Pages

Showing posts with label Geografi Kelas X. Show all posts
Showing posts with label Geografi Kelas X. Show all posts

Sejarah Perkembangan Muka Bumi (Pangaea-Gondwana)

Friday, May 17, 2013

Perkembangan Muka Bumi
Sejarah Perkembangan Muka Bumi (Pangaea-Gondwana) - Proses perkembangan yang dialami planet bumi terus berlanjut sehingga menimbulkan perubahan-perubahan pada permukaan bumi. Perubahan ini disebabkan oleh energi yang kuat dari dalam bumi.


Para ahli geologi sependapat, terjadinya gerakan-gerakan benua, pelebaran dasar samudera, terjadinya gerakan tektonik, dan kegiatan vulkanisme disebabkan oleh kekuatan yang berasal dari dalam bumi sehingga di permukaan bumi terjadi perubahan/perkembangan muka bumi. Lempeng-lempeng tektonik itu bergerak dan saling bergeseran sehingga menyebabkan terjadinya benua-benua. Seperti benua Asia, Laurasia, jajaran pulau-pulau, dan pegunungan.

Berikut ini akan kita bicarakan mengenai terjadinya gerakan/pergeseran benua-benua atau teori apungan.

1. Alfred L. Wagner (1880 - 1930) dalam bukunya berjudul Die Enstehung der Kontinente Und Ozeane (Asal-usul Benua dan Lautan) diterbitkan tahun 1915.

a. Dibuktikan adanya persamaan garis kontur pantai timur Amerika Utara dan Amerika Selatan dan garis kontur Eropa Barat dan Afrika.
Dibuktikan adanya kesamaan formasi geologi sepanjang pantai Afrika Barat (dari Sierra Leone - Tanjung Afrika Selatan) dengan formasi geologi pantai timur Amerika (dari Peru - Balsia Blanca).
b. Daerah Green Sandria bergerak menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 36 m/th. Pulau Madagaskar bergerak menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 m/tahun.
c. Benua yang sekarang ini, dulunya satu yang disebut benua Pangaea. Benua Pangaea pecah, di bagian selatan bergerak menuju ke barat dan ke utara menuju khatulistiwa. Karena peristiwa tersebut terjadilah halhal sebagai berikut.

1) Bentangan benua dan samudera mengapung sendiri-sendiri.
2) Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika bergerak ke arah barat sehingga terjadi lipatan permukaan bumi yang berwujud bentang pegunungan di pantai barat Amerika dari arah utara - selatan.
3) Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang patahan St. Andreas dekat pantai barat Amerika Serikat.

4) Samudera Hindia mendesak ke arah utara sehingga benua India terdesak dan menimbulkan terjadinya deretan pegunungan Himalaya.
5) Keadaan benua-benua dewasa ini pun masih terus bergerak. Dapat dibuktikan makin melebarnya celah-celah yang terdapat di alur-alur dasar samudera.

Pokok-pokok teori kontraksi. Karena mengalami pendinginan terus-menerus maka bumi kita makin susut dan berkerut, kerutan tersebut menyebabkan terjadinya lembah-lembah di permukaan bumi.

Meneruskan teori Des Cartes, akan tetapi E. Suess menambahkan bahwa persamaan geologi yang terdapat di Amerika Selatan, Antartika, India, Australia karena semula benua itu satu yang disebut Benua Gondwana. Benua itu dewasa ini tinggal sisa-sisanya karena sebagian telah tenggelam di bawah permukaan laut.

Ahli geofisika Kanada, J. Tuzlo dan ahli geofisika Amerika Jason Morgan, mengajukan skema teori lempeng tektonik pada tahun 1960-an. Teori ini menyatakan litosfer bumi terdiri atas beberapa lempeng keras. Lempeng ini bergeser dan bergerak di atas lapisan yang lebih lunak yang disebut astenosfer. Sebuah lempeng dapat menyusun seluruh tumbukan samudera, seperti lempeng Pasifik, atau bagian lempeng samudera dan bagian tumbukan benua, seperti lempeng Amerika Utara. Tumbukan samudera baru menghasilkan pegunungan samudera (deretan gunung bawah air yang terbentuk akibat kulit samudera muda).

Kulit samudera tua tenggelam atau tersubdaksi ke mantel bumi pada zona subdaksi, yang ditemukan pada bagian terdalam samudera, disebut trenches. Sebagai lempeng yang bergerak, mereka menyatu dan membentuk pegunungan. Batas lempeng adalah daerah tersering terjadi gempa bumidan paling banyak terdapat gunung api.

Indonesia terdiri atas 3 lempeng, yaitu lempeng Hindia atau Indo- Australia di bagian selatan, lempeng Eurasia di bagian utara dan lempeng Pasifik di bagian timur. Lempeng bergerak dengan kecepatan 3 - 10 cm per tahun. 

Pada suatu saat pertemuan antarlempeng akan mngalami pergeseran yang mengakibatkan lempeng menumpuk, melipat, atau patah. Ketika gerakan ini terjadi lempeng mengeluarkan stress atau energi yang tidak sedikit. Energi inilah yang mengakibatkan gelombang tsunami jika gempa di bawah laut atau samudera.

Tsunami adalah serangkaian gelombang laut yang besar yang disebabkan oleh gempa bawah laut, tanah longsor, atau letusan gunung berapi. Yang jarang terjadi adalah tsunami yang dihasilkan oleh longsoran besar ke lautan atau meteor raksasa yang menumbuk lautan. Tsunami bukan merupakan gelombang tunggal, tetapi terdiri atas banyak gelombang, atau disebut pula wave train (gelombang kereta). Di tengah lautan, ketinggian gelombang tsunami tidak lebih dari 30 cm, terlihat seperti gelombang laut kebanyakan.

Ketika mencapai daerah lautan dangkal, kecepatan gelombang bekurang, menyebabkan ketinggian gelombang bertambah. Ini yang menyebabkan gelombang tsunami ketika mencapai pantai, ketinggiannya lebih dari 3 m bahkan ada yang mencapai 30 m. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan tsunami, justru membuat mereka pergi ke pantai untuk melihat seperti apa tsunami. 

Bayangan tentang tsunami hanya gelombang air laut setinggi setengah meter sampai satu meter seperti biasa digunakan untuk surfing. Pada kenyataannya, tsunami tidak seremeh yang dibayangkan. Tenaga sapuan air luar biasa besarnya baik tenaga penarik ke lautan dan tenaga pendorong ke daratan. Itu sebabnya korban sebagian tenggelam karena tertarik ke lautan dan sebagian lagi tenggelam di daratan akibat meluapnya air karena tenaga pendorong air.

