Pages

Showing posts with label Biologi Kelas X. Show all posts
Showing posts with label Biologi Kelas X. Show all posts

Rangkuman Materi Jamur atau Fungi

Sunday, June 23, 2013

Rangkuman Materi Jamur atau Fungi
Rangkuman Materi Jamur atau Fungi - Fungi atau jamur merupakan kelompok organisme eukariot, kebanyakan multiseluler namun ada yang uniseluler dengan ciri khas yaitu talusnya berupa benang-benang hifa yang membentuk miselium dan memperoleh makanan dengan cara menyerap zat organik secara langsung (bersifat heterotrof). 

Jamur tersebar luas di alam, kebanyakan hidup bebas di darat dan di air. Bersama dengan bakteri dan protista, jamur saprofit berperan sebagai organisme pembusuk dan pengurai materi organik. 

Beberapa jenis merupakan parasit yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Ada pula yang hidup bersama (bersimbiosis) dengan organisme lain. Banyak jenis jamur yang dimanfaatkan sebagai sumber makanan secara langsung atau untuk memproses bahan makanan dan digunakan dalam industri dan laboratorium. Saat ini ditemukan tidak kurang dari 100.000 jenis jamur. Ilmu yang mempelajari jamur disebut mikologi.


• Fungi merupakan organisme eukariot, kebanyakan multiseluler, beberapa jenis uniseluler, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin dan glukan. Jamur bersifat heterotrof yaitu sebagai saprofit, parasit, dan hidup bersimbiosis dengan organisme lain.

• Jamur multiseluler talusnya berupa benang-benang hifa yang membentuk miselium. Hifa ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat dengan satu atau banyak inti. Terdapat hifa makanan dan hifa reproduktif.

• Jamur bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembelahan sel, fragmentasi, membentuk kuncup, dan membentuk spora aseksual. Reproduksi seksual dengan konjugasi hifa (+) dan hifa (–) membentuk zigot yang kemudian menghasilkan spora seksual.

• Berdasarkan struktur alat reproduksi seksualnya, kingdom Fungi diklasifikasikan menjadi 6 filum yaitu Chytridiomycota, Zygomycota, Glomeromycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Deuteromycota merupakan kelompok jamur yang belum diketahui tingkat reproduksi seksualnya.

• Mikoriza adalah simbiosis jamur dengan akar tanaman tingkat tinggi. Terdapat dua jenis mikoriza yaitu endomikoriza dan ektomikoriza. Simbiosis itu bersifat saling menguntungkan karena jamur memperoleh makanan sedangkan tumbuhan dibantu penyerapan air dan unsur hara.

• Lumut kerak merupakan simbiosis ganggang dengan jamur. Jamur disebut mikobion yaitu dari golongan Ascomycota dan Basidiomycota, sedangkan ganggang disebut fikobion yaitu dari golongan Cyanobacteria atau Chlorophyta. Simbiosis pada lumut kerak bersifat saling menguntungkan.

• Manfaat jamur adalah sebagai pengurai atau decomposer, sumber makanan, membantu pengolahan makanan, memproduksi bahan organik, dan menghasilkan antibiotik. Kerugian akibat jamur adalah menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia; menghasilkan racun; dan merusak berbagai peralatan, pakaian, dan bahan pangan.

Lumut Kerak dan Penjelasannya

Lumut Kerak atau lichens
Lumut Kerak dan Penjelasannya - Lumut kerak atau lichens merupakan simbiosis antara jamur dan ganggang. Jamur yang bersimbiosis disebut mikobion, biasanya dari jenis Ascomycota, sedangkan ganggang yang bersimbiosis disebut fikobion biasanya dari jenis Cyanobacteria dan Chlorophyta. 

Saat ini dikenal sekitar 18.000 jenis lumut kerak yang tersebar luas di berbagai habitat seperti kulit pohon, kayu yang membusuk, bebatuan, dan di atas tanah yang mempunyai ketahanan terhadap keadaan panas, dingin, dan kekeringan. Berdasarkan bentuknya lumut kerak dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu krustos (seperti kerak), folios (seperti daun), dan fruktikos (seperti semak). Ukuran lumut kerak beraneka ragam dari bentuk yang sangat kecil hingga yang panjangnya mencapai beberapa meter.

Talus lumut kerak sebagian besar terdiri dari hifa jamur yang berjalin rapat, menyerupai spons yang dapat menyerap air. Terdapat rizoid yang berfungsi sebagai pelekat pada permukaan substrat dan menyerap air dan garam-garam mineral. Ganggang memperoleh air dan garam-garam mineral dari jamur yang digunakan untuk fotosintesis yang sebagian hasilnya diberikan kepada jamur.

Jamur mikobion berkembang biak dengan askospora yang terbentuk pada apotesium. Spora yang dihasilkan akan tumbuh membentuk hifa. Jika hifa ini menemukan ganggang yang sesuai maka akan tumbuh membentuk talus yang baru.

Perkembangbiakan lumut kerak yang lebih sering dijumpai adalah perkembangbiakan secara vegetatif dengan fragmentasi atau dengan soredium. Soredium terdiri dari satu atau beberapa ganggang yang terbungkus oleh hifa jamur. Talus yang patah maupun soredium dapat terbawa angin atau air ke tempat lain dan tumbuh membentuk lumut kerak yang baru.

