Pages

Showing posts with label Biologi Kelas XI. Show all posts
Showing posts with label Biologi Kelas XI. Show all posts

Pengertian dan Penjelasan Umum Otot

Friday, August 16, 2013

Pengertian dan Penjelasan Umum Otot
Pengertian dan Penjelasan Umum Otot - Otot merupakan alat gerak aktif, karena otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi. Kontraksi otot ini menyebabkan tulang yang dilekatinya dapat bergerak. Selain itu, otot mempunyai peranan dalam memberikan bentuk luar tubuh bersama dengan rangka.

Otot mempunyai tiga sifat dalam menjalankan tugasnya sebagai alat gerak aktif, yaitu kontraksibilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas. 

Gerakan otot untuk memendek dari ukuran semula (kontraksi) sehingga tulang berubah posisi, hal ini disebut kontraksibilitas

Sedangkan, ekstensibilitas merupakan gerak kebalikan dari kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang atau kembali ke ukuran semula (relaksasi) yang menyebabkan tulang kembali ke kedudukan semula. Sifat ketiga adalah elastisitas, yaitu kemampuan otot dari berkontraksi menjadi relaksasi atau sebaliknya.

Secara makroskopis, kumpulan otot diselimuti oleh jaringan ikat berupa selaput transparan yang dinamakan fascia. Ujung-ujung kumpulan otot tersebut diikat oleh tendon (jaringan ikat antara tulang dan otot) pada tulang. Perlekatan otot pada tulang ini membagi otot menjadi dua macam, yaitu origo dan insersio.

Origo adalah pelekatan ujung otot pada tulang yang menyebabkan otot tidak dapat digerakkan atau sedikit gerak selama otot berkontraksi. Sedangkan, insersio adalah pelekatan ujung otot pada tulang sehingga otot dapat digerakkan saat otot berkontraksi.

Selanjutnya baca juga materi Macam-Macam Otot dan Mekanisme Geraknya

Pengertian dan Struktur Umum Sel

Thursday, August 15, 2013

Pengertian dan Struktur Umum Sel
Pengertian Umum Sel  - Sel merupakan unit terkecil organisme yang dapat melaksanakan fungsi hidup sendiri dan berreplikasi atau memperbanyak diri. Sel merupakan penyusun tubuh organisme. 

Berdasarkan jumlah sel yang dimiliki makhluk hidup, organisme dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu organisme unisel dan organisme multisel. Pada organisme unisel, tubuhnya terdiri atas satu sel sehingga seluruh kegiatan hidupnya dilaksanakan oleh sel itu sendiri. Contohnya, Amoeba, Paramecium dan Bakteri. 

Pada organisme multisel, tubuhnya tersusun atas banyak sel yang memiliki fungsi masing-masing. Setelah mempelajari bab ini, kamu akan mengetahui struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.

Istilah sel pertama kali dipakai oleh Robert Hooke, kira-kira 300 tahun yang lalu, untuk ruang-ruang kecil seperti kotak yang dilihatnya pada waktu ia mengamati gabus dan bahan tumbuhan lain di bawah mikroskop. Kemudian, tahun 1839, fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah protoplasma bagi zat hidup dari sel. Istilah protoplasma Purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi dapat dipakai untuk menyebut semua zat yang terorganisasi dalam sel.

Dalam tahun yang sama, 1839, seorang botaniwan Matthias Schleiden dan zoologiwan Theodor Schwann dari Jerman, membuktikan bahwa sel hidup berisi cairan sitoplasma untuk segala aktivitas dasar makhluk hidup. Pembuktian ini berkembang menjadi teori sel yang menyatakan bahwa semua tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yaitu unit dasar dari kehidupan.

Ada beberapa makhluk hidup yang tubuhnya hanya terdiri atas satu sel. Meskipun hanya terdiri atas satu sel, makhluk hidup tersebut dapat melakukan semua fungsi kehidupan. Organisme ini juga mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup, misalnya makan, tumbuh, dan respons terhadap rangsangan.

Selain makhluk hidup bersel satu, terdapat banyak makhluk hidup lainnya yang tubuhnya terdiri atas banyak sel. Masing-masing selnya mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional dari kehidupan.

Sel terdiri atas tiga bagian utama, yaitu selaput plasma atau membran sel, sitoplasma, dan organel-organel sel. Antar bagian-bagian sel tersebut terdapat koordinasi sehingga keseluruhannya secara bersama-sama menyusun sistem yang kompak.

Pada tubuh makhluk hidup yang terdiri atas banyak sel, sel-sel yang memiliki bentuk sama berkelompok untuk melakukan satu fungsi tertentu, disebut jaringan. Satu kelompok jaringan dapat digabungkan menjadi satu organ. Organ-organ ini bergabung membentuk sistem organ, misalnya sistem pencernaan dan sistem saraf. Sistem organ bekerja sama membentuk individu.

Selanjutnya baca juga materi Bagian-Bagian Sel Hewan dan Tumbuhan

Artikulasi atau Persendian (Sinartrosis, Amfiartrosis dan Diartrosis)

Friday, April 12, 2013

Artikulasi atau Persendian (Sinartrosis, Amfiartrosis dan Diartrosis) - Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang lain melalui jaringan penyambung yang disebut persendian. 

Pada persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial). Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut tendon. Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen. Persendian dapat dikelompokkan menjadi sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis. Mari cermati uraian berikut ini.

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/artikulasi-atau-persendian.htmla. Sinartrosis

Persendian yang tidak memungkinkan terjadinya pergerakan disebut sinartrosis. Tulang-tulang dipersatukan oleh jaringan tulang, contohnya pada tulang-tulang kepala.

b. Amfiartrosis

Persendian tulang dengan gerakan yang sangat terbatas disebut amfiartrosis. Amfiartrosis dibagi menjadi dua macam, yaitu sinkondrosis dan sindesmosis. Sinkondrosis ialah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contoh sinkondrosis pada pelekatan tulang dada dan tulang iga. Sedangkan, sindesmosis ialah persendian yang dihubungkan oleh jaringan penyambung.

c. Diartrosis

Diartrosis merupakan hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain, yang dihubungkan oleh persendian.

Persendian yang menyebabkan gerakan bebas dan mobilitasnya cukup besar, biasanya terjadi pada tulang-tulang panjang. Ujung tulang-tulang ini ditutupi oleh tulang rawan dan terdapat rongga sinofial yang berisi cairan sinofial untuk memudahkan gerakan. Persendian ini ditutupi oleh pembungkus jaringan fibrosa.

Persendian diartrosis dapat dibagi menjadi beberapa macam sendi, yaitu:

1) Sendi putar
Persendian yang memungkinkan adanya gerakan rotasi atau berputar. Hal ini terjadi apabila ujung tulang yang satu bergerak mengitari ujung tulang yang lain. Contoh sendi putar adalah tulang tengkorak dengan tulang atlas, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.

2) Sendi engsel
Persendian yang menyebabkan gerakan satu arah karena berporos satu disebut sendi engsel. Contoh sendi engsel ialah hubungan tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.

3) Sendi pelana
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi, seperti pelana, dan berporos dua. Contohnya, terdapatpada ibu jari dan pergelangan tangan.

