Pages

Showing posts with label Geografi Kelas X. Show all posts
Showing posts with label Geografi Kelas X. Show all posts

Aspek-Aspek Geografi dari Kependudukan

Monday, August 26, 2013

Aspek-Aspek Geografi dari Kependudukan

1. Oikumene dan Pemukiman

Dilihat secara keseluruhan, menurut N. Daldjoeni geografi itu menelaah oikumene, yaitu bagian dari bumi yang dihuni manusia. Di dalam geografi sosial manusia harus dijadikan objek studi, misalnya manusia sebagai penghuni bumi maka manusia selalu dihubungkan dengan tempat di mana ia bertempat tinggal. 

Sehubungan itu para geograf meneliti, mengapa manusia itu bertempat tinggal di daerah tersebut, misalnya di dataran rendah, dataran tinggi, dekat pantai, dekat hutan, di dekat areal pertanian, di kota, dan lain-lain.

Geografi dalam membahas pemukiman manusia, objeknya di wilayah perkotaan dan pedesaan. Di situ desa diartikan sebagai wilayah tempat tinggal penduduk yang hidup dari proses produksi agraris. Adapun kota merupakan konsentrasi penduduk nonagraris yang memiliki daya pakai ruang yang lebih intensif. Perbedaan fisik antara kota dan desa masih amat jelas nampak di negara-negara sedang berkembang, tetapi di negara-negara industri maju perbedaan tersebut telah menjadi semakin kabur.

2. Persebaran Penduduk

Persebaran penduduk di muka bumi nyatanya tidak dialami oleh penduduk secara merata. Adapun tugas geograf yang khusus adalah memetakan persebaran itu dengan jelas. Hasil suatu sensus pada tahun tertentu di suatu wilayah harus dipetakan sehingga dapat kelihatan bagi pembaca peta, seluk-beluk kepadatan di berbagai bagian dari wilayah itu. Dari situ dapat dianalisis mengapa bagian wilayah yang satu lebih padat atau kurang padat dibandingkan dengan yang lain. Geograf ingin mengetahui faktor-faktor geografis manakah yang kiranya mempengaruhi persebaran yang tidak merata tersebut.

Lembah-lembah sungai biasanya berpenduduk lebih padat daripada di sekitarnya sehingga air merupakan faktor utama dari kepadatan. Kota lebih padat dari pedesaan, latar belakangnya lain lagi; demikian pula desa-desa di sepanjang jalan raya propinsi. Untuk lebih sempurna analisisnya para geograf menggunakan peta udara sebagai alatnya.

3. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk dinyatakan dengan angka sekian jiwa untuk tiap luas wilayah (kepadatan aritmetik). Di samping itu dapat dinyatakan juga dalam sekian jiwa setiap unit luas tanah pertanian (kepadatan fisiologis); dapat pula dengan sekian jiwa yang hidup dari pertanian untuk tiap unit tanah garapan (kepadatan agraris). Jelas bahwa geografi ingin menunjukkan secara khusus relasi antara tanah dengan manusia yang memanfaatkannya. Geografi mempelajari sejauh mana tanah sebagai sumber daya alam dieksploitasi agar dapat didiami manusia secara tetap.

Sehubungan dengan itu muncul permasalahan seperti gejala kelebihan penduduk, kekurangan penduduk, dan penduduk optimum, yang jumlah penduduk yang paling baik atau layak untuk wilayah yang bersangkutan. Sebagai dasar penduduk optimum, biasanya dipakai kesejahteraan ekonomis.

4. Perubahan Penduduk

Geografi kependudukan membantu banyak kepada penelaahan demografis suatu wilayah atau negara. Geografi kependudukan membicarakan masalah penduduk yang bertalian dengan seluk-beluk perilaku keruangan penduduk.

Perbedaan kepadatan penduduk dapat diakibatkan oleh perbedaan dalam hal pertumbuhan penduduk. Diskusi tentang ledakan penduduk di suatu wilayah secara menyeluruh sering meremehkan perbedaan antara kelahiran dan kematian menurut bagian wilayah yang bersangkutan.

5. Migrasi atau Gerakan Penduduk

Kelebihan penduduk (overpopulation) mendorong suatu migrasi keluar. Tekanan penduduk (population pressure) itu memaksa manusia mencari jalan keluar untuk mempertahankan kelangsungan dan taraf hidupnya. Kalau tak dapat pindah tempat tinggal maka terjadi usaha intensifikasi pertanian, ini pun tak dapat bertahan lama jika kemampuan tanah terbatas.

Migrasi adalah gerakan penduduk dari region yang satu menuju region yang lain untuk ditempati secara permanen. Di Indonesia transmigrasi termasuk contoh yang menarik. Bentuk lain dari migrasi yang tak kita kenal adalah nomadisme, yaitu berpindah terus mengikuti permusiman (demi tetap terjaminnya sumber daya) untuk akhirnya kembali ke lokasi semula.

Demikianlah Materi Aspek-Aspek Geografi dari Kependudukan, semoga bermanfaat.

Konsep Geografi dan Jenis-Jenisnya

Konsep Geografi dan Jenis-Jenisnya
Konsep Geografi dan Jenis-Jenisnya - Gejala geografi di sekitar kita merupakan hasil keseluruhan interelasi keruangan faktor fisis dengan faktor manusia. Menurut hasil studi gejala yang nyata tadi, dalam diri kita akan terbentuk suatu pola abstrak yang kita kaji. 

Pola abstrak dalam bentuk pengertian abstrak inilah yang disebut konsep. Karena pola abstrak tersebut berkenaan dengan gejala yang konkret tentang geografi maka disebut konsep geografi. Adapun jenis-jenis konsep geografi menurut N. Daldjoeni, yaitu penghargaan budayawi terhadap bumi, konsep regional, pertalian wilayah, lokalisasi, interaksi keruangan, skala wilayah, dan konsep tentang perubahan.

