. Melalui Internet, guru dapat semakin terbuka akan ide-ide barumengenai berbagai variasi materi, topik dan kegiatan yang dapat diterapkannya saat menyajikan materi di kelas. Internet menjamin keaslian (authenticity) materi sehingga materi yang diberikan di kelas tidak berbeda dengan hal yang siswa jumpai di dalam keseharian mereka (kontekstual) dan sesuai dengan dunia nyata mereka.

Keuntungan Internet Sebagai Sumber Materi Pembelajaran

Beberapa keuntungan Internet sebagai sumber materi pembelajaran (Teeler & Gray, 2000) adalah:
  • Cakupan (scope)

Sebagai perpustakaaan virtual, Internet menawarkan beragam topik, dalam satu lokasi. Materi yang didesain khusus untuk pembelajaran bahasa Inggris pun semakin berlimpah. Selain itu, materi di Internet juga tak memiliki batas ukuran karena merupakan medium tanpa kertas (paperless medium).
  • Topik (topicality)

Walaupun ada materi yang sudah beberapa tahun beredar di Internet, banyak diantaranya diupdate secara teratur, baik bulanan, tahunan atau harian. Banyak pula materi yang hanya tersedia secara online.
  • Personalisasi.

Buku-buku teks terbatasi oleh jangkauan audience yang dituju. Topik yang ada bisa jadi tidak sesuai, atau terlalu sulit untuk siswa di tiap kelas dan sekolah. Dan Internet akan sangat membantu guru dalam mencari alternatif topik dan teks.

Walaupun demikian, keadaan di lapangan banyak menunjukkan hal yang masih belum menggembirakan karena sebagian guru tidak memiliki rasa percaya diri yang cukup bahwa mereka mampu mengembangkan materi pembelajaran yang berkualitas.

Kriteria materi pembelajaran yang baik

Dalam mengembangkan materi pembelajaran yang berkualitas dari internet, guru perlu memperhatikan bagaimana kriteria bahan ajar yang baik. Menurut Tomlinson (1998:7-12) kriteria materi pemebelajaran yang baik adalah sebagai berikut:
  • materials should achieve impact
  • materials should help learners feel at ease
  • materials should help learners to develop confidence
  • what is being taught should be perceived by learners as relevant and useful
  • materials should require and facilitate learners’ self-investment
  • learners must be ready to acquire the points to be taught
  • materials should expose the learners to language in authentic use
  • The learners attention should be drawn to linguistic feature of the input
  • Materials should provide the learners with opportunities to use the target language to achieve communicative purpose
  • Materials should take into account that learners have different learning styles
  • Materials should take into account that learners differ in affective attitude
  • Materials should permit a silent period at the beginning of instruction
  • Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement both right and left brain activities.
  • Materials should not rely too much on controlled practice
  • Materials should provide opportunities for outcome feedback
Sedangkan menurut Hutchinson dan Waters (1987: 107) materi pembelajaran yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:
  • encourage learners to learn
  • provide a clear and coherent unit structure which will guide the teacher and learner through various activities to maximize chance of leraning.
  • made with good design and illustration
  • clear and systematic
  • try to create a balanced outlook, and
  • could introduce teachers to new teaching techniques.

Media Audio dalam Pembelajaran di Kelas

Wednesday, July 3, 2013

Media Audio dalam Pembelajaran di Kelas

Sesudah memposting artikel tentang peranan media dalam pembelajaran di kelas, beberapa waktu yang lalu, kini blog ptk dan model pembelajaran kembali menampilkan bahasan tentang media belajar, tetapi mulai dikhususkan pada media belajar berbentuk audio (suara).

Pengertian Media Audio dan Peranannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam kehidupan manusia, media audio sepertinya telah mendominasi proses komunikasi yang kita lakukan sehari-hari. Hal ini bahkan merambah hingga ke dunia pengajaran (instruction), dari tingkat dasar, menegah, bahkan perguruan tinggi.

Secara pengertian (definisi), media audio dalam proses pembelajaran merupakan suatu bahan atau media yang mengandung pesan bentuk auditif (pita suara atau cakram suara) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar.

Penggunaan Media Audio dalam Pembelajaran

Pada kegiatan pembelajaran di kelas, media-media pembelajaran berbasis audio (suara) sangat banyak digunakan, apalagi dalam era digital sekarang. Sangat mudah membuat, memperbanyak, dan mengaplikasikan media pembelajaran berbasis audio ini di dalam KBM di kelas. Media pembelajaran berbasis audio digunakan terutama untuk:
  1. Penggunaan media audio dalam pengajaran musik, pembacaan sajak, atau kegiatan dokumentasi lainnya sepertinya adalah suatu keharusan.
  2. Pada pengajaran bahasa asing, pemanfaatan media audio atau audiovisual adalah hal yang amat lumrah. Rekaman audio utamanya digunakan untuk mencontohkan bagaimana pengucapan dalam berbahasa asing.
  3. Penggunaan radio yang memang berbasiskan media audio juga sudah merupakan hal yang sangat lumrah. Banyak program-program pendidikan disampaikan kepada pebelajaran melalui radio.
  4. Penggunaan paket-paket belajar, dalam bentuk rekaman audio, seringkali digunakan untuk mempermudah siswa mengakses kembali secara berulang-ulang tentang suatu materi pembelajaran.