4) Sendi peluru
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan yang lebih bebas. Sendi ini terjadi apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke ujung tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah hubungan tulang panggul dengan tulang paha, dan tulang belikat dengan tulang atas.

Demikianlah Materi Artikulasi atau Persendian (Sinartrosis, Amfiartrosis dan Diartrosis), semoga bermanfaat.

Kerangka Tubuh Manusia Atau Skeleton (Skeleton aksial dan Skeleton apendikular)

Kerangka Tubuh Manusia Atau Skeleton (Skeleton aksial dan Skeleton apendikular) - Pada manusia, kerangka tubuh (skeleton) dibagi menjadi skeleton aksial dan skeleton apendikuler. 

Skeleton aksial meliputi tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. Sedangkan, skeleton apendikuler terdiri atas tungkai atas dan anggota gerak atas, serta tungkai bawah dan anggota gerak bawah.

a. Skeleton aksial

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/kerangka-tubuh-atau-skeleton.html1. Tulang tengkorak

Tulang tengkorak terdiri atas 28 buah. Tulang ini mempunyai fungsi yang amat penting, yaitu melindungi otak, mata, dan telinga bagian dalam. Tulang tengkorak yang lain berfungsi membentuk wajah, seperti tulang pipi (os zigomatikus), tulang hidung (os natalis), tulang rahang atas (os maksila), dan tulang rahang bawah (os mandibularis). Tulang tengkorak berhubungan dengan bagian atas tulang belakang (tulang leher).

2. Tulang belakang

Tulang belakang terdiri atas 33 buah ruas tulang yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

(a) 24 ruas vertebrae (tulang belakang) yang terdiri atas: 7 ruas vertebrae servical (tulang leher), 12 ruas vertebrae torasik (tulang punggung), dan 5 ruas vertebrae lumbaris (tulang pinggang).
(b) 5 ruas sacrum (tulang kelangkang)
(c) 4 ruas coccyx (tulang ekor)

Ruas-ruas pada tulang sacrum dan tulang coccyx telah menyatu semenjak masa embrio. Tulang belakang terdiri atas carpus (badan) yang memiliki tiga tonjolan spinalis (procesus spinalis), yaitu prosesus tranversus, procesus anterior dan procesus posterior.

3. Tulang dada dan tulang rusuk

Tulang dada (sternum) terdiri atas kepala (capit), badan (korpus), dan ekor (procesusxip hoideus). Pada tulang dada melekat tulang rusuk (costae) yang terdiri atas 7 pasang tulang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu dan 2 pasang rusuk melayang. Tulang dada beserta tulang rusuk dan tulang punggung membentuk rongga dada yang di dalamnya terdapat organ penting, seperti paru-paru dan jantung.

b. Skeleton apendikular

1. Tungkai atas

Tungkai atas terdiri atas tulang selangka (clafikula), tulang belikat (stapula), tulang lengan atas (humerus), tulang hasta (ulna), tulang pengumpil (radius), 8 buah tulang pergelangan tangan (karpal), 5 buah tulang telapak tangan (metakarpal), dan 14 buah tulang jari (falanges).

2. Tungkai bawah

Tungkai bawah terdiri atas tulang pinggul atau pelvic (yang dibedakan menjadi ilium, pubis, dan ischium), tulang paha (femur), tulang tempurung lutut (patella), tulang betis (fibula), tulang kering (tibia), tulang pergelangan kaki (tarsal), tulang telapak kaki (metatarsal), dan tulang jari kaki (falanges). Pada tulang telapak kaki terdapat satu tulang yang berukuran besar, yaitu tulang tumit (kalkanius).

Demikianlah Materi Kerangka Tubuh Manusia Atau Skeleton (Skeleton aksial dan Skeleton apendikular), semoga bermanfaat.

Proses Pembentukan Tulang

Proses Pembentukan Tulang - Selama perkembangan embrio, sebagian besar kerangka manusia terdiri atas tulang rawan atau kartilago. Kartilago berwarna transparan dan lebih lentur. 

Setelah dewasa, tulang rawan diganti dengan tulang. Tulang ini disebut tulang pengganti tulang rawan. Selain tulang tersebut, pada manusia dewasa juga terdapat tulang dermal yang berkembang di dalam atau tepat di bawah kulit tanpa melalui tahap tulang rawan. Kedua jenis tulang ini (tulang pengganti tulang rawan dan tulang) secara histologis adalah sama, tetapi hanya berbeda cara perkembangannya.

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/proses-pembentukan-tulang.html
Awal pembentukan rangka berupa tulang rawan, pada manusia terbentuk secara sempurna pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pembentukan embrio. Rangka tulang rawan dibentuk oleh jaringan mesenkim yang mengalami osifikasi atau penulangan.

Osifikasi adalah pembentukan tulang rawan menjadi tulang. Osifikasi dimulai dari pembentukan sel-sel osteoblas (sel pembentuk tulang) pada rongga yang ada di tengah tulang rawan. Pembentukan tulang ini bertahap dari dalam ke luar. 

Sel-sel osteoblas juga menempati jaringan pengikat yang ada di sekeliling rongga. Sel-sel tulang ini mengelilingi saluran haversi yang berisi pembuluh darah kapiler arteri, vena, dan serabut saraf membentuk satu sistem yang disebut sistem havers. Pembuluh darah sistem havers mengangkut zat fosfor dan kalsium menuju matriks sehingga matriks tulang menjadi keras. Kekerasan tulang diperoleh dari kekompakan sel-sel penyusun tulang.

Apabila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons, contohnya tulang pipih. Sedangkan, jika matriks tulang menjadi padat dan rapat, maka akan terbentuk tulang keras atau tulang kompak, contohnya tulang pipa.

Tulang pipa berbentuk tabung dengan kedua ujung membulat. Sebagian besar terdiri atas tulang kompakta dan sedikit tulang spongiosa serta sumsum tulang pada bagian dalamnya. Rongga sumsum tulang dan rongga tulang spongiosa mengandung sumsum tulang kuning (terdiri atas sel lemak) dan sumsum tulang merah (tempat pembentukan sel darah merah).

Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam beberapa tahap, yaitu:

a. Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas. Bagian yang paling banyak mengandung osteoblas adalah epifisis dan diafisis.

b. Terjadi perkembangan pusat osifikasi primer yang disertai dengan perluasan bone collar.

c. Pada bagian sentral tulang terjadi perombakan sel-sel tulang (reabsorpsi tulang) sehingga pembuluh darah mulai masuk dan terbentuk rongga sumsum tulang.

d. Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis. Osifikasi sekunder ini menyebabkan pemanjangan tulang.

Demikianlah Materi Proses Pembentukan Tulang, semoga bermanfaat.