Lumut kerak berperan penting dalam suksesi karena kemampuannya tumbuh pada tempat yang tidak memungkinkan bagi tumbuhan untuk hidup. Lumut kerak dapat hidup pada bebatuan yang secara perlahan menghancurkannya sehingga membentuk lapisan-lapisan tanah, Lumut kerak Cladonia yang menutupi wilayah yang luas di daerah kutub utara menjadi makanan bagi ternak dan hewan liar yang hidup di sana. Selain itu lumut kerak banyak digunakan sebagai bahan obat, digunakan dalam industri kimia, parfum, dalam proses pewarnaan dan penyamakan serta digunakan sebagai indikator tingkat polusi di sekitar daerah yang ditempatinya.

Contoh lumut kerak adalah sebagai berikut.

1) Parmelia, hidup pada kulit kayu, tanah, tembok, dan batu.
2) Graphis, hidup pada cabang atau batang pohon
3) Usnea, lumut janggut, pada batang-batang pohon dipegunungan dan dapat digunakan untuk jamu.

Klasifikasi Jamur

Tuesday, June 11, 2013

Klasifikasi Jamur
Klasifikasi Jamur - Jamur dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri spora yang dihasilkan dan bentuk tubuh buah yang terbentuk pada fase reproduktif. 

Jamur yang telah jelas menunjukkan tingkat seksualnya disebut jamur sempurna (fungi perfekti) sedangkan jamur yang belum jelas tingkat seksualnya disebut jamur tidak sempurna (fungi imperfekti). Mula-mula jamur dikelompokkan menjadi empat filum yaitu Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Perkembangan sistem klasifikasi yang baru membagi jamur menjadi enam filum yaitu Chytridiomycota, Zigomycota, Glomeromycta, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. berikut uraiannya ;


Chytridiomycota meliputi sekitar 1.000 spesies yang sering dimasukkan ke dalam kingdom Protista karena menghasilkan zoospora berflagela. Hal ini sesuai dengan habitat utamanya di perairan dan tempat yang lembab. Namun demikian Chytridiomycota mempunyai struktur dan cara memperoleh makanan yang menyerupai jamur, sehingga para ahli biologi menganggap Chytridiomycota sebagai penghubung antara Protista dan Fungi. 

Chytridiomycota merupakan jamur yang sederhana, kebanyakan uniseluler namun beberapa jenis multiseluler, biasanya berinti banyak (senositik). Sebagian besar bersifat saprofit, namun ada yang parasit pada tumbuhan dan hewan. Chytridiomycota melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan membentuk zoospora berinti satu dan berflagel yang muncul di ujung belakang. Spora ini dibentuk pada sporangium. Perkembangbiakan seksual dengan peleburan planogamet, peleburan gametangium, dan persatuan antara hifahifa atau sel-sel yang bersesuaian.
Contoh:

a. Synchytrium endobioticum, merupakan pathogen pada umbi kentang yang menyebabkan umbi berbintil-bintil.
b. Hyzopydium couchii, merupakan parasit pada ganggang Spirogyra.
c) Olpidium viciae, merupakan parasit pada tanaman Vicia unijuga (kacang-kacangan sebangsa kara).
d) Physoderma zeamaydis menyebabkan noda pirang pada jagung.


Saat ini dikenal sekitar 600 jenis yang termasuk Zygomycota. Semua jamur ini hanya menghasilkan spora nonmotil (aplanospora) dan tidak menghasilkan spora kembara (zoospora). Hal ini menunjukkan kemajuan tingkat evolusi dari jamur primitif yang hidup di air menuju jamur yang lebih maju yang hidup di darat. Zygomycota banyak ditemukan di tanah lembab yang kaya bahan organik. Sebagian hidup sebagai saprofit dan yang lain merupakan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. 

Hifanya bersifat senosit yaitu tidak bersepta dengan inti haploid, terdapat hifa yang berfungsi sebagai penyerap makanan (rhizoid) dan penghubung (stolon). Zygomycota berkembang biak secara aseksual dengan membentuk spora tak berflagela atau aplanospora yangdibentuk dalam sporangium. Sporangium terletak pada ujung sporangiofor yang sering ditemukan bercabang-cabang.

Perkembangbiakan seksual dilakukan dengan konjugasi dua gametangium yang berinti banyak. Gametangium ini terbentuk pada ujung hifa. Setelah dua gametangium yang bersesuaian bersatu, dinding pertemuannya akan melebur dan kedua protoplas bersatu membentuk zigot yang berdinding tebal. Zigot mengalami masa istirahat dan kemudian menghasilkan sporayang disebut zigospora. Spora ini kemudian berkecambah,sebagian hifanya membentuk sporangiospora yang menghasilkan sporangium. Dari sporangium inilah dihasilkan ribuan spora yang disebarkan oleh angin.
Contoh Zygomycota adalah sebagai berikut.

a. Rhizopus stolonifer dan Rhizopus oligosporus terdapat pada ragi tempe.
b. Rhizopus oryzae terdapat pada ragi tape.
c. Entomophtora muscae parasit pada lalat.
d. Basidiobolus ranarum menyebabkan penyakit pada manusia.