Cara terbaik yang dilakukan ketika bencana tsunami datang adalah pergi atau mengungsi ke tempat yang tinggi seperti bukit atau gunung. Karena umumnya tsunami diawali dengan gempa, sedangkan jika bencana gempa datang dapat dipastikan adanya gempa susulan. Untuk menghindari tsunami dan gempa susulan, yang harus dilakukan selain pergi ke bukit atau gunung, adalah menghindari tebing, tiang listrik, dan berada di dalam bangunan. Cari tempat terbuka yang berada di tempat tinggi seperti lapangan atau lapangan udara.

Ciri datangnya tsunami selain gempa, surutnya air laut secara tiba-tiba. Pada kejadian di Aceh (26/12) air laut surut sampai 500 m di belakang garis pantai normal. Air yang surut ini akibat hukum keseimbangan air di mana air akan bergerak untuk mengisi tempat-tempat kosong untuk mencapai kondisi seimbang. 

Sesaat setelah lempeng bergeser, daerah di sekiar pergeseran bergeser, daerah di sekitar pergeseran akan kosong menyebabkan air bergerak ke arah tersebut. Gerakan air akan menimbulkan pergolakan air yang nantinya akan menyebabkan tsunami di daerah pantai dan air akan kembali dengan sangat cepat.

Para peneliti geologi (gabungan dari negara-negara maju) yang mengadakan penelitian di kutub selatan (1969 - 1970) pusatnya di Trans Antartik Tengah, bertujuan untuk membuktikan teori A.L. Wagner. Dari hasil penelitian menemukan bukti sebagai berikut.

a. Daerah tersebut pada 200 juta tahun yang lalu merupakan daerah khatulistiwa.
b. Diketemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba/labyrintodont seperti salamander.
c. Fosil seperti itu juga ditemukan di Amerika Selatan dan Afrika. Teori gerakan-gerakan benua yang lain juga beranggapan bahwa 200 juta tahun yang lalu hanya ada satu benua di planet bumi ini. Dari pengembangan ilmu pengetahuan alam, pengetahuan geologi, dan magnitisme makin lama terdapat bukti-bukti yang menguatkan teori apungan benua.

Zaman Mesozoikum dan Zaman Kenozoikum

Thursday, May 16, 2013

tumbuh-tumbuhan berdaun lebar, binatang melata, amfibi
Zaman Mesozoikum

Masa Mesozoikum terdiri atas zaman kapur, jura, dan trias. Zaman kapur berumur kurang lebih 90 juta tahun, jura 140 tahun, dan trias 190 tahun. Ketiga zaman ini disebut tingkat kehidupan pertengahan.

Keadaan iklim pada waktu itu adalah panas dan basah. Hal ini dapat diketahui dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan flora dan fauna yang ada pada saat itu. Pada zaman ini mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berdaun lebar, binatang melata, amfibi, dan ikan serta binatang menyusui pertama. Kehidupan flora dan fauna penyebarannya terbatas.


Masa Kenozoikum disebut juga masa Neozoikum, terdiri atas zaman tersier dan kwartir dan merupakan tingkat kehidupan baru.

a. Zaman Tersier
Zaman tersier terbagi menjadi zaman eosen, oligosen, dan pleiosen. Zaman eosen berumur 70 juta, oligosen 42 juta tahun, miosen 30 juta tahun, dan pleiosen 16 juta tahun.

Pada zaman tersier tumbuh-tumbuhan berkembang biak dan meluas ke seluruh wilayah kontinen, demikian juga mulai timbul dan berkembang, tumbuh-tumbuhan berbunga. Binatang menyusui dan burung-burung mulai meluas pada zaman ini. Keadaan iklim tidak begitu berbeda dengan zaman sekunder. Pada zaman ini batu bara muda mulai terbentuk.

b. Zaman Kwartir
Zaman kwartir terdiri atas zaman pleistosen atau dilluvium dan zaman holosen atau alluvium. Kedua zaman ini berumur kurang lebih 3 juta tahun yang lalu. Pada zaman kwartir telah muncul manusia pertama.

Untuk lebih jelasnya, amatilah urutan tabel skala waktu geologi sebagai berikut.


Skala Waktu Geologi

Demikianlah rangkaian materi sejarah pembentukan bumi dan perkembangannya.

Zaman Paleozoikum

zaman Paleozoikum ini dibagi lagi menjadi lima zaman yaitu Zaman Kambrium, Silur, Devon, Karbon, dan Zaman Perm.
Zaman Paleozoikum - Pada zaman Paleozoikum ini dibagi lagi menjadi lima zaman yaitu Zaman Kambrium, Silur, Devon, Karbon, dan Zaman Perm.


Endapan yang terbentuk pada masa Kambrium banyak ditemukan fosil sehingga banyaklah yang dapat diketahui tentang keadaan kehidupan masa itu. Masa ini ditandai oleh adanya endapan-endapan yang mengandung jasad-jasad fosil yang telah mencapai tingkat perkembangan yang tinggi, bila dibandingkan dengan yang dijumpai pada masa Prakambrium. Semua masih hidup terbatas pada air. Oleh karena itu, sisa-sisa peninggalannya hanya berupa jasad-jasad air, terutama jasad-jasad samudera. Contohnya archaecyata dan binatang Trilobit Olenellus.

1) Archaecyatha
Peranannya seperti binatang karang. Jenis ini banyak membentuk endapan-endapan gamping yang tebal. Pembentukannya seperti yang dibuat oleh binatang karang sekarang ini di laut-laut daerah tropika. Gamping yang mengandung Archaecyatha telah banyak ditemukan di California, Siberia, Spanyol, Australia, dan lain-lain.

2) Binatang Yang menjadi fosil penunjuk yang terpenting yang pada zaman Kambrium adalah Trilobita, yaitu sebangsa jenis udang-udangan yang berkulit keras.

Batuan pada masa Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung banyak pirit, sedimen pasir, dan berlempung yang kaya akan fosil. Pada masa ini tidak terdapat batas iklim yang nyata, jasad yang membentuk gamping memerlukan air yang hangat. Jadi, pada saat itu iklimnya sedang, bahkan panas. Masa Kambrium ditaksir lamanya 70 juta tahun.

Anggapan yang menyebabkan binatang-binatang yang dapat memfosil semakin banyak dan ditemukan sebagian besar di daerah tertentu, misalnya Kanada Barat sebagai berikut.

a) Pada masa Kambrium, batu-batuan terkena pengaruh metamorfosa lebih kecil sehingga lapisan-lapisan batu-batuan yang telah diendapkan dalam zaman geologi yang lebih muda.
Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan barang-barang pecah-belah.

b) Setelah Prakambrium, beberapa kelompok binatang lebih banyak mempunyai kerangka maka kemungkinan untuk memfosil lebih besar. 

