Pages

Showing posts with label teori belajar. Show all posts
Showing posts with label teori belajar. Show all posts

Perbedaan Antara Teori Piaget dan teori Vygotsky tentang Egosentris dan Bicara Sendiri

Thursday, November 22, 2012

Perbedaan Antara Teori Piaget dan teori Vygotsky tentang Egosentris dan Bicara Sendiri

Membicarakan psikologi pendidikan dan aspek-aspek yang dipelajari di dalamnya memang sangat menarik. Salah satunya adalah bila kita mencoba mendalami tentang teori Piaget dan teori Vygotsky. Berkaitan dengan perkembangan kognitif, dua ahli terkenal di bidang ini, yaitu Piaget dan Vygotsky mempunyai perbedaan pendapat tentang bagaimana egosentris dan bicara terhadap diri sendiri pada anak. Tabel di bawah ini menunjukkan bagaimana teori belajar yang dikemukakan oleh Piaget berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Vygotsky, berkaitan dengan perkembangan kognitif. Perbedaan kedua teori mencakup hal-hal yang berkaitan dengan egosentris dan bicara sendiri pada anak-anak.
perbedaan teori vygotsky dan teori piaget
Egosentris?

Tabel Perbedaan Teori Piaget dan teori Vygotsky tentang Egosentris dan Bicara Sendiri (Self Talk)

PembedaTeori PiagetTeori Vygotsky
Signifikansi PerkembanganMerupakan ketidakmampuan untuk mengambil perspektif orang lain dan terlibat dalam komunikasi timbal balik.Merupakan pemikiran eksternal, fungsinya adalah untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan  untuk bimbingan diri sendiri dan pengarahan diri sendiri.
Proses PerkembanganBerkurang dengan bertambahnya usia.Bertambah pada usia yang lebih muda dan kemudian secara bertahap lenyap secara audial sehingga menjadi pemikiran verbal internal.
Hubungan dengan Bicara SosialNegatif; anak yang kurang bersosialisasi dan matang secara kognitif  menggunakan lebih banyak bicara egosentris.Positif, bicara sendiri mengembangkan kemampuan sosial anak dengan orang lain.
Hubungan dengan Konteks Lingkungan-Bertambah dengan semakin rumitnya tugas. Bicara sendiri membantu fungsi pembimbingan diri sendiri pada situasi di mana upaya kognitif dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan.

Memahami Teori Kognitif

Saturday, July 28, 2012

Teori Kognitif Piaget dan Vygotsky

Tulisan tentang memahami teori belajar kognitif ini dibuat untuk melengkapi tulisan sebelumnya yang berjudul Perbedaan berbagai teori Belajar. Tujuannya adalah agar pemahaman kita (guru) tentang berbagai teori-teori belajar dan perbedaan setiap teori-teori tersebut semakin baik.

Teori belajar kognitif merupakan teori belajar yang disusun berdasarkan proses-proses berpikir seseorang yang terjadi di belakang peilaku seseorang. Perubahan perilaku seseorang dapat diamatidan digunakan sebagai penanda tentang apa yang terjadi pada pikiran (otak) orang tersebut.

Tentang Teori Kognitif

Tokoh-tokoh yang melahirkan teori belajar kognitif adalah Jean Piaget dan Lev Vygotski. Menurut teori belajar ini, semua gagasan dan citraan (image)seseorang diwakili oleh suatu struktur mental yang disebut skema. Struktur mental yang disebut skema ini akan menentukan bagaimana data dan informasi yang diterima seseorang dipahami. Ada dua kemungkinan yang terjadi: (1) bila informasi yang diterima sesuai dengan skema yang telah dimiliki, maka informasi itu dapat diterima dan diserap; (2) bila informasi yang diterima tidak sesuai dengan skema yang telah dimiliki, maka hal yang terjadi adalah, informasi tersebut ditolak, atau diubah, atau disesuaikan dengan skema, atau bisa juga skema yang telah ada diubah dan disesuaikan dengan informasi tsb.

Teori belajar kognitif juga menyatakan bahwa proses belajar seseorang melibatkan penggabungan-penggabungan (associations), yang dibagun melalui keterkaitan atau pengulangan. Sehingga para ahli teori belajar kognitif juga mengakui pentingnya penguatan (reinforcement). Mereka menekankan pentingnya pemberian umpan balik (balikan/feedback) kepada tanggapan-tanggapan yang benar dari pebelajar sebagai bentuk pendorong (motivasi).
teori belajar kognitif
Teori Belajar Kognitif
Sebenarnya teori kognitif menerima sebagian ide teori belajar behavioristik (perubahan tingkah laku). Walaupun demikian, menurut teori kognitif, belajar merupakan pelibatan penguasaan atau penataan kembali skema (struktur kognitif) yang merupakan tempat seseorang memproses dan menyimpan informasi.