1. Penghargaan Budayawi Terhadap Bumi

Manusia pada masa yang berbeda-beda dalam sejarah menangkap dan menafsir lingkungan alamnya berbeda-beda, menurut negerinya dan menurut pandangan hidupnya. Misalnya pandangan religius dari orang Jawa terhadap laut selatan, pandangannya terhadap hutan Roban (Pekalongan) yang keramat di masa dulu; sekarang hutan tersebut digunduli. 

Sekarang kemajuan teknologi berjalan mengikuti perubahan pandangan manusia terhadap lingkungan alam sebagai sumber daya. Penanganan manusia atas sumber daya baik eksplorasi dan eksploitasi tergantung dari tingkat pendidikan, kompetensi teknik, semangat kewiraswastaan, ikatan sosial, organisasi ekonomi, stabilitas politik, dan kebijakan pemerintah.

2. Konsep Regional/Wilayah

Suatu wilayah dipandang memiliki homogenitas dalam hal bentuk bentang alamnya (landscape) dan corak kehidupannya (mata pencarian, mentalitas penduduk). Misalnya daerah Wonogiri selatan sebagai daerah kapur (karst). Kondisi di sana dapat mudah digeneralisasikan: tanah tandus, penduduk miskin, gizi jelek, pola migrasi kuat, dan pekerja keras yang bersemangat.

3. Ciri Khusus Keadaan Wilayah (Areal Coherence)

Hubungan antarunsur alam dalam suatu wilayah menghasilkan suatu proses yang memberi ciri khusus kepada wilayah yang bersangkutan. Misalnya di daerah kabupaten Boyolali, kombinasi yang menguntungkan antara keadaan curah hujan, suhu, vegetasinya, jenis tanah, dan topografi menjadikan wilayah ini sebagai penghasil susu dan daging ternak baik dari sapi maupun kambing.

4. Konsep Lokalisasi

Lokasi (location) adalah posisi pasti dalam ruang. Dalam Geografi lokasi mempunyai dua makna, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.

a. Lokasi absolut adalah lokasi di permukaan bumi yang ditentukan oleh sistem koordinat garis lintang dan garis bujur, disebut juga lokasi mutlak.

Contoh: Jalan Jenderal Sudirman kapling 121 Jakarta. 

Lokasi absolut berguna untuk menentukan fenomena/gejala dalam ruang di permukaan bumi atau dalam peta.

b. Lokasi relatif adalah lokasi sesuatu objek yang nilainya ditentukan oleh objek-objek lain di luarnya.

Contoh: Lokasi desa Ajauh dari kota dan jauh dari jalan raya dibanding lokasi desa B yang terletak dekat kota dan di pinggir jalan raya. 

Lokasi desa A lokasi relatifnya lebih baik dibanding dengan desa B bila ditinjau dari nilai aksesibilitas/keterjangkauannya. Lokasi relatif lebih penting dibanding lokasi absolut dalam studi Geografi. Olah karenanya banyak mendapat perhatian (Suhardjo, 1999).

5. Interaksi Keruangan (Spatial Interaction)

Kekhususan suatu wilayah misalnya dalam hal hasil dapat mendorong berbagai bentuk kerja sama dan saling tukar jasa dengan wilayah lain. Jadi, perbedaan wilayah mendorong interaksi yang berupa pertukaran manusianya (migrasi), barangnya (perniagaan), dan budayanya. Sehubungan itu lokasi yang sentral membawa banyak kemajuan, sebaliknya lokasi yang menyendiri mengakibatkan keterpencilan dan kemunduran.

6. Konsep Skala Wilayah

Studi geografis dapat bersifat mikroskopis (wilayah sempit) dan dapat pula makroskopis (wilayah luas). Kesimpulannya, yang berlaku bagi wilayah sempit dapatkah digeneralisasikan bagi wilayah luas? Kadang-kadang dapat dan kadang-kadang tidak dapat. Ini tergantung dari sifat kombinasi unsur-unsur alam lingkungan di sekitarnya dan teknolgi.

7. Konsep Perubahan

Hal yang dipelajari tentang suatu wilayah, apakah yang berlaku pada waktu tertentu, yang terbaru atau saat ini, tetapi kondisi saat ini adalah hasil dari proses yang berjalan lama dari dulu, melalui aneka perubahan. Perubahan ada yang berjangka pendek dan ada yang berjangka panjang. Iklim itu panjang jangkanya, tetapi cuaca dan musim jangkanya pendek.

Dengan bekal tujuh konsep tersebut seorang geograf akan bekerja dari ruang permukaan bumi tempat ia hidup. Pokok-pokok lainnya yang perlu dipahami oleh para geograf adalah sebagai berikut.

1. Persebaran gejala-gejala di permukaan bumi.
2. Hubungannya dengan gejala lain di tempat atau wilayah yang bersangkutan.
3. Hubungan dengan gejala lain di tempat atau wilayah lain.
4. Efek satu atau lebih gejala yang di atas.
5. Bervariasinya gejala dari masing-masing tempat.
6. Mengapa gejala ada di tempat-tempat tertentu, tetapi di tempat lain tidak ada.
7. Pembauran gejala spatial.
8. Gerakan-gerakan gejala yang bertimbal balik.
9. Mengapa gejala munculnya tidak teratur.
10. Bentuk jaringan aneka gejala.
11. Kepadatan dan pengelompokan gejala.
12. Lokasi dan lokalisasi gejala.
13. Pembatasan adanya penduduk dan kegiatannya di suatu tempat.
14. Efek dari kegiatan di suatu tempat terhadap tempat lain.

Dengan memahami masing-masing pokok itu mereka yang mempelajari geografi diajak untuk memahami hal-hal sebagai berikut.

1. Hubungan relasi manusia dengan bumi, dengan aneka keuntungannya maupun hambatan bagi kehidupan.
2. Tingkat keterbatasan manusia dari ruang permukaan bumi tempat ia hidup.
3. Cara memecahkan berbagai masalahnya yang bertalian dengan ruang dan jarak.
4. Dengan bekal pemahaman itu semua diharapkan manusia mampu mengatur kondisi permukaan bumi dan manfaatnya.

Macam-macam Letak Geografi.

