Selain menggunakan strategi questioning the author (mempertanyakan penulis), pelajaran untuk mengajar membaca dapat pula dilakukan dengan pengajaran timbal balik (reciprocal teaching). Pendekatan pengajaran timbal balik dapat digunakan kepada siswa yang mempunyai pemahaman rendah dalam membaca, baik pada sekolah dasar maupun pada sekolah lanjutan. Pada pengajaran timbal balik guru bekerja sama dengan kelompok-kelompok kecil siswa.
Pada pengajaran ini, guru mula-mula memberikan contoh pertanyaan yang dapat diajukan oleh siswa ketika mereka membaca, selanjutnya siswa ditunjuk sebagai "guru" untuk merumuskan pertanyaan satu sama lain. Dalam mengajarkan pengajaran timbal balik, guru dapat mulai dengan kata-kata misalnya sebagai berikut: "untuk minggu-minggu yang akan datang, kita akan bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan kalian memahami apa yang sedang dibaca. Kadang-kadang kita begitu sibuk memikirkan apa kata tersebut sehingga kita tidak berhasil memperhatikan apa arti kata dan kalimat yang kita baca tersebut. Kita akan mempelajari cara agar perhatian kita lebih banyak pada pemahaman. Saya akan mengajarkan hal-hal berikut saat kalian membaca":
Kegiatan membaca melalui pendekatan konstruktivis dengan pengajaran terbalik (reciprocal teaching) akan membantu siswa memusatkan perhatian pada apa yang sedang dibaca dan memastikan bahwa siswa memahaminya.
Cara siswa mempelajari ke-4 kegiatan di atas adalah dengan bergiliran peran sebagai guru. Guru mula-mula mencontohkan cara membaca dengan seksama, dengan memberitahukan kepada siswa pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskannya sambil membaca, kemudian meringkaskan informasi terpenting yang telah ia baca, dan selanjutnya memperkirakan apa yang mungkin akan dibahas pada bacaan selanjutnya. Guru juga harus memberitahukan apabila ada sesuatu yang membingungkannya saat sedang membaca, dan bagaimana cara memahaminya.
Prosedur Harian dalam melaksanakan Pengajaran Timbal Balik (Reciprocal Teaching) baca di sini.
Pada pengajaran ini, guru mula-mula memberikan contoh pertanyaan yang dapat diajukan oleh siswa ketika mereka membaca, selanjutnya siswa ditunjuk sebagai "guru" untuk merumuskan pertanyaan satu sama lain. Dalam mengajarkan pengajaran timbal balik, guru dapat mulai dengan kata-kata misalnya sebagai berikut: "untuk minggu-minggu yang akan datang, kita akan bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan kalian memahami apa yang sedang dibaca. Kadang-kadang kita begitu sibuk memikirkan apa kata tersebut sehingga kita tidak berhasil memperhatikan apa arti kata dan kalimat yang kita baca tersebut. Kita akan mempelajari cara agar perhatian kita lebih banyak pada pemahaman. Saya akan mengajarkan hal-hal berikut saat kalian membaca":
- memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang mungkin diajukan tentang apa yang sedang dibaca dan memastikan bahwa kalian dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
- meringkaskan informasi terpenting yang telah kalian baca.
- memperkirakan apa yang mungkin dibahas berikutnya dalam bacaan tersebut.
- menunjukkan kapan sesuatu tidak jelas dalam bacaan, atau apa yang tidak dipahami, dan kemudian melihat apakah kita dapat memahaminya.
Kegiatan membaca melalui pendekatan konstruktivis dengan pengajaran terbalik (reciprocal teaching) akan membantu siswa memusatkan perhatian pada apa yang sedang dibaca dan memastikan bahwa siswa memahaminya.
Cara siswa mempelajari ke-4 kegiatan di atas adalah dengan bergiliran peran sebagai guru. Guru mula-mula mencontohkan cara membaca dengan seksama, dengan memberitahukan kepada siswa pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskannya sambil membaca, kemudian meringkaskan informasi terpenting yang telah ia baca, dan selanjutnya memperkirakan apa yang mungkin akan dibahas pada bacaan selanjutnya. Guru juga harus memberitahukan apabila ada sesuatu yang membingungkannya saat sedang membaca, dan bagaimana cara memahaminya.
Prosedur Harian dalam melaksanakan Pengajaran Timbal Balik (Reciprocal Teaching) baca di sini.
No comments:
Post a Comment