 Tahapan Pengembangan Media Audio untuk Pembelajaran di Kelas

Sebagaimana tahapan pengembangan media pembelajaran yang lain, tahapan pengembangan media pembelajaran berbasis audio secara umum juga terdiri dari 3 tahapan, yaitu:
  1. Perencanaan (Planning). Pada proses perencanaan ini, meliputi kegiatan-kegiatan penentuan tujuan media audio, analisis sasaran dalam hal ini siswa, penentuan materi media audio yang akan direkam, penentuan format audio, hingga penulisan skrip (naskah) yang akan direkam.
  2. Produksi (Production). Pada proses produksi, terdiri dari beberapa kegiatan yaitu kegiatan perekaman atau recording, sehingga seluruh program yang telah direncanakan dapat direkam menurut format yang telah ditentukan, kemudian proses editing, hingga proses penggandaan bila dibutuhkan.
  3. Evaluasi (Evaluation). Kegiatan tahap akhir ini mempunyai tujuan untuk menilai suatu program atau media audio yang telah diproduksi apakah nantinya program atau media audio tersebut perlu direvisi atau disempurnakan lagi ataukah sudah cukup bagus untuk dimanfaatkan dalam kegiatan belajar (KBM) di kelas.
Demikian artikel tentang Media Audio dalam Pembelajaran di Kelas dari blog PTK dan Model Pembelajaran. Semoga bermanfaat.



Peranan Media Belajar dalam KBM Di Kelas

Beberapa waktu yang lalu di blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model-Model Pembelajaran ini telah dibahas tentang media pembelajaran dan sumber belajar. Kali ini kita akan kembali membahas topik ini dengan mengaitkannya dengan peranan media pembelajaran pada KBM di dalam kelas. Yuk kita simak.

Peranan Media Belajar dalam KBM di Kelas

Saat proses pembelajaran (KBM) sedang berlangsung, guru mungkin menampilkan atau menggunakan media belajar (pembelajaran) dengan suatu atau beberapa tujuan. Beberapa tujuan yang menjadikan alasan seorang guru menggunakan media belajar adalah:
  1. Sumber bahan belajar siswa. Dalam hal ini media belajar akan mempunyai peran sebagai sarana dimana siswa menemukan bahan-bahan yang akan dipelajarinya, baik secara individual ataupun secara berkelompok. Peranan media sebagai sumber belajar akan membantu guru dalam kegiatan tugas mengajarnya.
  2. Memperjelas bahan pengajaran oleh guru. Seringkali pesan yang disampaikan guru terlalu verbal (terlalu banyak kata-kata) sehingga justru menjadi tidak jelas bagi siswa. Media pembelajaran dapat membantu guru mengurangi verbalisme, misalnya dalam bentuk benda nyata atau model, guru tidak perlu menjelaskan terlalu bertele-tele tentang suatu alat atau benda yang harus dipelajari siswa. Dengan demikian, bahan pengajaran yang diberikan guru menjadi lebih jelas dan dapat dengan mudah dipahami siswa.
  3. Memancing atau memicu munculnya persoalan untuk diangkat ke permukaan dan dikaji secara lebih mendalam. Adalah merupakan suatu cara yang unik dan menarik apabila siswa menemukan sendiri persoalan yang akan dipelajarinya. Mereka mempunyai interest terhadap suatu fenomena tertentu yang dapat ditampilkan atau dipicu oleh sebuah media pembelajaran. Sebuah media belajar yang disajikan di awal-awal pembelajaran barangkali dapat digunakan untuk memancing munculnya persoalan di benak siswa dan memicu  rasa ingin tahu mereka.

Kegunaan Media dalam Situasi-Situasi KBM Tertentu

Pada saat-saat tertentu di dalam KBM atau pembelajaran guru dapat pula menggunakan media pembelajaran karena alasan-alasan tertentu, di antaranya sebagai berikut:
  1. Bahan Pembelajaran Sulit dan Kompleks untuk Dipahami Siswa. Pada situasi di mana bahan pembelajaran yang sedang dipelajari siswa sangat sulit atau terlalu kompleks untuk dipahami, guru sebaiknya menggunakan media pembelajaran yang mungkin dapat mempermudah belajar siswa. Bahan-bahan yang sulit dan kompleks ini misalnya, dapat disajikan dalam bentuk diagram, gambar, model-model, atau desain grafis lain yang menyederhanakan bahan pembelajaran yang terlalu sulit dan kompleks tadi sehingga menjadi lebih mudah dipahami.
  2. Terbatasnya Sumber Pengajaran. Kadangkala keterbatasan sumber belajar tertentu, misalnya buku siswa dapat diatasi dengan menyajikan sumber belajar yang lain, misalnya guntingan koran. Pada alasan kedua ini, sumber utama pembelajaran dapat diatasi dengan media pembelajaran sederhana. Tentu saja untuk dapat memperoleh pencapaian tujuan ini diperlukan kreativitas guru yang bersangkutan, yaitu dengan memanfaatkan semaksimal mungkin setiap sumber daya yang mungkin sebelumnya tidak dianggap sebagai sumber belajar yang ideal.
  3. Berkurangnya atensi siswa terhadap KBM. Pada waktu-waktu tertentu, siswa dapat kehilangan fokus dan atensi (perhatian terhadap KBM) yang dilaksanakan oleh guru. Untuk memperbaiki situasi demikian guru dapat saja menggunakan media pembelajaran tertentu untuk kembali meraih perhatian siswa terhadap KBM. Kehilangan fokus dan atensi terhadap pembelajaran tentu saja sangat berpengaruh tidak hanya pada proses pembelajaran (KBM) yang sedang berlangsung, tetapi tentu saja akan berimplikasi pada hasil belajar yang akan mereka capai.
  4. Guru terlalu lelah dan kehilangan gairah dalam mengajar. Guru adalah manusia biasa yang sesekali dalam melaksanakan profesinya dapat kehilangan semangat dan gairah. Biasanya faktor penyebabnya adalah karena guru terlalu lelah dengan jadwal mengajar yang demikian padat ditambah tugas-tugas keadministrasian dan pembimbingan siswa di luar jam mengajarnya yang rutin. Untuk mengatasi hal ini tentu sangat baik bila guru mencoba menggunakan media belajar atau sumber belajar yang dapat membantunya untuk mengemat energi dan memudahkannya dalam memfasilitasi siswa agar belajarnya tidak terlalu besar ketergantungannya kepada guru sebagai sumber belajar.
Demikian bahasan kali ini tentang Peranan Media Belajar dalam KBM di Kelas dari blog penelitian tindakan kelas dan model-model pembelajaran. Semoga bermanfaat.