Macam-macam Letak Geografi - Untuk mengetahui dengan baik keadaan geografis suatu tempat atau daerah, terlebih dahulu perlu kita ketahui letak tempat atau daerah tersebut di permukaan bumi. 

Dengan mengetahui ini dapat dipahami berbagai hal menyangkut daerah tersebut, kehidupan penduduk di daerah tersebut, posisi daerah itu terhadap tempat atau daerah lain, dan latar belakang sejarah serta berbagai pengaruh yang pernah ada atau akan ada terhadap daerah tersebut.

a. Letak Astronomis

Yang dimaksud letak astronomis ialah letak suatu tempat dihubungkan dengan posisi garis lintang dan garis bujur, yang akan membentuk suatu titik koordinat.

Garis lintang ialah garis-garis paralel pada pola bumi yang sejajar dengan ekuator (khatulistiwa). Jadi, lintang utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah utara ekuator, sedangkan lintang selatan (LS) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah selatan ekuator. Jarak antarlintang diukur dengan satuan derajat. Lintang terendah adalah 0o (ekuator) dan lintang tertinggi adalah 90o (kutub utara dan kutub selatan). 

Yang dimaksud garis bujur (meridian) ialah semua garis yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan, tegak lurus pada garis lintang. Semua meridian adalah setengah lingkaran besar. Banyak sekali meridian dapat ditarik, namun agar tidak terlalu rapat, dibuat tiap 15o. Letak astronomis Indonesia, yaitu terletak pada 6o LU – 11o LS dan 95o BT – 141o BT.

Letak astronomis yang demikian itu menunjukkan bahwa Indonesia terletak di daerah iklim tropis. Daerah iklim tropis terdapat di antara atau tropic of cancer, dan atau tropic of capricorn. Hal ini mengakibatkan temperatur di Indonesia cukup tinggi (antara 26o – 28oC), curah hujan cukup banyak (antara 700 – 7.000 mm/tahun), terjadi hujan zenital (hujan naik ekuator), dan proses pelapukan batu-batuan cukup cepat serta terdapat berbagai jenis spesies hewan dan tumbuhan. 

Letak astronomis mengakibatkan terjadinya perbedaan waktu kira-kira 3 jam (tepatnya 46 x 4 menit = 184 menit) antara bagian paling timur dan paling barat Indonesia.

Sejak tanggal 1 Januari 1988 di Indonesia diberlakukan pembagian daerah waktu yang baru, menggantikan pembagian daerah waktu yang lama yang berlaku sejak 1 Januari 1964. Dengan berlakunya pembagian daerah waktu baru ini, terjadi pergeseran waktu di beberapa tempat.

Mari kita lihat pembagian daerah waktu di Indonesia sekarang ini.

Macam-macam Letak Geografi.

1) Daerah Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB)
Waktu Indonesia Bagian Barat berdasarkan meridian pangkal 105o BT, meliputi seluruh provinsi di Sumatera, seluruh provinsi di Jawa, Provinsi Kalimantan Barat, dan Provinsi Kalimantan Tengah (mempunyai selisih waktu 7 jam lebih awal dari waktu Greenwich).

2) Daerah Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA)
Waktu Indonesia Bagian Tengah berdasarkan meridian pangkal 120o BT, meliputi Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, Bali, NTT, NTB, dan seluruh provinsi di Sulawesi (mempunyai selisih waktu 8 jam lebih awal dari waktu Greenwich).

3) Daerah Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT)
Waktu Indonesia Bagian Timur berdasarkan meridian pangkal 135o BT, meliputi seluruh provinsi di Irian Jaya (Papua), Maluku, dan Maluku Utara (mempunyai selisih waktu 9 jam lebih awal dari waktu Greenwich).

b. Letak Maritim

Letak maritim adalah letak suatu tempat ditinjau dari sudut kelautan. Yakni apakah tempat itu dekat atau jauh dari laut serta apakah sebagian atau seluruhnya dikelilingi oleh laut dan sebagainya.

Letak maritim atau letak kelautan Indonesia sangat baik sebab wilayahnya yang berbentuk kepulauan dikelilingi oleh tiga lautan besar, yakni:

1) bagian timur Indonesia berhadapan dengan Samudera Pasifik.
2) bagian selatan Indonesia berhadapan dengan Samudera Hindia.
3) bagian utara Indonesia berhadapan dengan Laut Cina Selatan. 

Letak maritim yang demikian tentu saja membawa akibat yang baik bagi Indonesia, misalnya, adanya usaha atau kegiatan di bidang pelayaran, perikanan serta pelabuhan di wilayah Indonesia, menyebabkan Indonesia mempunyai potensi ekonomi besar untuk dikembangkan, dan Indonesia mempunyai posisi penting dalam percaturan politik dunia.

c. Letak Geomorfologis

Letak geomorfologis adalah letak berdasarkan morfologi suatu tempat di muka bumi. Letak geomorfologis Indonesia sangat bervariasi. Perbedaan letak geomorfologis mempunyai pengaruh yang bermacammacam, misalnya:

1) adanya suhu yang berbeda-beda sangat berpengaruh terhadap jenis tanaman,

2) menentukan ada tidaknya mineral-mineral yang dikandung oleh batuan tersebut,

3) menentukan kepadatan penduduk, misalnya tempat yang morfologi daratannya berbukit atau terjal kepadatan penduduknya kecil, dan

4) perlu memperhitungkan morfologi daerah sebelum membangun bangunan-bangunan, jembatan-jembatan, gedung-gedung, dan jalan-jalan raya.

d. Letak Geologis

Letak geologis ialah letak suatu daerah atau negara berdasarkan struktur batu-batuan yang ada pada kulit buminya. Letak geologis Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut, yaitu dari sudut formasi geologinya, keadaan batuannya, dan jalur-jalur pegunungannya.