Dengan menggunakan fosil maka dapat diketahui 3 macam zaman Kambrium, yaitu fauna Kambrium bawah, fauna Kambrium tengah, dan fauna Kambrium atas.

a) Fauna kambrium bawah
Masih bersifat kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih terdapat di mana-mana di dunia (Trilobit Olenellus).

b) Fauna kambrium tengah
Sudah terbagi menjadi daerah-daerah fauna pasifik dan Atlantik. Daerah Atlantik sebagai fosil binatang Paradoxides (Pasifik Olenoides).

c) Fauna kambrium atas 
Daerah fauna Pasifik bercirikan Diclocephalus dan terus menembus Eropa-Tiongkok-Tibet sampai Spanyol. Daerah fauna Atlantik bercirikan Olenus.


Pada zaman Silur, penyebaran fauna lebih luas dibandingkan dengan masa Kambrium. Banyak kelompok binatang baru muncul pada zaman Silur ini. Di antaranya yang terpenting adalah Vertebrata atau binatang bertulang punggung. Graptalit adalah ciri fosil penujuk pada masa Silur dan merupakan kumpulan/kalori binatang kecil yang disebut Rabdosoma.

Sedimen pasir gamping, kebanyakan diendapkan pada tempat-tempat daerah yang terangkat di dekatnya. Banyak binatang karang berkembang biak dengan baik sehingga jasad-jasadnya meninggalkan lapisan batu gamping yang tebal.

Sedimen dengan ciri fasies Graptalit terbentuknya di lautan yang dalam, tetapi kini ternyata kebanyakan di antara lempung-lempung itu diendapkan di lautan yang dangkal, yang kadang-kadang tertutup oleh ganggang laut. Hal ini menyebabkan laut berwarna hitam (Laut Hitam). Di Indonesia zaman Silur adalah zaman yang tertua yang diketahui. Fosil Silur berupa koral bulat yang bernama Halisites, telah banyak ditemukan orang dalam batu-batu lepas dalam suatu sungai di Papua.

Air hujan di Niagara terjadi pada endapan-endapan Silur. Iklim pada zaman Silur di mana-mana mengalami panas yang hampir sama dengan masa Kambrium. Adanya sisa evaporit-evaporit menunjukkan adanya iklim yang kering dan mungkin ada suasana gurun.


Zaman ini bercirikan munculnya tumbuh-tumbuhan darat dan binatang bertulang punggung. Di laut dijumpai perkembangan luas kelompok-kelompok binatang yang tidak bertulang punggung, seperti Amronit. Pada dasarnya Devon terbagi atas 3 macam, yaitu Devon bawah, Devon tengah, dan Devon atas.

Pada umumnya daerah Old Red Sandstone (ORS) terdiri atas Arkosa Konglomerat, batu pasir, yang kesemuanya berasal dari perombakan pegunungan Kaledonia. Daerah ORS ini meliputi daerah sekitar pegunungan Kaledonia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia, Spitsbergen, Grondalia, hingga jauh melampaui dataran tinggi Rusia. Khusus di Grondalia, ORS berselang-seling dengan endapan-endapan laut dangkal. Demikian pula di Tiongkok terdapat endapan ORS, terutama di Kuangli (karena ada hubungan lautan pada saat benua Eropa dan Asia masih bersatu).

Pada zaman Devon banyak ditemukan lapisan-lapisan endapan daratan yang sungguh luas. Banyak di antaranya diendapkan dalam sungai atau dalam danau. Dalam lapisan banyak ditemukan fosil-fosil ikan, demikian pula perkembangan tumbuhan daratan baru berarti setelah zaman Devon.

Pada zaman Devon keadaan iklim sangat panas, dan di daerah tropika banyak hujan disertai tumbuhan berkembang, mengakibatkan terjadinya tanah merah yang bersifat laten. Di samping itu dengan adanya sungai-sungai dan danau-danau, menunjukkan iklim yang agak lembab. Di beberapa tempat ditemukan bekas-bekas yang menunjukkan adanya gletser-gletser besar. Bekas-bekas ini ditemukan di Afrika Selatan,
Grondalia, dan Amerika.

Di Indonesia zaman Devon hanya dapat ditunjukkan di beberapa tempat saja, yaitu dengan adanya Heliolithes dan Tetracoralla. Clathrodyctyon daerah sungai Telen di Kalimantan adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang telah terbukti mempunyai batuan-batuan Devon.


Zaman ini ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon bebas di pelbagai bagian dunia. Karbon atau Carbonium atau Arang ini amat berpengaruh pada keadaan cuaca/iklim. Pada zaman Karbon ini terjadi pembentukan pegunungan; hal-hal inilah yang menyebabkan zaman Karbon dapat dikenal dengan nyata. Terjadinya batu bara sangat erat hubungannya dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan. Adanya karang menunjukkan iklim sedang yang agak panas; adanya sedimen Klasika yang berwarna merah dengan rekah kerut menandakan iklim kering/arid. 

Adanya tumbuh-tumbuhan dengan daun yang cukup rindang menunjukkan adanya pelembagaan. Tidak adanya lingkaran tahun pada batang-batang serta tumbuh terus, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang menyolok. Endapan batu bara yang berwarna merah menunjukkan peninggalan yang kering dan gersang.

Perkembangan naptelia, amfibia yang muncul pada zaman Devon mengalami perkembangan pesat, demikian pula perkembangan serangga, lebah, dan lipan. Serangga pada zaman ini ialah pemakan daging/bangkai. Pada tempat di mana karbon diendapkan sebagai lapisan dasar laut, di sana dijumpai karang/koral dalam jumlah yang besar. Perkembangan tumbuhan (paku/pakis, kawat/sumbar batu) lebih nyata dibandingkan dengan binatang bertulang punggung.


Ciri-ciri perm ialah bahwa letak lapisan yang diskor dan di atas karbon mengandung batu bara, juga adanya penyimpangan fauna laut dari 2 karbon fosil pada zaman Paleozoikum akhir.

Di Indonesia peninggalan perm ditemukan di Timor pada lembah sungai Noil, besi di Miaffo Timor Barat Daya berupa lapisan lava-lava bantal (kegiatan vulkanik). Di Sumatera berupa gamping dan koral disertai dengan batuan dari gunung berapi. Lapisan perm mengandung minyak, koalium (bahan porselin), lempung keramik, besi, dan batu bara.

Pada umumnya dalam sejarah bumi ditemukan kaidah-kaidah sebagai berikut.

a. Bila perbedaan tinggi topografi tidak seberapa dan terdapat genangan laut yang luas maka akan terdapat iklim yang agak panas dan merata di bagian bumi yang luas.

b. Bila perbedaan tinggi topografi besar, yaitu selama sesudah ada orogenese atau pengangkatan pegunungan yang meluas di seluruh dunia, ada pembagian iklim dalam beberapa daerah, yaitu iklim kutub, sedang, kering, gersang, dan iklim hujan tropis.