Model Perencanaan dan penggunaan Media Pembelajaran

Thursday, April 18, 2013

Pada tulisan beberapa waktu lalu di blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini telah diuraikan 3 Ciri Media Pembelajaran menurut Gerlach dan Ely (1971) yang masih relevan hingga saat ini serta 10 Fungsi Media Pembelajaran. Kini saatnya kita membahas bagaimana merencanakan penggunaan media pembelajaran di dalam kelas. Ayo kita ikuti sama-sama bahasannya.

model perencanaan dan penggunaan media pembelajaran ASSURE menurut Heinich
model perencanaan dan penggunaan media pembelajaran ASSURE menurut Heinich

Model ASSURE oleh Heninich, dkk (1982)

Pada bukunya yang bertajuk Instructional Media and The New Technologies of Instruction yang diterbitkan pada tahun 1982 oleh John Wiley & Sons, New York, R. Heinich, M. Molenda dan J.D. Russel mengajukan sebuah model perencanaan dan penggunaan media pembelajaran agar efektif kemanfaataannya. Model yang mereka ajukan dikenal dengan Model ASSURE yang merupakan akronim dari (Analyze, State, Select, Utilize, Response, dan Evaluate).

Tahapan-Tahapan Perencanaan dan Penggunaan Media Pembelajaran

Fase 1 : Analyze (Analisis)

Tahapan pertama pada saat merancang penggunaan sebuah media pembelajaran adalah melakukan analisis karakteristik siswa. Guru dapat melakukan analisis berupa: (1) tingkatan (kelas);apakah mereka anak TK, SD, SMP, atau SMA? (2) jenis kelamin; (3) latar belakang sosial, budaya, etnis, hingga taraf ekonomi; (4) pengetahuan (ranah kognitif), keterampilan (ranah psikomotor) serta sikap (ranah afektif) yang telah mereka miliki.

Fase 2 : State (Menyatakan)

Tahapan kedua dalam perencanaan penggunaan media pembelajaran adalah menyatakan atau menentukan tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai. Pengetahuan apa yang diharapkan guru akan didapatkan siswa setelah pembelajaran? Keterampilan apa yang harus mereka latihkan dan kuasai? Serta, sikap apa yang akan diubah setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar? Dengan menyatakan atau menentukan tujuan pembelajaran, maka akan mempermudah guru untuk menentukan apakah sebuah media pembelajaran efektif digunakan, bahkan hingga ke urutan-urutan pelaksanaan (penyajian) pembelajaran yang bagaimana yang seharusnya guru lakukan di kelas ketika menggunakan media tersebut.

Fase 3 : Select (Memilih)

Kata select di sini sebenarnya bisa bermakna luas, tidak hanya bermakna memilih. Guru dapat melakukan tahapan ketiga dengan memilih media pembelajaran apa yang paling cocok dan sekiranya efektif untuk digunakan di kelas. Ini bila tersedia media pembelajaran yang memadai. Bila tidak maka pada tahap ini guru dapat memodifikasi, merancang, hingga mengembangkan sendiri media pembelajaran yang sesuai. Tentu saja lebih mudah bila guru menggunakan media pembelajaran yang sudah tersedia di sekolah. Hal ini dapat membantu guru menghemat waktu, pikiran, biaya dan tenaga sehingga dapat dimanfaatkan untuk hal-hal lain. Akan tetapi bila media yang cocok  tidak tersedia maka guru dapat memodifikasi media pembelajaran lain yang ada hingga dapat memenuhi harapan yang diinginkan. Bila tidak tersedia sama sekali, maka guru harus merancang dan mengembangkan sendiri media pembelajaran tersebut.

Fase 4 : Utilyze (Menggunakan)

Tahapan ke-empat adalah menggunakan media pembelajaran yang telah dipilih tersebut pada saat pembelajaran berlangsung. Sebelum menggunakan media pembelajaran itu, tentu saja guru harus telah memahami betul tentangnya, baik terkait cara menggunakannya, strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang diharapkan, bahkan hingga detil-detil seperti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemanfaatannya dan bagaimana nantinya bentuk interaksi siswa dengan media itu. Peralatan atau bahan-bahan penunjang lain yang dibutuhkan selama penggunaan media pembelajaran tersebut juga perlu diperhatikan, misalnya listrik, layar (screen), sound system (tata suara) dan sebagainya. Latihan barangkali juga diperlukan sebelum guru benar-benar siap tampil di kelas menggunakan media pembelajaran tertentu.

Fase 5 : Response (Respon)

Tahapan kelima perencanaan dan penggunaan media menurut Heinich dan kawan-kawan ini adalah meminta respon (tanggapan) dari siswa tentang media pembelajaran yang telah digunakan selama kegiatan pembelajaran di kelas mereka. Guru misalnya dapat meminta umpan balik bagaimana mereka belajar menggunakan media tersebut. Apakah mereka menjadi lebih mudah mempelajari materi ajar atau keterampilan?