Bentuk-Bentuk Tulang (Tulang Pipih, Pendek, Pipa dan Tulang Tak Berbentuk

Bentuk-Bentuk Tulang (Tulang Pipih, Pendek, Pipa dan Tulang Tak Berbentuk - Rangka adalah susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu. Berdasarkan bentuknya tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu:

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/bentuk-bentuk-tulang.htmla. Tulang pipih

Tulang pipih berbentuk pipih, contohnya adalah tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak. Tulang pipih memiliki dua lapisan tulang kompakta yang disebut lamina eksterna dan interna osiskrani yang dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiosa yang disebut diploe.

b. Tulang pendek

Tulang pendek berbentuk kubus atau pendek tidak beraturan, contohnya ruas-ruas tulang belakang, pangkal lengan, dan pangkal kaki. Tulang ini memiliki inti tulang spongiosa yang dikelilingi tulang kompakta.

c. Tulang pipa

Tulang pipa terdiri atas epifisis (bagian ujung tulang yang membesar seperti bongkol) dan diafisis (bagian tengah tulang di antara dua epifisis). Di antara diafisis dan epifisis terdapat tulang rawan berbentuk lempengan atau cakram epifisis. Jika cakra epifisis masih aktif, maka tulang pipa masih dapat memanjang. Cakra epifisis tidak aktif lagi sekitar umur 20 tahun.

d. Tulang tak berbentuk

Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tidak teratur. Tulang ini tidak memiliki bentuk, seperti pipa, pendek, atau pipih. Contoh tulang tak berbentuk, yaitu wajah dan tulang belakang.

Demikianlah Materi Bentuk-Bentuk Tulang (Tulang Pipih, Pendek, Pipa dan Tulang Tak Berbentuk, semoga bermanfaat.

Sistem Gerak Pada Manusia

Sistem Gerak Pada Manusia - Tanggapan terhadap rangsangan yang datang dari dalam maupun luar akan menimbulkan pergerakan baik pada tumbuhan, hewan, atau manusia. Gerak pada tumbuhan sulit diamati, sedangkan pada hewan dan manusia terlihat jelas.

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/sistem-gerak-pada-manusia.html
Pergerakan pada hewan dan manusia merupakan perpaduan antara sistem rangka dan sistem otot. Rangka yang merupakan serangkaian tulang-tulang yang saling berhubungan melalui persendian dapat bergerak, karena digerakkan oleh otot yang melekat pada tulang. Oleh karena itu, rangka disebut sebagai alat gerak pasif. Sedangkan, otot yang menggerakkan rangka disebut alat gerak aktif.

Sebagian besar kerangka terdiri atas bagian bagian keras dan kaku, kecuali pada persendian. Komponen yang paling lazim terdapat di dalam kerangka adalah senyawa kalsium. Pada banyak kerangka avertebrata, kalsium terdapat sebagai kalsium karbonat, sedangkan pada vertebrata sebagai kalsium fosfat. Selain itu, terdapat pula zat-zat lain, seperti garam-garam magnesium dan strontium.

Kerangka dapat terdiri atas zat organik khusus, seperti kitin dan kolagen, atau kompleks zat organik dan anorganik. Kompleks ini sangat kuat, karena zat anorganik tahan terhadap tekanan, dan komponen organik tahan terhadap tegangan dan memberi elastisitas.

Rangka pada tubuh manusia merupakan rangka endoskeleton, yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh. Rangka berfungsi untuk melekatnya otot rangka, sebagai alat gerak pasif, melindungi organ-organ tubuh yang lemah, menunjang tubuh, memberi bentuk tubuh, tempat pembentukan sel-sel darah, dan sebagai tempat penimbunan mineral.

Demikianlah Materi Sistem Gerak Pada Manusia, Selanjutnya mari kita simak materi Bentu-Bentuk Tulang, semoga bermanfaat.

Totipotensi Sel (Sel Berpotensi Penuh)

Thursday, April 11, 2013

Totipotensi Sel (Sel Berpotensi Penuh) - Setiap sel dalam satu tumbuhan memiliki informasi genetik yang sama.  Sel ini memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru yang utuh seperti induknya, karena mampu melakukan seluruh aktivitas metabolisme dan mengekspresikan semua informasi genetiknya di bawah kondisi yang memenuhi syarat sehingga dapat membentuk organisme yang lengkap dan terdiferensiasi penuh. Potensi sel ini disebut totipotensi atau berpotensi penuh.

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/totipotensi-sel.html
Dengan totipotensi, satu tanaman dapat di klon menjadi banyak tanaman yang identik. Kemampuan sel ini menyebabkan para ilmuwan tertarik untuk mengembangkan sel, atau jaringan tersebut menjadi individu baru. Usaha untuk memperoleh individu baru dari satu sel atau jaringan disebut kultur jaringan.

Prinsip dasar kultur jaringan sama dengan stek. Setiap potongan bagian tubuh tumbuhan akan menjadi satu individu baru yang utuh (mikropropagasi). Jika kondisi lingkungan sesuai dan cukup nutrien, maka setiap irisan bagian tubuh tumbuhan ini akan mampu tumbuh menjadi sejumlah individu yang memiliki sifat yang sama dengan induknya.

Tumbuhan memiliki hormon endogen yang bisa memacu pertumbuhan, seperti auksin dan sitokinin. Hormon ini akan memacu pembelahan sel tumbuhan sehingga terjadi pertumbuhan. Dengan menambah hormon pertumbuhan (auksin) pada kultur sel, sel-sel atau jaringan ini akan membelah membentuk massa sel-sel kalus yang belum terdiferensiasi.

Terdiferensiasi adalah awal proses terbentuknya organ yang ditandai dengan hasil pembelahan sel yang berbeda bentuk polanya kearah pembentukan organ tertentu. Kemudian, selsel kalus tersebut ditumbuhkan menjadi individu baru.

Pada kultur jaringan, tahap-tahap perkembangan sel somatik menjadi embrio sama dengan pertumbuhan zigot. Bedanya zigot (2n) dihasilkan melalui perkawinan sperma dan ovum yang bersifat haploid (n). Pertumbuhan embrio ini dimulai dari sel → globular → bentuk jantung → bentuk torpedo → bentuk kotiledon → tumbuhan muda.

Tumbuhan hasil kultur jaringan disebut klon. Tumbuhan baru ini dapat dikembangkan di lahan biasa atau pada media hidroponik. Dengan kultur jaringan akan dihasilkan tanaman secara massal tanpa areal yang luas dengan kualitas dengan induknya sehingga kebutuhan pangan masyarakat akan terpenuhi.

Sekarang, kultur jaringan tidak digunakan untuk memperbanyak tanaman tetapi digunakan sebagai bioteknologi untuk mendapatkan tanaman bebas virus, untuk produksi obat, produksi tanaman unggul dan sebagainya.

Demikianlah Materi Totipotensi Sel (Sel Berpotensi Penuh), selamat belajar.

Anatomi Bunga Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Anatomi Bunga Tumbuhan Monokotil dan Dikotil - Pada dasarnya, anatomi bunga tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil adalah sama. Bunga merupakan alat reproduksi seksual (generatif).

Bunga terletak pada dasar bunga, atau reseptakulum. Pada reseptakulum terdapat kelopak bunga (kaliks) yang terdiri atas satuan kelopak bunga (sepal). 

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/anatomi-bunga-tumbuhan-monokotil-dan.html
Bagian utama dari bunga adalah mahkota bunga (corolla) yang terdiri atas petal. Mahkota tumbuhan dikotil umumnya empat atau lima helai. Sedangkan, daun mahkota tumbuhan monokotil tiga atau enam helai.