Jadi, dari masa Paleozoikum dan Prakambrium dapat disimpulkan beberapa hal, yakni sebagai berikut.

a. Pada zaman Azoikum dapat dikatakan belum ada kehidupan sama sekali, barulah pada zaman Protonozoikum mulai ada kehidupan.

b. Pada zaman Paleozoikum mulai ada fosil-fosil baik berasal dari flora maupun fauna.

c. Pada zaman Paleozoikum dapat disebut mulai ada tingkat kehidupan. Pada saat itu mulai timbul berbagai kehidupan seperti tumbuhan daratan pertama, trolobita, ikan, ubur-ubur, di mana tingkat kehidupan masih sangat sederhana.

Zaman Prakambrium

Zaman Prakambrium lebih tua dari zaman Kambrium
Zaman Prakambrium lebih tua dari zaman Kambrium, di mana lapisan-lapisannya terdapat di bawah lapisan-lapisan yang mengandung fosil. Jelasnya, lapisan batuan baru dikatakan pasti berumur Prakambrium jika tertutup lapisan yang berfosil Kambrium.

Penampakan batuan Prakambrium sangat jarang sekali dijumpai di permukaan bumi, hanya di beberapa daerah dan terbatas pada tempat tertentu. Diperkirakan batuan Prakambrium tampak di permukaan bumi karena batuan-batuan itu sejak terjadi tidak pernah tertutup oleh sedimen yang lebih muda dan sedimen-sedimen muda yang ada sudah habis terkikis oleh erosi. Umumnya daerah-daerah itu merupakan bagian pusat benua.

Karena bentuknya agak melingkar dan permukaannya sedikit cembung maka inti-inti Prakambrium disebut perisai benua. Di sekitar bagian pusat yang berbentuk perisai itu, lapisan Prakambrium tertutup oleh lapisanlapisan yang lebih muda, makin jauh dari bagian pusat akan semakin tebal.

Lapisan Prakambrium terdiri atas batuan-batuan berhablur, baik yang berasal dari pembekuan magma cair, maupun dari peleburan dan penghabluran kembali sedimen-sedimen dan batu-batuan lainnya, yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dan fisis pada sedimen-sedimen dan batuan beku.

Seringkali batu-batuan Prakambrium sangat sulit diselidiki untuk mengetahui proses manakah di antara ketiga proses tersebut yang sesungguhnya telah membentuk batuan tadi, dan diantaranya dapat ditemukan bentuk-bentuk peralihan. Oleh sebab itu, pelapisan seperti pada sedimen-sedimen tidak banyak diketahui. Seandainya terdapat perlapisan maka seringkali hal ini disebabkan juga oleh perubahan-perubahan fisis dan kimiawi tertentu pada tekanan yang tinggi. Hubungan dalam ruang dari batuan sangat rumit dan sulit untuk diuraikan.

Pada masa Prakambrium dapat diketahui pula bahwa di beberapa daerah terdapat iklim yang sangat dingin (endapan terbentuk oleh es darat atau gletser), sedangkan pada saat lain, iklimnya panas dan lembap (lapisan yang berwarna merah dengan rekah kerut), tetapi sangat sukar untuk menentukan iklim dari lapisan-lapisan sedimen yang ada. Pada waktu itu permukaan bumi yang ada di atas muka laut merupakan gurun, yang tidak disebabkan karena kekurangan air yang sangat besar (Sahara), tetapi karena pada waktu itu belum terdapat tumbuh-tumbuhan darat. Faktor lain adalah adanya oksigen bebas dalam atmosfer, yang jauh lebih  sedikit daripada sekarang.

Sesudah diadakan penelitian dan penyelidikan yang saksama terhadap sisa-sisa batuan, diketahui bahwa pada masa Prakambrium tidak ditemukan bentuk-bentuk hidup dengan tekstur dan bentuk yang terang/jelas. Tekstur adalah istilah yang dipakai untuk bentuk-bentuk dan arah-arah di dalam batuan, misalnya tekstur butir. 

Struktur adalah istilah yang lebih banyak dipakai untuk bentuk-bentuk yang terbangunkan oleh kumpulan batuan kubah. Di samping itu juga didapati jejak rayapan cacing atau binatang serupa itu. Dalam masa Prakambrium tidak ada jasad-jasad yang dapat membuat rangka yang keras sehingga pemfosilan tidak mungkin terjadi.

Selanjutnya baca juga materi Zaman Paleozoikum

Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya

Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya
Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangan nya - Kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi, yang sangat kita rasakan luas sekali. Bayangkan saja jari-jari bumi 6.370 km. Panjang keliling khatulistiwa (garis ekuator) 40.000 km, berarti 40 kali panjang Pulau Jawa. Bumi merupakan salah satu anggota tata surya (sistem matahari). 

Ada sembilan planet yang kita kenal, berturut-turut dari yang terdekat ke matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. 

Bersama-sama dengan delapan planet lainnya bumi beredar mengelilingi matahari. Zaman pembentukan bumi dan planet, waktunya sudah lama jutaan tahun yang lalu. Proses pembentukan batu-batuan di dalam bumi, di permukaan bumi, dan reliefnya bertahap sesuai zaman sejarah geologi.

Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut. 

Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-planet yang jumlahnya delapan. Berturut-turut nama-nama planet yang masuk susunan Matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Dari gumpalan yang terlepas tersebut (planet) terlepas pula sebagian dari planet, tetapi juga tetap berputar dan mengelilingi gumpalan yang ditinggalkan, itulah yang disebut Bulan atau Satelit. Kejadian tersebut memakan waktu yang sangat lama. Jadi, Bumi yang seperti sekarang ini baru terjadi setelah berjuta-juta tahun yang lalu. Sesudah

Bumi bertambah dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan lama-kelamaan bagian luarnya makin padat sehingga pada permukaan bumi dapat ditempati manusia, tumbuh-tumbuhan serta makhluk hidup lainnya. Lapisan kerak bumi paling luar memiliki ketebalan ± 1.200 km. Menurut ahli geologi, pada permukaan bumi ini terdapat berbagai oksida yang sebagian besar (± 60%) berupa oksida silikon (SiO2).

Sesudah Bumi terbentuk bersama-sama planet lainnya, bahan-bahan yang lebih berat menggumpal di dalam inti, sedangkan keraknya terdiri atas unsur-unsur silikon dan magnesium. Lebih ke dalam lagi terdapat lapisan yang banyak mengandung unsur persenyawaan logam sulfida. 

Yang paling dalam adalah inti yang mengandung besi dan nikel. Tebal dari masing-masing bagian dapat diketahui dengan menyelidiki jalannya gelombang gempa karena gelombang dibiaskan oleh lapisan tadi sesuai dengan kecepatan gelombang pada lapisan tersebut.

Zaman sejarah pembentukan bumi dapat dibagi menjadi 4, yaitu Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum yang akan kita bahas satu-persatu pada materi selanjutnya.

