Liburan Ku - Malam ini terasa sangat panjang, aku dan adik ku sudah tidak sabar lagi menunggu pagi, kami berdua sama-sama tidak bisa tidur. Sementara itu, ibu ku menyiapkan kebutuhan yang akan dibawa esok hari. Ya, besok kami akan liburan.
Keesokan hari nya, aku buru-buru bangun, eheheheh, takut ditinggalkan, aku dan adikku mandi dan langsung pakai baju. Setelah semuanya siap ayah, ibu, aku dan Dinta adik ku berangkat bersama, ayah dan ibu duduk dibangku depan sedangkan aku dan adikku duduk dibangku tengah. Sepanjang perjalanan kami bercanda-ria sambil melihat kekanan dan kiri, kedepan juga kebelakang. Kadang-kadang adikku Dinta berteriak jika melihat sesuatu yang belum pernah dilihatnya.
Ketika jalan berbelok, kami berdua terdorong adikku tertawa-tawa, jalanan begitu ramai, sepeda motor dan juga mobil banyak kami temui, mereka berkejar-kejaran. Setiap berpapasan mobil dan motor saling membunyikan klakson mereka “ tiiiin….tiiin…” suasana jalan semakin ramai.
Sesampai di Lubuk Basung kami berhenti sejenak, ibu membeli bekal untuk kami nantinya. Adikku tidak mau diam dia berteriak memanggil-manggil ibu agar cepat. Setelah ibu selesai belanja, kamipun kembali melanjutkan perjalanan, kendaraan semakin ramai, orang-orangpun berlalu-lalang dijalan raya.
Di sepanjang jalan kami juga melihat banyak bendera berkibaran, aku sendiri tidak begitu tahu dengan bendera itu, kata ibu itu bendera partai. Namun adikku lain lagi, melihat banyak bendera yang berkibaran dia dengan gaya cadelnya menyanyikan lagu berkibarlah bendera ku.
Perjalanan kami semakin jauh, kami sekarang sampai di Tiku, udara disini terasa lebih panas dari pada di kampung kita, “itu karena kita dekat dengan laut” Ibu ku menjelaskan.
Jalan disini semakin luas, mobil yang berpapasan dengan kami pun sekarang bercampur dengan mobil yang besar sekali kata ayah ku mobil itu mengangkut sawit dari perkebunan.
Setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam, akhirnya kami sampai ditempat tujuan kami, sebuah pantai yang indah dengan ombak yang besar kami telah sampai di Pantai Gandoria di Pariaman. Begitu turun dari mobil kami berdua langsung berlarian menuju pantai. Ibu ku berteriak-teriak agar jangan terlalu dekat dengan ombak.
Panasnya Matahari tidak kami hiraukan lagi, kami asyik bermain dengan ombak, ketika ombak surut kami juga ikut ketengah, namun ketika ombak datang lagi kami berlarian kembali keatas.
Puas bermain dengan ombak kami pun beristirahat sejenak. Kami duduk dibangku yang telah disediakan. Dari sana kami dapat melihat anak-anak yang lain bermain, ada yang bermain layang-layang ada juga yang bermain ombak. Semuanya terlihat senang dan ceria.
Tiba-tiba adikku menarik tangan ibu, dia ingin naik kereta-keretaan, melihat adikku naik kereta-keretaan itu, aku pun tidak mau tinggal diam, aku pun berlari mengikuti adikku. Puas main kereta-keretaan kami pun mencoba permainan memancing “ horeee…Tata dapat yang besar” teriak adikku. Aku jadi penasaran “Hore…kakak juga dapat yang besar” teriak ku juga.
Hari semakin sore, Matahari terasa semakin panas beberapa anak-anak memilih bermain dibawah pohon kayu, aku dan adikku juga bermain dibawah pohon kayu. Kami membuat rumah-rumah dari pasir.
Sore hari nya kamipun beranjak pulang, aku lelah sekali adikku pun sudah tidur pulas sejak mobil kami berangkat, tidak lama kemudian akupun tertidur pulas.
Ditulis oleh : Aurellia Hamdi