Dilihat dari formasi geologinya, kepulauan Indonesia dibagi dalam tiga zona geologi (pertemuan tiga lempeng litosfer), yaitu:

1) bagian utara berbatasan dengan tameng Asia dan perluasannya ke arah selatan tenggelam di bawah permukaan air laut, yang dikenal dengan Paparan Sunda (disebut Lempeng Asia);

2) bagian barat dan selatan dibatasi oleh ”Benua Gondwana” yang terdiri atas India, dasar Samudera Hindia, Australia, dan perluasannya ke arah utara tenggelam di bawah permukaan air, yakni Paparan Sahul (disebut Lempeng Indo-Australia);

3) bagian timur dibatasi oleh dasar Samudera Pasifik (disebut Lempeng Dasar Samudera Pasifik yang meluas ke arah barat daya).

Dataran Indonesia Timur (Paparan Sahul) memiliki jenis batuan sama dengan di Benua Australia. Daerah peralihan antara kedua dataran tersebut disebut Daerah Wallace. Dilihat dari jalur-jalur pegunungannya, Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yakni rangkaian Sirkum Pasifik dan rangkaian Sirkum Mediterania. Oleh karena itu, di Indonesia:

1) terdapat banyak gunung berapi yang dapat menyuburkan tanah,
2) sering terjadi gempa bumi, dan
3) terdapat bukit-bukit tersier yang kaya akan barang tambang, seperti minyak bumi, batu bara, dan bauksit.

e. Letak Geografis

Letak geografis ialah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada pola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula oleh letak astronomis dan letak geologis. Jadi, kalau dilihat secara geografis, Indonesia terletak antara 6º LU - 11º LS dan 95º BT - 141º BT, antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, antara Benua Asia dan Benua Australia, dan pada pertemuan dua rangkaian pegunungan, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.

Letak geografis yang demikian menempatkan Indonesia pada posisi silang yang strategis dan baik. Hal ini dapat terlihat pada hal-hal berikut ini.

1) Indonesia terletak di daerah tropis yang panasnya merata sepanjang tahun dan hanya mempunyai dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Tidak adanya musim dingin di Indonesia menyebabkan kehidupan pertanian, perikanan, dan peternakan dapat berlangsung sepanjang tahun.

2) Karena terletak di antara dua samudera yang sangat ramai jalur pelayarannya, ditambah dengan adanya kekayaan flora, fauna, dan sumber-sumber mineral, akan sangat menunjang lalu lintas perdagangan dan menambah sumber devisa negara.

3) Letak di antara dua benua besar menyebabkan Indonesia memiliki iklim musim yang bergantian setiap 6 bulan sekali, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Iklim tersebut sangat berpengaruh baik terhadap usaha perkebunan, seperti teh, karet, kopi, tembakau, tebu, dan sebagainya. Tentu saja ini dapat membuat Indonesia memperbesar ekspor hasil-hasil perkebunan tersebut.

4) Karena terletak pada daerah lipatan muda maka sangat dimungkinkan pengeksploitasian terhadap sumber-sumber mineral, seperti minyak bumi, batu bara, besi, nikel, dan lain-lain.

f. Letak Ekonomis

Letak ekonomis ialah letak suatu negara ditinjau dari jalur dan kehidupan ekonomi negara tersebut terhadap negara lain. Letak ekonomis Indonesia sangat baik, sebab terletak antara Benua Asia dan Australia ditambah dengan beberapa tempat di sekitar Indonesia yang merupakan pusat lalu lintas perdagangan, 
misalnya: Kuala Lumpur dan Singapura. 

Negara tetangga Indonesia ini membutuhkan hasil-hasil pertanian dan hasil pertambangan yang banyak dihasilkan dari Indonesia. Kemungkinan Indonesia menjadi pusat pasar dunia yang besar sehingga banyak negara industri yang menanamkan modalnya di Indonesia.

g. Letak Sosiokultural

Letak sosiokultural adalah letak berdasarkan keadaan sosial dan budaya daerah yang bersangkutan terhadap daerah di sekelilingnya. Indonesia, secara sosiogeografis - kultural, terletak di simpang empat jalan antara Benua Asia dan Australia yang terdiri atas berbagai bangsa. Hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi budaya.

Secara sosiokultural, Indonesia mempunyai banyak persamaan umum dengan negara-negara tetangga. Misalnya, sama-sama merupakan negara sedang berkembang, sama-sama sedang mengalami masalah ledakan penduduk, sama-sama berlandaskan kehidupan beragama, sama-sama bekas negara jajahan, dan sebagian besar penduduknya mempunyai persamaan ras.

Dengan melihat kondisi-kondisi sosial tersebut, tidak mengherankan apabila bangsa-bangsa di Asia umumnya, dan Asia Tenggara khususnya, berupaya memajukan masyarakat dan memperbaiki keadaan sosiokulturalnya. Adanya kerja sama dan kontak sosial ini dapat dilihat dengan dibentuknya ASEAN, Asean Games, dan berbagai bentuk kerja sama lainnya.

Demikianlah Materi Macam-macam Letak Geografi, semoga bermanfaat.

Tata Geografi

Tata Geografi
Tata Geografi - Menurut Wardiyatmoko dan Bintarto untuk mengetahui ciri-ciri suatu daerah/negara, perlu dibahas tata geografi yang mencakup unsur fisik, topologi, dan biotik.

a. Pengaruh Unsur Fisik
Unsur fisik meliputi cuaca, air, relief, tanah, topologi, dan unsur biotik.

b. Pengaruh Unsur Topologi
Pengaruh topologi meliputi: letak, luas, bentuk, dan batas suatu wilayah yang berpengaruh terhadap unsur biotik.

c. Pengaruh Unsur Biotik
Flora, fauna, dan manusia saling memerlukan. Flora dan fauna merupakan bahan makanan, bahan pakaian, dan juga bahan bangunan bagi manusia. Flora dan fauna harus dipelihara agar jangan sampai punah.

Demikianlah Materi Tata Geografi, Selanjutnya baca juga Materi Macam-macam Letak Geografi.

Prinsip-prinsip dan Unsur Pokok Geografi

Prinsip-prinsip dan Unsur Pokok Geografi - Prinsip geografi menjadi dasar pada uraian, pengkajian, dan pengungkapan gejala, variabel, faktor, dan masalah geografi. 