Metode Pendekatan Geografi (Keruangan, Regional, Ekologi dan Historis)

Sunday, April 7, 2013

Metode Pendekatan Geografi (Keruangan, Regional, Ekologi dan Historis) - Ruang lingkup geografi dapat dikatakan sangat luas. Metode pendekatan yang dapat digunakan tidak lagi hanya dari aspek keruangannya saja, melainkan juga aspek sistem-sistem lainnya. 

Ada beberapa pendekatan geografi menurut Nursid Sumaatmadja, yaitu pendekatan keruangan, ekologi, historis, dan pendekatan sistem.

1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/metode-pendekatan-geografi.html
Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas dalam geografi. Pada pelaksanaan pendekatan keruangan ini harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku.

Prinsip-prinsip tersebut antara lain: prinsip penyebaran, interelasi, dan deskripsi, sedangkan yang termasuk pendekatan keruangan, yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional. Secara teoretis pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain, akan tetapi pada kenyataan praktisnya, berhubungan satu sama lain.

a. Pendekatan Topik

Dalam mempelajari suatu masalah geografi di wilayah tertentu, kita dapat mengadakan pendekatan dari topik tertentu yang menjadi perhatian utama. Misalnya di daerah tertentu, topik yang menjadi perhatian utama adalah kelaparan maka kelaparan inilah yang menjadi sorotan utama dalam pendekatan topik.

Yang menjadi pegangan pokok dalam melakukan pendekatan topik ini, yaitu tidak boleh dilepaskan hubungannya dengan ruang yang menjadi wadah gejala atau topik yang kita dekati.

Faktor-faktor geografi seperti manusianya dan keadaan fisisnya tidak boleh diabaikan. Dengan landasan keruangan ini, kita akan dapat mengungkapkan karakteristik kelaparan di daerah yang bersangkutan kalau dibandingkan dengan gejala atau kelaparan di wilayah yang lainnya.

Kelaparan di daerah tersebut diungkapkan jenis-jenisnya, sebabsebabnya, penyebarannya, intensitasnya, dan interelasinya dengan gejala yang lain dan dengan masalah secara keseluruhan.

b. Pendekatan Aktivitas Manusia (Human Activities)

Aktivitas penduduk ini dapat ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan deskripsinya dengan gejala-gejala lain yang berkenaan dengan aktivitas tadi. Ditinjau dari penyebarannya, kita akan dapat membedakan jenis aktivitas tadi sehubungan dengan mata pencarian penduduk. Apakah aktivitas itu berlangsung di daerah pegunungan, apakah di dataran rendah, apakah dekat dengan sungai, apakah dari sungai, apakah di pantai, dan seterusnya.

Dari kegiatan penyebaran penduduk tadi, kita dapat mengungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, dengan hidrografi, dengan keadaan komunikasi-transportasi, dengan keadaan tinggi-rendah permukaan, dan dengan faktor-faktor geografi lainnya. Oleh karena itu, kita dapat membuat suatu deskripsi tentang aktivitas penduduk tadi berdasarkan interelasi keruangan dengan gejala-gejala lain dan dengan berbagai masalah sebagai sistem keruangannya.

2. Pendekatan Regional

Pendekatan regional berarti mendekati suatu gejala atau suatu masalah dari regional, wilayah tempat gejala atau masalah tersebut tersebar. Tekanan utama pendekatannya bukan kepada topik atau aktivitas manusianya, melainkan kepada region yang merupakan tempat atau wadahnya.

Jadi, wilayah dan ekologinya berdiri sendiri dalam satu ruangan. Misalnya dalam melakukan studi tentang masalah kelaparan, kita dapat melakukan pendekatan regional tentang gejala kelaparan tadi. Dalam hal ini meninjau kelaparan berdasarkan wilayahnya. Pertanyaan yang dapat dikemukakan, yaitu di wilayah-wilayah mana saja kelaparan terjadi? Kita akhirnya dapat mengungkapkan penyebaran gejala atau masalah kelaparan di permukaan bumi.

Berdasarkan penyebarannya kita dapat pula mengungkapkan apa sebabnya kelaparan itu terjadi di region/wilayah yang bersangkutan. Selanjutnya kita dapat mengungkapkan interelasi dan interaksi gejala kelaparan itu dengan gejala-gejala yang lain pada region yang sama.

Dalam hal ini berarti bahwa kita telah mengungkapkan interelasi dan interaksi keruangan gejala kelaparan dengan gejala atau faktor geografi lainnya, seperti faktor aktivitas penduduknya. Selanjutnya, dari hasil pendekatan regional dengan didasarkan atas prinsip-prinsip geografi, kita akan dapat mengadakan deskripsi gejala atau masalah kelaparan tadi pada region/wilayah yang bersangkutan.

3. Pendekatan Ekologi (Ecological Approach)

Geografi dan ekologi adalah dua bidang ilmu yang berbeda satu sama lain. Geografi berkenaan dengan interelasi kehidupan manusia dengan faktor fisisnya yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya. Sedangkan ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. 

Prinsip dan konsep yang berlaku kedua bidang ilmu tersebut, berbeda satu sama lain. Karena ada kesamaan pada objek yang digarapnya, kedua ilmu tersebut pada pelaksanaan kerjanya dapat saling menunjang dan saling membantu.

Pendekatan ekologi adalah suatu metodologi untuk mendekati, menelaah, dan menganalisis suatu gejala atau masalah dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi. Dalam hal ini, metodologi pendekatan, penganalisisan, dan penelaahan gejala dan masalah geografi. Pandangan dan penelaahan ekologi diarahkan kepada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alam.

Pandangan dan penelaahan ini dikenal sebagai pendekatan ekologi, yang dapat mengungkapkan masalah hubungan penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Pada pendekatan ekologi suatu daerah pemukiman, daerah pemukiman tersebut ditinjau sebagai suatu bentuk ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Demikian pula jika kita mengkaji daerah pertanian, daerah perindustrian, daerah perkotaan, dan lain-lain.

Geografi dapat dikatakan juga sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebaran dan aktivitas manusia. Pokok dari geografi adalah berkenaan dengan studi tentang ekologi manusia pada area/daerah yang khusus. Pengertian geografi pada konteks ini bukan merupakan pengertian geografi secara keseluruhan, melainkan kepada geografi regional.

Meninjau region sebagai suatu bentuk ekosistem hasil hubungan dan penyesuaian penyebaran aktivitas manusia dengan lingkungannya pada area atau daerah tertentu. Interelasi manusia dengan alam lingkungan di sekitarnya dikaji berdasarkan konsep dan prinsip ekologi.

4. Pendekatan Historis (Pendekatan Kronologi)

Menurut Preston E. James, sejarah dan geografi merupakan ilmu yang dwitunggal. Tempat dan waktu menyajikan kerangka kerja yang di dalamnya dapat dijelaskan pranata manusia dan proses perubahan kebudayaan yang dapat ditelusuri. Hartshorne mengemukakan pentingnya dimensi sejarah pada geografi.