Glomeromycota merupakan kelompok jamur yang sebagian besar bersimbiosis dengan tanaman yaitu membentuk mikoriza arbuskuler. Mikoriza merupakan bentuk jamur yang hidup dan bersimbiosis pada akar tanaman tingkat tinggi. Mikoriza membentuk hifa khusus yang tumbuh membentuk miselium yang melingkupi ujung akar. Beberapa jenis tanaman pertanian bergantung pada mikoriza untuk dapat tumbuh optimal.
Terdapat dua tipe Mikoriza, yaitu sebagai berikut.

a. Ektomikoriza, hifa jamur tidak menembus ke dalam akar (korteks) melainkan hanya sampai pada epidermis saja, contoh jamur yang berasosiasi dengan akar pinus.
b. Endomikoriza, hifa jamur menembus sampai ke bagian korteks, misalnya terdapat pada tanaman anggrek dan sayuran seperti kol dan bit.

Glomeromycota mula-mula termasuk dalam kingdom Zygomycota, tetapi Walker dan Schubler pada tahun 2002 memisahkannya menjadi kingdom tersendiri karena terdapat perbedaan dengan Zygomycota. Saat ini baru sekitar 150 jenis Glomeromycota yang telah diteliti. Ciri khas Glomeromycota adalah hidupnya selalu bersimbiosis dengan tumbuhan (tidak dapat hidup bebas), membentuk arbuskuler yang bercabang dikotomi pada akar tumbuhan), hifanya tak bersekat, dan menghasilkan spora multinukleat berukuran besar dan berdinding tebal. 

Arbuskuler merupakan struktur yang digunakan sebagai tempat pertukaran makanan antara jamur dan tanaman inang. Jenis lain membentuk struktur seperti balon pada akar inang yang disebut vesikel. Arbuskuler dan vesikel juga berfungsi sebagai tempat penimbunan hasil metabolisme jamur. Glomeromycota berkembang biak secara aseksual membentuk spora. Jika kondisi menguntungkan, spora berkecambah membentuk apresoria pada akar tumbuhan inang dan membentuk mikoriza baru. Reproduksi seksual pada Glomeromycota tidak ditemukan. 

Beberapa contoh Glomeromycota adalah : 
Glomus mosseae, G. claroideum, Archaeospora leptoticha, Sclerocystis, Acaulospora, dan Entrophospora.


Saat ini dikenal sekitar 15.000 spesies Ascomycota. Jamur ini hifanya kecil memanjang, diameternya sekitar 5 mikrometer yang bercabang-cabang membentuk miselium. Hifanya bersepta dengan satu sel terdiri satu nukleat (hifa uninukleat), namun pada beberapa jenis ditemukan hifa multinukleat. Dinding selnya tersusun atas zat kitin dan Î²-glukan. Ascomycota bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit dan sering bersimbiosis dengan organisme lain seperti Cyanobacteria membentuk lichen atau lumut kerak. Kelompok Ascomycota dicirikan oleh pembentukan askus sebagai tempat pembentukan askospora. Askus merupakan kantong tempat terbentuknya askospora, setiap askus berisi antara 2 – 8 askospora, yang kebanyakan hidup sebagai saproba dan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.

Sebagian Ascomycota berupa jamur uniseluler misalnya khamir atau ragi. Khamir tidak membentuk hifa, selnya berbentuk bulat atau oval yang dapat bertunas (berkuncup) sehingga membentuk rantai sel atau hifa semu. Khamir melakukan reproduksi dengan membentuk tunas yang diikuti pembelahan inti. Terbentuk dua inti sel, salah satu inti sel kemudian bergerak ke dalam kuncup sehingga terbentuk sel anak yang dapat memisahkan diri atau tetap bersatu membentuk koloni. 

Jika lingkungan kurang menguntungkan sel khamir berkembang biak secara seksual. Sel khamir dapat berfungsi sebagai askus yang berisi empat askospora haploid yang tahan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Spora yang dihasilkan dapat berkecambah membentuk sel-sel kecil yang bulat. Kemudian sel-sel yang bersesuaian dapat melakukan peleburan membentuk sel diploid yang berukuran lebih besar.

Ascomycota yang lain berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri, membentuk tunas, fragmentasi, dan membentuk konidia. Konidia yang dibentuk dapat tunggal atau berantai panjang pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor.

Reproduksi seksual Ascomycota terjadi dengan konjugasi. Mula-mula hifa membentuk gametangia jantan (anteridium) dan gametangia betina (askogonium). Anteridium dan askogonium saling mendekat dan membentuk saluran yang disebut trikogin. Nukleus anteridium masuk ke askogonium membentuk sel dengan dua inti. Sel ini kemudian tumbuh membentuk hifa yang disebut hifa askogonium dan menghasilkan tubuh buah yang disebut askokarp. Di dalam askokarp 2 inti membelah secara meiosis menghasilkan 8 askospora yaitu spora yang dihasilkan di dalam askus.

Spora yang dihasilkan disebarkan oleh angin dan jika jatuh pada lingkungan yang sesuai akan segera tumbuh membentuk hifa dan dimulailah daur hidup jamur Ascomycota.
Berikut ini beberapa contoh jamur dalam kelas Ascomycota.

a. Piedraia hortai menimbulkan infeksi pada rambut manusia.
b. Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk membuat bir, anggur, dan roti.
c. Candida albicans menyebabkan penyakit kandidiasis yaitu penyakit pada selaput lendir mulut, vagina, dan saluran pencernaan.
d. Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin.
e. Claviceps purpurea menghasilkan alkaloid dan zat psikotropika.
f. Penicillium notatum menghasilkan antibiotik penisilin.
g. Neurospora digunakan untuk membuat oncom dan berguna dalam penyelidikan genetika.