Di atas reseptakulum terdapat ovarium yang di dalamnya terdapat bakal biji (ovum). Ovarium berhubungan dengan putik yang terdiri atas tangkai putik (stigma). Bakal biji melekat pada dinding ovarium dengan plasenta (funiculus). Pada bunga terdapat benang sari (alat kelamin jantan) yang terdiri atas kepala sari (anthera) dan tangkai sari (filamen). Dari anthera dihasilkan serbuk sari atau polen yang mengandung gamet.

Demikianlah Materi Anatomi Bunga Tumbuhan Monokotil dan Dikotil, semoga bermanfaat.

Struktur Organ Akar Tumbuhan (Epidermis Akar Tumbuhan, Korteks, Endodermis dan Stele)

Struktur Organ Akar Tumbuhan (Epidermis Akar Tumbuhan, Korteks, Endodermis dan Stele) - Akar merupakan bagian bawah tumbuhan yang biasanya berkembang di bawah permukaan tanah. 


Beberapa tumbuhan ada yang memiliki akar yang tumbuh di udara. Bentuk dan struktur akar sangat beragam. Keadaan ini berkaitan dengan fungsi akar sebagai penyimpan cadangan makanan, akar sukulen, akar napas, dan akar rambut.

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/struktur-organ-akar-tumbuhan.html
Jika biji tumbuhan dikotil berkecambah, pada bagian bawah akan keluar akar. Akar tersebut disebut pula radikula yang akan menembus tanah. Akar ini dinamakan akar primer.

Setelah beberapa periode akar akan membentuk akar cabang yang dinamakan akar sekunder. Anatomi akar dapat diamati dengan cara melakukan pemotongan akar secara melintang. Urutan dari luar ke dalam, struktur anatomi akar terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). 

a. Epidermis Akar Tumbuhan

Sel-sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tidak memiliki kutikula. Ciri yang paling khas dari epidermis akar ialah pembentukan rambut akar. Rambut akar merupakan organ yang sangat sesuai untuk pengambilan air dan garam mineral.

b. Korteks

Pada bagian sebelah dalam epidermis terdapat korteks yang tersusun atas jaringan parenkim yang berperan menyimpan cadangan makanan. Bentuk sel korteks relatif bulat (isodiametris) dengan ruang interseluler yang jelas. Air dan garam-garam mineral dari bulu akar akan melewati sel-sel korteks melalui ruang interseluler. Peristiwa ini disebut transportasi ekstra vasikuler secara apoplas. Sel-sel korteks mengandung cadangan makanan berupa amilum dan substansi lain.

Bagian sebelah dalam korteks terdapat jaringan endodermis yang terdiri atas satu lapis sel dengan dinding sel yang tebal dan mengandung lilin. Endodermis berada di antara silinder pusat dengan korteks.

c. Endodermis

Pada dinding sel-sel terdapat plasmodesmata. Endodermis merupakan jaringan yang dapat mengatur pemasukan air ke dalam jaringan angkut yang berada di dalam silinder pusat. Antara floem dengan xilem terdapat kambium interfasis yang berperan dalam pembentukan jari-jari empulur (jaringan kayu). 



Empulur merupakan jaringan parenkim yang berada di bagian pusat akar atau batang. Pada dinding sel endodermis yang berhubungan dengan sel endodermis lain, terdapat lapisan gabus yang dinamakan pita kaspari. Endodermis yang tidak memiliki pita kaspari dinamakan sel penerus.

d. Stele (silinder pusat)

Sebelah dalam endodermis terdapat daerah silinder pusat yang menempati bagian tengah akar. Jaringan pembuluh primer dikelilingi oleh kumpulan sel yang dinamakan jaringan perisikel yang letaknya berdampingan. Jaringan ini merupakan parenkim. Perisikel bersifat aktif membelah (meristematis), seperti kambium sehingga disebut juga perikambium, dan mampu membentuk akar cabang (akar sekunder). 

Pada bagian dalam perisikel terdapat jaringan sekunder, berkas pembuluh floem, dan xilem. Berkas ini merupakan jaringan sekunder yang dikelilingi oleh jaringan parenkim. Floem dan xilem sekunder dibentuk oleh kambium fasis dan menyebabkan bertambah lebarnya diameter batang. Kambium fasis merupakan batas antara kulit kayu dengan kayu.

Susunan akar monokotil sedikit berbeda dengan akar tumbuhan dikotil. Berikut ini akan diuraikan akar monokotil dan akar dikotil. Mari cermati gambar dan uraian berikut.

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/struktur-organ-akar-tumbuhan.html

1) Susunan anatomis akar dikotil

Akar dikotil memiliki xilem primer. Xilem dikelilingi oleh floem. Setiap sel epidermis dilengkapi pita kaspari yang berfungsi mencegah masuknya air dari korteks ke epidermis ( Gambar a ).

2) Susunan anatomis akar monokotil 

Akar monokotil xilem primer ada yang besar di bagian tengah dan menempati pusat akar yang berukuran kecil berjejer mengelilingi xilem besar. Letak floem primer berselang-seling dengan xilem primer kecil. ( Gambar b).

Demikianlah Materi Struktur Organ Akar Tumbuhan (Epidermis Akar Tumbuhan, Korteks, Endodermis dan Stele), selamat belajar.

Struktur Organ Batang Tumbuhan (Anatomi Batang Dikotil dan Monokotil)

Struktur Organ Batang Tumbuhan (Anatomi Batang Dikotil dan Monokotil) - Batang adalah organ tumbuhan yang berfungsi untuk menegakkan tubuh tumbuhan. Selain itu, batang berfungsi menghubungkan bagian akar dan daun. 

Pada batang terdapat tempat munculnya daun yang disebut buku (nodus). Pada setiap buku dapat ditemukan satu, dua, atau lebih daun. Jarak buku yang satu dengan yang lainnya disebut internodus.

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/struktur-organ-batang-tumbuhan.html
Batang memiliki susunan jaringan epidermis, korteks batang, dan silinder pusat (stele). Bagian batang sebelah luar dibatasi oleh selapis sel rapat yang memiliki bentuk yang khas, memiliki sel penjaga, idioblas, dan berbagai tipe trikom. Pada tahun pertama, epidermis pada batang digantikan oleh lapisan gabus.

Korteks batang adalah suatu daerah berbentuk silinder di antara epidermis dan silinder pusat. Korteks terdiri atas jaringan parenkim berdinding tipis. Pada beberapa tumbuhan, parenkim batangnya berfungsi sebagai alat fotosintesis.

a. Susunan anatomi batang dikotil

Anatomi batang tumbuhan dikotil terdiri atas kulit kayu, kayu, dan empulur. Empulur sangat sulit ditemukan pada batang kayu yang tua. Kulit kayu bagian terluar memiliki epidermis. Pada bagian epidermis terdapat kambium gabus (felogen). Felogen yang bekerja ke arah luar untuk membentuk lapisan gabus yang menutupi epidermis dinamakan felem, sedangkan yang bekerja ke arah dalam dinamakan feloderm.

Kelompok sel epidermis yang tidak tertutupi zat gabus dinamakan lentisel yang berfungsi untuk penguapan dan pertukaran gas. Pada kulit kayu terdapat jaringan parenkim, jaringan penyokong, berkas floem, buluh floem, sel pengiring, dan parenkim floem. Jaringan sklerenkim merupakan penyusun serabut floem.