Fase 6 : Evaluate (Evaluasi)

Setiap pembelajaran selalu harus dievaluasi, termasuk pembelajaran yang menggunakan media tertentu. Bagaimana pencapaian tujuan pembelajaran kognitif, psikomotor dan afektif siswa? Apakah penggunaan media dapat membantu siswa mencapainya?

Demikian pembahasan mengenai model perancangan dan penggunaan media pembelajaran oleh Heinich dan kawan-kawan dari blog Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Semoga bermanfaat.

10 Fungsi Media Pembelajaran

Friday, April 12, 2013

Masih membahas mengenai media pembelajaran, kali ini blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model-Model Pembelajaran akan menyajikan tulisan tentang fungsi media pembelajaran. Yuk kita simak sama-sama.

10 Fungsi Media Pembelajaran

Beberapa fungsi media pembelajaran adalah : (1) Pemusat perhatian siswa; (2) Menggugah emosi siswa; (3) Membantu siswa memahami materi pembelajaran; (4) Membantu siswa mengorganisasikan informasi; (5) Membangkitkan motivasi belajar siswa; (6) Membuat pembelajaran menjadi lebih konkret; (7) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra; (8) Mengaktifkan pembelajaran; (9) Mengurangi kemungkinan pembelajaran yang melulu berpusat pada guru; dan (10) Mengaktifkan respon siswa.
10  fungsi media pembelajaran
10 fungsi media pembelajaran


Uraian dari setiap fungsi media pembelajaran di atas adalah sebagai berikut:

Pemusat perhatian siswa

Media pembelajaran dapat berfungsi dengan baik sebagai pemusat perhatian siswa. Apalagi jika media pembelajaran itu bersifat menarik. Guru IPS dapat menarik perhatian siswa misal dengan hanya menempel peta di papan tulis saat akan memulai pembelajaran. Siswa akan selalu terpusat perhatiannya kepada hal-hal baru yang ditunjukkan atau dibawa oleh guru ke dalam ruang kelas. Jadi jangan ragu untuk selalu menggunakan media pembelajaran.

Menggugah emosi siswa

Emosi siswa terhadap suatu hal (dalam hal ini materi pembelajaran) dapat dengan mudah digugah dengan menggunakan media pembelajaran. Misalnya saja, mereka dapat dengan cepat bersimpati dengan orang yang memiliki kekurangan fisik dengan hanya menonton video singkat tentang seorang cacat yang harus dapat melakukan beragam kegiatan sehar-hari secara mandiri. Dengan media pembelajaran serupa kita dapat membuat siswa mencintai lingkungan dan peduli dengan kelestarian alam sekitar.

Membantu siswa memahami materi pembelajaran

Jika guru ingin menggunakan media pembelajaran dan berhasil efektif, maka guru harus memilih media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang sesuai akan membantu siswa memahami materi pembelajaran yang sedang dibelajarkan.

Membantu siswamengorganisasikan informasi

Berbagai media pembelajaran seperti tampilan power point yang dirancang dengan sungguh-sungguh, menyajikan grafik atau bagan-bagan, atau diagram, dapat membantu siswa mengorganisasikan materi pembelajaran dengan lebih mudah. Guru dapat menyajikannya dengan menambahkan pula simbol-simbol khusus sehingga memperkuat retensi (daya ingat) siswa.

Membangkitkan motivasi belajar siswa

Guru yang menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dapat membuat suasana kelas lebih hidup. Salah satu penyebabnya adalah karena media pembelajaran mempunyai fungsi penting yaitu sebagai pembangkit motivasi belajar. Siswa akan termotivasi untuk belajar bila guru mengajar di kelas mereka dengan menggunakan beragam media pembelajaran yang sesuai.

Membuat pembelajaran menjadi lebih kongkret

Banyak konsep-konsep abstrak yang harus dipelajari oleh siswa kita di kelas. Cara termudah untuk menyajikan sesuatu yang abstrak adalah dengan membantu mereka mengkongkretkannya melalui media pembelajaran. Pembelajaran yang abstrak sukar untuk ditangkap, berbalikan dengan pembelajaran yang lebih kongkret.

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra

Banyak peristiwa, konsep, atau objek yang harus dipelajari oleh siswa tetapi untuk menyajikannya secara langsung tidaklah mudah (bisa). Misalnya saja, jika guru ingin membawa siswa kepada masa-masa perang dunia ke-2 berkecamuk, maka guru dapat menyajikannya dengan media pembelajaran. Banyak video-video dokumentasi tentang perang dunia ke-2 ini tersedia di internet. Dengan menampilkannya di kelas pada saat pembelajaran, keterbatasan ruang dan waktu dapat diatasi. Pun jika misalnya guru ingin menyampaikan bagaimana bentuk seekor amuba yang sedang mengambil makanan, tentu hanya dengan menggunakan media pembelajaranlah tujuan ini dapat dicapai.

Mengaktifkan pembelajaran

Dijamin, penggunaan media pembelajaran akan mengaktifkan pembelajaran di kelas. Apalagi media pembelajaran yang dipilih dapat mengaakomodasi banyak siswa dan memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengannya. Pembelajaran yang aktif terbentuk ketika siswa-siswa dapat berinteraksi tidak hanya dengan guru atau dengan siswa lainnya, tetapi juga dengan media pembelajaran.