Jamur yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar termasuk dalam kelas Basidiomycota. Saat ini telah diketahui kurang lebih 12.000 jenis Basidiomycota dan tidak ada satu pun yang menyebabkan infeksi penyakit pada manusia. Kebanyakan Basidiomycota adalah saprobe dan parasit pada tumbuhan dan serangga. Beberapa jenis Basidiomycota enak dimakan dan aman, namun banyak ditemukan jenis yang menghasilkan racun mikotoksin yang dapat menyebabkan kematian jika termakan. Jamur yang dibudidayakan karena mempunyai nilai ekonomis disebut jamur. Basidiomycota jarang melakukan reproduksi aseksual, reproduksi seksualnya membentuk basidiospora yang terbentuk di luar basidium. Setiap basidium mengandung 2 atau 4 basidiospora, masing-masing berinti satu dan haploid. 

Seluruh basidiospora berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut basidiokarp. Basidiokarp sering membentuk struktur seperti batang yang disebut stalk dan seperti payung yang disebut tudung. Hifanya bersepta dengan sel-sel berinti satu dan berkelompok padat membentuk semacam jaringan. Miselium pada Basidiomycota dapat dibedakan menjadi tiga macam.

a. Miselium primer, dihasilkan dari spora yang baru tumbuh 
Mula-mula miselium ini berinti banyak, kemudian terbentuk septa yang mengandung satu inti dan haploid.
b. Miselium sekunder, dihasilkan dari plasmogami atau persatuan dua hifa yang bersesuaian. Miselium ini berinti dua yang masing-masing haploid.
c. Miselium tersier, terdiri atas miselium sekunder yang telah bersatu membentuk semacam jaringan, misalnya membentuk basidiokarp dan basidiofor.

Beberapa contoh jamur dalam kelompok Basidiomycota adalah sebagai berikut. 

a. Volvariella volvacea (jamur merang), dapat dimakan dan banyak dibudidayakan.
b. Amanita phalloides menghasilkan racun phalin yang berbahaya.
c. Auricularia polytricha dapat dimakan.
d. Puccinia graminis menimbulkan penyakit pada tanaman tebu dan jagung.
e. Ustilago scitamanae parasit pada pucuk daun tanaman Graminae.


Deuteromycota meliputi jamur yang tingkat reproduksi seksualnya belum diketahui, sehingga disebut jamur tidak sempurna. Dikenal sekitar 15.000 jamur yang semuanya tidak melakukan reproduksi seksual. Kebanyakan Deuteromycota bersel banyak yang membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan yang menguntungkan. Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak. Deuteromycota berkembangbiak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak.

Deuteromycota bukan merupakan kelompok jamur yang sesungguhnya karena bila suatu jamur telah diketahui reproduksi seksualnya, akan dimasukkan ke dalam kelompok lain yang sesuai dengan tingkat reproduksi seksualnya tersebut.

Contohnya Monila sitophila dulu dimasukkan ke dalam Deuteromycota, namun setelah diketahui membentuk askokarp dan peritesium dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycota.

Kebanyakan Deuteromycota parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut ini beberapa contoh Deuteromycota.

a. Alternaria parasit pada tanaman kentang,
b. Fusarium parasit pada tanaman tomat dan kapas.
c. Helminthosporium parasit pada tanaman padi dan jagung.
d. Diplodia parasit pada tanaman jagung
e. Verticillium banyak menyerang bibit tanaman.
f. Epidermophyton, Microsporium, dan Trichophyton menyebabkan penyakit dermatofitosis (penyakit pada kulit, rambut, dan kuku) pada hewan dan manusia.

Demikianlah Materi Klasifikasi Jamur, Selamat Belajar.

Perkembangbiakan Jamur

Perkembangbiakan Jamur
Perkembangbiakan Jamur - Jamur berkembangbiak secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual dilakukan ketika sumber makanan melimpah dan reproduksi seksual dilakukan ketika sumber makanan sedikit atau lingkungan kurang menguntungkan.

Reproduksi aseksual yang paling sederhana adalah dengan fragmentasi talus. Fragmen-fragmen talus yang terpisah dapat tumbuh menjadi jamur yang utuh. Jamur uniseluler berkembang biak dengan membelah diri. Semua jamur dapat membentuk tunas atau kuncup. 

Kuncup berkembang dari permukaan hifa. Sel pada hifa tersebut kemudian mengalami pembelahan nukleus, satu nukleus mengisi kuncup dan nukleus yang lain tetap berada di dalam sel semula. Dalam satu hifa dapat dibentuk lebih dari satu kuncup sekaligus. Kuncup dapat segera melepaskan diri dari hifa induk dan tumbuh membentuk jamur baru. 

Perkembangbiakan aseksual pada jamur yang paling utama adalah dengan membentuk spora aseksual haploid (sering disebut mitospora yaitu spora yang dihasilkan dari pembelahan mitosis). Sebuah jamur dapat menghasilkan hingga lebih dari 12 milyar spora pada setiap badan buahnya, bahkan jamur yang lebih besar dapat mencapai ratusan milyar. Spora merupakan alat penyebaran yang utama pada jamur. Spora aseksual terdiri dari beberapa jenis.