Berkas pembuluh floem letaknya berdampingan dengan pembuluh xilem. Di antara berkas pembuluh xilem dan floem terdapat kambium pembuluh atau kambium fasis. Kambium fasis merupakan bagian yang memisahkan kulit kayu. Jika letak floem dan xilem berdampingan, maka tipe ikatan pembuluh tersebut dinamakan kolateral. Tipe kolateral dibagi menjadi dua, yaitu kolateral terbuka dan kolateral tertutup. Disebut kolateral terbuka jika ada kambium di antara floem dan xilem, sedangkan kolateral tertutup, jika di antara floem dan xilem tidak ada kambium.

Batang dikotil memiliki struktur yang khas. Batang dikotil muda dan batang dikotil tua memiliki struktur yang sedikit berbeda. Untuk lebih memahami, mari cermati Gambar disamping.

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/struktur-organ-batang-tumbuhan.html
Gambar a adalah penampang melintang batang dikotil muda. Pada gambar tersebut telah terbentuk suatu lingkaran kayu dengan pembuluh angkutan di sekitar empulurnya. Gambar b adalah batang dikotil yang telah tua. Dari gambar tersebut, kamu dapat melihat lingkaran tahun dan jari-jari empulur yang tampak seperti ruji-ruji.

Kayu adalah bagian yang terletak antara kambium fasis dengan empulur. Kayu tersusun atas saluran-saluran (trakea) yang merupakan sel mati dan letak ujung-ujungnya saling menyambung. Saluran tersebut berfungsi menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun.

Pada kayu terdapat trakeid yang bentuk selnya memanjang, ujung-ujungnya lancip, dan ukurannya lebih kecil dari trakea. Trakeid berfungsi menyokong atau memperkuat batang. Kambium fasis membentuk kayu ke arah dalam dan kulit kayu ke arah luar. Aktivitas pembentukan kayu lebih aktif daripada pembentukan kulit kayu. Hal ini mengakibatkan bagian kayu lebih besar dari kulit kayu.

Pembentukan kayu pada musim hujan lebih aktif daripada musim kemarau. Sehingga, menimbulkan batas perbedaan kedua aktivitas pembentukan kayu yang dinamakan lingkaran tahun. Pada negara yang memiliki empat musim, setiap tahunnya akan didapatkan empat batas lingkar tahun.

Empulur merupakan jaringan parenkim yang berfungsi menyimpan cadangan makanan. Empulur ditemukan pada batang yang muda. Empulur tidak ditemukan pada batang yang telah tua, karena empulur makin hilang sejalan dengan pertambahan diameter batang.

b. Susunan anatomi batang dikotil tanaman herba

Tanaman herba, seperti tanaman kacang-kacangan, bagian luarnya terdapat epidermis. Batang tanaman herba tidak memiliki kambium gabus. Anatomi batang dikotil tanaman herba, tidak begitu berbeda, baik struktur maupun fungsinya.

Perbedaan yang jelas, yaitu aktivitas kambium yang menyebabkan perbedaan jumlah floem dan xilem. Jumlah floem dan xilem yang dibentuk lebih sedikit. Bagian korteks tersusun menyimpan cadangan makanan.

c. Anatomi batang monokotil

Anatomi batang monokotil sangat berbeda dengan anatomi batang dikotil. Epidermis tanaman monokotil memiliki dinding sel yang tebal. Di bawah epidermis terdapat jaringan tipis yang terdiri atas jaringan sklerenkim yang merupakan kulit batang. Kulit batang berperan memperkuat dan mengeraskan bagian luar batang.

Ikatan pembuluh menyebar di seluruh batang, tetapi yang paling banyak pada daerah yang mendekati kulit batang. Ikatan pembuluh floem berdampingan dengan xilem yang dikelilingi sklerenkim. Tipe ikatan pembuluh ini disebut vibrovassal.

Pada monokotil tidak terdapat kambium. Jadi, pertumbuhan yang terjadi hanya memanjang untuk memperbesar batang melalui pembentukan rongga reksigen sehingga pembesaran batang sangat terbatas. Berbeda dengan batang dikotil, anatomi atau struktur batang monokotil muda dan monokotil tua memiliki struktur yang persis sama.

Demikianlah Materi Struktur Organ Batang Tumbuhan (Anatomi Batang Dikotil dan Monokotil), semoga bermanfaat.

Struktur Organ Daun (Epidermis, Mesofil dan Jaringan pembuluh)

Struktur Organ Daun (Epidermis, Mesofil dan Jaringan pembuluh) - Secara morfologis dan anatomi daun merupakan organ tumbuhan yang paling bervariasi. 

Daun dapat dibedakan, menjadi beberapa bagian, yaitu pangkal daun, tangkai daun, dan helaian daun. 

Bentuk, struktur, dan ukuran daun pada tumbuhan berbeda-beda. Hal ini, digunakan untuk klasifikasi tumbuhan. Daun tersusun atas tiga tipe sistem jaringan, yaitu epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh.

a. Epidermis

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/struktur-organ-daun.html
Daun memiliki epidermis pada bagian permukaannya, baik permukaan atas, dinamakan permukaan adaksial, maupun pada permukaan bawah, yang dinamakan permukaan abaksial.

Sel epidermis umumnya tersusun rapat membentuk suatu lapisan yang kompak, tanpa ruang interseluler. Pada beberapa tumbuhan, sel-sel epidermis memanjang yang disebut sel panjang. Di sebelah atas tulang daun terdapat sel pendek yang terdiri atas dua tipe sel, yaitu sel silika dan sel gabus.

Pada epidermis terdapat hubungan yang putus-putus oleh suatu lubang yang sangat kecil. Bagian tersebut adalah ruang antarsel yang dibatasi oleh dua sel khusus yang disebut sel penjaga. Sel penjaga bersama-sama membentuk stroma. Jadi, stomata terdiri atas sel penutup yang berkloroplas, sel yang tidak berkloroplas, dan celah stomata.

Stomata berfungsi dalam pertukaran gas dan penguapan air. Pada tumbuhan darat, stomata umumnya terletak pada bagian bawah permukaan daun. Sedangkan, pada tumbuhan air, stomata terletak pada permukaan atas daun

b. Mesofil

Mesofil adalah jaringan yang bersifat parenkim, di sebelah dalam epidermis. Mesofil terdiri atas jaringan palisade dan jaringan bunga karang (jaringan spons). Kedua jaringan tersebut banyak mengandung kloroplas sehingga menjadi tempat terjadinya fotosintetis. Jaringan palisade terletak langsung di bawah epidermis, tetapi kadang-kadang ada hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade.

Sel-sel parenkim bunga karang bentuknya beragam, dapat menyerupai sel-sel palisade, karena diameternya hampir sama atau dapat pula memanjang sejajar dengan arah permukaan daun.