Mengurangi kemungkinan pembelajaran yang melulu berpusat pada guru

Banyak guru seringkali terbawa suasana mengajar yang berpusat pada guru.Ini bukan berarti pembelajaran berpusat pada guru tidak baik. Akan tetapi pembelajaran, apabila melulu dilaksanakan dalam setting berpusat pada guru akan mengakibatkan kebosanan pada diri siswa. Media pembelajaran yang digunakan guru pada saat mengajar dapat mencegah guru untuk selalu terbawa pada kemungkinan ini, apalagi guru dengan cermat memilih media pembelajaran yang memungkinkan orientasi pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Mengaktifkan respon siswa

Banyak siswa malas merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru karena guru monoton dan pembelajaran selalu begitu-begitu saja. Pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran yang bervariasi dan sesuai tujuan pembelajaran dapat mengatasi hal ini. Siswa akan memberikan respon positif terhadap / selama proses belajar mengajar berlangsung.

Demikian artikel dari blog PTK dan Model Pembelajaran tentang 10 fungsi media pembelajaran. Semoga bermanfaat.

3 Ciri Media Pembelajaran Menurut Gerlach dan Ely

Thursday, April 11, 2013

Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model-Model Pembelajaran berikut ini akan memaparkan pemikiran Gerlach dan Ely (1971) yang masih relevan hingga saat ini, yaitu tentang 3 ciri penting media pembelajaran dalam dunia pendidikan. Gerlach dan Ely telah mengungkapkan betapa media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pada tahun 1971, mereka telah mengemukakan bahwa media pembelajaran dalam dunia pendidikan dapat berperan penting. Media pembelajaran dapat menggantikan peran guru yang  tidak dapat guru lakukan. Media pembelajaran memiliki paling  tidak memiliki 3 ciri penting, yaitu: (1) ciri fiksatif; (2) ciri manipulatif; dan (3) ciri distributif. Berikut kita bahas secara lebih mendetail satu per satu.
ciri-ciri media pembelajaran
ciri-ciri media pembelajaran

Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Media pembelajaran memiliki kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Banyak kejadian-kejadian penting atau objek-objek yang harus dipelajari oleh siswa. Kejadian-kejadian itu tentu saja sering kali sudah berlalu, misalnya saja peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di suatu negara. Siswa dapat mepelajari bagaimana peristiwa atau kejadian-kejadian itu melalui rekaman video dokumentasi, dan foto-foto. Objek-objek biotik ataupun abiotik yang unik dan harus dipelajari oleh siswa dapat dihadirkan dengan gampang diruang kelas dengan rekaman video atau foto. Peristiwa dan objek-objek pembelajaran dengan demikian dapat dihadirkan setiap waktu jika dikehendaki.

Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Kejadian yang berlangsung berhari-hari bahkan bertahun-tahun dapat disajikan dalam waktu beberapa menit saja. Banyak peristiwa atau objek yang sulit diamati secara langsung dengan mudah diamati melalui media pembelajaran berupa rekaman video dan foto. Bayangkan, siswa dapat mempelajari bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan embrio di dalam kandungan ibu hanya dalam waktu 10 sampai 15 menit. Proses ini aslinya berlangsung selama 9 bulan di dalam tubuh ibu. Dengan bantuan teknologi khusus dan proses perekaman yang kemudian dilakukan manipulasi, waktu dapat dipersingkat dengan mempercepat dengan hanya menampilkan kejadian-kejadian penting saja. Selain itu, bahkan proses dapat diputar balik dan diulang-ulang. Kejadian yang berlangsung cepat juga dapat diperlambat. Teknologi telah menjadikan media pembelajaran mempunyai peranan yang amat penting untuk memberikan pemahaman akan suatu peristiwa atau objek bagi siswa.

Ciri Distributif (Distributive Property)

Dengan penggunaan media pembelajaran, kejadian atau objek pada suatu tempat dapat disebarkan ke tempat lain dengan mudahnya. Rekaman film dan foto, pada era digital sekarang dengan sangat mudah didistribusikan tanpa terkendala ruang dan waktu. Kejadian di daerah-daerah yang sulit atau bahkan tidak mungkin dikunjungi oleh siswa dapat dihadirkan di ruang kelas mereka tanpa memerlukan banyak usaha keras. Penggunaan internet atau perangkat penyimpan data seperti flashdisk, CD, dan sebagainya memudahkan bahan-bahan pembelajaran tersebut ddistribusikan. Konsistensi informasi yang terdapat didalamnya akan selalu terjaga sebagaimana aslinya (ajeg).

Demikian artikel tentang 3 Ciri Media Pembelajaran menurut Gerlach dan Ely (1971) dari blog Penelitian Tindakan Kelas dan Model-Model Pembelajaran. Semoga memberi manfaat bagi anda. Salam.

Mind Map, Cara Mudah Mengorganisasi Materi Pembelajaran

Thursday, March 7, 2013

Blog PTK dan Model-Model Pembelajaran kali ini akan berbagi tentang penggunaan mind map (peta pikiran) untuk mempermudah mengorganisasikan materi pembelajaran. Teknik mind map yang dikembangkan oleh Tony Buzan ini pada tahun 1970-an bagus sekali untuk dikenalkan dan dilatihkan kepada siswa-siswa anda. Yuk kita simak sama-sama.