Pada waktu melakukan pendekatan terhadap objek yang kita pelajari, dasar atas prinsip ini harus selalu menjiwainya. Secara teoretis, menurut Nursid Sumaatmadja prinsip itu terdiri atas prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi, dan prinsip keruangan.

Prinsip-prinsip dan Unsur Pokok Geografia. Prinsip Penyebaran

Prinsip penyebaran, yaitu suatu gejala yang tersebar tidak merata di permukaan bumi yang meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia. Gejala dan fakta geografi, baik yang berkenaan dengan alamnya, maupun mengenai manusianya, tersebar di permukaan bumi. Penyebaran gejala dan fakta tadi, tidak merata dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Dengan memperhatikan dan menggambarkan penyebaran gejala dan fakta tadi dalam ruang, kita telah dibimbing untuk mengungkapkan persoalan yang berkenaan dengan gejala dan fakta tadi. Dengan melihat dan menggambarkan berbagai gejala pada peta, kita akan dapat mengungkapkan hubungannya satu sama lain. Yang selanjutnya juga akan dapat meramalkannya lebih lanjut.

b. Prinsip Interelasi

Prinsip interelasi, yaitu suatu hubungan saling terkait dalam ruang,antara gejala yang satu dengan yang lain. Dasar kedua yang digunakan untuk menelaah dan mengkaji gejala dan fakta geografi, yaitu prinsip interelasi. Prinsip interelasi ini secara lengkap adalah interelasi dalam ruang.

Setelah kita melihat gejala dan fakta geografi itu penyebarannya dalam ruang atau di wilayah-wilayah tertentu, kita akan mengungkapkan pula hubungan antara faktor fisis dengan faktor fisis, antara faktor manusia dengan faktor manusia, dan antara faktor fisis dengan faktor manusia. Dari antar hubungannya itu, kita akan dapat mengungkapkan karakteristik gejala atau fakta geografi tempat atau wilayah tertentu.

c. Prinsip Deskripsi

Prinsip deskripsi, yaitu penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang diselidiki/dipelajari. Deskripsi, selain disajikan dengan tulisan atau kata-kata, dapat juga dilengkapi dengan diagram, grafik, tabel, gambar, dan peta.

Pada interelasi gejala satu dengan gejala yang lain atau antara faktor yang satu dengan faktor yang lain, selanjutnya dapat dijelaskan sebab-akibat dari interelasi tadi. Penjelasan atau deskripsi, merupakan suatu prinsip pada geografi dan studi geografi untuk memberikan gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah yang kita pelajari.

d. Prinsip Korologi

Prinsip korologi, yaitu gejala, fakta ataupun masalah geografi di suatu tempat yang ditinjau pesebarannya, interelasinya, interaksinya, dan integrasinya dalam ruang tertentu, sebab ruang itu akan memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala tersebut. Prinsip korologi, merupakan prinsip geografi yang komprehensif karena memadukan prinsip-prinsip lainnya. Prinsip ini merupakan ciri dari geografi modern.

Pada prinsip korologi ini, gejala, fakta, dan masalah geografi ditinjau penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dalam ruang. Baik penyebaran maupun interelasinya dan interaksinya dalam hubungan terdapatnya pada ruang tertentu. Faktor, sebab, dan akibat terjadinya suatu gejala dan masalah, selalu terjadi dan tidak dapat dilepaskan dari ruang yang bersangkutan. Ruang ini memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk karena ruang itu juga merupakan kesatuan.

Dalam meninjau sesuatu gejala berdasarkan prinsip korologi, misalnya pertanian, selalu diperhatikan penyebarannya dalam ruang, interelasinya dengan komponen-komponen atau faktor-faktor yang menunjang pertanian, dan interaksi pertanian itu dengan kehidupan pada ruang yang bersangkutan. Dengan demikian, kita akan mengungkapkan  karakteristik pertanian tersebut.

Dalam geografi terdapat dua unsur pokok, yaitu keadaan alam dan keadaan manusia.

a. Keadaan Alam (Realm of Nature)

Keadaan alam tidak dinamis dan tidak mengalami perubahan secara cepat bila dibandingkan dengan keadaan manusia. Keadaan alam meliputi lingkungan alam dan bentang alam. Pada lingkungan alam tercakup unsur-unsur:

1) kekuatan, seperti rotasi bumi, revolusi bumi, gravitasi, dan perubahan cuaca;
2) proses-proses, seperti proses erosi, sedimentasi, sirkulasi air, dan gejala-gejala vulkanisme;
3) unsur-unsur fisik, topologi, dan biotik. Unsur fisik meliputi iklim, air, dan tanah. Unsur topologi meliputi luas, letak, dan bentuk. Unsur biotik meliputi flora, fauna, organisme, dan manusia.

b. Keadaan Manusia (Human Realm)

Keadaan manusia mengalami perubahan yang lebih cepat dan bersifat dinamik dan kreatif. Keadaan manusia meliputi lingkungan sosial, bentang alam budi daya, dan masyarakat. Lingkungan sosial meliputi faktor-faktor kebiasaan, tradisi, hukum, dan kepercayaan.

Sedangkan bentang alam budi daya berupa hutan buatan, danau buatan, perkebunan, dan persawahan. Lingkungan geografi sangat berpengaruh terhadap pemusatan penduduk, penyebaran penduduk, perilaku, dan kebudayaan penduduk, serta hubungannya dengan keadaan alam sekitarnya.

Demikianlah Materi Prinsip-prinsip dan Unsur Pokok Geografi.

Struktur Organisasi Geografi

Struktur Organisasi Geografi - Seperti manusia yang memiliki organisasi kemasyarakatan, geografi juga mempunyai struktur ”organisasi” geografi yang bertujuan untuk memudahkan dalam menganalisis suatu masalah yang dihadapi.

Struktur organisasi geografi disusun sebagai berikut.