Pada jaringan spons terdapat ruang antar sel (sel-selnya tidak rapat). Pada jaringan spons, terdapat kloroplas yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan jaringan palisade. Ciri khas sel-sel parenkim bunga karang ialah adanya cuping-cuping yang menghubungkan sel-sel di sebelahnya.

c. Jaringan pembuluh

Jaringan pembuluh pada daun terdapat pada tulang daun. Selain itu, pada daun terdapat urat-urat halus yang berperan sebagai pembuluh nadi yang membawa makanan ke seluruh tubuh. Tulang daun berfungsi untuk menguatkan daun. Selain itu, urat-urat daun pada tumbuhan berperan sebagai kerangka daun.

Demikianlah Materi Struktur Organ Daun (Epidermis, Mesofil dan Jaringan pembuluh), semoga bermanfaat.

Pertumbuhan Primer dan Sekunder

Pertumbuhan Primer dan Sekunder - Pertumbuhan pada tanaman dikotil dapat dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. 

Pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan yang berasal dari aktivitas titik tumbuh. Sedangkan, pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang berasal dari aktivitas kambium.

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/pertumbuhan-primer-dan-sekunder.html
Pertumbuhan primer meliputi pertumbuhan atau pembentukan epidermis, korteks, floem primer, xilem primer, dan empulur. Pertumbuhan primer menyebabkan perpanjangan batang dan pelebaran daun. Hal ini terjadi, karena pembelahan sel parenkim, pembentukan cabang, dan pembentukan daun.

Pertumbuhan sekunder menyebabkan pelebaran batang, pembentukan lingkar tahun, dan jari-jari empulur. Jari-jari empulur adalah jaringan parenkim yang menghubungkan kulit kayu dengan empulur.

Pertumbuhan Primer

Setelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tumbuhan akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel meristematis. 

Proses ini disebut pertumbuhan primer. Sel-sel meristem dapat juga berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus. 

Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:

a) Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar. Sel-sel meristem di daerah ini akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan struktur akar pertama.

b) Daerah pemanjangan terletak setelah daerah pembelahan. Pada daerah ini, sel-sel mengalami pembesaran dan pemanjangan.

c) Daerah diferensiasi. Daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus.

Pertumbuhan Sekunder

Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang sel-selnya aktif membelah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan xilem dan floem primer terdapat pada batang dan akar yang hidup selama periode yang relatif pendek. Kemudian, fungsinya diambil alih oleh jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkan oleh kambium yang aktif membelah.

Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk floem sekunder, dan ke arah dalam membentuk xilem sekunder sehingga batang tumbuhan bertambah besar. Aktivitas kambium yang membentuk xilem dan floem sekunder ini disebut pertumbuhan sekunder. Semua jaringan yang ada di sebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah luar kambium disebut kulit atau papagan. Pembentukan xilem dan floem sekunder pada batang terjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim.

Jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitas kambium menjadi rendah sehingga xilem dan floem sekunder yang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan, aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitas kambium akan menghasilkan jejak pada batang yang disebut lingkaran tahun.

Daftar Istilah

Diferensiasi = proses perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya.

Empulur = medula atau bagian tengah stele batang dikotil, terdiri atas jaringan parenkim.

Floem = jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotositesis dari daun ke bagian yang lain. Floem terdiri atas unsur-unsur tapis, sel sklerenkim, parenkim dan sel pengiring.

Kambium = jaringan meristem yang membentuk pertumbuhan sekunder batang dan akar, terdapat di antara floem dan xilem atau antara kulit dan kayu pada tumbuhan dikotil.

Kolateral = tipe jaringan pengangkut batang dikotil, letak floem mengarah keluar dari xilem.

Klorenkim = jaringan parenkim yang sel-selnya mengandung banyak kloroplas.

Lentisel = jaringan spesifik yang terdapat pada periderm, memiliki ruangan antarsel, berpori-pori dan berbentuk lonjong, berfungsi untuk pertukaran gas.

Meristematis = jaringan yang sel-selnya memiliki kemampuan membelah secara terus-menerus.

Parenkim = jaringan dasar yang tak terdiferensiasi. Umumnya terdiri atas sel isi diametris berdinding tipis tak berlignin dan berisi protoplasma.

Pertumbuhan primer = pertumbuhan memanjang batang atau akar karena aktivitas jaringan meristerm di ujung batang atau ujung akar.

Pertumbuhan sekunder = pertumbuhan membesar batang atau akar karena aktivitas kambium.

Sklerenkim = jaringan dasar hasil modifikasi parenkim, mengalami penebalan lignin di seluruh dindingnya.

Xilem = jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut air dan zat hara lainnya dari tanah ke daun. Jaringan xilem terdiri atas sel-sel trakea, trakeid, dan parenkim pengiring.

Demikianlah Materi Pertumbuhan Primer dan Sekunder, semoga bermanfaat.

Sistem Organ Pada Hewan (Sistem Pernapasan, Peredaran Darah, Pencernaan dan Reproduksi)

Sunday, April 7, 2013

Sistem Organ Pada Hewan (Sistem Pernapasan, Peredaran Darah, Pencernaan dan Reproduksi) - Organ tersusun atas berbagai jenis jaringan untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Contohnya, usus yang terdiri atas berbagai jenis jaringan. 

Usus memiliki empat lapisan utama, yaitu lapisan serosa, otot, lapisan submukosa dan lapisan mukosa. Lapisan serosa terdiri atas jaringan ikat longgar dan jaringan epitel pipih.

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/9-sistem-organ-pada-hewan.html
Lapisan otot tersusun atas jaringan otot polos yang di dalamnya terdapat pembuluh darah limfa dan saraf. Lapisan submukosa tersusun oleh pembuluh darah limfa, saraf, dan jaringan ikat longgar. Sedangkan, lapisan mukosa tersusun atas jaringan epitel, jaringan ikat longgar, dan jaringan otot polos. Berbagai jaringan penyusun organ pencernaan (usus) menjalankan fungsi yang sama, yaitu mencerna dan menyerap makanan.


Organ-organ bergabung menjalankan fungsi fisiologis tertentu untuk tujuan yang sama dalam suatu sistem organ. Masing-masing organ merupakan suatu komponen yang tidak terpisahkan dalam sistem tersebut. Dalam tubuh hewan vertebrata terdapat 9 sistem organ, yaitu:

1. Sistem Pernapasan

Sistem pernafasan terdiri atas hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru. Fungsi sistem pernafasan adalah mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2 untuk memperoleh energi dengan menyederhanakan senyawa organik.

2. Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, darah, pembuluh darah arteri, vena, pembuluh limfa, dan kelenjar limfa serta cairan limfa. Sistem peredaran darah berfungsi mengangkut sari-sari makanan dari usus halus ke seluruh tubuh.

3. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan terdiri atas rongga mulut (di dalamnya terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah), saluran pencernaan (dimulai dari kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus), kelenjar pencernaan, hati, dan pankreas. Sistem pencernaan berfungsi untuk mencerna makanan agar bisa diserap tubuh.

4. Sistem Rangka

Sistem rangka pada hewan vertebrata dapat dibedakan menjadi skeleton aksial dan skeleton apendikular. Skeleton aksial terdiri atas tulang tengkorak, tulang belakang, tulang  dada, tulang iga, dan tulang selangka.

Rangka apendikular terdiri atas tungkai atas yang tersusun oleh tulang belikat, tulang lengan atas, tulang lengan bawah, tulang pengupil, tulang hasta, tulang pergelangan tangan, tulang telapak tangan, dan tulang jari. 