Jika dimensi tempat menjelaskan interelasi keruangannya maka dimensi sejarah dapat menjelaskan dimensi waktunya dan dapat menjelaskan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada studi geografi, metodologi dengan menggunakan dimensi urutan waktu atau dimensi sejarah, dikenal sebagai pendekatan historis atau pendekatan kronologi. 

Dengan menerapkan pendekatan historis suatu gejala atau suatu masalah pada ruang tertentu, kita dapat mengkaji perkembangannya dan dapat pula melakukan prediksi proses gejala atau masalah tadi pada masa-masa yang akan datang. Melalui pendekatan historis ini, kita dapat melakukan pengkajian dinamika dan perkembangan suatu gejala geografi di daerah atau di wilayah tertentu.

Meneliti, menganalisis, dan mengadakan interpretasi peta suatu wilayah dengan menggunakan pendekatan historis, artinya dengan menggunakan peta perkembangan daerah berdasarkan urutan waktunya, kita akan dapat melihat kecenderungan ke arah mana kota itu tumbuh berkembang beserta apa penunjangnya.

5. Pendekatan Sistem (System Approach)

Sistem itu memiliki pengertian konotatif yang luas. Konsep sistem ini dapat diterapkan kepada rangkaian gejala, dapat diterapkan kepada alat atau pesawat elektronik, dapat diterapkan kepada susunan jasmaniah manusia. Kriteria utama dari suatu sistem bahwa komponen atau subsistem yang membentuk sistem tersebut, harus membentuk suatu rangkaian atau kesatuan yang tidak terpisah-pisahkan. Pada suatu sistem, rangkaian komponen itu nilainya lebih tinggi daripada komponen yang terpisahpisah.

Pendekatan sistem merupakan metode berpikir sintetik yang diterapkan pada masalah yang merupakan suatu sistem, sedangkan yang dimaksud dengan mode berpikir sintetik, yaitu mode berpikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme. 

Doktrin ekspansionisme adalah cara meninjau suatu benda atau suatu hal sebagai bagian dari keseluruhan yang besar. Gejala yang berkaitan dengan gejala yang menjadi sorotan utama tadi dapat ditetapkan sebagai subsistem dari gejala-gejala utamanya. Pendekatan dan penelaahan gejala geografi utama dengan subsistemnya, ditinjau sebagai satu kebulatan yang tidak terpisahkan satu sama lain.

Sebagai ilustrasi misalnya kita menelaah suatu jenis pertanian yang kita tetapkan sebagai satu sistem. Jika pertanian kita tetapkan sebagai satu sistem, gejala-gejala yang berhubungan dengan pertanian tadi, kita tetapkan sebagai subsistemnya. Contoh, tanah dengan kesuburannya, keadaan hidrografi dengan distribusi dan fluktuasi airnya, cuaca dengan segala unsur dan perubahannya, manusia dengan segala aktivitasnya, teknologi dengan segala perlengkapannya, dan lain-lain.

Pendekatan sistem seperti di atas, dapat ditetapkan pada sistem keruangan industri, pemukiman, perkotaan, pelabuhan, jaringan komunikasitransportasi, dan lain-lainnya.

6. Objek Geografi

Hal-hal yang harus dikuasai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam penelitian geografi antara lain observasi lapangan, membuat dan menggunakan berbagai peta, menggunakan dan menyusun suatu dokumentasi, menyusun dan membuat model, dan lain-lainnya.

Langkah-langkah penelitian geografi pelaksanaannya sebagai berikut.

a. Perumusan dan pernyataan masalah penelitian.
b. Perumusan dan tujuan penelitian.
c. Penyusunan hipotesis penelitian.
d. Penentuan populasi dan penarikan sampel.
e. Teknik pengumpulan data.
f. Analisis dan interpretasi data.
g. Penarikan kesimpulan hasil penelitian.

Demikianlah Materi Metode Pendekatan Geografi (Keruangan, Regional, Ekologi dan Historis), semoga bermanfaat.

Objek Studi Geografi (Atmosfer, Geosfer dan Hidrosfer)

Objek Studi Geografi (Atmosfer, Geosfer dan Hidrosfer) - Objek studi geografi sangat luas, namun dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu atmosfer, geosfer dan hidrosfer. Berikut penjelasannya :

a. Atmosfer

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/objek-studi-geografi.html
Atmosfer atau ruang angkasa atau antariksa yang sangat menarik untuk dijadikan penelitian. Ternyata di ruang angkasa penuh dengan benda-benda langit yang jumlahnya tak terhingga (miliaran) dan mempunyai bentuk yang berbeda-beda.

Ada yang disebut bintang sejati (bintang tetap), planet (bintang beredar), komet (bintang berekor), meteor (bintang beralih), bulan (satelit), planetoid (asteroid), dan debu kosmis (debu udara). Objek benda-benda langit diselidiki oleh ilmu astronomi. Keadaan cuaca, angin, awan, hujan diselidiki oleh ilmu meteorologi. Keadaan iklim diselidiki oleh ilmu klimatologi.

b. Geosfer

Kulit bumi itu keadaannya berlapis-lapis, lapisan yang paling luar tebalnya ± 40 km yang terdiri atas lapisan sial (si – silica – al – aluminium) dan lapisan sima (si – silica – ma – magnesium) terletak di bawahnya. Kedua lapisan ini disebut kerak bumi atau kulit bumi (litosfer).

Lapisan di bawah kerak bumi adalah lapisan plastis, tebalnya ± 2.900 km, disebut lapisan selubung atau mantel (misosfer). Lapisan di bawah mantel tebalnya ± 2.000 km terdiri atas unsur besi cair disebut lapisan inti luar.

Lapisan di bawah inti luar adalah lapisan inti bumi yang terdiri atas unsur besi padat dengan jari-jari ± 1.370 km, baik inti luar maupun inti dalam yang disebut barisfer. Lapisan barisfer terdiri atas unsur nikel dan besi atau nife (niculum ferum). Mengenai kejadian, struktur, dan komposisi batu-batuan kulit bumi diselidiki oleh ilmu geologi, sedangkan sifat batu-batuannya diselidiki oleh ilmu geofisika.

Banyak sekali objek geosfer yang dipelajari Geografi antara lain sebagai berikut.