Struktur organisasi geografi.


a. Fakta Geografi: kejadian nyata.
Contoh: Gempa bumi di Sumatera Barat, tabrakan KRL di Bogor, wafatnya proklamator negara Republik Indonesia.

b. Distribusi ruang: di mana kejadian itu terjadi.

c. Skala peta: dapat dihitung jaraknya dari rumah Anda atau kota Anda ke kota tempat kejadian.

d. Asosiasi areal: hubungan antartempat yang memungkinkan wilayah formal.

e. Wilayah formal: wilayah yang ditandai dengan asosiasi areal yang ditandai dengan alam fisik (gunung dan sebagainya), biotik (hutan, sawah, kebun), dan sosial (masyarakat, RT, RW).

f. Interaksi ruang: adanya hubungan antara satu fakta dengan fakta yang lain dalam satu ruang/tempat. Dengan hubungan timbal balik biasanya akan timbul fakta baru.
Contoh: Interaksi antara gempa dan gelombang mengakibatkan bencana baru yang lebih hebat yang disebut tsunami.

g. Wilayah fungsional: wilayah-wilayah penting yang sangat erat kaitannya dengan objek kejadian. Misalnya terjadinya gempa tsunami di Jepang wilayah yang paling penting adalah kota Kyoto.

Demikianlah Materi Struktur Organisasi Geografi

Ciri dan Bentuk-Bentuk Galaksi

Sunday, July 21, 2013

Galaksi Bima Sakti
Ciri dan Bentuk-Bentuk Galaksi - Benda-benda langit itu ternyata berada dan bergerak sangat rapi dan teratur. Berkelompok-kelompok membentuk semacam keluarga atau kepulauan bintang. Bahkan merupakan suatu sistem bintang atau tata bintang yang disebut galaksi. 

Setiap galaksi terdiri atas jutaan bahkan milyaran bintang. Matahari kita adalah salah satu dari 40.000 juta bintang di jagat raya ini yang disebut galaksi Bima Sakti atau Kali Serayu atau disebut susunan jalan susu atau milky way system. 

Pada waktu malam hari galaksi bima sakti terlihat seperti sabuk warna susu yang membujur di langit. Jadi, galaksi Bima Sakti ini termasuk galaksi kita, yang di dalamnya berada tata surya kita, yaitu matahari, bumi, planet beserta satelitnya.


Untuk membedakan galaksi dengan kabut kosmis atau nebula, yaitu sebagai berikut.

1) Galaksi dapat terlihat jelas di luar jalur bintang Kali Serayu, jauhnya ribuan bahkan jutaan tahun cahaya dari matahari kita.
2) Galaksi mempunyai cahaya sendiri.
3) Galaksi mempunyai bentuk-bentuk tertentu, yaitu mempunyai inti yang bercahaya di pusatnya sehingga mudah dikenal.


Berdasarkan bentuknya ada tiga macam galaksi.

1) Galaksi Berbentuk Elips

Dari bentuk ini ada yang berbentuk bola, di tengah-tengahnya terdapat tumpukan bintang yang padat dan ada pula yang berbentuk lensa, di tengah tebal di tepi pipih. Kira-kira 17% dari galaksi yang telah dikenal mempunyai bentuk elips.

2) Galaksi Berbentuk Spiral/Pilin

Galaksi spiral tampak seperti putaran api yang maha besar. Kira-kira 80% dari galaksi ini sudah kita kenal, termasuk galaksi kita.

3) Galaksi Berbentuk Tak Beraturan

Nampak seperti bola-bola kecil yang berserakan tak teratur tanpa tepi yang tegas. Di antara ketiga bentuk tersebut strukturnya yang paling sempurna ialah bentuk spiral, yaitu sebagai berikut.

1) Mempunyai titik pusat sentral.
2) Lingkaran bintang yang bergerak mengelilingi sentralnya.
3) Piringan dengan lengan-lengan spiral yang selalu mengelilingi sentralnya.

Pada galaksi berbentuk elips susunannya lebih sederhana, yaitu:
1) mempunyai titik pusat sentral dan
2) mempunyai lingkaran bintang yang mengelilinginya.

Bentuk Galaksi Bima Sakti


- Bentuknya seperti cakram.
- Bagian tengahnya tebal dan menipis ke segala penjuru.
- Matahari kita terletak pada salah satu tepinya (berada sejauh ± 35.000 tahun cahaya dari pusatnya).
- Bagian tengah cakram berisikan ± 80 milyar bintang.
- Bagian tepi cakram berisikan ± 20 milyar bintang.
- Garis tengahnya ± 100.000 tahun cahaya dari pusatnya.
- Tebal bagian tengah cakram ± 10.000 tahun cahaya.
- Strukturnya spiral dan berotasi pada intinya.

Konsep, Pendekatan, Prinsip dan Aspek Geografi

Monday, May 27, 2013

Konsep, Pendekatan, Prinsip dan Aspek Geografi
Konsep, Pendekatan, Prinsip dan Aspek Geografi - Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad milenium (XX) ini, disebabkan adanya perkembangan seluruh unsur atau aspek ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Akibatnya sangat berpengaruh terhadap perubahan kondisi kelompok-kelompok sosial/masyarakat. Perubahan kelompok masyarakat menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan sosial. Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial (IPS) meliputi ilmu geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, dan politik.


Perkataan geografi berasal dari bahasa Yunani: geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan. Jadi, secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. Oleh karena itu, geografi sering juga disebut ilmu bumi. Akan tetapi, yang dipelajari dalam geografi bukan hanya mengenai permukaan bumi saja, melainkan juga berbagai hal yang ada di permukaan bumi, di luar bumi, bahkan benda-benda di ruang angkasa pun turut menjadi objek kajian geografi. 

