Pages

Konsep Realitas Sosial yang Dipelajari oleh Sosiologi

Friday, October 11, 2013

Konsep Realitas Sosial yang Dipelajari oleh Sosiologi - Sosiologi adalah suatu studi ilmiah tentang kehidupan sosial manusia. Sosiologi mempelajari gejala-gejala sosial dalam masyarakat. Gejala-gejala sosial yang muncul dalam masyarakat baik yang teratur maupun yang tidak teratur disebut dengan realitas sosial dalam masyarakat. Konsep-konsep realitas sosial yang dipelajari oleh sosiologi adalah:

1. Keluarga

Keluarga merupakan kesatuan sosial yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan darah, terdiri atas suami, istri dan anak-anak.

Karakteristik keluarga adalah sebagai berikut:

http://www.sibarasok.com/2013/10/konsep-realitas-sosial-yang-dipelajari.htmla. Keluarga dipersatukan oleh ikatan perkawinan, hubungan darah atau adopsi
b. Anggota keluarga biasanya hidup dalam satu rumah tangga
c. Melakukan interaksi dan komunikasi
d. Mempertahankankan suatu kebudayaan bersama sekaligus menciptakan kebudayaan.

Bentuk keluarga:

a. Keluarga inti (Keluarga batih), merupakan bentuk keluarga berdasarkan perkawinan tunggal, yang terdiri dari seorang Bapak, seorang ibu beserta anak-anaknya.

b. Keluarga besar, adalah bentuk keluarga , baik tunggal maupun berdasarkan bentuk perkawinan jamak (poligami) yang terdiri dari seorang Bapak, beberapa orang ibu atau kebalikannya, atau ditarik dari satu keturunan dengan seluruh keturunannya. Tugas Keluarga adalah:

a. Tugas sosial biologis (untuk memenuhi kebutuhan biologis guna melanjutkan keturunan dan menyalurkan kasih sayang)
b. Tugas sosial kultural (sebagai media pewarisan budaya)
c. Tugas sosial ekonomi (untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup)
d. Tugas sosial religius (sebagai bagian daripada kehidupan sosial beragama)

2. Masyarakat

Adalah sekelompok manusia yang permanen, melakukan interaksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.

Menurut Koentaraningrat, masyarakat adalah : kesatuan keseluruhan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem, adat istiadat yang bersifat kontinu, dan terikat oleh suatu rasa identitas tertentu. Masyarakat memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

a. Ada sejumlah orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu
b. Saling berinteraksi dalam waktu yang relatif lama
c. Pola interaksinya menurut sistem adat tertentu
d. Pola kontinuitas dari proses interaksi menurut adat istiadat
e. Ada keterakaitan suatu rasa identitas bersama

Dalam mempelajari masyarakat Sosiologi berarti mempelajari Jaringan hubungan antar manusia dalam hidup bermasyarakat, maka sosiologi dapat dijelaskan secara grafis definitif sebagai berikut:

3. Komunitas

Komunitas adalah satuan sosial yang didasari oleh lokalitas, mempunyai ikatan solideritas yang kuat antar anggotanya sebagai akibat kesamaan tempat tinggal, memiliki perasaan membutuhkan satu sama lain, serta keyakinan tanah di mana tempat mereka tinggal memberikan kehidupan kepada mereka (Community Sentiment). Unsur-unsur sentimen komunitas terdiri dari: Unsur perasaan, unsur sepenanggungan dan unsur memerlukan. Contoh, para tenaga kerja Indonesia yang kerja di negara asing, para pelajar Indonesia yang sedang belajar di luar negeri.

4. Asosiasi

Asosiasi atau perkumpulan adalah suatu kehidupan bersama antarindividu dalam suatu ikatan. Kumpulan orang atau sekelompok individu dapat dikatakan kelompok sosial apabila memenuhi faktor-faktor sebagai berikut :

(1) kesadaran akan kondisi yang sama, 
(2) adanya relasi sosial,
(3) dan orientasi pada tujuan yang telah ditentukan.

Apabila kelompok sosial dianggap sebagai sebuah kenyataan di masyarakat, maka individu merupakan kenyataan yang memiliki sikap terhadap kelompok tersebut sebagai suatu kenyataan subjektif. Di dalam masyarakat yang sudah kompleks, biasanya individu menjadi kelompok sosial tertentu yang secara otomotis pula menjadi anggota beberapa kelompok sekaligus, misal atas dasar keturunan, jenis kelamin atau kekerarabatan tertentu. Keanggotaan mereka dalam kelompok dilakukan secara individual dengan persyaratan keang-gotaannya secara sukarela. Asosiasi dapat dikatakan juga sebagai perkumpulan. Sebagai contoh perkumpulan wasit/pelatih/instruktur olah raga nasional.

Kelompok sosial dilihat dari bentuknya dapat kita kelompokan sebagai berikut:

a. Menurut besar kecilnya kelompok dan jumlah anggotanya


1). Small Group, yaitu kelompok yang terdiri sekurang-kurangnya dua orang, masing-masing menjalin hubungan untuk mencapai tujuan tertentu. 
Contoh, Keluarga inti.

2). Klik (Clique), yaitu kelompok kecil yang terbentuk dari suatu kelompok
yang lebih besar, karena frekuensi hubungan yang relatif tinggi atau sering bertemu. 
Contoh, Sekelompok siswa di kelas.

3). Cressive Group, yaitu kelompok yang timbul karena reaksi spontan, terbentuk karena ketidaksengajaan, memiliki kepentingan yang sama dan tujuan yang sama, serta tempat tinggal yang berdekatan.
Contoh Rukun tetangga.

