Asumsi tentang Belajar dan Pembelajaran
Di bawah ini blog
ptk (penelitian tindakan kelas) akan membagi beberapa asumsi tentang belajar atau pembelajaran, berdasarkan beberapa literatur pada bidang psikologi pendidikan. Pengetahuan guru tentang apa itu belajar atau pembelajaran amat penting, di antaranya saat seorang guru ingin merancang sebuah pembelajaran yang efektif. Berikut beberapa asumsi tersebut:
Potensi Belajar
Setiap orang pada semua tingkatan usia, mempunyai potensi untuk belajar, walaupun dengan kecepatan yang berbeda-beda. Usia dapat mempengaruhi atau dapat pula tidak, terhadap kecepatan belajar seseorang, dan setiap orang mempunyai kesukaan yang bervariasi terkait cara /bagaimana ia belajar.
Proses Belajar dan Pembelajaran
Proses perubahan dalam mental/pemikiran seseorang saat ia mempelajari sesuatu seringkali membuat bingung orang yang bersangkutan. Keragu-raguan dan kebingungan yang muncul seringkali pula memacu munculnya motivasi yang lebih kuat untuk belajar. Akan tetapi, saat seseorang terlalu ragu-ragu dan bingung, proses belajar justru akan terhambat, karena ia akan kehilangan konsentrasi sama sekali. Belajar akan terjadi padanya apabila kondisi/situasi lingkungan belajar mendukung, seperti adanya tukar pendapat, diskusi, dan strategi pemecahan masalah. Atmosfer belajar harus mendukung adanya perbedaan pendapat di antara pebelajar, dan menganggap kesalahan saat mempelajari sesuatu adalah hal yang wajar.
|
Apa itu belajar dan pembelajaran? |
Pengalaman Belajar yang Bermakna (Meaningful Learning)
Di dalam kelas, seorang guru hendaknya memfasilitasi kegiatan belajar melalui penyediaan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan secara nyata, memahami pendapat / gagasan setiap siswa. Selain itu guru juga harus memodelkan tingkah laku yang sesuai yang mendukung terjadinya proses belajar dan menunjukkan bahwa sepenuhnya mereka akan memperoleh bantuan bila diperlukan.
Pengalaman Belajar Bermakna dan Prosesnya
Pembelajaran yang bermakna dan tersimpan dalam memori jangka panjang akan terjadi bila siswa mempunyai kesempatan menganalis, mengartikulasikan,mengklarifikasikan, dan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya dari proses pembelajaran di kelas pada situasi nyata dalam kehidupan sehari-harinya di keluarga atau di lingkungan sosial. Pembelajaran akan semakin bermakna apabila konsep/prinsip/atau apapun yang telah diperolehnya dalam pembelajaran itu bermanfaat pada situasi nyata sehari-hari untuk memecahkan masalah.
Program pendidikan/pembelajaran hanya memberikan satu langkah kepada individu dalam perubahan tingkah lakunya (belajar). Adopsi hasil belajar itu sendiri tergantung dari banyak faktor. Langkah berikutnya yang dibutuhkan agar terjadi adopsi antara lain adanya akses fasilitas untuk berlatih, kondisi lingkungan, karakteristik keluarga untuk memberikan penguatan terhadap perubahan tingkah laku, dsb.
No comments:
Post a Comment