Pengertian Mind Map

Mind map berbeda dengan concept map (peta konsep). Awas, dua istilah ini jangan disamakan. Mind map dalam bahasa Indonesia berarti peta pikiran (dari kata mind = pikiran, dan map = peta). Pengertian mind map, menurut sang pengembang, Tony Buzan, adalah suatu teknik mencatat yang menonjolkan sisi kreativitas sehingga efektif dalam memetakan pikiran (Tony Buzan dan Barry, 2004). Teknik mencatat melalui peta pikiran (mind map) ini dikembangkan berdasarkan bagaimana cara otak bekerja selama memproses suatu informasi. Selama informasi disampaikan, otak akan mengambil berbagai tanda dalam bentuk beragam, mulai dari gambar, bunyi, bau, pikiran, hingga perasaan. Selanjutnya melalui pembuatan mind map, informasi tadi direkam dalam bentuk simbol, garis, kata, dan warna. Mind map yang baik akan dapat menggambarkan pola gagasan yang saling berkaitan pada cabang-cabangnya.

Manfaat Teknik Mencatat dengan Teknik Mind Map

Ada banyak manfaat atau keunggulan yang dapat diraih bila siswa menggunakan teknik mencatat mind map (peta pikiran) ini dalam kegiatan pembelajarannya, di antaranya:

Mind map meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu maupun kelompok

Bila siswa terbiasa menggunakan teknik mind map (peta pikiran) ini dalam mencatat informasi pembelajaran yang diterimanya, tentu akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif. Penggunaan simbol, gambar, pemilihan kata kunci tertentu untuk dilukis atau ditulis pada mind map mereka merangsang pola pikir kreatif.

Mind map memudahkan otak memahami dan menyerap informasi dengan cepat

Catatan yang dibuat dengan teknik mind map dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain, apalagi oleh sang pembuatnya sendiri. Mind map membuat siswa harus menentukan hubungan-hubungan apa atau bagaimana yang terdapat antar komponen-komponen mind map tersebut.Hal ini menjadi mereka lebih mudah memahami dan menyerap informasi dengan cepat.

Mind map meningkatkan daya ingat

Catatan khas yang dibuat dengan mind map karena sifatnya spesifik dan bermakna khusus bagi setiap siswa yang membuatnya (karena melibatkan penggunaan dan pembentukan makna atar komponen mind map), akan dapat meningkatkan daya ingat mereka terhadap informasi yang terkandung di dalam mind map itu.

Mind map dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang terhadap suatu informasi

Setiap siswa tentu akan mempunyai beragam sudut pandang terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh guru atau yang mereka terima dari sumber-sumber belajar lainnya. Beragamnya sudut pandang ini memungkinkan mereka untuk memaknai secara khas informasi tersebut dan dituangkan secara khas pada mind map mereka masing-masing.

Mind map dapat memusatkan perhatian siswa

Selama proses pembuatan mind map perhatian siswa akan terpusat untuk memahami dan memaknai informasi yang diterimanya. Ini akan membuat kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih efektif.

Mencatat dengan teknik mind map menyenangkan

Anak mana yang tak suka pelajaran menggambar sewaktu di sekolah dasar? Bahkan hingga dewasa orang-orang suka menggambar. Teknik menulis menggunakan mind map tentu menyenangkan bagi siswa, sejelek apapun kemampuan mereka menggambar simbol-simbol. Kegiatan yang menyenangkan selanjutnya akan menimbulkan suasana positif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Mind map mengaktifkan seluruh bagian otak

Selama mencatat dengan teknik mind map kedua belahan otak akan dimaksimalkan penggunaannya. Siswa tidak hanya menggunakan belahan otak kiri terkait pemikiran logis, tetapi mereka juga dapat menggunakan belahan otak kanan dengan mencetuskan perasaan dan emosi mereka dalam bentuk warna dan simbol-simbol tertentu selama membuat mind map (peta pikiran).

Bentuk Dasar Mind Map

  • Subjek yang menjadi perhatian utama (tema utama) mengalami kristalisasi dalam bentuk gambar di tengah mind map
  • Tema utama dari subjek memancar dari gambar di tengah mind map dalam bentuk cabang-cabang
  • Cabang-cabang dapat berupa gambar atau kata kunci yang dilukis atau ditulis pada garis yang berhubungan
  • Topik-topik dengan tingkat kepentingan lebih rendah digambar atau ditulis sebagai cabang-cabang yang lebih kecil
  • Cabang-cabang membentuk struktur yang saling berhubungan

Contoh Mind Map

contoh sebuah mind map
Contoh mind map yang dibuat dengan tangan (hand made) bukan oleh software. Sumber: Wikipedia

Cara Mengorganisasikan Materi pembelajaran Ke Dalam Mind Map

  1. Gunakan kertas kosong
  2. Buat gambar tentang GAGASAN UTAMA di tengah kertas
  3. Pakai beragam warna berbeda untuk setiap cabang utama yang langsung terhubung ke GAGASAN UTAMA
  4. Buat cabang-cabang tingkat kedua dari cabang utama
  5. Buat cabang-cabang tingkat ketiga dari cabang kedua, dst
  6. Gambar garis cabang sebagai garis melengkung (bukan garis lurus)
  7. Tiap baris letakkan satu kata kunci
  8. Gunakan gambar berupa simbol-simbol yang menarik di setiap bagian yang mungkin
Selain menggunakan kemampuan menulis (handmade mind map), saat ini juga terdapat banyak software pembuat mind map (mind map creator software) untuk diinstal di notebook, gadget atau komputer sehingga dapat mengefisiensi penggunaan waktu dan memudahkan bagi siswa yang kemampuan menggambarnya kurang.