1. Konidiospora atau konidium, yaitu spora yang dibentuk di ujung atau sisi suatu hifa. Konidium kecil bersel satu disebut mikrokonidia, sedangkan konidium yang besar dan bersel banyak disebut makrokonidia.

2. Sporangiospora, dibentuk di dalam kantong yang disebut sporangium yang terletak pada ujung hifa khusus yang disebut sprangiosfor. Sporangiospora ada yang dapat bergerak menggunakan flagella disebut zoospora dan ada pula yang tidak dapat bergerak disebut aplanospora.

3. Arthrospora atau oidium, merupakan spora yang terbentuk pada sel-sel hifa yang terputus.

4. Klamidospora, yaitu spora berdinding tebal yang dibentuk ketika keadaan lingkungan tidak menguntungkan bagi pertumbuhan jamur. Spora ini sangat tahan terhadap lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan dan paparan bahan kimia.

5. Blastospora, merupakan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler yaitu khamir.

Perkembangbiakan seksual pada jamur melalui beberapa tahap yaitu plasmogami, kariogami, dan meiosis. Jamur tidak mempunyai alat kelamin jantan dan betina, yang ada adalah hifa (+) dan hifa (–). Plasmogami merupakan proses terjadinya fusi dari dua protoplas dari sel-sel hifa (+) dan (–) yang bersesuaian. Plasmogami dapat terjadi melalui konjugasi, isogami, anisogami, oogami, gametangiogami, dan somatogami.

Setelah plasmogami, dihasilkan sebuah sel yang mempunyai dua nukleus (dikarion) karena nukleus dari kedua sel tidak langsung bergabung. Pada beberapa jamur periode dikarion ini berlangsung cukup lama. Dua nukleus itu kemudian mengalami kariogami (penyatuan nukleus) menghasilkan sel dengan nukleus diploid yang disebut zigot. Setelah terjadi kariogami, zigot yang terbentuk segera melakukan pembelahan meiosis menghasilkan spora-spora seksual yang haploid (spora seksual sering disebut meiospora). Beberapa jenis spora seksual adalah sebagai berikut.

1. Askospora, yaitu spora bersel satu yang dihasilkan dalam suatu kantong yang disebut askus.
2. Basidiospora, yaitu spora bersel satu yang dibentuk di dalam suatu badan menyerupai gada yang disebut basidium.
3. Zigospora, yaitu spora berdinding tebal yang dibentuk melalui peleburan dua ujung hifa reproduktif (gametangia) yang tidak dapat dibedakan jantan dan betinanya.
4. Oospora, merupakan spora yang dibentuk melalui peleburan gamet jantan yang dihasilkan anteridia dengan gamet betina yang dihasilkan oogonia. Oospora dibentuk di dalam oogonium.

Spora yang dihasilkan apabila jatuh pada lingkungan yang sesuai akan tumbuh membentuk hifa, kemudian bercabang-cabang membentuk miselium. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih tahan (adaptif) terhadap kondisi lingkungan.

Ciri-Ciri dan Struktur Jamur

Ciri-ciri dan struktur jamur
Ciri-Ciri dan Struktur Jamur - Fungi atau jamur merupakan kelompok organisme eukariot, kebanyakan multiseluler namun ada yang uniseluler dengan ciri khas yaitu talusnya berupa benang-benang hifa yang membentuk miselium dan memperoleh makanan dengan cara menyerap zat organik secara langsung (bersifat heterotrof). 

Jamur tersebar luas di alam, kebanyakan hidup bebas di darat dan di air. Bersama dengan bakteri dan protista, jamur saprofit berperan sebagai organisme pembusuk dan pengurai materi organik. Beberapa jenis merupakan parasit yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Ada pula yang hidup bersama (bersimbiosis) dengan organisme lain. Banyak jenis jamur yang dimanfaatkan sebagai sumber makanan secara langsung atau untuk memproses bahan makanan dan digunakan dalam industri dan laboratorium. Saat ini ditemukan tidak kurang dari 100.000 jenis jamur. Ilmu yang mempelajari jamur disebut mikologi.

Bentuk umum jamur berupa benang-benang yang dilapisi dinding sel kaku yang disebut hifa. Hifa bercabang-cabang membentuk miselium. Beberapa jamur uniseluler misalnya khamir (ragi) tidak membentuk miselium. Terdapat dua jenis miselium yaitu miselium vegatatif/somatik berfungsi untuk menyerap zat organik dari lingkungannya, sedangkan miselium reproduktif menghasilkan spora untuk perkembangbiakan. Beberapa jenis jamur pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan membentuk miselium yang membulat yang tahan terhadap pengaruh lingkungan yang disebut sklerotia.

Hifa jamur berbentuk benang-benang halus yang berisi protoplasma. Setiap hifa lebarnya antara 5 – 10 mikrometer. Sebagian jamur hifanya bersekat-sekat yang disebut septa. Sitoplasma dan nukleus dapat berpindah dari satu ruang ke ruang yang lain melalui pori-pori pada septa. Sel-sel dalam hifa dapat mengandung satu atau lebih inti sel. Berdasarkan morfologinya hifa dibedakan menjadi tiga macam.