4). Partai, yaitu kumpulan orang yang mempunyai asas, haluan dan tujuan yang sama. Tujuan yang dicapai oleh partai adalah untuk kepentingan para anggotanya (public goals) dan bukan tujuan perorangan (private goals). 
Contoh, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Nasional Indonesia dan partai-partai politik peserta pemilu lainnya.

5). Massa, yaitu kelompok yang jumlahnya tidak diperhatikan. 
Contoh Sekelompok karwayan PT DI yang sedang melakukan demonstrasi di Bundaran HI.

6). Publik, secara umum artinya khalayak ramai. Jumlah dan bentuknya serupa dengan massa.

b. Kelompok menurut terbentuknya.

Seringkali kita melihat sekelompok orang yang banyak yang berkelompok,
terbentuknya kelompok ini biasanya tidak disengaja dan tidak disadari tetapi memiliki kesamaan ciri atau tujuan. Kelompok demikian dapat dilihat dari dasar terbentuknya yaitu:

1) Kelompok semu, kelompok yang tidak teratur dan kelompok sementara.
a. Kerumunan
b. Massa
c. Public

2) Kelompok Nyata
a. Kelompok Statistik
b. Kategori sosial
c. Kelompok sosial
d. Kelompok formal
c. Kelompok menurut erat longgarnya ikatan hubungan para anggotanya.

Kelompok masyarakat ini biasanya didasarkan pada intensitas dan kualitas pertemuan yang dilakukan oleh anggota kelompok. Lama kelamaam kelompok ini berkembang luas dan kelompok didasarkan pada erat atau tidaknya hubungan antar para anggota.

1). Kelompok paguyuban (Gemeinschaft)
Adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang tiap-tiap anggota diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal. Dasar hubungannya adalah rasa cinta dan rasa kesatuan bathin, yang memang telah dikodratkan dan bersifat nyata dan organis.
Contoh Partai Politik, Rukun Warga.

2) Kelompok patembayan (Gesellschaft)
Patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, terdapat pada hubungan yang bersifat timbal balik, 
contoh ikatan antar para pedagang.

3) Kelompok utama (Primary group)
Hubungan antar individu dalam kelompok yang sangat erat, mereka saling mengenal dan saling berhubungan langsung (face to face) sehingga sering disebut kelompok tatap muka (face to face group).
Contoh keluarga luas.

4) Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Hubungan antar individu dalam kelompok ini hampir tidak ada, kalaupun ada longgar sekali. Setiap anggota masih mengingat kepentingan sendiri. Hubungan ini terjadi karena adanya pamrih dan perhitungan laba rugi. 
Contoh kehidupan masyarakat di pasar.

d. Kelompok menurut sifat dan skup aktivitasnya

Kelopok ini berdasarkan sifat yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok dan lingkup aktivitas dari pada kelompok ini. Biasanya kelompok ini didasarkan pada sifat dan aktivitas kekeluargaan.

1) Kelompok kerukunan
Di dalam kelompok ini terdapat sifat rukun dan guyub seperti paguyuban. Dalam berbagai bidang anggota-anggota kelompok tidak mempunyai pamrih tertentu. Dalam adat Jawa ada istilah “pirukunan” misalnya “nyumbang” dan tidak mengutamakan untung dan rugi. Contoh, kerabat, marga dan keluarga.

2) Kelompok perikatan
Di dalam kelompok perikatan, semua individu yang menjadi anggota mempunyai sifat kerukunan ke dalam yang erat sekali, rasa setia kawan dan kesatuan yang kuat. Bedanya dengan kelompok kerukunan ialah hubungan kewibawaan yang ada pada yang memerin-tah dan yang diperintah. Contoh, Perikatan adat “Rumah Gadang”.

3) Kelompok persekutuan
Kelompok kerukunan dan kelompok perikatan merupakan lawan dari kelompok persekutuan. Kelompok kerukunan dan kelompok perikatan guyubnya hanya ke dalam. Sedangkan kelompok persekutuan sifat rukunnya ke luar. Individu-individu dalam kelompok ini koordinasinya sejajar dan titik beratnya serta fungsi terletak pada sudut kepentingan dan tujuannya.

4) Kelompok kami atau kelompok dalam (In group)
Pada kelompok ini individu mengidentifikasikan dirinya berdasarkan kepentingan. Misalnya seorang individu di dalam suatu desa secara tidak langsung menjadi anggota kelompok kami yang dilawankan dengan warga desa lain sebagai kelompok lainnya.

5) Kelompok mereka atau Kelompok Luar (Out group)
Sifat dalam anggota out group selalu ditandai dengan suatu perbedaan atau lebih sering dengan pertentangan (antagonisme) dan rasa antipati (tidak suka). Contoh dalam pertandingan sepak bola, terdapat kelompok luar yaitu kelompok dari lawan.

6) Formal group
Sifat dari kelompok ini adalah resmi, maksudnya memiliki peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan di antara mereka. Setiap anggota memiliki kedudukan, tugas dan kewajiban seperi yang diatur dalam peraturan yang diciptakan. Contoh, OSIS.

7) Informal group
Adalah kelompok orang yang secara fisikmenjadi anggota kelompok tersebut. Contoh setiap siswa di sekolah adalah anggota Osis atau siswa berada dikelas X.1 menjadi anggota kelas X.1.

8) Reference group
Kelompok referensi merupakan kelompok yang menjadi ukuran bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan kepribadianya. Kelompok cendikiawan, ulama dan pelajar.

9) Suku bangsa
Adalah gabungan sosial yang didasarkan pada kesadaran akan kesamaan identitas, asal-usul, sejarah, tempat dan perbedaan kebudayaan.
Contoh suku Aceh, Suku Sunda.

Demikianlah Materi Konsep Realitas Sosial yang Dipelajari oleh Sosiologi, semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

 

Most Reading