Kelemahan Teknik Mind Map

  • Memerlukan banyak alat tulis (misal spidol warna-warni). Mind map yang baik memerlukan banyak alat tulis, sehingga simbol-simbol, gambar-gambar, garis-garis, dan kata-kata yang dicantumkan dalam mind map menjadi menarik dan atraktif. Berbeda dengan teknik menulis biasa yang tentu saja hanya memerlukan satu pulpen atau pensil sebagai alat tulis.
  • Memerlukan latihan sehingga siswa terbiasa dan mahir. Biasanya siswa akan ragu-ragu untuk menulis atau menggambar. Dorongan dari guru diperlukan sehingga mereka akan lebih berani dan makin kreatif dan aktif.
  • Memerlukan waktu relatif lama dari teknik mencatat biasa (bila siswa masih dalam tahap pemula), tetapi justru dapat menjadi teknik mencatat yang cepat jika mereka sudah terbiasa dan mahir menggunakan teknik mind map ini.

Referensi tentang Mind Map


  • Buzan, Tony dan Barry. (2008). Memahami Peta Pikiran. Bandung: Interaksara.
  • DePorter, Bobby. (2002). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
  • DePorter, Bobby, et al(2002). Quantum Teaching “Mempraktekkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas”. Bandung: Kaifa.

Demikian tulisan tentang cara mudah mengorganisasikan materi pembelajaran melalui teknik mind map dari blog ptk dan model-model pembelajaran. Semoga bermanfaat. Salam.

Prinsip-Prinsip dalam Memilih Media Pembelajaran

Friday, January 25, 2013

Setelah sebelumnya diterbitkan artikel tentang Media Gambar dalam Pembelajaran, maka tulisan kali ini di blog penelitian tindakan kelas dan model-model pembelajaran akan mengupas tentang Prinsip-Prinsip Memilih Media dalam Pembelajaran
Saat merancang sebuah pembelajaran, guru tentunya juga harus memilih media pembelajaran yang akan digunakannya. Guru harus memilih media dalam pembelajaran dengan hati-hati. Ada berbagai prinsip yang harus dipertimbangkan sehingga kegiatan belajar mengajar benar-benar efektif.

Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Berikut ini beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat guru memilih media untuk pembelajaran yang akan dilaksanakannya:

Efektivitas Media Pembelajaran

Prinsip utama pemilihan media pembelajaran adalah efektivitas media pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran serta efektivitasnya dalam membantu siswa memahami materi pembelajaran yang akan disajikan. Guru harus menimbang-nimbang apakah suatu media pembelajaran yang akan digunakan lebih efektif bila dibandingkan dengan media yang lain.
Misalnya, pada pembelajaran IPA di SD tentang terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan, siswa perlu memahami posisi matahari, bumi, dan bulan saat melalukan peredaran. Contoh media dalam pembelajaran pada materi ini yang tersedia di sekolah misalnya media pembelajaran berupa gambar dalam bentuk charta dan alat peraga 3 dimensi berupa model peredaran matahari, bumi dan bulan. Guru dalam hal ini memperhitungkan sejauh dan sedalam apa siswa akan belajar jika menggunakan media pembelajaran berupa gambar, dan sejauh serta sedalam apa siswa akan belajar bila media yang digunakan adalah model peredaran matahari, bumi dan bulan. Media dalam pembelajaran yang seharusnya dipilih dapat dilihat dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta materi pembelajaran yang diajarkan. Bila guru hanya menginginkan siswa mengetahui posisi matahari, bumi, dan bulan yang segaris, maka media pembelajaran berupa gambar mungkin akan lebih mudah dipahami siswa. Tetapi jika guru ingin siswa mengetahui proses terjadinya gerhana, maka model peredaran matahari, bumi dan bulan tentau lebih baik untuk digunakan.
Selain itu makna efektivitas juga berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan saat sebuah media pembelajaran dipilih untuk digunakan. Guru bisa mempertimbangkan, apakah biaya yang digunakan untuk menggunakan media pembelajaran tertentu sebanding dengan hasil pembelajaran yang akan diperoleh siswa.

Taraf Berpikir Siswa

Media pembelajaran juga harus dipilih berdasarkan prinsip taraf berpikir siswa. Benda-benda yang bersifat konkret lebih baik digunakan sebagai media pembelajaran bila dibandingkan media yang lebih abstrak. Demikian pula media pembelajaran yang kompleks dari segi struktur atau tampilan akan lebih sulit dipahami dibanding media pembelajaran yang sederhana. Contoh media pembelajaran di SD untuk struktur organ-organ dalam tubuh manusia haruslah tidak serumit media pembelajaran untuk siswa SMP dan SMA. Media pembelajaran yang sering digunakan untuk materi ini misalnya torso (model 3 dimensi) atau gambar. Walaupun sama-sama menggunakan gambar atau torso, tetapi tingkat kerumitan (kompleksitas) gambar dan torso harus dibedakan. Media pembelajaran di SD tentunya tidak boleh serinci media pembelajaran untuk siswa SMP dan SMA.
Jika tingkat kerumitan dan kompleksitas media pembelajaran tidak disesuaikan dengan taraf berpikir siswa maka bisa berakibat siswa bukannya makin mudah memahami, alih-alih semakin bingung dan tidak fokus pada tujuan dan materi pembelajaran hingga tidak dapat memperoleh hasil pembelajaran yang diharapkan.