1. Hifa asepta atau senosit, yaitu hifa yang tidak mempunyai sekat dari dinding sel.
2. Hifa bersekat (bersepta) dengan sel berinti tunggal (uninukleat). Setiap ruang yang dibatasi septa sering dikatakan sebagai sel.
3. Hifa bersepta dengan sel-sel multinukleat.

Bagian jamur yang tampak sehari-hari adalah tubuh buah atau sporofor yang bervariasi dalam ukuran, bentuk, warna, dan ketahanan hidupnya. Pada beberapa jenis jamur tubuh buah berukuran sangat kecil yang hanya dapat diamati dengan mikroskop, misalnya sel-sel khamir lebarnya berkisar antara 1 – 5 mikrometer dengan panjang 5 – 30 mikrometer atau lebih.

Biasanya berbentuk bulat seperti bola atau bulat memanjang dan tidak mempunyai alat gerak. Jenis jamur yang lain tubuh buahnya dapat mencapai diameter 20 – 25 cm dan panjang 25 – 30 cm. Jamur terbesar yang pernah ditemukan diameternya mencapai 150 cm. Beberapa jamur dapat berubah bentuk sesuai dengan kondisi lingkungan. Sifat ini disebut dimorfisme, contohnya jamur Histoplasma capsulatum (dapat menyebabkan tuberculosis pada manusia) tumbuh normal di tanah membentuk miselium, tetapi jika berada di dalam tubuh manusia akan berbentuk uniseluler akibat peningkatan suhu dan tersedia cukup makanan.

Jamur belum mempunyai akar, batang, dan daun sehingga keseluruhannya disebut talus. Talus jamur ada yang membentuk struktur menyerupai akar, batang, dan daun tumbuhan. Jamur mempunyai dinding yang tersusun atas zat kitin dan β-glukan.

Jamur tidak mempunyai klorofil sehingga hidupnya bersifat heterotrof yaitu memperoleh makanan secara parasit, saprofit, maupun bersimbiosis dengan organisme lain. Jamur memperoleh makanan dengan menyerap karbohidrat terlarut secara langsung seperti glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Jika yang tersedia adalah polisakarida tak larut seperti selulosa, pati, hemiselulosa, dan lignin, maka jamur mengeluarkan enzim untuk mencerna secara ekstraseluler dan menyerap hasilnya. Selain membutuhkan zat organik yang diperoleh dari makhluk hidup lain, jamur juga memerlukan beberapa zat anorganik dalam metabolismenya.

Jamur menyukai tempat-tempat yang lembab, kaya bahan organik, dan pH-nya agak asam. Kebanyakan jamur bersifat mesofilik yaitu tumbuh optimum pada suhu 20° – 30°C. Namun ditemukan juga jenis jamur termofilik yang mampu tumbuh pada suhu di atas 50°C. Pada suhu 0°C atau kurang beberapa jamur psikrofilik dapat hidup dan disebut jamur salju. Jamur inilah yang sering merusak bahan makanan yang didinginkan.

Demikianlah Materi Ciri-Ciri dan Struktur Jamur.

Sistem Ekskresi pada Manusia

Thursday, June 6, 2013

Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem Ekskresi pada Manusia - Sel-sel tubuh makhluk hidup selalu melakukan proses oksidasi. Oksidasi merupakan salah satu metabolisme yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme ini menghasilkan energyang kita butuhkan untuk melakukan berbagai kegiatan. Selain itu, menghasilkan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh sehingga harus dikeluarkan dari tubuh. 

Pengeluaran zat-zat sisa tersebut melalui alat-alat ekskresi yang membentuk suatu sistem ekskresi. Ekskresi adalah suatu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme tubuh yang sudah tidak diperlukan lagi. Fungsi sistem ekskresi adalah untuk menjaga kesetimbangan (homeostasis) tubuh secara osmoregulasi.

Alat-alat ekskresi yang menyusun sistem ekskresi pada manusia meliputi organ paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.


Paru-paru sebagai organ untuk bernapas mengeluarkan zat sisa pernapasan berupa CO2 dan uap air. Zat-zat ini berasal dari jaringan tubuh yang dibawa oleh darah dan dikeluarkan oleh paru-paru.


Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, dengan warna cokelat. Letak hati berada dalam rongga perut di sebelah kanan atas dan di bawah diafragma. Hati berfungsi sebagai tempat metabolisme asimilasi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan produksi energi; sebagai tempat detoksikasi racun; membentuk darah dan heparin; dan memproduksi empedu.

Hati berfungsi memproduksi organ ekskresi. Empedu merupakan suatu cairan yang memiliki warna kuning kehijauan dengan komposisi garam-garam empedu, pigmen empedu, kolesterol, lesitin, lemak, dan garam organik.

Pigmen empedu terdiri atas biliverdin dan bilirubin. Empedu berasal dari penghantar cairan dan penguraian hemoglobin eritrosit yang telah tua. Empedu yang diproduksi oleh hati akan disimpan dalam kantung empedu (vesica fellen) yang terletak di permukaan bawah hati. Empedu adalah salah satu zat yang membantu dalam proses pencernaan. Empedu dialirkan ke usus (duodenum) melalui saluran empedu (ductus koleidokus).