1) Tentang penyebaran makhluk hidup secara geografi baik flora maupun manusia.
2) Bentuk-bentuk muka bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut seperti terjadinya pegunungan, lembah, ngarai, jurang, dan dataran tinggi.
3) Tentang fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan pada zaman pra sejarah yang terdapat pada lapisan bumi seperti fosil komodo dan gajah mamut.
4) Tentang penyebaran bangsa-bangsa dan adat-istiadat di muka bumi, ada ras kulit putih, kulit hitam, kulit kuning, kulit merah, dan kulit sawo matang (cokelat).

c. Hidrosfer atau Perairan

Hidrosfer adalah perairan yang mengelilingi bumi berupa samudera, laut, sungai, danau, gletser, air tanah, mata air, dan sebagainya. Perbandingan luas perairan dan luas daratan bumi adalah 72 : 28.

Keadaan laut mengenai air serta gerakannya pasang surut, arus laut, dalamnya, suhunya, kadar garamnya, dan nilai ekonomisnya diselidiki oleh oceanografi, sedangkan hidrografi adalah ilmu yang mempelajari hubungannya dengan pencatatan survei, pemotretan laut, danau, sungai, dan sebagainya.

Adapun tujuan pembelajaran Geografi meliputi tiga aspek, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

a. Pengetahuan

1) Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-prosesnya.
2) Mengembangkan pengetahuan sumber daya alam, peluang, dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan.
c) Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan wilayah negara/dunia.

b. Keterampilan

1) Mengembangkan keterampilan mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan.
2) Mengembangkan keterampilan mengumpulkan, mencatat data, dan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek keruangan.
3) Mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecenderungan, dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.

c. Sikap

1) Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar.
2) Mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup.
3) Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam hal pemanfaatan sumber daya.
4) Mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya.
5) Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa.

Demikianlah Materi Objek Studi Geografi (Atmosfer, Geosfer dan Hidrosfer), selamat belajar.

Ilmu Penunjang Geografi (Aspek Fisik dan Aspek Sosial)

Ilmu Penunjang Geografi (Aspek Fisik dan Aspek Sosial) - Ilmu yang menerangkan aspek fisik meliputi geografi matematik, geologi, geomorfologi, meteorologi, oceanografi, dan sebagainya. Ilmu yang menerangkan aspek sosial seperti antropologi, geografi ekonomi, geografi politik, dan sebagainya.

a. Aspek Fisik

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/ilmu-penunjang-geografi.html
1) Geografi matematik, yaitu astronomi (ilmu falak), ilmu yang objeknya mempelajari benda-benda langit, bumi sebagai satelit, matahari sebagai bintang-bintang di langit.

2) Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, asal kejadian, struktur, komposisi dan sejarahnya (termasuk perkembangan kehidupan), dan proses alamiah yang membuat perkembangannya hingga sampai sekarang. Geologi meliputi cabang-cabang ilmu sebagai berikut.

a) Kristalografi, mineralogi, dan petrologi.
b) Struktur geologi, dan geofisika.
c) Stratigrafi dan historis geologi.
d) Geologi fisik dan geomorfologi.

3) Geomorfologi, yaitu ilmu yang objeknya tentang bentuk-bentuk permukaan bumi dan segala proses yang menghasilkan bentukbentuk tersebut. Proses yang dominan adalah pelapukan dan erosi.

4) Meteorologi, yaitu ilmu yang objeknya mempelajari atmosfer, udara, cuaca, suhu, angin, awan, hujan, radiasi, matahari, dan sebagainya.

5) Oceanografi, yaitu ilmu yang objeknya mempelajari perairan laut serta gerakannya, pasang surut, arus, kedalaman, temperatur, kadar garam, dan nilai ekonomisnya. Juga tentang geologi dasar laut dan sebagainya.

b. Aspek Sosial

1) Geografi sosial/sosiologi, ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk perubahan sosial, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan sosial. Sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik berbagai segi kehidupan bersama.

2) Geografi ekonomi (geografi sosial ekonomi), ilmu yang objeknya mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup untuk dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya.

3) Geografi politik, ilmu yang objeknya mempelajari/studi tentang hubungan antara daratan dan lautan dengan politik untuk tujuan politik luar negeri. Jadi, metode/cara mempergunakan prinsipprinsip geografi untuk meramalkan perkembangan politik dunia.

4) Antropologi/antropogeografi, ilmu yang objeknya mempelajari tentang penyebaran masyarakat bangsa-bangsa di bumi sehubungan dengan lingkungan geografi. Para ahli menganggap antropogeografi sama dengan human geografi.

5) Biogeografi, ilmu yang objeknya mempelajari kehidupan/biosfer di muka bumi (di darat, laut, dan udara).

Demikianlah Materi Ilmu Penunjang Geografi (Aspek Fisik dan Aspek Sosial), selamat belajar.

Galaksi dan Bentuknya beserta Gambar

Tuesday, July 24, 2012

Galaksi dan Bentuknya beserta Gambar - Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap.

Galaksi sendiri memiliki bentuk yang berbeda - beda:

Galaksi Spiral

Pada galaksi ini terlihat adanya roda roda chaterina di dalamnya, dengan lengan lengan berbentuk spiral yang keluar dari pusat yang terang. sekitar 60% dari semua galaksi di alam semesta berbentuk spiral. Bimasakti berbentuk spiral

http://sibarasok.blogspot.com/2012/07/galaksi-dan-bentuk-nya.html
Galaksi Spiral Berpalang

Pada galaksi ini terlihat di bagian ujung suatu pusat keluar lengan lengan spiral galaksi. sekitar 18% dari jumlah galaksi di jagat raya yang berbentuk ini.

http://sibarasok.blogspot.com/2012/07/galaksi-dan-bentuk-nya.html
Galaksi Elips

Pada galaksi ini berbentuk elips, bentuknya ada yang hampir menyerupai bola sepak sampai pada bentuk yang sangat lonjong seperti bola rugby. sama seperti spiral berpalang, hanya 18 persen di jagat raya yang berbentuk elips

http://sibarasok.blogspot.com/2012/07/galaksi-dan-bentuk-nya.html
Galaksi Tak Beraturan

Galaksi ini tidak memiliki bentuk tertentu, hanya 4% di jagat raya

http://sibarasok.blogspot.com/2012/07/galaksi-dan-bentuk-nya.html

Demikianlah Materi Galaksi dan Bentuknya beserta Gambar, selamat belajar.

Pemanfaatan Citra dan Penginderaan Jauh

Pemanfaatan Citra dan Penginderaan Jauh

PENGINDERAAN JAUH PENGERTIAN DAN KOMPONEN

A.    PENGERTIAN

Penginderaan jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala, dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau gejala yang akan dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990).

Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian (Avery, 1985).

Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi itu berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren, 1985).
Singkatnya, penginderaan jauh adalah metode untuk memperoleh informasi dari obyek yang jauh tanpa kontak langsung dengan obyek tersebut.

http://sibarasok.blogspot.com/2012/07/pemanfaatan-citra-dan-penginderaan-jauh.html
B.     KOMPONEN 

  1. Tenaga
      Sumber tenaga yang dipakai dapat berupa:
Tenaga Pasif, dihasilkan oleh alam. Contoh: Sinar Matahari
Tenaga Aktif, dihasilkan oleh manusia. Contoh: Radar, Pulsar, Sonar

  2. Interaksi Tenaga dan Obyek
Tiap obyek memiliki karakteristik spektral dalam memantulkan sinar sehingga mempengaruhi banyak sedikitnya obyek menyerap dan memantulkan tenaga.