Dengan demikian, definisi singkat di atas perlu diperluas dan dilengkapi sehingga mencakup semua hal yang dikaji dalam studi geografi. Berikut ini beberapa batasan atau definisi dari beberapa pakar Geografi.

a. Geografi adalah disiplin ilmu yang berusaha untuk menguraikan dan menginterpretasikan karakter variabel dari suatu tempat ke tempat lainnya di bumi sebagai tempat kehidupan manusia (Hart Shorne, 1960).
b. Geografi adalah studi tentang lokasi dan tatanan fenomena pada permukaan bumi dan proses-proses yang menyebabkan distribusi fenomena tersebut (Fielding, 1974).
c. Geografi adalah ilmu pengetahuan tentang perkembangan nasional dan pengujian terhadap teori-teori yang menjelaskan dan memperkirakan distribusi spasial dan lokasi berbagai karakteristik dari permukaan bumi (Yeates and Hagget, 1979).
d. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Semlok 1988 dan Nursid Sumaatmaja, 1997).


Geografi sebagai ilmu terus berkembang (expanding environment), perkembangannya begitu luas sehingga para pakar geografi (geograf) cenderung untuk membagi menjadi cabang-cabang ilmu pembantu guna menunjang pengetahuan geografi. Dalam perkembangannya, geografi menguraikan tentang permukaan bumi, iklim, ruang angkasa, penduduk, flora, dan fauna serta hasil-hasil yang diperoleh dari bumi, yaitu hasil interaksi antara manusia dengan lingkungannya.

Jika bumi dipandang dari segi teori lingkungan hidup, permukaan bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga lingkungan, yaitu sebagai berikut.

a. Lingkungan fisik (physical environment) atau abiotik adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa makhluk tak hidup, misalnya tanah, udara, air, dan sinar matahari.
b. Lingkungan biologis (biological environment) atau biotik adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa makhluk hidup, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan termasuk di dalamnya adalah manusia.
c. Lingkungan sosial (social environment) adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berwujud tindakan atau aktivitas manusia baik dalam hubungannya dengan lingkungan alam maupun hubungan antarmanusia.


Ilmu yang menerangkan aspek fisik meliputi geografi matematik, geologi, geomorfologi, meteorologi, oceanografi, dan sebagainya. Ilmu yang menerangkan aspek sosial seperti antropologi, geografi ekonomi, geografi politik, dan sebagainya.

a. Aspek Fisik

1) Geografi matematik, yaitu astronomi (ilmu falak), ilmu yang objeknya mempelajari benda-benda langit, bumi sebagai satelit, matahari sebagai bintang-bintang di langit.
2) Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, asal kejadian, struktur, komposisi dan sejarahnya (termasuk perkembangan kehidupan), dan proses alamiah yang membuat perkembangannya hingga sampai sekarang. Geologi meliputi cabang-cabang ilmu sebagai berikut.

a) Kristalografi, mineralogi, dan petrologi.
b) Struktur geologi, dan geofisika.
c) Stratigrafi dan historis geologi.
d) Geologi fisik dan geomorfologi.

3) Geomorfologi, yaitu ilmu yang objeknya tentang bentuk-bentuk permukaan bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut. Proses yang dominan adalah pelapukan dan erosi.
4) Meteorologi, yaitu ilmu yang objeknya mempelajari atmosfer, udara, cuaca, suhu, angin, awan, hujan, radiasi, matahari, dan sebagainya.
5) Oceanografi, yaitu ilmu yang objeknya mempelajari perairan laut serta gerakannya, pasang surut, arus, kedalaman, temperatur, kadar garam, dan nilai ekonomisnya. Juga tentang geologi dasar laut dan sebagainya.

b. Aspek Sosial

1) Geografi sosial/sosiologi, ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk perubahan sosial, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan sosial. Sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik berbagai segi kehidupan bersama.
2) Geografi ekonomi (geografi sosial ekonomi), ilmu yang objeknya mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup untuk dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya.
3) Geografi politik, ilmu yang objeknya mempelajari/studi tentang hubungan antara daratan dan lautan dengan politik untuk tujuan politik luar negeri. Jadi, metode/cara mempergunakan prinsip-prinsip geografi untuk meramalkan perkembangan politik dunia.
4) Antropologi/antropogeografi, ilmu yang objeknya mempelajari tentang penyebaran masyarakat bangsa-bangsa di bumi sehubungan dengan lingkungan geografi. Para ahli menganggap antropogeografi sama dengan human geografi.
5) Biogeografi, ilmu yang objeknya mempelajari kehidupan/biosfer di muka bumi (di darat, laut, dan udara).


Objek studi geografi sangat luas, namun dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu atmosfer, geosfer dan hidrosfer.

a. Atmosfer

Atmosfer atau ruang angkasa atau antariksa yang sangat menarik untuk dijadikan penelitian. Ternyata di ruang angkasa penuh dengan benda-benda langit yang jumlahnya tak terhingga (miliaran) dan mempunyai bentuk yang berbeda-beda.

Ada yang disebut bintang sejati (bintang tetap), planet (bintang beredar), komet (bintang berekor), meteor (bintang beralih), bulan (satelit), planetoid (asteroid), dan debu kosmis (debu udara). Objek benda-benda langit diselidiki oleh ilmu astronomi. Keadaan cuaca, angin, awan, hujan diselidiki oleh ilmu meteorologi. Keadaan iklim diselidiki oleh ilmu klimatologi.

b. Geosfer

Kulit bumi itu keadaannya berlapis-lapis, lapisan yang paling luar tebalnya ± 40 km yang terdiri atas lapisan sial (si – silica – al – aluminium) dan lapisan sima (si – silica – ma – magnesium) terletak di bawahnya. Kedua lapisan ini disebut kerak bumi atau kulit bumi (litosfer). Lapisan di bawah kerak bumi adalah lapisan plastis, tebalnya ± 2.900 km, disebut lapisan selubung atau mantel (misosfer). Lapisan di bawah mantel tebalnya ± 2.000 km terdiri atas unsur besi cair disebut lapisan inti luar.

Lapisan di bawah inti luar adalah lapisan inti bumi yang terdiri atas unsur besi padat dengan jari-jari ± 1.370 km, baik inti luar maupun inti dalam yang disebut barisfer. Lapisan barisfer terdiri atas unsur nikel dan besi atau nife (niculum ferum). Mengenai kejadian, struktur, dan komposisi batu-batuan kulit bumi diselidiki oleh ilmu geologi, sedangkan sifat batu-batuannya diselidiki oleh ilmu geofisika.