Empedu memiliki fungsi mengemulsi lemak garam. Empedu mampu meningkatkan kerja enzim lipase, meningkatkan penyerapan lemak, mengatur zat tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air, serta membentuk urea. Kemudian, diikat oleh nitrin dan CO2 yang kemudian membentuk sitrulin. Selanjutnya, sitrulin diubah menjadi arginin dan masuk aliran darah. Dengan bantuan enzim arginase yang dihasilkan hati, arginin diubah menjadi urnitin dan urea. Selanjutnya, urea keluar dari hati melalui darah dan diekskresikan keluar tubuh bersama urin melalui ginjal.


Kulit merupakan bagian tubuh yang terluas dan membungkus seluruh bagian luar tubuh. Kulit memiliki beberapa fungsi, antara lain:

a. Fungsi proteksi
Kulit melindungi bagian dalam tubuh dari gangguan fisik maupun mekanik, seperti gesekan, tarikan, gangguan kimia yang dapat menimbulkan iritasi (contohnya asam, karbol), gangguan panas, dan radiasi sinar ultraviolet matahari dan infeksi mikroorganisme.

b. Fungsi absorpsi
Permeabilitas yang dimiliki kulit memungkinkan kulit mengabsorpsi oksigen, mengeluarkan CO2 dan uap air. Pada kulit yang sehat tidak akan mudah menyerap air, larutan, dan benda padat. Tetapi, larutan yang mudah menguap akan mudah diabsorpsi.

c. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme tubuh yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh seperti urea, NaCl, asam urat, dan amonia. Kelenjar minyak menjaga kelembapan kulit. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menyebabkan keasaman kulit.

d. Fungsi persepsi
Ujung-ujung saraf sensorik yang terdapat pada kulit menyebabkan tubuh dapat menanggapi rangsang dingin, panas, tekanan, dan lain-lain.

e. Fungsi pengaturan suhu tubuh
Untuk mengatur suhu tubuh, kulit mengeluarkan keringat. Jika udara panas, maka kulit akan mengeluarkan keringat lebih banyak.

f. Fungsi pembentukan pigmen
Kulit bisa menentukan warna kulit seseorang berdasarkan pigmen kulit. Pigmen ini dinamakan melanin. Jika melanin yang dihasilkan terlalu banyak, maka kulit akan berwarna hitam.

g. Fungsi keratinisasi
Lapisan ini banyak mengandung sel keratin yang tidak mengandung air, elastisitasnya kecil sehingga efektif mencegah penguapan air. Lapisan ini selalu mengelupas.

h. Fungsi pembentukan vitamin D Dengan bantuan sinar matahari mengubah dihidroksi kolesterol pada kulit menjadi vitamin D. Jika kamu kekurangan vitamin D, maka tulangmu akan mudah patah.

Kulit juga merupakan alat indikator untuk melihat perubahan atau mengetahui kelainan yang terjadi pada tubuh. Contohnya, apabila dalam keadaan marah kulit wajah menjadi merah. Kulit tersusun atas dua lapisan utama, yaitu epidermis (kulit ari) dan dermis (kulit jangat).

1) Epidermis

Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar. Terdiri atas lapisan:

a) Stratum konieum tanduk
Stratum konieum tanduk terdiri atas sel-sel pipih. Lapisan ini selalu mengelupas.
b) Stratum insidum
Stratum insidum terdiri atas beberapa lapis sel pipih dan bening. Lapisan ini ditemukan pada bagian tubuh yang memiliki kulit tebal.
c) Stratum granulosum
Stratum granulosum terdiri atas 2 - 3 lapis sel poligonal. Lapisan ini mengandung lemak.
d) Stratum spinosum
Stratum spinosum terdiri atas lapisan sel bentuk kubus dan poligonal. Lapisan ini memberikan kekuatan untuk menahan gesekan dan tekanan.
e) Stratum malphigi (basul) 
Stratum malphigi merupakan lapisan yang selalu membentuk sel baru. Terdapat sel-sel pigmen.

2) Dermis

Lapisan dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini lebih tebal dari epidermis. Lapisan dermis bersifat elastis, terdiri atas serat-serat kolagen, serabut-serabut elastis, dan serabut-serabut retikulum. Lapisan dermis dilengkapi pembuluhpembuluh darah dan getah bening. 

Pada lapisan dermis terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, akar rambut, serabut saraf, dan pembuluh darah. Di bawah lapisan dermis terdapat lapisan hipodermis yang terdiri atas serat longgar, elastis, dan lapisan lemak (adiposa). Kulit sebagai organ ekskresi memiliki kelenjar keringat yang berfungsi untuk pengeluaran keringat. Kelenjar keringat memiliki saluran yang berujung sampai lapisan epidermis.

Kelenjar ini terdiri atas pipa terpilin dari sel-sel khusus yang mampu menyerap air dan zat-zat lain di sekitarnya. Kelenjar keringat memproduksi keringat yang terdiri atas sebagian besar air, yang lain adalah benda padat (natrium klorida) dan urea. Sebanyak 1% urea dapat dikeluarkan oleh keringat, 99% dikeluarkan oleh ginjal.  Keringat yang dihasilkan tergantung dari suhu luar, aktivitas, jenis makanan, emosi, dan kesehatan. Pada kondisi panas, pengeluaran keringat akan banyak.


Ginjal merupakan organ ekskresi yang utama pada manusia. Organ ini berperan penting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh dengan cara mengatur volume cairan, keseimbangan osmotik, asam basa, ekskresi sisa metabolisme, dan pengaturan hormonal dan metabolisme. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang merah, berjumlah dua buah, terletak di dalam rongga perut bagian dorsal di kedua sisi tulang belakang. Letak ginjal kiri lebih atas dibandingkan letak ginjal kanan 20 - 25%, darah dipompa jantung setiap menit melalui ginjal.