  3. Sensor
Alat yang digunakan dalam penginderaan jauh. 
Terdiri atas sensor fotografik dan elektronik

  4. Wahana
Sarana yang digunakan untuk membawa alat sensor. 
Terdiri atas balon udara, pesawat, dan satelit.

  5. Citra 
Hasil proses penginderaan jauh naik berupa citra foto maupun nonfoto

PENGINDERAAN JAUH PENGERTIAN DAN JENIS CITRA

A.    PENGERTIAN

Hasil proses penginderaan jauh baik berupa citra foto maupun nonfoto.

B.     JENIS CITRA

1.      Berdasarkan Sensor

Citra Foto 
Citra Nonfoto

2.      Berdasarkan Sumbu Kamera

Citra Vertikal
Citra Miring (Oblique)

3.      Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

Ultraviolet --> Spektrum Ultraviolet (0,1 - 0,4)
Pankromatik -->  Spektrum Merah sampai Ungu (0,4 - 0,7)
Ortokromatik --> Spektrum Biru sampai Merah (0,4 - 0,56)
Inframerah --> Spektrum Inframerah (0,7 - 30)

4.      Berdasarkan Wahana

Citra Udara
Citra Satelit

C.     INTERPRETASI CITRA

1.      Pengertian

Menafsirkan citra untuk mendapatkan informasi dari obyek yang terdapat dalam citra.

2.      Langkah

Deteksi (Mengenali obyek, ada atau tidak).
Identifikasi Obyek (Pengenalan lebih lanjut pada obyek, memperhatikan karakteristik yang terdapat apda obyek tersebut).
Analisis (Pengelompokan obyek berdasarkan ciri yang sama).
Deduksi (Proses berdasarkan bukti ke arah yang lebih khusus).
Idealisasi (Penyajian informasi yang siap digunakan).

D.    KARAKTERISTIK OBYEK PADA CITRA

1.      Karakteristik Spektral

Rona, tingkat kegelapan atau kecerahan obyek. Contoh: hasil pencitraan pada daerah rawa menunjukkan rona gelap, sedangkan pada daerah pantai menunjukkan rona cerah.
Warna, wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit. Contoh: Laut berwarna biru sedangkan daerah hutan berwarna hijau.

2.      Karakteristik Spasial

Ukuran, Atribut obyek yang berupa panjang, jarak, luas, tinggi, volume, dan lain sebagainya.
Tekstur, Frekuansi perubahan rona pada citra. Contoh: tekstur pada perkebukan kelapa sawit terlihat renggang dan kasar sedangkan tekstru pada sawah yang padinya telah menguning tampak halus dan rapat.

Pola, Kecenderungan bentuk suatu obyek yang tergambar pada suatu citra. Contoh: pola pemukiman penduduk berbentuk memanjang di sepanjang rel kereta api.

Situs, Letak obyek pada bentang darat. Contoh: Tugu Monas terletak di DKI Jakarta.
Asosiasi, Keterkaitan antara satu obyek dengan lainnya. Contoh: Dimana ada gawang biasanya disitulah letak lapangan sepak bola.

3.      Karakteristik Temporal

Usia, usia obyek saat direkam.
Waktu, dari waktu pengambilan data.
Penginderaan Jauh Keunggulan dan Manfaat

A.    KEUNGGULAN

Data mirip dengan sebenarnya, lengkap, dan mencakup daerah yang luas dari obyeknya.
Dapat menambahkan ganbar 3 dimensi dengan bantuan stereoskop.
Dapat mewujudkan obyek yang tidak tampak di permukaan bumi dengna menggunakan sinar inframerah termal.
Dapat memperoleh data dengan akurat dan mudah di medan yang sulit.
Hasilnya dapat diulang dalam waktu singkat.

B.     MANFAAT


1        Pedologi
a)      Menentukan morfologi tanah
2        Hidrologi

Manfaat penginderaan jauh dalam bidang hidrologi berkaitan dengan tata air di daratan di muka bumi ini. Badan yang biasanya menggunakan sistem pengindraan jauh ini adalah Landsat dan SPOT. Berikut ini paparan pemanfaatannya :
    a)      Pemantauan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan konservasi sungai.
    b)      Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
    c)      Pemantauan daerah dan intensitas banjir.
    d)     Pemetaan pola aliran sungai

3        Oseanografi

Badan yang biasanya menggunakan sistem pengindraan jauh ini adalah SEASAT dan MOSS.
a)      Mengamati sifat fisis laut, seperti; suhu di permukaan dan arus permukaan.
b)      Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah dan frekwensi)
c)      Mencari upwelling (air dari dasar laut yang naik ke permukaan), Sinking (air yang tengelam) dan distribusi suhu permukaan
d)     Melakukan studi perubahan pantai, abrasi dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).
e)      Mengidentifikasi daerah yang terkena tumpahan minyak (apabila terjadi kebocoran minyak lepas pantai)
f)       Mengidentifikasi ombak yang membawa endapan dari sungai.

4        Geologi

a)      Melakukan pemetaan permukaan bumi.
b)      Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c)      Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran hutan) aktivitas gunung berapi dan penyebaran debu vulkanik.
d)     Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, luas, persebaran dan kerusakan akibat perambahan hutan).
e)      Melakukan pemantauan pencemaran / polusi baik akibat kebakaran hutan maupun tumpahan minyak di pantai

5        Meteorologi

a)      Membantu analisis cuaca dan peramalan (prediksi) dengan cara menentukan daerah yang bertekanan udara tinggi dan rendah serta daerah hujan badai / siklon.
b)      Mengamati sistem pola angin di permukaan bumi.
c)      Melakukan permodelan data meteorologi.

6        Klimatologi

Badan yang biasanya menggunakan sistem pengindraan jauh ini adalah NOAA, Meteor, dan GMS.
a)   Mengamati kondisi iklim suatu daerah melalui pengamatan keadaan awan dan  kandungan uap air dalam udara
b)      Melakukan permodelan data klimatologi.
c)      Pemetaan perubahan iklim

7        Arkeologi

a)            Mengidentifikasi situs-situs purbakala yang tersembunyi melalui pola-pola yang terlihat dari hasil penginderaan jauh. 

8       Sumber Daya Alam

    a)      Konservasi Hutan
    b)      Konservasi Lahan Kritis.
    c)      Deposit Tambang.
    d)      Reboisasi Hutan.

Demikianlah Materi Pemanfaatan Citra dan Penginderaan Jauh, semoga bermanfaat.
 

Most Reading