Interaktivitas Media Pembelajaran

Prinsip ketiga yang harus diperhatikan dalam pemilihan media dalam pembelajaran di kelas adalah interaktivitas. Seberapa besar kemungkinan siswa dapat berinteraksi dengan media pembelajaran? Makin interaktif media, makin bagus media pembelajaran itu karena lebih mendorong siswa untukterlibat aktif dalam belajar.. Misalnya, saat mengajar materi tentang operasi hitung bilangan bulat, contoh media dalam pembelajaran di SD yang dapat digunakan adalah video tentang bagaimana cara melakukan operasi hitung bilangan bulat atau guru dapat juga menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif pembelajaran mandiri tentang operasi hitung bilangan bulat. Bila siswa diberikan tontonan video, tentunya interaksi yang terjadi antara siswa dengan media pembelajaran hanya satu arah saja: dari media ke siswa. Sedangkan bila menggunakan media pembelajaran berbentuk multimedia interaktif yang dioperasikan pada sebuah komputer, maka interaksi siswa dengan media tentu lebih tinggi. Dalam hal ini, maka media yang paling cocok untuk dipilih adalah media pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif.

Ketersediaan Media Pembelajaran

Guru boleh saja berangan-angan menggunakan media pembelajaran yang sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi pelajaran, dan interaktivitasnya tinggi. Tetapi jika media yang sedemikian tidak tersedia, tentu juga sia-sia. Media yang dipilih saat merancang pembelajaran secara logis sudah tersedia di sekolah, atau paling tidak bila tidak dimiliki masih dapat diperoleh dengan mudah, misalnya dengan meminjam atau membuat sendiri. Jumlah media yang akan digunakan juga harus diperhitungkan dengan jumlah siswa di kelas. Bila media pembelajaran digunakan bukan secara klasikal, tetapi secara berkelompok atau individual, maka jumlah media pembelajaran yang tersedia harus mencukupi.

Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran

Penting sekali bagi guru untuk memperhatikan prinsip pemilihan media yang satu ini: minat siswa.Sebuah media pembelajaran sangat berpengaruh pada minat siswa. Ada media-media pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa jauh lebih baik bila dibanding menggunakan media pembelajaran lain. Misalnya, pada pembelajaran Bahasa Indonesia contoh media pembelajaran di SD yang digunakan untuk mengajarkan jenis-jenis kata (kata sifat, kata benda dan kata kerja) guru dapat menggunakan kartu-kartu berukuran 10 x 8 cm. Kartu-kartu yang hanya memuat contoh kata yang harus diidentifikasi siswa apakah merupakan kata kerja, kata benda, atau kata sifat tentu kurang menarik bila dibandingkan dengan kartu-kartu serupa tetapi memiliki variasi berupa ditambahkannya gambar-gambar kartun yang familiar dengan siswa terkait kata yang ditulis pada kartu tersebut dengan warna-warna yang semarak.
media pembelajaran kartu
Kartu mana yang lebih menarik buat siswa?

Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran

Sebagus apapun media, misalnya media pembelajaran interaktif berbasis komputer, tentu tidak akan efektif bila guru sendiri memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan menggunakannya. Media pembelajaran yang dipilih harus dapat digunakan oleh guru dengan baik. Sebenarnya kendala kemampuan guru dalam mengoperasikan suatu media pembelajaran dapat saja diatasi apabila guru yang bersangkutan memiliki kemauan untuk belajar menggunakan media pembelajaran tersebut.

Alokasi Waktu

Isu ketersediaan waktu dalam pembelajaran memang sangat krusial. Guru selalu dikejar waktu untuk menyelesaikan tuntutan kurikulum. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran yang notabene efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, mempunyai relevansi yang baik dengan materi pelajaran, dan berbagai kelebihan lainpun kadang-kadang terpaksa harus dikesampingkan bilamana alokasi waktu menjadi pertimbangan yang penting. Akan tetapi ketersediaan waktu seringkali bisa disiasati dengan berbagai cara berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki oleh guru.

Fleksibelitas (kelenturan) Media Pembelajaran

Prinsip pemilihan media pembelajaran berikutnya adalah fleksibelitas. Media pembelajaran yang dipilih oleh guru untuk kegiatan belajar mengajar di kelasnya seharusnya memiliki fleksibelitas yang baik. Media pembelajaran itu dikatakan mempunyai fleksibelitas yang baik apabila dapat digunakan dalam berbagai situasi. Kadangkala, saat proses pembelajaran berlangsung terjadi perubahan situasi yang berakibat tidak dapat digunakannya suatu media pembelajaran. Contoh media pembelajaran yang menggunakan sumber energi untuk pengoperasiannya kadangkala justru dapat menghambat kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung bila aliran listrik mati.

Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran

Bagi anak-anak SD atau TK, kadangkala guru harus hati-hati memilih media pembelajaran. Ada media pembelajaran yang kalau tidak hati-hati dalam penggunaannya dapat mengakibatkan kecelakaan atau siswa terluka. Media pembelajaran yang dipilih haruslah media pembelajaran yang aman bagi mereka sehingga hal-hal yang tidak diinginkan saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung tidak terjadi.Contoh media pembelajaran di SD yang kurang aman misalnya penggunaan alat-alat yang mudah terbakar, tajam (mudah melukai) atau panas, atau bahan-bahan kimia bersifat korosif.

Kualitas Teknis Media Pembelajaran

Media pembelajaran, seringkali harus dirawat dengan dengan baik. Perawatan media pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas teknis media. Kualitas teknis media pembelajaran juga dapat ditentukan oleh kualitas produksi media oleh suatu produsen. Jika di sekolah tersedia media pembelajaran yang sejenis tetapi diproduksi oleh beberapa produsen, maka sebaiknya guru memilih yang sekiranya memiliki kualitas teknis terbaik, misal dari segi keterbacaan tulisan atau gambar, komposisi warna, ketelitian alat, dan sebagainya.
Demikian tulisan tentang prinsip-prinsip memilih media dalam pembelajaran, semoga dapat bermanfaat untuk anda.
 

Most Reading