Struktur ginjal dan nefron
Dari potongan ginjal pada Gambar disamping, dapat kamu lihat bahwa ginjal memiliki bagian-bagian, seperti korteks (bagian luar), medula (tengah) dan paling dalam pelvis. Pada korteks dan medula terdiri atas ± 1 juta nefron. Nefron adalah satuan struktural dan fungsional ginjal. Selama 24 jam ginjal dapat menyaring 170 liter darah. Darah sampai ke ginjal melalui arteri renal dan keluar melalui vena renal. Nefron memiliki beberapa bagian, antara lain:

a. Glomerulus, merupakan anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsula bowman.
b. Tubulus proksinal, mempunyai bentuk berkelok-kelok dari korteks sampai medula dan berhubungan langsung dengan kapsula bowman.
c. Ansa henk, memiliki bentuk lurus dan tebal.
d. Tubulus distal, merupakan bagian tubulus yang berkelokkelok, letaknya jauh dari kapsul bowman.

Ginjal memiliki beberapa fungsi, antara lain:

a. Mengatur volume di dalam tubuh.
b. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion dalam plasma.
c. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh.
d. Mengekskresikan sisa-sisa hasil metabolisme .
e. Fungsi hormonal dan metabolisme.

Untuk mengetahui proses pembentukan urin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, mari cermati uraian berikut ini.

a. Proses pembentukan urin

Urin terbentuk pada nefron dengan cara menyaring darah dan mengambil bahan-bahan yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Tahap pembentukan urin meliputi tahap filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat).

Glomerulus menerima darah dari arteriola aferen dan mengeluarkan melalui arteriola eferen. Darah di dalam glomerulus berada dalam tekanan jantung. Dengan adanya tekanan ini air dan molekul-molekul kecil di dalam darah (kecuali protein) disaring di dalam glomerulus melalui dinding kapiler. Hasil filtrasi (saringan) ini disebut filtrat glomerulus. Filtrat glomerulus (urin primer) terkumpul di dalam kapsula bowman. Filtrat glomerulus masih mengandung glukosa, asam amino, dan garam-garam.

Dari kapsul bowman, filtrat glomerulus masuk ke tubulus  proksimal. Di dalam tubulus proksimal berlangsung reabsorpsi  (penyerapan kembali) glukosa, asam amino, dan sejumlah besar ion-ion anorganik seperti Na+, K+, Ca++, Cl–

Penyerapan ini terjadi secara transfor aktif. Bahan-bahan yang direabsorpsi tersebut kemudian dikembalikan ke dalam darah. Hasil dari proses ini terbentuk berupa urin sekunder (filtrat tubulus). Filtrat tubulus mengandung nitrogen, urea. Filtrat tubulus kemudian masuk ke ansa henk, lalu masuk ke tubulus distal.

Di dalam tubulus ini terjadi augmentasi atau penambahan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Di bagian ini terbentuk urin yang sesungguhnya. Di dalam urin ini terkandung air, urea dan garam. Urin disalurkan ke rongga ginjal, kemudian ke kantung kemih (vesika urinoria) melalui ureter. Apabila urin dalam kantung kemih sudah penuh maka akan ada rasa ingin kencing. Urin keluar dari kantung kemih dan keluar tubuh melalui uretra. Urin normal mengandung air, urea, garam dapur, zat warna empedu (urin berwarna kuning), obat-obatan atau hormon.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin 

Setiap hari, ± 1500 liter darah melewati ginjal untuk disaring, dan terbentuk ± 150 - 170 liter urin primer. Meskipun demikian, hanya 1 - 1,5 liter urin yang dikeluarkan. Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.

1) Zat-zat diuretik

Pembentukan urin dipengaruhi oleh hormon antidiuretika (ADH). Hormon ini menentukan banyak sedikitnya produksi urin. Apabila kamu banyak minum air, maka ADH yang diproduksi sedikit sehingga produksi urin banyak. Sebaliknya, bila kamu kurang minum air, akan memacu produksi ADH untuk menyerap air sehingga urin yang keluar sedikit. Jika kamu banyak mengkonsumsi zat-zat diuretik, misalnya kopi, teh, dan alkohol maka zat kimia tersebut akan menghambat reabsorpsi ion Na+. Akibatnya, konsentrasi ADH berkurang sehingga reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat.

2) Suhu

Jika suhu internal dan eksternal naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit. Saat volume air turun, hormon ADH disekresikan sehingga reabsorpsi air meningkat. Selain itu, peningkatan suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan filtrasi turun. Kedua hal tersebut mengurangi volume urin.

3) Konsentrasi darah

Konsentrasi air dan larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin. Jika kamu tidak minum air seharian maka konsentrasi air di darah menjadi rendah. Hal ini merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air di ginjal sehingga volume urin turun.

4) Emosi

Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin. Contohnya, jika kamu stres atau gugup, maka kamu akan sering buang air kecil. Hal ini disebabkan, karena hormon adrenalin meningkat di dalam darah. Hormon ini akan meningkatkan kinerja ginjal sehingga urin yang dihasilkan meningkat pula.

Demikianlah Materi Sistem Ekskresi pada Manusia.
 

Most Reading