Sedangkan, tungkai bawah terdiri atas tulang paha, tulang tempurung, tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki, jari kaki dan tulang tumit. Sistem rangka berfungsi memberikan bentuk tubuh, melekatkan otot-otot, melindungi bagian-bagian lunak, dan menyimpan berbagai mineral.

5. Sistem Otot

Sistem otot tersusun atas otot rangka (sebagai alat gerak aktif karena menggerakkan tulang), otot polos (terdapat pada organ-organ tertentu seperti lambung), dan otot jantung. Sistem otot berfungsi menentukan postur tubuh, sebagai alat gerak, dan menyimpan glikogen.

6. Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat, yaitu otak besar, batang otak, otak kecil, dan sumsum tulang belakang. Sedangkan, saraf tepi terdiri atas 12 pasang saraf otak dan 31 pasang saraf punggung. Saraf tepi ini berhubungan dengan alat-alat indera. Sistem saraf berfungsi menerima dan merespon rangsang dari luar.

7. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi pada jantan terdiri atas testis, vas deferens, duktus epididimis, kelenjar prostat, dan uretra. Sedangkan, sistem reproduksi pada betina terdiri atas indung telur, rahim, oviduk, dan vagina. Sistem reproduksi berfungsi sebagai alat perkembangbiakan.

8. Sistem Ekskresi

Organ sistem ekskresi, meliputi kulit (kelenjar keringat mengeluarkan keringat), paru-paru (mengeluarkan CO2 dan uap air), ginjal (terdiri atas berjuta-juta nefron, ureter, kantung kemih, dan uretra), dan hati.

9. Sistem Hormon

Beberapa organ dalam tubuh menghasilkan hormon, seperti ovarium, testis, pankreas, kelenjar anak ginjal, hipofisis, dan kelenjar gondok. Dinding usus halus dan lambung juga mengeluarkan hormon untuk merangsang pengeluaran enzin.

Demikianlah Materi Sistem Organ Pada Hewan (Sistem Pernapasan, Peredaran Darah, Pencernaan dan Reproduksi), semoga bermanfaat.

Jaringan Saraf

Sunday, March 31, 2013

Jaringan Saraf - Jaringan saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan penyampaian rangsang. Jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm. 

Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada sistem saraf tepi. Sel dibagi menjadi dua macam, yaitu sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel glia). Sel yang mengkhususkan diri untuk penerimaan dan transmisi rangsangan disebut neuron. Sedangkan, sel glia merupakan sel-sel yang menunjang dan melindungi neuron.

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/jaringan-saraf_2138.html
Suatu neuron terdiri atas badan sel yang membesar secara khas dan mempunyai nukleus dan dua atau lebih penjuluran sitoplasma, serabut saraf, dan jalur yang dilewati rangsangan.

Lebar serabut saraf berkisar antara beberapa mikrometer sampai 30 atau 40 mikrometer dan panjangnya berkisar dari 1 mm sampai 1 meter lebih (pada hewan besar, seperti kuda). Ada dua jenis serabut saraf, yaitu akson yang meneruskan rangsangan menjauhi badan sel, dan dendrit yang mendekati atau membawanya ke badan sel.

Pertautan antara akson suatu neuron dan dendrit dari neuron lainnya di dalam rantai itu disebut sinapsis. Pada sinapsis, akson dan dendrit sebenarnya tidak saling menyentuh, tetapi di antara kedua penjuluran tersebut terdapat celah sempit.

Transmisi suatu rangsangan melalui sinapsis memerlukan mekanisme yang berbeda dengan transmisi dalam serabut saraf. Suatu rangsangan hanya dapat melewati sinapsis jika datang dari akson menuju dendrit. Jadi, sinapsis berfungsi sebagai katup yang mencegah arus balik dari impuls. Tiap serabut saraf akson atau dendrit dikelilingi oleh neurilema atau lapisan mielin.

Neurilema adalah membran halus transparan berbentuk tabung yang terbentuk dari sel-sel yang membungkus serabut. Lapisan mielin terbuat dari bahan lemak nonselular yang membentuk lapisan putih mengkilat antara serabut dan neurilema. Pada selubung mielin terdapat sel schwann yang berfungsi membentuk selubung mielin baru. Bagian akson yang tertutupi oleh selubung mielin disebut nodus renvier.

Demikianlah Materi Jaringan Saraf, selamat belajar.

Jaringan Ikat (Jaringan ikat longgar, Padat, Tulang Rawan, Tulang Sejati dan Darah)

Jaringan Ikat (Jaringan ikat longgar, Padat, Tulang Rawan, Tulang Sejati dan Darah) - Jaringan ikat seperti tulang, tulang rawan, tendon, ligamen, jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak berfungsi menyangga dan menyatukan jaringan dan organ-organ lain. 

Sel-sel jaringan ikat secara khas membuat suatu bahan mati yang disebut matriks. Sifat dan fungsi tiap jaringan ikat ditentukan oleh sifat matriks interseluler.

a. Jaringan ikat longgar

http://sibarasok.blogspot.com/2013/04/jaringan-ikat.htmlJaringan ikat longgar memiliki serabut kolagen berwarna putih, serabut elastis, dan serabut retikulum. Contoh sel jaringan ini adalah sel fibroblas, sel plasma, dan sel makrofag. Fungsi jaringan pengikat longgar adalah membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah, dan saraf.

b. Jaringan ikat padat

Jaringan ikat padat disebut juga jaringan ikat serabut putih. Jaringan ikat padat mengandung serabut kolagen yang berwarna putih. Di antara serat kolagen terdapat sel fibroblas. Jaringan ini bersifat fleksibel, tetapi tidak elastis. Jaringan ikat padat terdapat pada selaput pembungkus otot (fascia), tendon, dan ligamen. Ligamen adalah jaringan penghubung antartulang. Tendon adalah ujung otot yang melekat pada tulang.

Jaringan ikat padat memiliki fungsi memberikan sokongan dan proteksi terhadap organ tubuh. Selain itu, jaringan ini menghubungkan berbagai organ tubuh, seperti tulang dengan tulang dan otot dengan tulang.

c. Jaringan tulang rawan (kartilago)

Jaringan tulang rawan disusun oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang dilindungi fibrosa dalam matriks. Matriks tulang rawan mengandung serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut fibrosa. Kandungan serabut kolagen yang tinggi makin menguatkan tulang rawan tersebut. Tulang rawan tidak memiliki kapiler darah sehingga mendapat makanan dari jaringan ikat di sekitarnya. Pada anak-anak jaringan tulang rawan berasal dari jaringan pengikat embrional (mesenkim).

Sedangkan, tulang rawan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput tulang rawan (perikardium). Jaringan tulang rawan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, dan tulang rawan elastis. Untuk lebih mengetahui ketiga tulang rawan tersebut. Mari cermati pembahasan berikut ini.