Poin Kunci Teori Kognitif

Untuk lebih jelas, perhatikan beberapa poin kunci teori belajar kognitif berikut ini:
  • Semua gagasan dan citraan (image) diwakili dalam struktur kognitif yang disebut skema.
  • Jika informasi sesuai dengan skema yang sudah ada, maka informasi akan diterima.
  • Jika informasi tidak sesuai skema yang sudah ada, maka informasi diubah/disesuaikan, atau skema diubah/disesuaikan.
  • Belajar merupakan pelibatan penguasaan atau penataan kembali struktur kognitif.
Terima kasih telah membaca artikel Memahami Teori Kognitif dari blog Penelitian Tindakan Kelas. Semoga bermanfaat.

Sejarah Teori Konstruktisme

Tuesday, February 21, 2012

Di dalam sejarah psikologi pendidikan, revolusi konstruktivisme mempunyai akar sejarah yang panjang. Pendekatan yang dilandasi teori konstruktivisme ini sumber utamanya adalah karya Jean Piaget dan Lev Vigotsky. Baik Piaget maupun Vygotsky menekankan sifat sosial pembelajaran, mereka juga menyarankan penggunaan kelompok-kelompok dalam belajar dengan kemampuan campuran (bervariasi) untuk meningkatkan terjadinya perubahan konsepsi pada diri pebelajar atau siswa.


Konstruktivis modern paling banyak dilandasi oleh teori Vygotsky, yang telah digunakan untuk mendukung metode pengajaran di ruang kelas yang menekankan pembelajaran kerja sama (pembelajaran kooperatif) dan berbasis proyek, dan pembelajaran penemuan (discovery - inquiry).

Ada empat gagasan utama Vygotsky yang sangat penting, yaitu:
Penekanan pada sifat sosial pembelajaran. 
Anak bejar melalui interaksi bersama orang dewasadan teman yang lebih mampu. Pada proyek-proyek kerjasama, anak-anak dihadapkan pada proses pemikiran teman-teman mereka. Metode demikian tidak hanya memungkinkan hasil pembelajaran tersedia bagi semua siswa, tetapi juga memungkinkan proses berpikir siswa yang lebih mampu tersedia bagi siswa-siswa yang lain. Vygotsky menulis bahwa, orang-orang yang berhasil memecahkan masalah mengungkapkan diri melalui masalah-masalah yang sulit. Dalam sebuah kelompok kooperatif, anak-anak dapat mendengarkan pembicaraan batin ini dengan lantang dan dapat mempelajari cara orang-orang yang berhasil memecahkan masalah berpikir melalui pendekatan mereka.

Zona Perkembangan Proksimal.
Vygotsky mempunyai gagasan bahwa anak-anak paling baik mempelajari konsep yang berada pada zona perkembangan proksimal mereka. Anak-anak yang bekerja dalam zona perkembangan proksimal mereka terlibat dalam tugas yang tidak dapat mereka kerjakan sendiri tetapi dapat mengerjakannya dengan sedikit bantuan teman atau orang dewasa.

Masa Magang Kognisi
Istilah masa magang kognisi (cognitive apprenticeship) merujuk pada proses yang digunakan oleh seorang pebelajar untuk secara bertahap memperoleh keahlian melalui interaksi dengan pakar, apakah orang tua, guru, atau teman yang lebih tua atau lebih berhasil. Di banyak pekerjaan, karyawan baru bekerja erat dengan seorang pakar yang menjadi contoh baginya, memberikan umpan balik, dan secara bertahap mensosialisasikan karyawan baru itu kepada kaidah dan perilaku profesi tersebut. Pengajaran untuk siswa adalah suatu bentuk masa magang. Para ahli teori konstruktivisme menyarankan agar guru mengalihkan model pembelajaran yang berlangsung lama dan sangat efektif ini ke dalam ruang-ruang kelas. Guru dapat melibatkan siswa dalam tugas-tugas rumit dan melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang heterogen dan kooperatif di mana siswa yang lebih maju membantu siswa yang kurang maju melalui tugas-tugas yang rumit tersebut.

Pembelajaran Termediasi
Yang keempat, Vygotsky menekankan pada gagasan tentang perancahan atau pembelajaran termediasi. Gagasan Penafsiran tentang gagasan Vygotsky yang satu ini adalah, siswa seharusnya diberikan tugas-tugas yang rumit, sulit, dan realistis. Kemudian, mereka diberikan cukup bantuan untuk mencapai tugas-tugas ini. Harus dicatat bahwa, diberikan bantuan di sini maksudnya, siswa bukannya diajarkan bagian-bagian kecil pengetahuan. Prinsip ini digunakan untuk mendukung penggunaan tugas proyek di ruang kelas, simulasi, penjajakan dalam komunitas, penulisan untuk pembaca yang sesungguhnya, dan tugas-tugas otentik lainnya. Berkaitan dengan hal ini, ada istilah "pembelajaran situasi" (situated learning), yang mengacu pada digunakannya pembelajaran yang berlangsung dalam tugas-tugas otentik kehidupan nyata.
 

Most Reading