Banyak sekali objek geosfer yang dipelajari Geografi antara lain sebagai berikut.

1) Tentang penyebaran makhluk hidup secara geografi baik flora maupun manusia.
2) Bentuk-bentuk muka bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut seperti terjadinya pegunungan, lembah, ngarai, jurang, dan dataran tinggi.
3) Tentang fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan pada zaman pra sejarah yang terdapat pada lapisan bumi seperti fosil komodo dan gajah mamut.
4) Tentang penyebaran bangsa-bangsa dan adat-istiadat di muka bumi, ada ras kulit putih, kulit hitam, kulit kuning, kulit merah, dan kulit sawo matang (cokelat).

c. Hidrosfer atau Perairan

Hidrosfer adalah perairan yang mengelilingi bumi berupa samudera, laut, sungai, danau, gletser, air tanah, mata air, dan sebagainya. Perbandingan luas perairan dan luas daratan bumi adalah 72 : 28.

Keadaan laut mengenai air serta gerakannya pasang surut, arus laut, dalamnya, suhunya, kadar garamnya, dan nilai ekonomisnya diselidiki oleh oceanografi, sedangkan hidrografi adalah ilmu yang mempelajari hubungannya dengan pencatatan survei, pemotretan laut, danau, sungai, dan sebagainya.


Tujuan pembelajaran Geografi meliputi tiga aspek, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

a. Pengetahuan

1) Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-prosesnya.
2) Mengembangkan pengetahuan sumber daya alam, peluang, dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan.
c) Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan wilayah negara/dunia.

b. Keterampilan

1) Mengembangkan keterampilan mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan.
2) Mengembangkan keterampilan mengumpulkan, mencatat data, dan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek keruangan.
3) Mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecenderungan, dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.

c. Sikap

1) Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar.
2) Mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup.
3) Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam hal pemanfaatan sumber daya.
4) Mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya.
5) Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa.

Karakteristik Lempeng Tektonik dan Sebarannya

Friday, May 17, 2013

Karakteristik Lempeng Tektonik
Karakteristik Lempeng Tektonik dan Sebarannya - Akibat gerakan pembentukan muka bumi maka kerak bumi yang tebalnya sekitar 40 km dan di dasar samudera sekitar 10 km, terpecah menjadi sekitar 12 lempeng. Masing-masing lempeng bergerak mendatar, akibatnya terjadi pertemuan-pertemuan.


1. Di daerah dua lempeng bertemu/bertabrakan terjadi keadaan sebagai berikut.

a. Terjadi aktivitas intrusi, ekstrusi, dan vulkanisme.
b. Merupakan hiposentrum dalam dan dangkal.
c. Lempeng dasar samudera masuk di bawah lempeng benua terjadi palung-palung laut.
d. Tepi lempeng benua terjadi pegunungan, deretan pulau-pulau yang bergunung api.
e. Terjadi tumpukan sedimen campuran/batuan campuran/melange.

Di antara benua Australia dan Antartika terdapat pematang tengah samudera. Pematang ini melebar sebesar 6 - 7,5 cm per tahun. Pelebaran dasar samudera ini mendorong lempengan India - Australia ke arah utara sehingga bertabrakan dengan lempengan Eurasia. Tabrakan ini dimulai sekitar 25 juta tahun yang lalu dan terus berlanjut hingga sekarang.

Lempengan India-Australia sedang didorong ke bawah lempengan Eurasia. Proses ini disebut penunjaman. Tabrakan kedua lempengan tersebut membentuk Pegunungan Himalaya, yakni busur gunung api di Indonesia, parit Sunda, dan Jawa, serta tanah tinggi Nugini. Ausralia bagian utara telah didorong ke arah bawah sehingga membentuk Teluk Carpentaria dan Laut Timor serta Laut Arafuru.

Ketika pinggiran lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jauh ke dalam bumi, di bawah Indonesia. Suhu yang sangat tinggi telah melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. Di banyak tempat, magma ini kemudian muncul melalui retakan di permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api.

2. Di daerah lempeng bertemu/berpapasan terjadi keadaan sebagai berikut.

a. Terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah dan gempa tidak kuat.
b. Terdapat jalur tanggul di dasar laut yang terputus-putus.

3. Di daerah dua lempeng yang saling berjauhan terjadi keadaan sebagai berikut.

a. Pembentukan tanggul di dasar samudera sepanjang perenggangan lempeng, seperti tanggul-tanggul di dasar Samudera Atlantik, Samudera Pasifik.
b. Persebaran lempeng tektonik di bumi.
c. Benua Amerika bergerak menjauh dengan benua Afrika dan Eropa.
d. Vulkanisme dasar laut menghasilkan lava basa/lava encer.
e. Aktivitas gempa di dasar laut.

Lempeng dasar samudera yang lebih tipis, dapat didesak ke bawah oleh lempeng benua yang lebih tebal dan keras. Di tempat ini terbentuk palung laut, yaitu dasar laut yang dalam dan memanjang. Carilah di peta nama-nama palung laut Aleut, Jepang, Guam, dan Mindanao (Mariana). Itulah tempat lempeng dasar Samudera Pasifik yang menunjam ke bawah lempeng Benua Asia. Palung Jawa di sebelah selatan Pulau Jawa merupakan tempat pertemuan antara lempeng Benua Asia dan lempeng dasar Samudera Hindia.

Pegunungan di pantai Barat Amerika, deretan Pulau Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara itu adalah akibat dari pembentukan lempeng benua. Di sepanjang pegunungan dan pulau-pulau itu bermunculan puncak gunung api. Di wilayah tersebut sering terjadi gempa bumi yang kadang-kadang sangat kuat. 

Pada peta di bawah ini kita dapat mengamati daerah-daerah persebaran lempeng tektonik di bumi. Amatilah peta lempeng-lempeng tektonik di bumi pada gambar berikut. 

http://www.sibarasok.com/2013/05/karakteristik-lempeng-tektonik-dan.html

 

Most Reading