1) Tulang rawan hialin

Matriks tulang hialin mengandung serabut elastis lebih banyak daripada serabut kolagen. Pada embrio, sebagian besar rangkanya adalah tulang rawan hialin. Sedangkan, pada orang dewasa, tulang rawan hialin terdapat pada ujung tulang rusuk, persendian, dan pada saluran pernapasan. Dalam tubuh manusia, tulang rawan hialin banyak ditemukan berwarna putih kebiru-biruan dan tembus cahaya.

2) Tulang rawan elastis

Tulang rawan ini terdapat pada epiglotis, laring, saluran eustachius, saluran telinga luar dan daun telinga. Tulang rawan elastis, matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan dan mengandung banyak serabut kolagen. Fungsi tulang rawan elastis ialah memberikan fleksibilitas dan sokongan.

3) Tulang rawan fibrosa

Matrik tulang rawan fibrosa berwarna gelap dan keruh serta mengandung serabut kolagen kasar. Tulang rawan ini terdapat pada hubungan antartulang. Tulang rawan fibrosa berfungsi memberikan sokongan dan proteksi.

d. Jaringan tulang sejati (osteon)

Jaringan tulang terdiri atas sel-sel tulang (osteosit) dan matriks tulang. Osteosit dibentuk oleh osteoblas (sel yang bertanggung jawab dalam sintesis komponen organik matriks tulang). Sedangkan, matriks terdiri atas zat pelekat kolagen dan endapan garam-garam mineral (terutama garam kapur atau kalsium).

Usia manusia atau hewan yang makin bertambah akan menurunkan kadar kolagen dan meningkatkan kadar zat kapur, proses ini disebut pengapuran. Jaringan tulang berfungsi memberi sokongan pada tubuh, melindungi organ-organ tubuh, dan tempat melekatnya otot rangka.

Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang dibagi menjadi dua macam, yaitu tulang kompak dan tulang spon. Jaringan tulang kompak matriksnya rapat dan tidak berongga. Sedangkan, jaringan tulang spons matriksnya berongga. Satu osteon terdiri atas sejumlah lamella konsentris yang mengelilingi kanal havers. Sel-sel tulang terdapat pada lamella di dalam ruang yang disebut lakuna.

e. Jaringan darah

Jaringan darah terdiri atas plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah. Mari cermati uraian
berikut ini.

1) Plasma darah

Plasma darah disusun oleh sebagian besar air, protein, senyawa anorganik, dan senyawa organik. Protein plasma terdiri atas albumin, globulin, dan fibrinogen. Fibrinogen diperlukan untuk membentuk fibrin dalam proses pembekuan darah. Fungsi plasma darah adalah mengedarkan sari-sari makanan.

2) Sel darah merah (eritrosit)

Sel eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, dan tidak mempunyai inti. Garis tengah 2 - 7μm. Dalam eritrosit terdapat hemoglobin yang berfungsi mengikat O2 dan membentuk oksi hemoglobin. Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang merah.

3) Sel darah putih ( leukosit )

Sel darah putih dibagi menjadi dua kelompok, yaitu granulosit (terdapat granula protein) dan agranulosit (tidak memiliki granula protein). Granulosit dibagi menjadi eosinofil, neotrofil, dan basofil. Sedangkan, agranulosit terbagi menjadi monosit dan limposit. Leukosit berperan dalam pertahanan seluler.

4) Trombosit

Trombosit atau keping-keping darah berbentuk cakram dengan garis tengah 2 - 5 μm dan tidak berinti. Trombosit mengandung enzim trombokinase yang berperan dalam pembekuan darah.

Berikutnya simak juga materi Jaringan Saraf semoga bermanfaat

Jaringan Otot (Otot Lurik, Jantung dan Otot Polos)

Jaringan Otot (Otot Lurik, Jantung dan Otot Polos) - Gerakan hewan umumnya disebabkan oleh kontraksi sel-sel yang berbentuk panjang, silinder, atau gelendong yang masing-masing mengandung serabut kontraktil mikroskopik yang panjang dan paralel disebut miofibril. Miofibril ini terdiri atas protein miosin dan aktin. 

Sel-sel otot melakukan kerja mekanik dengan cara kontraksi menjadi tebal dan pendek. Lapisan membran yang membatasi sel otot disebut sarkolema. Sedangkan, bagian sitoplasma sel otot disebut sarkoplasma.

Berdasarkan strukturnya, jaringan otot dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu otot lurik, otot jantung, dan otot polos yaitu :

a. Otot lurik

http://sibarasok.blogspot.com/2013/03/jaringan-otot.htmlOtot lurik adalah otot yang bertaut pada tulang dan menggerakkan tulang-tulang tubuh. Tiap sel otot lurik mempunyai banyak inti sel atau nukleus yang terletak di tepi sel, karena sel-sel ini secara embrionik berkembang dari sel-sel yang lebih kecil yang berfusi antara ujung sel dengan ujung sel yang lain. Sel otot lurik memiliki panjang lebih dari 2 cm, dan tebal serabut otot berkisar dari 10 sampai 100 μm. Aktivitas yang berat dan terus-menerus meningkatkan ketebalan otot. 

Miofibril otot-otot lurik mempunyai pita-pita melintang gelap (pita anisotrop) berselang terang (pita isotrop) sehingga disebut lurik. Otot lurik ini mempunyai peranan yang penting dalam kontraksi. Selama kontraksi, pita yang gelap tetap dan pita terang memendek. Sel otot ini memiliki persediaan energi dalam bentuk ATP dan fosfokreatin. Sedangkan, energi cadangannya berupa glikogen atau gula otot.

Otot lurik termasuk otot sadar, artinya kontraksi otot lurik terkendali atau dipengaruhi oleh susunan saraf pusat. Otot lurik dapat berkontraksi dengan cepat, tetapi tidak dapat tetap dalam keadaan kontraksi sehingga otot lurik memerlukan istirahat.

b. Otot jantung

Otot jantung memiliki percabangan dan memiliki nukleus banyak yang terletak di tengah sel. Otot jantung memiliki garis gelap dan garis terang yang mirip dengan otot lurik. Garis gelap ini dinamakan discus intercalaris. Discus intercalaris ini terlihat seperti garis lurus yang membentuk tangga untuk pelekatan aktin dan sarkomer. Sel otot jantung membentuk berkas yang erat sehingga dapat membentuk gelombang kontraksi. Otot jantung bekerja terus-menerus, bereaksi cepat, tahan kelelahan, dan tidak dipengaruhi oleh kehendak (otot tidak sadar).

c. Otot polos

Sel otot polos berbentuk lonjong yang panjangnya sekitar 30 - 200 μm dengan kedua ujung meruncing, mempunyai satu nuckleus yang terletak di tengah. Membran plasmanya disebut sarkolema, sedangkan sitoplasmanya sering disebut sarkoplasma.

Di sekitar inti sel otot polos terdapat banyak mitokondria. Otot polos bereaksi sangat lamban, tetapi dapat bertahan pada keadaan kontraksi yang cukup lama, dan termasuk otot tidak sadar atau bekerja tidak dipengaruhi kehendak. Otot polos terdapat pada dinding saluran pernapasan, saluran pencernaan pembuluh getah bening, dan di kulit.

Demikianlah Jaringan Otot (Otot Lurik, Jantung dan Otot Polos), selanjutnya baca juga materi Jaringan Ikat. Semoga bermanfaat.
 

Most Reading